Kelompok 7 - Shigellosis Akut
Kelompok 7 - Shigellosis Akut
SHIGELLOSIS AKUT
Oleh :
Penanggung Jawab :
SHIGELLOSIS AKUT
Pak Sadi berumur 65 tahun, tinggi badan 165 cm, berat 54 kg, seorang
pensiunan, sering mengudap di angkringan di pinggir jalan. Sejak kemarin Os
mengeluh: jika akan defekasi perut terasa mulas, frekuensi defekasinya tiga kali
sehari, dengan konsistensi feses lebih encer dari biasa, di-sertai lendir dan darah.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum baik, mata sedikit cekung, suhu 38.0 oC, frekuensi
pernafasan 20 X/menit, nadi 80 X/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, jantung dan
paru2 normal. Hati dan limfa tidak teraba, abdomen timpani, peristaltik meningkat.
Laboratorium darah Hb 13 g/dl, lekosit 11000/mm3, urin normal, sedang tinja
menunjukkan jumlah lemak meningkat, uji mikrobiologi shigella (+). Os rawat jalan,
mendapat obat antibiotik, vitamin dan pereda mulas.
Umur : 65 Thn
Pekerjaan : Pensiunan
Berat Badan : 54 kg
IMT : 54/1,652
= 19,83 kg/m2
2. Data subyektif
2
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
Defekasi perut terasa mulas, frekuensi defekasinya tiga kali sehari, dengan
konsistensi feses lebih encer dari biasa, di-sertai lendir dan darah.
3. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik :
Suhu :38,0C
Tekanan darah :110/70 mmHg
Nadi :80 kali permenit
Frekuensi pernapasan :20 kali permenit
Hati dan limfa tidak teraba, abdomen timpani, peristaltik meningkat.
b. Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 13 g/dl
Lekosit : 11.000/mm3
Urin normal, sedang tinja menunjukkan jumlah lemak meningkat, uji mikrobiologi
shigella.
3
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
4
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
diare. Infeksi bakteri yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit
dalam feses.
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen
meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa,
invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat
menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi
pertahanan mukosa usus.
Adhesi
Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara struktur polimer
fimbria atau pili dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel epitel.
Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis, disebut juga sebagai colonization factor
antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada enteropatogen seperti
Enterotoxic E. Coli (ETEC) Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi
Enteropatogenic E.coli (EPEC), yang melibatkan gen EPEC adherence factor
(EAF), menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium intraselluler dan arsitektur
sitoskleton di bawah membran mikrovilus. Invasi intraselluler yang ekstensif tidak
terlihat pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin.
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat pada
jenis kuman enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC.
Invasi
Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel
usus. Di dalam sel terjadi multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel
epitel sekitarnya. Invasi dan multiplikasi intraselluler menimbulkan reaksi
inflamasi serta kematian sel epitel. Reaksi inflamasi terjadi akibat dilepaskannya
mediator seperti leukotrien, interleukin, kinin, dan zat vasoaktif lain. Kuman
Shigella juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel. Proses
patologis ini akan menimbulkan gejala sistemik seperti demam, nyeri perut, rasa
lemah, dan gejala disentri. Bakteri lain bersifat invasif misalnya Salmonella.
Sitotoksin
5
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh
Shigella dysentrie yang bersifat sitotoksik. Kuman lain yang menghasilkan
sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E. Coli (EHEC) serogroup 0157 yang dapat
menyebabkan kolitis hemoragik dan sindroma uremik hemolitik, kuman EPEC
serta V. Parahemolyticus
6
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
7
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
4. Energi dihitung dengan faktor sakit (FS) 1,13 (berdasar kenaik-an suhu), dan
faktor aktifitas 1,3 (beraktifitas sangat ringan).
5. Penggunaan gula dibatasi. Penggunaan bahan yang mengandung laktosa, misalnya
susu dan hasil olahannya dibatasi karena ada flatulensi.
6. Lemak dibatasi, maksimum 15 % energi setiap acara makan. Sumber lemak
dipilih yang mudah dicerna, misalnya MCT, contohnya dalam bentuk emulsi
seperti santan.
7. Protein cukup, yaitu 15 % AKE/hari atau rasio Kal : N = 175 : 1
8. Cairan tinggi, untuk mengatasi dehidrasi.
9. Menghindari bahan atau bumbu yang tajam / merangsang. Menghindari bahan
yang mengandung gas karena dapat menimbulkan flatulensi. Makanan dimasak
hingga lunak.
10. Vitamin dan mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
Keb. E : AMB x FS x FA
= 1188,8 x 1,13 x 1,3
= 1746 kal
8
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
3. Perencanaan Keb. Energi, protein, lemak makan pagi dan selingan pagi
Energi makan pagi : 20% x Keb. E sehari
= 20% x 1746 kal
= 349 kal
4. Tentukan jenis dan bahan makanan untuk makan pagi dan selingan pagi
Nama Berat
Waktu Keb. Kerangka E P L KH
Hidanga Bahan
makan E Menu sp g (kal) (g) (g) (g)
n
Makan 349 Makanan Bihun Bihun 1 50 175 4 - 40
Pagi kal pokok rebus
Lauk Semur Daging 1 55 75 7 5 -
hewani bola-bola
daging Minyak 1¼ 6 63 - 6 -
cincang
Minuman Teh Gula 1 14 36 - - -
manis
Total 349 11 11 40
Selinga 87 Snack Croute Tepung ¼ 10 44 1 - 10
9
M.K Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang
Kelompok 7
Kelas A2
Dosen Pembimbing: Dr. Roy Bozemantoro S.Ked., M.H.
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor
1/10
Nanas 10 8 - - 1
Total 86 1 2,5 11
10