Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Proyek/Pekerjaan


Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri kegiatan yang dilakukan
yaitu terbagi atas dua pekerjaan yaitu di bagian Transaksi Energi dan di bagian
Pelayanan Teknik Distribusi. Dalam kegiatan selama PKLI pada bagian pengerjaan
Pelayanan Teknik Distribusi di Rayon Pancur Batu masih ada ditemukan dibeberapa
daerah di area Pancur Batu penggunaan kabel dengan luas penampang yang tidak
sesuai dengan Standart PLN dan tiang listrik yang tidak sesuai dengan Standart PLN.
Begitu juga dengan Sistem Distribusi Tenaga Listrik yang merupakan sebuah sub
sistem tenaga listrik yang menyalurkan (mendistribusikan) tenaga listrik dari Gardu
Induk (GI) sampai ke konsumen menggunakan tegangan 20 KV.
Sistem distribusi tegangan menengah 20 KV ini terbagi menjadi Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV dan Saluran Kabel Bawah Tanah
Tegangan Menegah (SKTM) 20 KV. Perusahaan Listrik Negara (PLN), khususnya
PT. PLN (Persero) Rayon Pancur Batu mulai menggunakan SKTM untuk
mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen karena gangguan dan pemeliharaan
SKTM lebih sedikit, dapat memperindah tatanan kota, terhindar dari gangguan
bangunan dan pohon yang tinggi. Dimana PLN Rayon Pancur Batu ini wilayah
kerjanya sangat luas mulai dari Sembahe, Sukadame, Kutalimbaru, Tanjumg Anom,
Tuntungen, Namorambe, Pancur Batu, Simalingkar, dan selayang yang mana
daerahnya sangat ekstrim ada yang di kota dan di daerah perkebunan yang mana
tingkat gangguan terhadap jaringan sangat tinggi mulai dari pepohonan yang tinggi
besar hingga bangunan yang besar dan kurang teratur.
Pada SKTM 20 KV dapat terjadi gangguan penyaluran tenaga listrik.
Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fasa atau fasa ke
tanah yang mengakibatkan kegagalan distribusi tenaga listrik. Hubung singkat terjadi
karena faktor internal yaitu rusaknya peralatan listrik dan faktor eksternal karena
pengaruh alam. Salah satu tempat yang sering terjadi gangguan SKTM adalah di
daerah Namorambe yang dominan dengan masyarakat berprofesi sebagai petani,
dimana kabel terganggu oleh akar tanaman dari lading dan juga karena aktivitas

1
2

traktor dan kendaraan berat lain yang melewati lintasan SKTM. Oleh karenanya
perlu dilakukan pendeteksian gangguan dan perbaikan secara cepat tepat untuk
menjamin mutu pelayanan distribusi listrik kepada pelanggan. Karena letak
gangguan saluran kabelnya di dalam tanah maka digunakanlah metode akustik
dengan menggunakan alat alat detector ground fault microphone untuk efisiensi
waktu dan tenaga dalam menentukan letak terjadinya gangguannya. Setelah
didapatkan letak gangguan hubung singkat ini maka selanjutnya dilakukan perbaikan
pada kabel yang mengalami gangguan atau rusak dan menyambung kembali untuk
penyaluran ditribusi tenaga listrik. Pekerjaan ini melibatkan aspek bagian Kesehatan
Keselamatan Kerja, pihak Supervisor dan pihak bagian kontruksi di lapangan.
Pendeteksian gangguan hubung singkat pada SKTM ini dilakukan sebanyak
satu kali selama kegiatan PKLI. SOP menjadi pedoman pekerjaan pendeteksian
gangguan hubung singkat ini. SOP dimaksudkan untuk menetapkan keselamatan
manusia, sekitaran pengerjaan terhadap bahaya dan kerusakan yang dapat timbul
sewaktu-waktu. Jenis perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan harus
memenuhi standar SNI/IEC dan/atau standar lain yang berlaku.
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal terpenting dari suatu
pekerjaan terutama alat pelindung diri (APD) dalam dunia industri dikenal Personal
Protective Equipment (PPE) adalah peralatan yang digunakan oleh pekerja untuk
melindungi diri terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja. APD merupakan
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
1. Disiplin Kerja
Seperti perusahaan pada umumnya, PT. PLN (Persero) Rayon Pancur Batu
dalam menjalankan kegiatan untuk setiap harinya memiliki aturan dan disiplin kerja
terkhusus mengenai waktu seperti berikut ini.
a. Pukul 08.00 wib – 12.00 wib : waktu kerja
b. Pukul 12.00 wib – 13.00 wib : waktu istirahat
c. Pukul 13.00 wib – 17.00 wib : waktu kerja.
Hari kerja : Senin – Jumat
*Khusus layanan teknik, jam kerja dapat berubah – ubah sesuai pekerjaan di
lapangan.
3

Gambar 1.5.a. Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pancur Batu
1.2. Tujuan PKLI
1. Menentukan letak gangguan hubung singkat Saluran Distribusi Kabel Bawah
Tanah 20 KV menggunakan Detector Ground Fault Microphone dan teknik
penyambungan kabel.
2. Menganalisa kekurangan dan kelebihan penentuan letak gangguan hubung
singkat dengan metode akustik yaitu dengan menggunakan Detector Ground
Fault Microphone dibandingkan dengan cara konvensional yaitu metode
menggali.

1.3. Manfaat PKLI


1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
2. Memperoleh pengetahuan secara langsung cara untuk menenentukan letak
gangguan hubung singkat saluran kabel bawah tanah tegangan menengah 20
kv dan teknik penyambungan kabel.
3. Dapat menggunakan alat detector gound fault microphone untuk mendeteksi
letak gangguan hubung singkat saluran kabel bawah tanah.
4. Dapat memahami perbandingan pendeteksian menggunakan Metode Akustik
dengan Metode Menggali.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan melalui praktek kerja lapangan.

Anda mungkin juga menyukai