Anda di halaman 1dari 17

P E N ATA L A K S A N A A N D I E T

TIFUS
Disusun Oleh:
Kelompok II Kelas A2
Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Lutvia Azka J3F119029 Erni Febrianti J3F119015 Hendra Permana J3F119022
Noorkhodijah Affinda J3F119043 Salsa Dila J3F119059 Muhammad Naufal Rosyidi J3F119036
Anisa Fitriani J3F219081 Ichsan Wisaksono J3F219090 Pocut Balqis Muda Candein J3F219101
Dibimbing Oleh
Roy Bozemantoro Uripi, dr MH

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK PENYAKIT INFEKSI


PRODI MANAJEMEN INDUSTRI JASA MAKANAN DAN GIZI
SEKOLAH VOKASI, INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
 Penularan dan patofisiologi penyakit tifus
 Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi abdominalis
bakteri pada usus halus dan terkadang pada Etiologi :
aliran darah yang disebabkan oleh bakteri
Bakteri penyebab tifus abdominalis adalah
salmonella typhosa atau salmonella paratyphi salmonella typhi atau salmonella paratyphi a, b,
A, B dan C, selain ini dapat juga dan c yang dapat disebarkan melalui makanan atau
menyebabkan gastroenteritis (radang minuman yang telah terkontaminasi, feses dan urin
lambung). Dalam masyarakat penyakit ini penderita tifus abdominalis, dan orang yang
pernah terinfeksi tifus abdominalis.
dikenal dengan nama tipes atau thypus, tetapi
dalam dunia kedokteran disebut typhoid fever Pengobatan : os diberikan obat berupa mendapat
infus dekstrosa, antibiotik kloramfenikol 4 kali
atau thypus abdominalis karena berhubungan
sehari dan suplemen vitamin.
dengan usus di dalam perut (widoyono,
2002).
Upaya pencegahan antara lain :
A. Cuci tangan dengan sabun sabun dan air mengalir sebelum mengolah
Atau menyajikan makanan, sebelum makan dan setelah dari toilet.
B. Air bersih harus dimasak hingga mendidih sebelum dimasak.
C. Buah dan sayur harus dicuci sampai bersih sebelum dimasak atau
Dikonsumsi.
D. Memasak makanan sampai matang.
E. Simpanlah makanan matang dan mentah ditempat yang terpisah.
F. Tutup makanan agar tidak dihinggapi lalat.
G. Buang air besar di jamban yang sehat.

 Tujuan pengaturan pola makan penderita tipes adalah memastikan bahwa penyakitnya
tidak bertambah parah. Makanan untuk penderita tipes semestinya membantu proses
penyembuhan dan mengurangi gejala infeksi pada saluran cerna
PATOFISIOLOGI

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limfoid Hati Limpa Endotoksin


usus halus
Demam
Splenomegali
Tukak Hepatomegali

Nyeri perabaan Mual / tidak nafsu


Pendarahan dan makan
perforasi

Perubahan nutrisi

Risiko kurang volume cairan


KASUS TIFUS
Dina, seorang mahasiswa berumur 21 tahun, tinggi badan 155 cm. Berat 45
kg, menderita demam, suhu 41,5°c, terutama pada malam hari. Sudah tiga
hari tidak dapat buang air besar. Kesadaran menurun, sehingga harus dirawat
di rumah sakit. Pemeriksaan tekanan darah 80/110 mmhg, nadi 84 kali per
menit. Jantung dan paru-paru normal, hati dan limfa sedikit membesar. Hasil
laboratorium menunjukkan hemoglobin 12 G/dl, hematokrit 40%, lekosit
4500 per ml, urin dan feses normal. Ternyata diagnosa yang ditegakkan
adalah tifus abdominalis, mendapat infus dekstrosa, antibiotik kloramfenikol
4 kali sehari dan suplemen vitamin. Serta nasehat diet dan makanan yang
aman, karena kebiasaan os mengudap dipinggir jalan.
ASSESMENT

• Data identitas dan antropomentri penderita • Data subjektif dan obyektif


• Nama : dina Data subyektif (tanda/gejala yang
• berat badan : 45 kg dirasakan penderita)
• Umur : 21 tahun • Pasien menderita demam (pireksia)
• tinggi badan : 155 cm terutama pada malam hari, susah BAB
• Jenis kelamin : perempuan
selama 3 hari (konstipasi), mengalami
somnolent atau kesadaran menurun.
• IMT :45/1,552=18,7 kg/m2
• Pekerjaan : mahasiswa
• Data obyektif (tanda hasil pemeriksaan
fisik, laboratorium dan lainnya)
• status gizi : normal
a) Hasil pemeriksaan fisik
• Suhu : 41,5°C (tinggi)
• Tekanan darah : 80/110mmhg(hipertensi)
Perilaku gizi : Sering mengudap makanan
• Denyut nadi : 84x per menit (normal)
pinggir jalan.
• Jantung : normal
• Paru-paru : normal
Obat medikamentosa yang diberikam kepada
• Hati dan limfa : sedikit membesar penderita: Mendapat infus dekstrosa,
b). Hasil pemeriksaan lab antibiotik kloramfenikol 4 kali sehari dan
suplemen vitamin.
• Hb : 12 g/dl (normal)
• Hematokrit : 40% (normal)
• Leukosit : 4500 per ml (leukopenia)

• Urin dan feses : normal


ANALISA ASSMENT

Tanda dan gejala penyakit,


Masalah Gizi Tujuan Intervensi Gizi Jenis Intervensi Gizi
laboratorium dan obat
Kebutuhan energi Mencukupi kebutuhan Memberi asupan makanan yang
Demam
meningkat energi dan zat gizi mengandung energi.
Meningkatkan asupan serat Memberi hidangan sayur dan menambah
Asupan serat dan cairan
Konstipasi dan cairan sesuai dengan asupan cairan bagi tubuh, sesuai dengan diet
yang menurun
diet yang diberikan yang diberikan
Meningkatnya tekanan Menurunkan tekanan darah Memberi makanan yang kaya lemak tak
Hipertensi
darah sampai batas normal jenuh, rendah garam, tinggi serat
Kebutuhan protein Mencukupi kebutuhan Memberi makanan padat energi yang mudah
Leukopenia
meningkat protein dicerna dan diserap
Kebiasaan makan makanan Mengubah perilaku makan Nasehat gizi agar penderita melakukan
Perilaku makan tidak sehat
pinggir jalan penderita perilaku makan yang benar dan sehat

Resume Masalah gizi


Dari kasus tersebut os mengalami penyakit tifus dengan tanda dan gejala penyakit serta hasil
laboratorium yaitu terdapat gejala demam,konstipasi,hiperlensi,leukopenia.hal tersebut disebabkan
Asupan energi, zat gizi, serat, dan cairan menurun akibat demam, dan konstipasi.sehingga os perlu
diberikan Memberi makanan padat energi yang mudah dicerna dan diserap
Tahapan intervensi Tahapan intervensi

Diet Tifoid Tahap 1 Diet Tifoid Tahap 2

Tujuan intervensi Tujuan intervensi

Tujaun diet yaitu memberi makanan dan cairan Tujaun diet yaitu memberi makanan dan cairan
secukupnya untuk memperbaiki jaringan yang rusak, secukupnya untuk memperbaiki jaringan yang rusak,
mencegah timbulnya komplikasi. Setelah fase akut mencegah timbulnya komplikasi. Setelah suhu badan
teratasi, kepada penderita dapat diberikan makanan stabil, hepatomegali telah hilang, serta defekasi lancar
saring setiap 3 jam. Makanan parenteral tetap diberikan diet lunak, tetapi kandungan serat tetap terbatas.
diberikan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan Pada umumnya penderita sudah tidak memerlukan
makanan parenteral.
energi.
SYARAT DIET
syarat diet tifoid tahap 1
 Makanan mudah dicerna (makanan saring), porsi kecil dan frekuensi sering
 Energi (FS 1,3), sesuai kemampuan pasien untuk menerima. FA tergantung aktifitas pasien
 Protein tinggi, diberikan bertahap sesuai kemampuan. Rasio kalori nitrogen, yaitu 150 : 1 atau ≥
15% 4. Lemak rendah 10 – 15% kebutuhan energi total ditingkatkan secara bertahap hingga
sesuai kebutuhan
 Cairan cukup, terutama bila ada muntah
 Rendah serat, terutama serat tidak larut air & ditingkatkan bertahap
 Tidak mengandung makanan/bumbu tajam, baik secara termis, mekanis/kimia
 Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak
 Antibiotik diminum diantara waktu makan
 
SYARAT DIET
syarat Diet Tifoid Tahap 3

 Makanan mudah dicerna (makanan lunak), porsi kecil dan frekuensi sering
 Energi (FS 1,3), sesuai kemampuan pasien untuk menerima. FA tergantung aktifitas pasien
 Protein tinggi, diberikan bertahap sesuai kemampuan. Rasio kalori nitrogen, yaitu 150 : 1 atau ≥ 15%
 Lemak rendah 10 – 15% kebutuhan energi total ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai kebutuhan
 Cairan cukup, terutama bila ada muntah
 Rendah serat, terutama serat tidak larut air & ditingkatkan bertahap
 Tidak mengandung makanan/bumbu tajam, baik secara termis, mekanis/kimia
 Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak
 Antibiotik diminum diantara waktu makan.
K E B U T U H A N E N E R G I D A N Z AT G I Z I

 
C O N T O H M E N U M A K A N PA G I & S E L I N G A N ( A K E 1 9 5 3 K K A L , A K P
81,4 G G)
D I E T T I F O I D TA H A P 1 D A N 2
HISANGAN MAKAN
PAGI SELINGAN
 Nasi tim  Open sandwich crackers
Beras 50 g Crackers 25g
 Daging cincang ayam 20g
Daging sapi 35g Wortel 50g
Minyak 3g Minyak 3g

 Sup rolade tahu E = 632 Kal → 32,4% (AKE 1953 Kal)


Tahu putih 75g P = 23,4 g → 28,7% (AKP 81,4 g)
Telur 28g → 14,8 % (ketersediaan E)
Minyak 3g L = 18,2 g → 25,9% (ketersediaan E)
KH = 82,8 g → 52,4% (ketersediaan E)

 Teh manis Menu ini belum memenuhi kebutuhan Energi,


Gula 11g maka setelah kondisi pasien membaik,
ditingkatkan pada diet biasa
CONTOH MENU MAKAN SIANG & SELINGAN (AKE 1953 KKAL, AKP
81,4 G G)
D I E T T I F O I D TA H A P 1 D A N 2
HISANGAN MAKAN SELINGAN MAKAN
SIANG SIANG
 Skotel macaroni
 Nasi lunak Makaroni 30g
Beras 50g Telur ayam 18g
 Piquant Stuffed Egg Susu skim cair
Telur 55g 16g
Margarin 10g
 Teh manis
Keju 5g
Gula 6g
 Sup soun &bayam E = 686 Kal → 34,7% (AKE 1953 Kal)
Bayam 25g
P = 20,8 g → 25,2% (AKP 81,4 g)
Soun 10g
→ 12,1 % (ketersediaan E)
L = 20 g → 26,2% (ketersediaan E)
KH = 95,4g → 55,6% (ketersediaan E)
 Sirup nutrisari
Gula 10g Hidangan yang disajikan sudah cukup baik dan memenuhi
kebutuhan energi tetapi pada kebutuhan KH dan P kurang dari
kebutuhannya sehingga dapat ditingkatkan dengan cara memilih
bahan yang mengandung karbohidrat dan protein tinggi .
CONTOH MENU MAKAN SORE & EKSTRA MALAM (AKE 1953 KKAL,
AKP 81,4 G G)
D I E T T I F O I D TA H A P 1 D A N 2
HISANGAN MAKAN
SORE
 Nasi lunak  Rolade tempe wortel
Beras 75g Tempe 30g
 Pepes ikan kembung Telur 48g
Ikan 60g Wortel 25g

 Sup makroni wortel


Makaroni 20g  Crakers
Wortel 25g Crakres 26g
 Teh manis
Gula 11g

E = 686Kal → 35,1% (AKE 1953 Kal)


Menu yang disajikan makan sore sudah cukup baik dan P = 30,8 g → 37,5% (AKP 81,4 g)
memenuhi kebutuhan pasien hanya saja pada kebutuhan → 17,9 % (ketersediaan E)
KH dan P sedikit melebihi kebutuhan pasien L = 11,1 g → 14,5% (ketersediaan E)
KH = 110,5 g → 64,4% (ketersediaan E)
KETERSEDIAAN ENERGI DAN PROTEIN SEHARI,SERTA TINGKAT KETERSEDIAANNYA
TERHADAP AKE DAN AKP
Kasus tifus abdominalis yang mendapat Diet tifoid 1dan 2 Konsistensi
Lunak

Asupan gizi pada diet lunak yang diberikan melebihi


AKE = 1953 kkal AKP = 81,4 gram persyaratan untuk Diet Lunak, yakni untuk E >2 %, P<1,3%,
L<9,9%, sedangkan untuk KH < 9,3%. Oleh karena itu,
Ketersediaan energi sehari = 2004 kkal
ketersediaan E perlu diturunkan dan kebutuhan p, L, KH
Tingkat ketersediaan energi = 2004 X 100% = 102,6% ditingkatkan agar memenuhi persyaratan Diet Lunak.
1953
Ketersediaan Protein Sehari = 81,4 gram
Ketersediaan Protein Sehari = 75 x 100% = 92,1% MAKAN PAGI MAKAN SIANG MAKAN SORE EKSTRA
MALAM
81,4 Nasi tim daging Nasi lunak
cincang Nasi lunak
Kontibusi P,L,KH dalam sehari Piquant stuffed
Sup rolade tahu egg Pepes ikan kembung
P = 75 × 4 ×100%=15,4%
Rolade tempe
1953 The manis Sup soun dan
L =49,3 × 9 ×100%=22,7% bayam Sup macaroni + wortel
Open sandwich
kreker Sirup nutrisari Air putih
1953
Krekers + the manis
KH=288,1 × 4×100%=59%   The manis
1953 Sechotel macaroni
 
SIMPULAN DAN NASEHAT GIZI

Simpulan Nasehat Gizi

Untuk pasien yang mengidap penyakit


Tifus dengan diet lunak, diharapkan
Berdasarkan hasil praktikum kelompok kami, total mudah dicerna ( makanan
energi yang dihasilkan lebih dari perencanaan yaitu
2004 kkal lunak),makanan yang rendah serat
sementara di perencanaan yaitu 1953 Kal. Kandungan terutama serat yang tidak larut air,
lemak pun melebihi perencanaan yaitu 32,6 g sementara besar porsi yang diberikan kecil
di perencanaan 49,3 g. Lain halnya dengan karbohidrat,
kandungan karbohidrat kurang dari perencanaan yaitu sedangkan frekuensinya
337,6 g sementara di perencanaan 288,1g, kandungan sering,memenuhi asupan cairan yang
protein kurang dari perencanaan yaitu 81,4 g sementara cukup untuk mencegah dehidrasi,
di perencanaan yaitu 75 g.
selain itu tidak menggunakan bumbu
makanan yang tajam.

Anda mungkin juga menyukai