Anda di halaman 1dari 20

ISSN 1997-293X

Vol. XII No. 2, Desember 2020

TIM REDAKSI

Penanggung Jawab : Ir. Pryo Handoko, MM.


(Ketua STIA Banten)
Pembina : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si.
(Plt. Wakil Ketua I STIA Banten)
: Ihin Solihin, S.AP, M.Si.
(Wakil Ketua III STIA Banten)
Mitra Bestari : Prof. Dr. Drs. H. Sam’un Jaja Raharja, M.Si.
(Guru Besar Ilmu Administrasi FISIP
Universitas Padjadjaran)
: Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si.
(Guru Besar Komunikasi Lintas Budaya
Universitas Sultan Agung Tirtayasa)
Pemimpin Umum : Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM.
(Ketua LPPM STIA Banten)
Dewan Editor
Ketua : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si.
Anggota : Dr. Agus Sjafari, M.Si
: Leo Agustino, Ph.D
: Dr. Juliannes Cadith, S.Sos, M.Si
: Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM
Redaksi Pelaksana
Ketua : Ade Hadiono, ST, M.Si
Sekretaris : Nopi Andayani, S.AP., MA.
Bendahara : Reni Tania, S.Pd., MA.
Tata Usaha dan Kearsipan : Litono, S.TP., S.AP.
Distribusi dan Sirkulasi : Adi Purwanto, S.AP

Alamat Redaksi : LPPM STIA Banten


Jl Raya Serang Km. 1.5 Cikondang Pandeglang 42211
Telp. (0253)5500250 – 5207579 – 5207577
Website: http//www.stiabanten.ac.id.
Email : lppm_stiabanten@yahoo.co.id

Jurnal Niagara merupakan media komunikasi ilmiah, diterbitkan dua kali setahun oleh Lembaga
Penellitian dan Pengabdian Masyarakat berisikan ringkasan hasil penelitian, skripsi, tesis, dan
disertasi.

STIA BANTEN i
ii
ISSN 1997-293X
Vol. XII No. 2, Desember 2020

PENGANTAR REDAKSI

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, Jurnal Ilmiah
Niagara Vol. XII, No. 2, Desember 2020 dapat kembali hadir dan sampai pula ditangan Anda,
baik dari komunitas ilmuwan, praktisi dan pemerhati ilmu administrasi.
Terbitan edisi Desember 2020 ini, berisikan tulisan dari rekan-rekan dosen di lingkungan
STIA Banten dan Dosen dari Fakultas Ekeonomi UNTIRTA serta rekan dosen dari Universitas
Bina Bangsa Serang yang dengan setia selalu mengisi agar konsistensi penerbitan jurnal ini
tetap terjaga. Redaksi berharap semua artikel dalam jurnal kali ini dapat bermanfaat untuk
menambah informasi dan wawasan pengetahuan, baik dalam bidang administrasi ataupun
lainnya.
Kami menyadari dalam penyajian materi jurnal edisi kali ini tidak luput dari kekurangan
dan kekhilafan, untuk itu kami mohon maaf dan mohon masukan untuk penyempurnaaan edisi
mendatang. Selamat membaca, dan terima kasih atas partisipasi dan dukungannya.

Pandeglang, Desember 2020

Redaktur Pelaksana

STIA BANTEN iii


iv
ISSN 1997-293X
Vol. XII No. 2, Desember 2020

DAFTAR ISI

Tim Redaksi ..................................................................................................................... ii


Pengantar Redaksi .......................................................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................................................... v
PERAN KODIM 0601/PANDEGLANG
DALAM PEMBINAAN PRAMUKA SAKA WIRA KARTIKA
Oleh : Rozikin, Ade Hadiono ........................................................................................ 109 – 125
ANALISIS COST AND BENEFIT KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA
Oleh: Jumanah ............................................................................................................. 126 – 131
PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI
PADA BAGIAN TATA USAHA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI
CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
Oleh: Daelami Ahmad .................................................................................................. 132 – 150
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN
DI PUSKESMAS RANGKASBITUNG KABUPATEN LEBAK
Oleh: Muhamad Zeni, Trisna Sonjaya .......................................................................... 151 – 171
PENGARUH KUALITAS REKRUTMEN KARYAWAN, KUALITAS SELEKSI KARYAWAN
DAN KESESUAIAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT. The Univenus)
Oleh : Cici Jayanti, H. Wawan Prahiawan dan Hayati Nufus........................................ 172 – 178
KINERJA SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN
Oleh : Rusito ................................................................................................................. 179 – 206
PERANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG
DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI
DI KABUPATEN PANDEGLANG
Oleh : Natta Sanjaya, Didi Rosyadi, Reza Qrista Adianti .............................................. 207 – 218
URGENSI DIGITALISASI DAN PENGAWASAN KONTEN PENYIARAN DIGITAL
DI INDONESIA
Oleh : Agus Widiarto, Teguh Husadani ........................................................................ 219 – 236
STRATEGI PROMOSI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH
ANGGOTA DI KSP KODANUA CAPEM SERANG
Oleh : AR. Chaerudin, Adi Sulistiyono .......................................................................... 237 – 245

STIA BANTEN v
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

PERANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG


DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI
DI KABUPATEN PANDEGLANG
Oleh :
Natta Sanjaya1, Didi Rosyadi2, Reza Qrista Adianti3
nattasanjaya88@gmail.com1, 88didirosadi@gmail.com 2, qristareza@gmail.com3
Program Studi Ilmu Administrasi Negara - STIA Banten1&2
Prodi Kebidanan – Universitas Bhakti Kencana3

ABSTRAK
Permasalahan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Pandeglang saat ini masih tinggi jika dibandingkan daerah di sekitarnya. Berbagai upaya sudah
dilakukan oleh pemerintahan terutama kementerian Kesehatan dalam hal ini Dinas Kesehatan
yang ada di masing-masing daerah. Banyak ditemukan penyebab kematian ibu dan bayi karena
berbagai faktor penyebabnya seperti adanya gangguan hipertensi kehamilan, pendarahan,
infeksi pencernaan, infeksi saluran pernafasan dan adanya penyakit lainnya, selain itu faktor
lingkungan masyarakat yang masih minim tingkat kesadaran hidup bersih dan sehat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Peran Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu Dan Bayi Di Kabupaten Pandeglang. Metode penilitian
ini yaitu analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ditentukan secara
pusrposive. Adanya perbaikan dalam meningkatkan kualitas yaitu perbaikan kualitas pelayanan
kepada masyarakat, kerjasama lintas sektor dengan para petugas di lapangan seperti TIM PKK,
Ormas, Puskesmas Pendamping Sosial serta banyak tindakan dinas dalam memberikan
kepuasan kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai upaya, yaitu dengan adanya
sosialisasi, kelas ibu hamil, dan kelas ibu balita sampai dengan penempelan Stiker P4K (Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).

Kata Kunci : Peranan, Kematian Ibu, Kematian Bayi

PENDAHULUAN Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian


Bayi (AKB).
Kesehatan merupakan kebutuhan utama
manusia dan manusia senantiasa akan Berdasarkan data dari WHO, AKI di
selalu mempertahankan hidupnya dengan Indonesia masih tinggi dibandingkan
kondisi jiwa dan raga yang sehat. Disamping dengan negara ASEAN lainnya. AKI di
itu, kesehatan pun merupakan bukti Indonesia menurut Survei Demografi dan
peningkatan kualitas hidup manusia. Di Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015
Indonesia masalah kesehatan masih sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup
menjadi masalah yang serius dan menjadi menurun jika dibandingkan hasil SDKI pada
perhatian utama bagi pemerintah. Indikator tahun 2012 sebesar 359 per 100.000
kualitas kesehatan di Indonesia salah kelahiran hidup.
satunya dapat digambarkan oleh Angka

STIA BANTEN 207


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

Gambar 1

ANGKA KEMATIAN IBU DI INDONESIA PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP


TAHUN 1991 - 2015

450
390
400 359
334
350
per 100.000 kelahiran hidup

307 305
300
228
250
200
150
100
50
0
1991 1997 2002 2007 2012 2015
Tahun
Sumber : BPS, SDKI 1991-2012
*AKI tahun 2015 merupakan hasil SUPAS 2015

Menurut Dirjen Kesmas fasilitas pelayanan kesehatan 4,1%, di


Kementerian Kesehatan (2019) fasilitas kesehatan lainnya 2,5% dan
angka kematian ibu berkisar 305 per kematian ibu di tempat lainnya sebanyak
100.000 menurut Survei Angka Sensus 0,8%.
(Supas) tahun 2015. Dari 14.640 total Sementara itu, masih dari sumber
kematian ibu yang dilaporkan hanya 4.999, Dirjen Kesmas Kementerian Kesehatan
berarti ada 9.641 yang tidak dilaporkan ke (2019) bahwa angka kematian neonatal
pusat. Dari data tersebut, ada 83.447 (AKN) 15 per 1000 KH menurut SDKI tahun
kematian ibu di desa maupun kelurahan, 2017. Kematian neonatal di desa/kelurahan
sementara di Puskesmas ada 9.825 0-1 per tahun sebanyak 83.447, di
kematian ibu, dan 2.868 kematian ibu di Puskesmas kematian neonatal 7-8 per
rumah sakit. Bisa dijabarkan tempat tahun sebanyak 9.825, dan angka kematian
kematian ibu yang terjadi, adalah di rumah neonatal di rumah sakit 18 per tahun
sakit 77%, di rumah 15,6%, di perjalanan ke sebanyak 2.868.

Gambar 2

208 STIA BANTEN


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

Jika membandingkan data AKI hasil dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada
SDKI Tahun 2007 dan hasil SDKI tahun 2012 tahun 2005 menjadi 15,5 per 1.000
dengan arah pembangunan pemerintah kelahiran hidup pada tahun 2025, dan
jangka panjang kesehatan ke depan pada menurunnya AKI dari 262 per 100.000
tahun 2025 yaitu menurunkan AKI menjadi kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi
74 per 100.000 kelahiran sangat bertolak 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
belakang dan masih jauh dari harapan. 2025.
Sedangkan untuk AKB pada tahun 2015 Tingginya AKI dan AKB di Indonesia
angka kematian bayi di Indonesia cukup salah satunya disumbang dari Provinsi
rendah dari tahun-tahun sebelumnya dan Banten. Berdasarkan data dari Dinas
telah berkurang secara signifikan. Hasil Kesehatan Provinsi Banten AKI tahun 2015
Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015 sebanyak 255 per 100.000 kelahiran hidup
menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan tahun 2016 sebanyak 240 per 100.000
sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup, kelahiran hidup. Walaupun jumlah AKI di
yang artinya sudah mencapai target MDGs Provinsi Banten dari tahun 2015 ke tahun
2015, yang ditargetkan 23 per 1.000 2016 berkurang tetap angka tersebut masih
kelahiran hidup. dibilang cukup tinggi dan tidak berkurang
Penyebab kematian ibu di Indonesia secara signifikan.
menurut Dirjen Kesmas Kementerian
Kesehatan disebabkann akibat gangguan Gambar 3 :Jumlah
59 Kasus Kematian Ibu
57
hipertensi sebanyak 33,07%, perdarahan 60 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
obstetrik 27.03%, komplikasi non obstetric 50 Banten Tahun 2016
38
15.7%, komplikasi obstetric lainnya 12.04% 40
28
infeksi pada kehamilan 6.06% dan 30
16
penyebab lainnya 4.81%. Sementara 20
10
13
penyebab kematian neonatal tertinggi 10
disebabkan oleh komplikasi kejadian 0
intraparum tercatat 283%, akibat gangguan
respiratori dan kardiovaskular 21.3%, BBLR
dan premature 19%, kelhiran kongenital 14,
8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%,
infeksi 7.3% dan akibat lainnya 8.2%.
Dalam komitmen internasional
Sedangkan untuk AKB berdasarkan
Millenium Development Goals
data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten
(MDGs), penurunan kematian ibu
tahun 2015 sebanyak 489 per 1.000
melahirkan dan kematian bayi menjadi
kelahiran hidup dan tahun 2016 sebanyak
salah satu dari delapan tujuan (goals) yang
294 per 1.000 kelahiran hidup.
dirumuskan. Komitmen tersebut
Dari data yang telah tersaji oleh Dinas
dituangkan Indonesia dalam
Kesehatan Provinsi Banten terlihat bahwa
arah pembangunan jangka panjang
salah satu Kabupaten/Kota dengan AKI dan
kesehatan Indonesia tahun 2005-2025,
AKB tinggi yaitu Kabupaten Pandeglang.
yakni : meningkatkan derajat kesehatan
Jumlah kasus kematian maternal pada
masyarakat melalui peningkatan akses
tahun 2015 sebanyak 48 kasus, hal ini
terhadap pelayanan kesehatan yang
menggambarkan tingkat kesadaran ibu
mencakup, meningkatnya Umur Harapan
hamil, melahirkan dan nifas terhadap
Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun 2005
pentingnya kesehatan ibu, status gizi,
menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025,
kondisi lingkungan, tingkat pelayanan
menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB)
kesehatan belum optimal. Untuk data

STIA BANTEN 209


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

perkembangan AKI Kabupaten Pandeglang sebanyak 263 kasus dan keseluruhan


sebagai berikut : kematian bayi dan neonatal di Kabupaten
Gambar 4: Jumlah Kematian Maternal Di Pandeglang tahun 2015 sebanyak 327 kasus
Kabupaten Pandeglang dengan gambaran sebagai berikut:
Tahun 2010-2015
Tabel 2
KEMATIAN Jumlah dan Jenis Penyebab Kematian Bayi
MATERNAL

55
(29 hari-12 bln)
60
47 47 48 Kabupaten Pandeglang Tahun 2015
50
38
35 NO SEBAB KEMATIAN JUMLAH
40
30 BAYI
20
1 Pneumonia 10
10
0
2 Diare 6
2010 2011 2012 2013 2014 2015 3 Lain-lain 46
Sumber: Bidang Kesga
JUMLAH 64
Sumber : Bidang Kesga, 2015
Tingginya penyebab AKI di Kabupaten
Pandeglang berasal karena perdarahan, Tabel 3
hipertensi dalam kehamilan, infeksi, Jumlah dan Jenis Penyebab Kematian
gangguan sistem perdarahan, dan lain-lain. Neonatal (0 hari – 28 hari)
Adapun data sebaran penyebab kematian Kabupaten Pandeglang Tahun 2015
maternal pada tahun 2015 di Kabupaten
Pandeglang sebagai berikut :
NO SEBAB KEMATIAN JUMLAH
Tabel 1 BAYI
Penyebab Kematian Ibu Maternal di 1 TN 6
Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 2 BBLR 80
NO SEBAB KEMATIAN IBU JUMLAH 3 Asfiksia 91
1 Perdarahan 13 4 Sepsis 5
2 Hipertensi dlm kehamilan 11 5 Kelainan Bawaan 16
3 Infeksi 4 6 Lain-lain 65
4 Gangguan Sistem 5 JUMLAH 263
Perdarahan Sumber : Bidang Kesga, 2015
5 Lain-lain 15
Untuk AKB tahun 2015 mengalami
JUMLAH 48 kenaikan jika dibandingkan dengan AKB
Sumber : Bidang Kesga, 2015 tahun 2010, dimana AKB pada tahun 2010
di Kabupaten Pandeglang berjumlah 187
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kasus.
Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015 Besarnya masalah kesehatan ibu akan
yang tercatat jumlah kasus kematian bayi berpengaruh terhadap kesehatan bayi baru
29 hari–12 bulan secara keseluruhan lahir yang merupakan calon sumber daya
sebanyak 64 kasus, kasus kematian bayi manusia dimasa depan, mengisyaratkan
yang berusia 0-7 hari tercatat sebanyak 231 upaya penurunan angka kematian ibu
kasus dan kematian bayi yang berusia 8-28 menjadi prioritas. Banyak faktor yang
hari tercatat sebanyak 32 kasus, sehingga mempengaruhi dalam upaya penurunan
totalitas kematian bayi 0-29 hari (neonatal)

210 STIA BANTEN


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

angka kematian ibu di Indonesia, yaitu mempunyai kekuatan memikat yang


pendidikan, pengetahuan, sosial budaya, berbeda-beda, ada norma yang lemah, yang
sosial ekonomi, geografis, lingkungan, dan sedang dan sampai norma yang terkuat
aksebilitas ibu pada fasilitas kesehatan. daya ikatnya. Pada yang terakhir, umumnya
Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang anggota-anggota masyarakat pada tidak
bersinergis secara lintas program dan lintas berani melanggarnya. Untuk dapat
sektor dalam upaya mensejahterakan membedakan kekuatan mengikat norma-
kesehatan ibu, bayi dan anak di Indonesia. norma tersebut, secara sosiologis dikenal
Dinas Kesehatan Kabupaten adanya empat pengertian, yaitu :
Pandeglang menjalankan kewajibannya a. Cara (usage) jenis norma ini lebih
dengan mendasarkan pada Undang-Undang menonjol di dalam hubungan antar
yang berlaku dan Peraturan Daerah individudalam masyarakat. sua tu
tersebut. Dalam menjalankan tugas dan penyimpangan terhadapnya tidak akan
fungsinya, dibutuhkan suatu sikap atau mengakibatkan hukuman yang berat,
tindakan dan ketegasan dari pemerintah akan tetapi hanya sekedar celaan dari
melalui Dinas Kesehatan, terlebih lagi akan individu yang di hubunginya.
fenomena yang terjadi yaitu masih b. Kebiasaan (folkways) adalah norma yang
tingginya angka kematian ibu dan bayi di mempunyai kekuatan mengikat yang
Kabupaten Pandeglang. Sikap Dinas lebih besar dari pada cara. Kebiasaan
Kesehatan dalam menghadapi yang diartikan sebagai perbuatan yang di
permasalahan tersebut menjadi suatu ulangulang dalam bentuk yang sama
perhatian yang penting terkait tentang merupakan bukti bahwa orang banyak
masih tingginya angka kematian ibu dan menyukai perbuatan tersebut.
bayi di Kabupaten Pandeglang. Sikap Dinas c. Tata Kelakuan merupakan suatu norma
Kesehatan tersebut ditunjukan dengan yang mencerminkan sifat-sifat yang
pemenuhan pelayanan yang sesuai dengan hidup dari kelompok manusia yang di
aspirasi masyarakat terhadap keluhan yang laksanakan sebagai alat pengawas,
ada. Sikap tersebut ditunjukan dari adanya secara sadar maupun tidak sadar oleh
daya tanggap atau responsivitas petugas masyarakat terhadap anggota-
pelayanan terutama di Dinas Kesehatan anggotanya. Tata kelakuan di satu pihak
Kabupaten Pandeglang. memaksakan suatu perbuatan dan di lain
pihak melarangnya sehingga secara
TINJAUAN PUSTAKA langsung merupakan alat agar anggota
1. Definisi Peranan masyarakat menyesuaikan
Peranan (Rule) merupakan aspek perbuatanperbuatannya dengan tata
dinamis kedudukan (Status). Apabila kelakuan tersebut. Tata kelakuan sangat
seseorang melaksanakan hak dan kewajiban penting karena alasanalasan berikut :
sesuai dengan kedudukanny, dia 1. Tata kelakuan memberikan batas-
menjalankan suatu peranan. Pembedaan batas pada perilaku individu.
antara kedudukan dengan peranan adalah 2. Tata kelakuan mengidentifikasi
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. individu dengan kelompoknya.
Kedua tak dapat di pisah-pisahkan karena 3. Tata kelakuan menjaga solidaritas
yang satu tergantung pada yang lain dan antar anggota masyarakat.
sebaliknya. Tak ada peranan tanpa
kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Peranan sosial adalah suatu perbuatan
(Soekanto, 2015) seseorang dengan cara tertentu dalam
Menurut (Soekanto, 2015) norma- usaha menjalankan hak dan kewajibannya
norma yang ada di dalam masyarakat sesuai dengan status yang dimilikinya.
Seseorang dapat dikatakan berperan jika ia
STIA BANTEN 211
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

telah melaksanakan hak dan kewajibannya mengkutip pendapat Marion J. Levy Jr.,
sesuai dengan status sosialnya dalam bahwa ada beberapa pertimbangan
masyarakat. (Abdulsyani, 2012) sehubungan dengan fungsinya, yaitu
Peranan dapat juga di definisikan sebagai berikut :
sebagai kumpulan harapan yang terencana 1. Bahwa peranan-peranan tertentu harus
seseorang yang mempunyai status tertentu dilaksanakan apabila struktur
dalam masyarakat. Dengan singkat peranan masyarakat hendak di pertahankan
dapat di katakan sebagai sikap dan tindakan kelangsungannya.
seseorang yang sesuai dengan statusnya di 2. Peranan tersebut seyogiyanya di
masyarakat.atas dasar definisi tersebut lekatkan pada individu yang oleh
maka peranan dalam kehidupan masyarakat di anggap mampu untuk
masyarakat adalah sebagai aspek dinamis melaksanakannya.
dari status. (Abdulsyani, 2012) 3. Dalam masayarakat kadang-kadang di
Peranan merupakan seperangkat jumpai individu-individu yang tak
patokan, yang membatasi apa perilaku yang mampu melaksanakan perannya
mesti dilakukan oleh seseorang, yang sebagaimana di harapkan oleh
menduduki suatu posisi. (Suhardono, 2018) masyarakat, oleh karena mungkin
Maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaannya memerlukan
peranan merupakan kedudukan seseorang pengorbanan terlalu banyak dari
atau kelompok dalam suatu masyarakat kepentingan-kepentingan pribadinya.
untuk menjalankan hak dan kewajiban 4. Apabila semua orang sanggup dan
sesuai dengan status dan kedudukanya mampu melaksanakan peranannya,
dalam masyarakat. belum tentu masayrakat akan dapat
memberikan peluang-peluang yang
2. Cakupan Peranan
seimbang. Bahkan seringkali terlihat
Menurut (Soekanto, 2015) peranan betapa masyarakat terpaksa membatasi
merupakan aspek dinamis dari kedudukan, peluang-peluang tersebut.
yaitu seseorang yang melaksanakan hak-
4. Unsur-unsur Peranan
hak dan kewajibannya. Suatu peran paling
sedikit mencakup tiga hal berikut ini : Menurut (Wulansari, 2013) peranan
1. Peranan mencakup norma-norma yang memiliki beberapa unsur yaitu :
dihubungkan dengan posisi atau tempat 1. Peranan ideal sebagaimana di rumuskan
seseorang dalam masyarakat. Peranan atau diharapkan oleh masyarakat
dalam arti ini merupakan rangkaian terhadap statusstatus tertentu. Peranan
peraturanperaturan yang membimbing ideal tersebut merumuskan hak-hak dan
seseorang dalam kehidupan kewajibankewajiban yang terkait pada
kemasyarakatan. status-status tertentu. Misalnya peran
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa seorang ibu atau ayah terhadap anaknya
yang dapat di lakukan oleh individu atau sebaliknya.
dalam masyarakat sebagai organisasi. 2. Peranan yang di anggap oleh diri sendiri.
3. Peranan juga dapat di katakan sebagai Peranan ini merupakan hal yang oleh
perilaku individu yang penting bagi individu harus dilakukan pada situasi-
struktur sosial masyarakat. situasi tertentu. Artinya seorang individu
menganggap bahwa dalam situasi-situasi
3. Fungsi Peranan
tertentu yang di rumuskan sendiri dia
Menurut (Abdulsyani, 2012) dalam harus melaksanakan peranan tertentu.
pembahasan tentang aneka macam Misalnya seorang ayah yang mempunyai
peranan yang melekat pada individu- anak laki-laki yang menginjak remaja,
individu dalam masyarakat, Soerjono menganggap bahwa ia harus berperan

212 STIA BANTEN


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

sebagai seorang kakak daripada seorang Menurut WHO (Jurnal Matematika dan
ayah. Pendidikan Matematika, 2016:2) kematian
5. Pemberdayaan Masyarakat ibu yaitu kematian dari setiap wanita
selama kehamilan, bersalin atau dalam 42
Pemberdayaan masyarakat pada
hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh
hakikatnya adalah cara untuk
sebab apapun, tanpa melihat usia dan
menumbuhkan dan mengembangkan
lokasi kehamilan oleh setiap penyebab yang
norma yang membuat masyarakat mampu
berhubungan dengan atau diperberat oleh
untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.
kehamilan atau penanganannya tetapi
Pemberdayaan masyarakat juga bertujuan
bukan oleh kecelakaan atau incidental
agar rakyat lebih mampu, proaktif, dan
(faktor kebetulan).
aspiratif. Pemberdayaan masyarakat tenaga
Menurut Saddiyah Rangkuti (Jurnal
kesehatan baik medis maupun non medis
Ilmiah Research, 2015:3) faktor penyebab
pada dasarnya mengajak masyarakat untuk
kematian ibu dapat disebabkan oleh 2
terampil dalam menentukan masalah,
faktor yaitu penyebab langsung dan
merencanakan alternatif pemecahan
penyebab tidak langsung. Penyebab
masalahnya, melaksanakan serta menilai
langsung berupa pendarahan, eklampsia,
usaha–usaha pemecahan yang akan
partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi.
dilaksanakan.
Sedangkan penyebab tidak langsung berupa
Tenaga kesehatan masyarakat
status perempuan dalam keluarga,
berperan aktif dalam menggalakkan
keberadaan anak, sosial budaya,
kegiatan pemberdayaan masyarakat
pendidikan, sosial ekonomi, dan geografis
dibidang kesehatan, kegiatan ini dibantu
daerah.
oleh kader kesehatan yang bersumber dari
Secara umum di Kabupaten Pandeglang
masyarakat setempat yang dipilih dengan
masih belum mempunyai angka untuk
sukarela. Kader yang ada dimasyarakat
kematian ibu yang diperoleh secara survey.
dapat membantu petugas kesehatan. Kader
Jumlah kasus kematian ibu maternal tahun
kesehatan inilah yang menjadi motor
2019 sebanyak 38 kasus, hal ini berguna
penggerak dan pengelola upaya kesehatan
untuk menggambarkan tingkat kesadaran
primer ditingkat keluarga dan masyarakat.
perilaku hidup sehat, status gizi dan
Peran petugas kesehatan masyarakat
kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat
dalam pemberdayaan kader sangat penting.
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
Upaya dalam penurunan angka kematian
hamil, pelayanan kesehatan waktu
ibu, bayi dan anak, petugas kesehatan wajib
melahirkan dan masa nifas. Berikut ini
bermitra dengan kader, karena kader yang
adalah penyebab kematian ibu maternal di
berada dan dikenal oleh masyarakat
Kabupaten Pandeglang pada tahun 2019.
setempat. Pembinaan dan pengembangan
kader diperlukannya unsur kesukarelaan, Tabel 4 : Penyebab AKI Kabupaten
karena kader bertugas secara sosial. Akan Pandeglang Tahun 2019
tetapi tidak berarti seorang kader tidak NO SEBAB KEMATIAN IBU JUMLAH
memerlukan penghargaan baik yang ber- 1 Perdarahan 17
sifat non-material ataupun yang bersifat
2 Hipertensi dan kehamilan 11
ma-terial. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan suatu sistem penghargaan, 3 Infeksi 0
di mana fungsi sebagai kader merupakan 4 Partus lama 3
sesuatu yang menimbulkan kebanggaan 5 Lain-lain 7
dan kepuasan.
JUMLAH 38
6. Angka Kematian Ibu (AKI)
Sumber : Bidang Kesmas, 2019

STIA BANTEN 213


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

Tabel 5: Jumlah dan Jenis Penyebab


7. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian Bayi (29 hari-12 bln)
Ibu yang sehat akan melahirkan bayi Kabupaten Pandeglang Tahun 2019
yang sehat pula. Selain Angka Kematian Ibu
NO SEBAB KEMATIAN JUMLAH
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) juga
BAYI
merupakan salah satu indikator utama
dalam peningkatan mutu atau status 1 TN 1
derajat kesehatan masyarakat di suatu 2 BBLR 2
daerah. Menurut Sukarni (1995:9) tingkat 3 Pneumonia 3
kematian bayi disebabkan karena bayi
sangat rentan dengan keadaan kesehatan 4 Infeksi 3
ataupun kesejahteraan yang buruk sehingga 5 Diare 2
dari angka kematiannya dapat diketahui 6 Lain-lain 30
angka derajat kesehatan atau
JUMLAH 41
kesejahteraan masyarakat atau penduduk.
Pengertian Angka Kematian Bayi (AKB) Sumber : Bidang Kesmas, 2019
(Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas,
2015:2 ) adalah jumlah kematian bayi Tabel 6: Jumlah & Jenis Penyebab Kematian
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per Neonatal (0 hari - 28 hari) Kabupaten
1000 kelahiran hidup. Menurut Pandeglang Tahun 2019
Prasetyawati (Jurnal Biomerika dan
NO SEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH
Kependudukan, 2012:13) mengungkapkan
pendapat lain tentang penyebab kematian 1 TN 2
pada bayi. Tingginya angka kematian bayi 2 BBLR 37
disebabkan oleh penyakit infeksi saluran 3 Asfiksia 55
pencernaan (diare), infeksi saluran
pernapasan atas (ispa), penyakit infeksi lain 4 Infeksi 3
seperti campak (morbili), kurang gizi dan 5 Ikterus 2
lain-lain. Adanya penyakit tersebut 6 Lain-lain 44
disebabkan karena lingkungan dan sanitasi
yang buruk, giizi yang tidak seimbang, tidak JUMLAH 143
diterapkannya pola hidup bersih dan sehat Sumber : Bidang Kesmas, 2019
masyarakat, pendidikan yang rendah serta Terdapat penelitian terdahulu yang
kemiskinan. relevan dengan penelitian yang ditulis oleh
Berdasarkan data yang ada tercatat peneiliti yaitu penelitian Abdiana (2015)
jumlah kasus kematian bayi 28 hari – 12 dengan judul Determinan Kematian Bayi di
bulan secara keseluruhan tercatat sebanyak Kota Payakumbuh. Penelitian tersebut
41 kasus, kasus kematian bayi yang berusia menggunakan metode penelitian kuantitatif
0 - 7 hari tercatat sebanyak 135 kasus dan dengan mencari nilai penyebab kematian
kematian bayi yang berusia 8 - 28 hari bayi tanpa melihat bagaimana peran yang
tercatat sebanyak 8 kasus, sehingga dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat
totalitas kematian bayi 0 - 29 hari dan ini tentunya isi penelitian tersebut
(neonatal) sebanyak 143 kasus dan berbeda dengan penelitian yang penulis
keseluruhan kematian bayi dan neonatal di susun, walaupun terdapat kesamaan topik
Kabupaten Pandeglang tahun 2019 sebanyak mengangkat masalah kematian bayi.
187 kasus dengan gambaran penyebab Sedangkan penelitian terdahulu yang
sebagai berikut : kedua yang memiliki kesamaan membahas
angka kematian ibu yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Afsah (2016) dengan judul

214 STIA BANTEN


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

Analisis Jalur Faktor-Faktor Yang Responsivitas yang ditunjukkan Dinas


Mempengaruhi Angka Kematian Ibu Di Jawa Kesehatan dalam menurunkan Angka
Timur. Jelas terlihat perbedaan dengan Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten
penelitian yang penulis susun yaitu terletak Pandeglang dapat dilihat melalui 3 kriteria
pada lokasi penelitian, dan pembahasan yaitu :
dimana penelitian Afsah hanya membahas 1. Sikap yang ditunjukkan aparat Dinas
faktor-faktor yang mempengaruhi angka Kesehatan Kabupaten Pandeglang
kematian ibu, sedangkan penelitian yang
Sikap yang ditunjukkan oleh aparat
disusun ini membahas peranan Dinas bukan
ini melihat bagaimana reaksi atau respon
hanya dalam menurunkan angka kematian
yang diberikan pemerintah dalam
ibu saja tetapi membahas juga penurunan
mengenali kebutuhan yang diperlukan
angka kematian bayi dengan metode
oleh masyarakat dalam mencegah
penelitian berbentuk kualitatif.
kematian ibu dan bayi. Dalam
METODE PENELITIAN menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten
Penelitian ini merupakan penelitian Pandeglang, Dinas Kesehatan merupakan
deskriptif dengan menggunakan dinas yang bertanggungjawab dan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian sebagai penyedia fasilitas dalam
adalah di Kabupaten Pandeglang. pelayanan kesehatan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober Sikap yang ditunjukkan oleh Dinas
2019 sampai dengan Oktober 2020. Kesehatan dalam menurunkan Angka
Penentuan informan dalam penelitian ini Kematian Ibu dan Bayi dapat dilihat dari
adalah menggunakan teknik purposive. telah adanya kerjasama yang telah
Terdapat 2 (dua) informan dalam penelitian dilakukan dinas. Kerjasama ini banyak
ini yaitu informan kunci dan informan melibatkan lintas sektor seperti
tambahan. Informan kunci dalam penelitian kerjasama dengan TIM PKK, Pendamping
ini yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sosial, Ormas dan Puskesmas. Selain itu,
Pandeglang serta untuk informan tambahan sikap yang ditunjukkan ini juga dapat
yaitu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dilihat dari banyaknya langkah yang
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, telah dilakukan untuk terus menurunkan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Kepala kematian ibu dan bayi. Langkah yang
Bidang Pencegahan dan Pengendalian dilakukan ini seperti kelas ibu hamil dan
Penyakit, Kepala UPT. Puskesmas Cikeusik, balita ketika posyandu, kunjungan
Kepala UPT. Puskesmas Mandalawangi, dan rumah, penempelan stiker P4K, dll.
Kepala UPT. Puskesmas Sumur, Kepala UPT. Walaupun tidakadanya keluhan dari
Puskesmas Kaduhejo, dan 10 (sepuluh) masyarakat namun dinas tetap berusaha
orang perwakilan masyarakat/pasien. untuk terus menurunkan Angka
Teknik pengumpulan data yang digunakan Kematian Ibu dan Bayi karena kematian
dalam penelitian antara lain observasi, ibu dan bayi merupakan salah satu
wawancara dan studi dokumen. Teknik indikator kesehatan.
penyajian data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dalam bentuk uraian 2. Perbaikan Penyelenggaraan Pelayanan
kata-kata dan kutipan-kutipan langsung dari Publik
informan. Teknik validitas data dalam Perbaikan penyelenggaraan
penelitian ini adalah menggunakan pelayanan publik ditunjukkan oleh Dinas
triangulasi sumber, triangulasi teknik dan Kesehatan dalam menurunkan Angka
triangulasi waktu. Kematian Ibu dan Bayi dapat dikatakan
HASIL DAN PEMBAHASAN telah responsif. Hal tersebut dapat
dilihat walaupun Dinas Kesehatan tidak
STIA BANTEN 215
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

memberikan pelayanan langsung kepada baik ke kecamatan atau ke kelurahan


masyarakat dan hanya memantau yang ada di Kabupaten Pandeglang
kegiatan yang ada, berupa laporan karena minimnya anggota dinas itu
secara berkala dari setiap puskemas sendiri.
pada Dinas Kesehatan, ternyata kegiatan Kader yang telah diberikan sosialisasi
tersebut dapat berjalan sesuai dengan oleh Dinas Kesehatan kemudian
yang diharapkan. memberikan pendampingan kepada
Adanya faktor pendukung untuk ibu hamil tersebut. Dinas Kesehatan
keberhasilan penurunan AKI AKB ini hanya memantau perkembangan
karena adanya kerjasama antar yang ada. Walaupun Dinas Kesehatan
stakeholder dan adanya komitmen dari hanya memantau kegiatan tersebut
pemerintah untuk terus berusaha namun ternyata kader yang telah
menurunkan AKI AKB. Dalam melakukan diberi sosialisasi oleh dinas
perbaikan pelayanan, pasti ada memberikan sosialisasi ke masyarakat
hambatan atau kendala yang dihadapi. khususnya kepada ibu hamil dan
Faktor penghambat ini disebabkan masih sosialisasi tersebut terus berjalan.
adanya masyarakat yang tidak peduli Sosialisasi ke masyarakat pun juga
dengan kegiatan yang dilakukan oleh telah mendapatkan respon yang
dinas kesehatan. Pemerintahpun juga positif dari masyarakat dan juga telah
tidak dapat berbuat banyak jika ada berjalan secara rutin di tiap daerah.
masyarakat yang menolak melakukan b. Kelas Ibu Balita
sosialisasi ataupun kegiatan untuk Kelas ibu balita ini merupakan kelas
penurunan AKI AKB. dimana para ibu yang mempunyai
anak berusia 0-5 tahun saling
3. Tindakan Dinas Kesehatan Kabupaten bertukar cerita dan berdiskusi tentang
untuk memberikan kepuasan perkembangan anaknya. Dengan
masyarakat terkait upaya menurunkan adanya kelas ibu balita ini juga
Angka Kematian Ibu dan Bayi di diharapkan dapat menurunkan
Kabupaten Pandeglang kematian pada bayi yang dilahirkan
oleh si ibu. Kelas ibu balita di
Tindakan Dinas untuk memberikan Kabupaten Pandeglang telah
kepuasan kepada masyarakat biasanya terlaksana dengan baik. Setidaknya
dilakukan dengan kerjasama yang telah berjalan minimal 1 bulan sekali
dilakukan oleh Dinas dengan pihak lain. waktu adanya kegiatan posyandu.
Dinas Kesehatan juga berusaha Dengan adanya kelas ibu balita ini
semaksimal mungkin memberikan juga diharapkan dapat menambah
kegiatan atau program kepada pengetahuan ibu-ibu terkait dengan
masyarakat khusunya ibu hamil agar AKI kesehatan buah hati mereka.
AKB di Kabupaten Pandeglang dapat c. Penempelan stiker P4K (Program
berkurang. Perencanaan Persalinan dan
Ada beberapa cara yang dilakukan Pencegahan Komplikasi)
dinas dalam terus menekan AKI AKB di P4K (Program Perencanaan Persalinan
Kabupaten Pandeglang, yaitu dengan : dan Pencegahan Komplikasi) adalah
a. Sosialisasi suatu kegiatan dalam rangka
Sosialisasi ini biasanya dilakukan oleh meningkatkan peran aktif suami,
Dinas Kesehatan pada para kader PKK keluarga, dan masyarakat dalam
dan puskesmas yang ada di merencanakan persalinan yang aman
Pandeglang. Sosialisasi yang dilakukan bagi ibu hamil. Jadi pemerintah dapat
dinas tidak langsung ke masyarakat

216 STIA BANTEN


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

memantau kegiatan ibu yang hamil merupakan salah satu indikator


dengan stiker tersebut. kesehatan.
Penempelan stiker P4K ini telah 2. Perbaikan penyelenggaraan pelayanan
berjalan ke daerah-daerah. Tujuan publik
dari P4K ini untuk melihat informasi Dinas Kesehatan terus melakukan
mengenai ibu hamil tersebut. Selain perbaikan terutama dengan
itu, diharapkan dengan adanya meningkatkan kualitas pelayanan dan
penempelan stiker P4K dapat terus berkomitmen dalam menurunkan
mengurangi kematian ibu serta bayi AKI AKB. Hal tersebut dapat dilihat
yang ada di Kabupaten Pandeglang. walaupun Dinas Kesehatan tidak
Setelah adanya kegiatan yang memberikan pelayanan langsung
dilakukan untuk mengatasi kematian kepada masyarakat dan hanya
ibu dan bayi, respon yang ditunjukkan memantau kegiatan yang ada, ternyata
masyarakat juga beragam. Adayang kegiatan tersebut dapat berjalan
berpendapat positif, ada juga yang dengan sesuai yang diharapkan. Namun
bersikap biasa saja. Selain itu, belum masih adanya masyarakat yang tidak
semua pemangku kebijakan berfokus peduli dengan kegiatan yang diberikan
terhadap penurunan AKI AKB. membuat pemerintah tidak dapat
berbuat banyak.
3. Tindakan Dinas Kesehatan Kabupaten
SIMPULAN untuk memberikan kepuasan
Peran tenaga kesehatan masyarakat masyarakat terkait upaya menurunkan
dalam penurunan angka kematian ibu dan Angka Kematian Ibu dan Bayi di
bayi sangat diperlukan terutama pada Kabupaten Pandeglang
peran pemberdayaan masyarakat, Banyak tindakan yang dilakukan oleh
optimalisasi kegiatan posyandu, dan dinas dalam terus menurunkan AKI
kepemimpinan da-lam kesehatan AKB. Tindakan yang dilakukan antara
masyarakat. Adapun hasilnya dapat lain adanya sosialisasi, kelas ibu balita,
disimpulkan sebagai berikut : dan penempelan stiker P4K. Setelah
1. Sikap yang ditunjukkan oleh Dinas adanya kegiatan yang dilakukan untuk
Kesehatan mengatasi kematian ibu dan bayi,
Sikap yang ditunjukkan oleh Dinas respon yang ditunjukkan masyarakat
Kesehatan dalam menurunkan Angka juga beragam. Ada yang berpendapat
Kematian Ibu dan Bayi bukan karena positif, ada juga yang bersikap biasa
adanya banyak keluhan dari saja. Selain itu, belum semua
masyarakat, namun pemerintah justru pemangku kebijakan berfokus terhadap
menganggap bahwa hal tersebut penurunan AKI AKB.
merupakan suatu masalah. Sikap yang DAFTAR PUSTAKA
ditunjukkan ini berupa adanya
kerjasama yang telah dilakukan dinas. Abdiana. 2015. “Determinan Kematian Bayi
Kerjasama ini banyak melibatkan lintas di Kota Payakumbuh” Jurnal Kesehatan
sektor seperti kerjasama dengan TIM Masyarakat Andalas Vol. 9 No. 2
PKK, Pendamping Sosial dan Abdulsyani. 2012. sosiologi skematika teori
Puskesmas. Walaupun tidak adanya dan terapan. jakarta: PT.Bumi Aksara.
keluhan dari masyarakat namun dinas Afsah. 2016. “Analisis Jalur Faktor-Faktor
tetap berusaha untuk terus Yang Mempengaruhi Angka Kematian
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Ibu Di Jawa Timur” Jurnal Matematika
Bayi karena kematian ibu dan bayi dan Pendidikan MatematikaVol. 1 No.2

STIA BANTEN 217


Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No.2, Desember 2020

Anonimous. 2011. SDKI 2007. Scribd. Suhardono, E. 2018. Teori Peran. In Konsep,
Jakarta Derivasi, dan Implikasinya. Jakarta:
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2015. Gramedia Pustaka Utama.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun Soekanto, S. 2015. Sosiologi Suatu
2015. Serang Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2017. Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015:
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun Estimates by WHO, UNICEF, UNFPA,
2016. Serang World Bank, and the United Nations
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang. Population Division. Geneva: WHO
2015. Profil Kesehatan Kabupaten Wandira, Arinta Kusuma; dan Rachmah
Pandeglang Tahun 2015 Indawati tahun 2012 judul “Faktor
Kementerian Kesehatan. 2015. Profil Penyebab Kematian Bayi di
Kesehatan 2015. Jakarta Kabupaten Sidoarjo” Jurnal
Rangkuti, Saddiyah. 2015. “Upaya Menekan Biometrika dan Kependudukan Vol.1
Angka Kematian Ibu Melahirkan”. No.1
Jurnal Ilmiah Research Vol. 1 No. 3 Wulansari, D. 2013. Sosiologi Konsep dan
Teori. Bandung: PT.Refika Aditama.

218 STIA BANTEN

Anda mungkin juga menyukai