Anda di halaman 1dari 9

LESSON PLAN PRAKTEK

Kegiatan : Praktikum Persalinan


Waktu : 4 x 50 ‘
Obyektif Perilaku Siswa : Setelah mengikuti kegiatan praktikum pertolongan persalinan diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menyebutkan tujuan pemberian asuhan pertolongan persalinan
2. Menyebutkan dan menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan
3. Mendemontrasikan tekhnik pemeriksaan denyut jantung janin
4. Mendemonstrasikan tekhnik pemeriksaan kontraksi uterus
5. Menyebutkan tanda dan gejala kala II
6. Mendemonstrasikan pemeriksaan dalam pada kala II
7. Mendemostrasikan tindakan pertolongan persalinan kala II
8. Mendemonstrasikan penatalaksanaan aktif kala III
9. Mendemonstrasikan tekhnik pengeluaran plasenta
10. Mendemonstrasikan penilaian perdarahan
11. Mendemonstrasikan penatalaksanaan Kala IV
12. Mendemonstrasikan tekhnik pengendalian infeksi
13. Membuat dokumentasi partograf
14. Mendemonstrasikan tekhnik terminasi dengan klien setelah asuhan telah selesai
dilaksanakan

Peralatan dan Perlengkapan : Peralatan:


1. Set Partus:
- Bak instrument besar steril
- Handscoon 2 pasang
- ½ kocher untuk pemecah ketuban
- Gunting episiotomy
- 2 klem tali pusat untuk menjepit tali pusat
- Gunting tali pusat
- Klip tali pusat
- Kassa steril secukupnya (2-3)
- Alas segitiga bersih
- Kateter Nelaton
- Kapas secukupnya
- Duk alas perineum
2. Set Hecting:
- Pinset anatomi 1
- Pinset cirrurgi 1
- Cut gut, jarum, cromix
- Nail holder
- Benang
- Kassa steril
- Kasa betadine
- Gunting benang
- Tampon vagina 1 buah
- Kasa tampon 4-5 buah
- Handscoon 1 pasang
- Kom kecil
3. Phantom Persalinan
4. Lain- lain
- Alat pengukur tekanan darah
- Dopler/laenec
- Meteran
- Dee Le (alat untuk membersihkan secret dari hidung dan mulut)
- Kom besar berisi kapas untuk vulva hygiene
- Kom berisi cairan desinfektant tingkat tinggi (DTT)
- Bengkok (1)
- Handuk bayi (1)
- Selimut bayi (bedong)
- Obat untuk manajemen aktif kala III (oksitosin 10 unit)
- Spuit 3 cc
- Baskom 3 ( 1 baskom berisi cairan DTT, dan 2 baskom Khlorin untuk cuci tangan dan
alat)
- Tempat sampah 2 ( 1 untuk sampah bersih, 1 untuk sampah kotor)
- Handuk/lap untuk mengeringkan tangan
- Washlap untuk membersihkan
- pembalut
- Set pakaian ibu dan bayi
- Ember
- Bengkok 2 buah
- Tempat plasenta

Alat Pelindung Diri/APD:


- Apron
- Kacamata
- Sepatu boot
- Masker
- Pelindung kepala

Bahan-bahan : - Cairan Desinfektan Tingkat Tinggi/DTT


- Klorin 5%
- Oksitosin

Alat Bantu Mengajar : - Infokus


- Laptop
- Video persalinan
Referensi : Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. (Edisi 4).
Alih bahasa: M. A. Wijayarini. Jakarta : EGC. Sumber Asli: 1995 (300-347(
Reeder Marrtin., Koniak-Griffin. (2012). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, &
Keluarga, Ed. 18, Vol.1 . Alih bahasa: Afiyanti, Y.Rachmamawati, I.: Jakarta: EGC (hal 611-
647)
POGI, IDAI, IBI, PPNI, dll (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DEPKES RI

Metoda : - Demonstrasi
- Re demonstrasi

Dosen : Lenny Stia P., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat


Ns. Nila Marwiyah,S.Kep, M.Kep
PENDAHULUAN

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uteri melalui vagina atau jalan lain ke dunia
luar. Partus dikenal ada dua macam yaitu partus normal, dimana bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-ubun
kecil, tanpa memakai alat/pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam, dan partus abnormal, yaitu bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi/ekstraksi,
cunam, vakum, embriotomi dan sebagainya atau lahir per abdominam dengan seksio cesarean.

Persalinan yang alami, dan normal adalah harapan setiap klien yang akan menghadapi proses persalinan, untuk itu tujuan asuhan
keperawatan intranatal berfokus pada upaya peningkatan kesehatan fisik dan emosional ibu dan bayi, serta mengintegrasikan konsep
perawatan ibu dalam konteks keluarga ke dalam proses persalinan dan melahirkan. Untuk itu perlu kiranya perawat memiliki
keterampilan yang baik dan benar dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien yang akan menjalani proses persalinan secara
terintegrasi.

Praktek
Kala I Key Point
1. Memastikan Ibu telah memasuki tanda mulai persalian Kenali tanda-tanda persalinan sejati:
- kontraksi regular
- Keluarnya lendir bercampur darah pervagina
- Nyeri menyebar, bertambah nyeri saat dibawa
berjalan
- Adanya dilatasi servik
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan
3. Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan
dilakukan
4. Mengukur tanda-tanda vital ibu
5. Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh termasuk
pengukuran TFU, Leopold I-IV
6. Lakukan vulva hygiene
7. Melakukan pemeriksaan dalam
8. Melakukan pemeriksaan his
9. Melakukan pengelolaan nyeri
10. Melakukan catatan observasi kemajuan persalinan di
lembar partograf
11. Melakukan manajemen nyeri dengan melibatkan
suami/keluarga sebagai support system
Kala II
12. Mengenali tanda-tanda Kala II Mendengar, melihat, dan memeriksa gejala dan tanda kala II:
ibu merasa ada dorongan meneran, regangan meningkat pada rectum
dan vagina, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka
13. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan
14. Gunakan apron Gunakan apron dispossibel/ apron plastik
15. Cuci tangan Lepaskan semua perhiasan, cuci tangan pada air mengalir, gunakan
sabun, setelah itu keringkan tangan dengan tissue/handuk
16. Pecahkan oksitosin Persiapan manajemen aktif kala III, buka spuit simpan dalam bak
instrument besar. Lakukan juga persiapan alat yang lain (membuka
bungkus klem tali pusat, persiapan vulva hygiene). Pecahkan oksitosin,
lalu gunakan hanscoon kanan (kecuali kidal), kemudian masukan
oksitosisin ke dalam alat suntik 2,5 cc, dan meletakannya kembali di
partus set.
17. Membersihkan vulva, dan perineum Gunakan terlebuh dahulu sarung tangan kiri, lakukan vulva hygiene
dengan menggunakan kapas yang dibasahi oleh air DTT.
18. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan Ganti sarung tangan jika terkontaminasi. Lakukan pemeriksaan dalam
pembukaan lengkap pastikan portio sudah sulit diraba, dilatasi serivik lengkap (10 cm),
ketuban pecah atau belum, presentasi, pastikan tidak ada bagian-bagian
kecil yang teraba, cek ada tidak hambatan jalan lahir.

19. Lakukan pemecahan ketuban dengan ½ kocher Jika dipastikan pembukaan telah lenkap (mencapai dilatasi servik10
cm), dan ketuban masih utuh, lakukan pemecahan ketuban dengan ½
kocher. Tampung ketuban, cek karakteristik warna, bau, jumlah
20. Dekontaminasi sarung tangan Celupkan tangan yang menggunakan sarung tangan ke dalam cairan
klorin0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik
selama 10 ‘. Cuci tangan kembali setelah saung tangan dilepaskan
21. Periksa DJJ dan Kontraksi Pada kala II monitor dianjurkan setiap 15’. Lakukan penilaian DJJ
setelah kontraksi/saat relaksasi untuk memastikan DJJ dalam batas
normal
22. Beritahukan ibu hasil pemeriksaan: pembukaan sudah Tunggu kepala bayi crowning (terlihat kepala janin membuka vulva
lengkap, ketuban sudah dipecahkan, keadaan janin dengan diameter 5-6 cm), tunggu hingga timbul rasa ingin
meneran.Lanjutkan monitoring, penuhi kebutuhan ibu, dan jelaskan
kepada keluarga tentang pentingnya mendukung dan member semangat
pada ibu
23. Minta ibu memilih posisi meneran, minta keluarga untuk Posisi dapat miring, berdiri, jongkok, merangkak/nungging, semi fowler
membantu menyiapkan posisi meneran sesuai harapan ibu
24. Pimpin meneran ketika ibu mersaan ada dorongan Lakukan persiapan pertolongan kelahiran bayi
meneran, dan kepala crowning
Persiapan pertolongan kelahiran bayi:

25. Letakan handuk bersih di perut ibu Handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu
Untuk menghindari kontak dengan benda tidak steril, sarung tangan
dapat digunakan setelah alas steril dipasang. Jika adipastikan tidak
kontak dapat digunakan sebelum memasang alas steril
26. Letakan alas segitiga bersih di bawah bokong ibu
27. Gunakan sarung tangan Untuk menghindari kontak dengan benda tidak steril, sarung tangan
dapat digunakan setelah alas steril dipasang. Jika adipastikan tidak
kontak dapat digunakan sebelum memasang alas steril
28. Setelah kepala bayi tampak diameter 5-6 cm membuka Anjurkan ibu meneran
vulva. Lahirkan kepala dengan cara lindungi perineum
dengan satu tangan dilapisi kain bersih dan kering. Tangan
lainnya menahan kepala untuk mencegah defleksi terlalu
dini
29. Setelah kepala lahir, lakukan pengecekan ada atau tidak Jika tali pusat melilit leher 1x secara longgar, lepaskan lewat bagian ata
lilitan taIi pusat kepala bayi, jika melilit kuat/2x,dengan dua jari 2 tangan kiri diselipkan
di bawah salah satu tali pusat, tali pusat diklem di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
30. Tunggu kepala bayi melakukan rotasi/paksi luar Kepala bayi akan menghadap ke salah satu sisi ibu
31. Lahirkan bahu, dengan pegangan biparietal Anjurkan ibu meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakkan kepala
ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis, kemudian gerakkan kea rah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang
32. Lahirkan badan dan tungkai dengan susur sangga Geser tangan bawah kea rah perineum untuk menyangga kepala, lengan,
dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas. Setelah tubuh dan lengan lahir,
penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong , tungkai, dan
kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya)
33. Letakkan bayi di atas perut ibu
34. Lakukan penilaian selintas: menangis kuat, gerakan, Jika bayi tidak menangis, megap-megap lakukan tindakan resusitasi.
warna kulit (bugar score) Lakukan penilaian APGAR score menit ke-1, lanjut menit ke-5
35. Keringkan bayi Keringkan dan bersihkan tanpa membersihkan vernik, ganti handuk
basah dengan kering
36. Periksa kembali perut ibu untuk nemastikan tidak ada bayi
ke dua
37. Suntikkan oksitosin Lakukan penyuntikan dalam 1 menit pertama stelah bayi lahir. Beri tahu
ibu sebelum menyuntik, lakukan penyuntikan secara intramuscular di
1/3 paha atas bagian distal lateral, lakukan aspirasi sebelum
mmenyuntikkan oksitosin
38. Lakukan klem pertama 3 cm dari umbilical, klem kedua 2
cm distal dari klem ppertama, sebelumnya dorong isi tali
pusat ke arah dstal/ibu
39. Lakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat
40. Tempatkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu, Luruskan bahu sehingga menempel di dinding dada-pert ibu, usahakan
kontak kulit ibu dan bayi kepala dianytara payudara dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu. (pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini/ IMD)
41. Selimuti dengan kain hangat
Penatalaksanaan Kala III
42. Pindahkan klem tali pusat 5-10 cm ke depan v vulva

43. Lakukan pengecekan tali pusat sudah lepas atau belum Strassman: Tangan satu mengetuk fundus uteri, tangan lain
(Strassman/Kein/Kustner) meregangangkan tali pusat, jika sudah terlepas, tali pusat akan diam,
jika belum tali pusat ikut bergetar

Kein: Minta ibu meneran, tangan pemeriksa meregangkan tali pusat,


jika sudah lepas, saat mengedan tali pusat akan menjulur, jika belum tali
pusat akan tertarik ke dalam

Kustner: Lakukan dorongan dorso cranial, tangan satu melakukan


peregangan tali pusat, jika sudah lepas, ytali pusat akan menjulur, jika
belum tali pusat akan tertarik ke dalam

Ciri Plasenta lepas:


Tali pusat menjulur, keluar darah tiba-tiba pervagina, perubahan bentuk
uterus

44. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah Jika tidak timbul kontraksi, minta keluarga melakukan stimulasi putting
bawah sambil tangan lain mendorong uterus kea rah susu
belakang – atas (dorso-kranial)secara hati-hati untuk
mencegah inversion uteri. Jika setelah 30-40 detik
plasenta tidak lahir hentikan penegangan tunggu hingga
timbul kontraksi dan lakukan prosedur yang sama.

45. Lakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga JIka tali usat bertambah panjang, pndahkan klem, dan lahirkan
plasenta lepas, minta ibu meneran sambil penolong plasenta
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
ke atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso cranial).

46. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta Jika dalam 15 menit tidak lepas, lakukan penyuntikan oksitosin
dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga dosis ke-2, lakukan kateterisasi kandung kemih, persiapan rujukan,
selaput terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan ulangi penegangan tali pusat 15’ berikutnya, jika tidak lahir dalam 30’,
plasenta di tempat yang sudah disiapkan(regangan tali lakukan rujukan, jika terjadi perdarahan lakukan plasenta manual
pusat terkendali)

47. Segera setelah plasenta lahir lakukan masase uterus Lakukan dengan telapak tangan di fundus, dan lakukan masase, hingga
selama 15” uterus berkontraksi
48. Pastikan kelengkapan plasentan (kotiledon, diameter,
tebal, berat, panjang tali pusat)
Kala IV
49. Dekontaminasi handscoon di larutan klorin 0,5 % dan air
bersih, keringkan (jika masih dapat digunakan tidak usah
dilepas)

50. Cek ada tidak laserasi


51. Bersihkan ibu, ganti pakaian
52. Dekontaminasi alat di larutan klorin 10’, lanjutkan dengan
pembersihan

53. Monitor tanda vital, perdarahan dan kontraksi setiap 15


menit dalam satu jam pertama, lanjutkan setiap 30 menit
pada dua jam berikutnya

54. Penuhi kebutuhan ibu ( nutrisi, cairan bonding attachmen,


eliminasi, dll)
55. Dekontaminasi alat di larutan klorin 10’, lanjutkan dengan
pembersihan
56. Setelah proses IMD selesai (1-2 jam)\
57. Bayi ditimbang, beri vitamin K (paha kiri, IM), satu jam
berikutnya imunisasi Hepatitis dip aha kanan
58. Lakukan pencatatan dan lengkapi dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai