Laporan Kasus
Profesi Maternitas
Nama Mahasiswa :
Desta Alpa Masripah
INTRANATAL PATOLOGIS
KOREKSI I KOREKSI II
(…………………………………………………) (……………..…...………………………….)
2
A. RINGKASAN KASUS
Identitas Klien
Nama : Ny. Perempuan
Usia : 33 Tahun
Status Obstetrik : G1P0A0
Hasil Wawancara
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan perut terasa mulas seperti mau melahirkan. pasien
mengatakan bahwa perutnya mulas sejak tadi malam, mulasnya hilang
timbul, makin lama makin sering dan sakit, dan ada keluar lendir campur
darah dari alat kelamin.
2. Riwayat Kesehatan dahulu
Tidak terkaji
3. Riwayat KB
Tidak terkaji
Hasil Pengkajian
Keadaan umum : tidak terkaji
Kesadaran : tidak terkaji
TD : 130/75 mmHg
Suhu : 37,2℃
HR : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
3
Hasil Observasi :
1. Kala I :
2. Kala II
APGAR SCORE :
NO. Tgl/Jam Karakteristik yang dinilai 1 menit 5 menit
1. Tgl 09 April Denyut jantung 2 2
2020 jam
11.50
Pernafasan 2 2
Refleks 1 1
Tonus otot 2 2
Warna kulit 1 2
Total 1 menit : 8 , 5 menit : 9 Kesimpulan : AS Baik.
5
3. Kala III
4. Kala IV :
Tanggal Jam Hasil Observasi
09 April Jam 13.35 Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat,
2020 perdarahan pervaginam ±400 CC, Luka laserasi
jalan lahir derajat 3. Vital sign : TD : 80/60
mmHg, Nadi : 100 x/m, R 24 x/m, SB : 38,4 ‘C.
Pasien tampak pucat, akral dingin CRT >4 detik,
tidak keluar urin Pasien mengeluh tidak nyaman,
terdapat luka episiotomi, tampak meringis, teraba
kontraksi lemah.
6
PATHWAY
Tanda-tanda persalinan
Fase aktif Pembukaan lengkap Bayi Lahir Bayi dan Plasenta Lahir
Risiko
Hipotermia
7
ANALISA DATA
KALA II
3. DS : Nyeri Melahirkan
Pasien mengatakan mengeluh sakit makin
kuat, daerah dekat alat kelamin terasa Kala II
tertekan ↓
DO : Pembukaan Lengkap
Ibu tampak ingin mengejan ↓
Anus membuka, Perineum menonjol Kontraksi semakin meningkat dan kuat
↓
His ( + ), frekuensinya 2 – 3 menit, lamanya
Perineum menonjol dan tertekan
45 -50 detik
↓
Kekuatan His = Kuat
Persentasi Kepala
Pembukaan lengkap, kepala turun di H 3- ↓
H4, Presentasi kepala. Ibu dipimpin untuk mengejan
Urine ( - ) ↓
Ibu dipimpin untuk mengejan Nyeri Melahirkan
Ekspresi meringis, makin sering rubah
posisi.
Uterus teraba membulat
4. DS : - Kala II Risiko Hipotermia
DO : ↓
Lahir bayi laki-laki, spontan, Pembukaan Lengkap
APGAR SCORE 8 – 9 ↓
Bayi Normal Kontraksi semakin meningkat dan kuat
Tidak ada cacat bawaan. ↓
Berat badan : 2700 gram Perineum menonjol dan tertekan
Panjang badan : 50 cm ↓
Persentasi Kepala
Lingkar kepala : 30 cm
↓
Lingkar dada : 30 cm
Ibu dipimpin untuk mengejan
Lingkar perut : 28 cm ↓
Bayi Lahir
10
↓
Perubahan suhu tubuh dalam perut ibu dan lingkungan
↓
Risiko Hipotermia
KALA III
5. DS : Nyeri Akut
Pasien masih mengeluhkan sakit/ mulas
masih ada setelah bayi lahir. Kala III
merasa ada yang menekan daerah dekat ↓
kelamin Bayi lahir
DO : ↓
Lahirnya Plasenta
Kontraksi uterus ( + )
Plasenta dilahirkan secara spontan lengkap,
↓
bentuk oval.
Kontraksi Uterus
Selaput ketuban utuh. ↓
Pasien tampak meringis Nyeri Akut
Merubah posisi saat nyeri posisi nya
berubah
Uterus membulat.
KALA IV
6. DS : Kala IV Hipovolemia
Pasien mengeluh tidak nyaman ↓
DO : Bayi dan Plasenta lahir
Kontraksi uterus baik, ↓
TFU 2 jari bawah pusat Luka Episiotomi
Perdarahan pervaginam ±400 CC ↓
Luka laserasi jalan lahir derajat 3. Kontraksi Uterus
TD = 80/60 mmHg ↓
Perdarahan ± 400 cc
N = 100 x/m
↓
S = 38,4ºC.
Pasien tampak pucat
11
Akral dingin
CRT >4 detik
Kehilangan Cairan aktif
Tidak keluar urin
↓
Terdapat luka episiotomi Hipovolemia
Tampak meringis
Teraba kontraksi lemah
7. DS : Kala IV Ketidaknyamanan Pasca
Pasien mengeluh tidak nyaman ↓ Partum
DO : Bayi dan Plasenta lahir
Kontraksi uterus baik, ↓
TFU 2 jari bawah pusat Luka Episiotomi
Perdarahan pervaginam ±400 CC ↓
Luka laserasi jalan lahir derajat 3. Kontraksi uterus
TD = 80/60 mmHg ↓
Ketidaknyamanan Pasca Partum
N = 100 x/m
S = 38,4ºC.
Pasien tampak pucat
Akral dingin
CRT >4 detik
Tidak keluar urin
Terdapat luka episiotomi
Tampak meringis
Teraba kontraksi lemah
12
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Kala I
- Nyeri Melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks dibuktikan dengan pasien mengatakan mengeluh nyeri, pasien mengatakan perut
terasa mulas seperti mau melahirkan, pasien mengatakan bahwa perutnya mulas sejak tadi malam, mulasnya hilang timbul, makin lama
makin sering dan sakit, dan ada keluar lendir campur darah dari alat kelamin, His ( + ), frekuensinya 3 menit, lamanya 40 detik, kekuatan
sedang, Air ketuban ( - ), DJJ 147 x/menit, Lokasi ketidaknyamanan pinggang menjalar ke perut dan terus meningkat, pasien tampak
merintih dan tampak meringis, pasien merubah posisi mengurangi nyeri, saat nyeri timbul perabaan uterus mengeras dan membulat dan
kepala turun di H1 – H2.
- Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional dibuktikan dengan pasien mengatakan bingung dan khawatir menjalani proses
melahirkan, karena ini pengalaman pertama, pasien mengatakan sejak satu minggu lalu pasien, sulit tidur karena khawatir menghadapi
persalinan dan pasien tampak gelisah dan tegang.
b. Kala II
- Nyeri Melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin dibuktikan dengan pasien mengatakan mengeluh sakit makin kuat, daerah
dekat alat kelamin terasa tertekan, ibu tampak ingin mengejan, anus membuka, perineum menonjol, His ( + ), frekuensinya 2 – 3 menit,
lamanya 45 -50 detik, kekuatan His = Kuat, pembukaan lengkap, kepala turun di H 3- H4, Presentasi kepala, urine ( - ), ibu dipimpin
untuk mengejan, ekspresi meringis, makin sering rubah posisi dan uterus teraba membulat.
- Risiko Hipotermia dibuktikan dengan bayi baru lahir
13
c. Kala III
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Trauma perineum) dibuktikan dengan pasien masih mengeluhkan sakit/ mulas
masih ada setelah bayi lahir, merasa ada yang menekan daerah dekat kelamin, kontraksi uterus ( + ), plasenta dilahirkan secara spontan
lengkap, bentuk oval, selaput ketuban utuh, pasien tampak meringis, merubah posisi saat nyeri posisi nya berubah dan uterus membulat.
d. Kala IV
- Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dibuktikan dengan pasien mengeluh tidak nyaman, kontraksi uterus baik, TFU
2 jari bawah pusat, perdarahan pervaginam ±400 CC, luka laserasi jalan lahir derajat 3, TD = 80/60 mmHg, N = 100 x/menit, S = 38,4ºC,
pasien tampak pucat, akral dingin , CRT >4 detik, tidak keluar urin, terdapat luka episiotomi, tampak meringis dan teraba kontraksi
lemah.
- Ketidaknyamanan Pasca Partum berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan dan kelahiran dibuktikan dengan pasien
mengeluh tidak nyaman, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, luka laserasi jalan lahir derajat 3, pasien tampak pucat, tidak
keluar urin, terdapat luka episiotomi, tampak meringis dan teraba kontraksi lemah
14
RENCANA KEPERAWATAN
KALA II
3. Nyeri Melahirkan berhubungan Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 Manajemen Nyeri
dengan pengeluaran janin dibuktikan jam tingkat nyeri menurun, dengan kriteria
dengan : hasil : Observasi
DS : Keluhan nyeri menurun Identifikasi lokasi ,karakteristik dan frekwensi nyeri
Pasien mengatakan mengeluh Meringis menurun Identifikasi skala nyeri
sakit makin kuat, daerah dekat Uterus teraba membulat menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
alat kelamin terasa tertekan Perineum terasa tertekan menurun memperingan nyeri
DO : Terapeutik
Ibu tampak ingin mengejan Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
Anus membuka, Perineum rasa nyeri
menonjol Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
His ( + ), frekuensinya 2 – 3 Fasilitasi istirahat dan tidur.
menit, lamanya 45 -50 detik Edukasi
Kekuatan His = Kuat Jelaskan strategi meredakan nyeri
Pembukaan lengkap, kepala Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
turun di H 3- H4, Presentasi Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
kepala. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
Urine ( - ) nyeri
Ibu dipimpin untuk mengejan Kolaborasi
Ekspresi meringis, makin Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
sering rubah posisi.
Uterus teraba membulat Pengaturan posisi
Observasi
Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
berubah posisi.
Monitor alat traksi agar selalu tepat
19
Terapeutik
Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang
tepat.
Tempatkan pada posisi terapeutik
Atur posisi tidur yang disukai,jika tidak
kontraindikasi
Atur posisi untuk mengurasi sesak (mis. Semi-fowler)
Atur posisi yang meningkatkan drainage
Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai
kebutuhan
Hindari menempatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi
Informasi saat akan dilakukan perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan
perubahan posisi.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum
mengubah posisi.
Terapi Relaksasi
Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan konsentrasi, atau gejala lain
20
4. Risiko Hipotermia dibuktikan dengan Setelah diberikan intervensi 1x24 jam maka Regulasi Temperatur
bayi baru lahir Termoregulasi Neonatus Membaik, dengan Observasi
kriteria hasil : Monitor suhu bayi sampai stabil (36,50C – 37,50C).
Akroslanosis meningkat Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu
Suhu tubuh menurun Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi
Suhu kulit menurun Monitor warna dan suhu kulit
Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
hipertermia
Terapeutik
Bodong bayi segera setelah lahir untuk mencegah
kehilangan panas
Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas
pada bayi baru lahir
Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau
di area pendingin ruangan atau kipas angin
Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan
penghangat ruangan untuk menaikkan suhu tubuh,
jika perlu.
Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien.
Edukasi
Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar
udara dingin.
Demontrasi teknik perawatan motode kangguru
(PMK) .
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik,jika perlu.
22
KALA III
5. Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 Manajemen Nyeri
pencedera fisik (Trauma Perineum) jam tingkat nyeri menurun, dengan kriteria
dibuktikan dengan : hasil : Observasi
DS : Keluhan nyeri menurun Identifikasi lokasi ,karakteristik dan frekwensi nyeri
Pasien masih mengeluhkan Meringis menurun Identifikasi skala nyeri
sakit/ mulas masih ada setelah Perineum merasa tertekan menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
bayi lahir. Uterus teraba membulat menurun memperingan nyeri
merasa ada yang menekan Terapeutik
daerah dekat kelamin Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
DO : rasa nyeri
Kontraksi uterus ( + ) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Plasenta dilahirkan secara Fasilitasi istirahat dan tidur.
spontan lengkap, bentuk oval. Edukasi
Selaput ketuban utuh. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Pasien tampak meringis Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Merubah posisi saat nyeri Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
posisi nya berubah Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
Uterus membulat. nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Pengaturan posisi
Observasi
Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
berubah posisi.
Monitor alat traksi agar selalu tepat
23
Terapeutik
Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang
tepat.
Tempatkan pada posisi terapeutik
Atur posisi tidur yang disukai,jika tidak
kontraindikasi
Atur posisi untuk mengurasi sesak (mis. Semi-fowler)
Atur posisi yang meningkatkan drainage
Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai
kebutuhan
Hindari menempatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi
Informasi saat akan dilakukan perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan
perubahan posisi.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum
mengubah posisi
Terapi Relaksasi
Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi,
24
KALA IV
6. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan Intervensi selama 1x 24 Manajemen Hipovolemia
kehilangan cairan aktif dibuktikan Jam status cairan membaik, dengan kriteria Observasi
dengan pasien : hasil : Periksa tanda dan gejala hipovolemia.
DS : Tekanan darah membaik Monitor intake dan output cairan
Pasien mengeluh tidak nyaman Output urine meningkat Terapeutik
DO : Suhu tubuh membaik Hitung kebutuhan cairan
Kontraksi uterus baik, Intake cairan membaik Berikan asupan cairan
TFU 2 jari bawah pusat Edukasi
Perdarahan pervaginam ±400 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
CC Anjurkan menghindari perubahan posisi
Luka laserasi jalan lahir derajat mendadak
3. Kolaborasi
TD = 80/60 mmHg Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
N = 100 x/m Kolaborasi pemberian IV hipotonis
S = 38,4ºC. Kolaborasi pemberian cairan koloid
Pasien tampak pucat Kolaborasi pemberian produk darah.
Akral dingin
CRT >4 detik
Tidak keluar urin
Terdapat luka episiotomi
Tampak meringis
Teraba kontraksi lemah
7. Ketidaknyamanan Pasca Partum Setelah dilakukan Intervensi selama 2x 24 Manajemen Nyeri
berhubungan dengan trauma perineum Jam status kenyamanan pascapartum Observasi :
selama persalinan dan kelahiran meningkat, dengan kriteria hasil : Identifikasi skala nyeri
dibuktikan dengan : Meringis meningkat Identifikasi respons nyeri non verbal
26
TABEL IMPLENTASI
KALA IV
31
TABEL EVALUASI
32
O:
Dx : 2 Gelisah berkurang
Tegang berkurang
A:
Ansietas teratasi
P:
Implementasi dihentikan
KALA II
33
09 April 2020 S:
11 : 50 pasien mengatakan nyeri berkurang
O:
pasien masih tampak sedikit merintih dan meringis
Dx : 3 A:
Nyeri Melahirkan teratasi sebagian
P:
Implementasi dilanjutkan
09 April 2020 S:-
11:55 O:
Suhu tubuh bayi dalam rentang normal
Dx : 4 Tekanan darah, frekuensi dan nadi dalam rentang normal
A:
Risiko Hipotermia teratasi
P:
Implementasi dihentikan
KALA III
09 April 2020 S:
12:00 Pasien mengatakan nyeri berkurang
O:
Meringis menurun
Dx : 5
A:
Nyeri akut teratasi sebagian
P:
Implementasi dilanjutkan
KALA IV
34
09 April 2020 S:
13 : 40 pasien mengatakan nyeri berkurang
O:
Pendarahan pervagina menurun
Dx : 6 A:
Hipovomenia teratasi
P:
Implementasi dihentikan
09 April 2020 S:
13: 50 pasien mengatakan nyeri berkurang
O:
pasien masih tampak sedikit merintih dan meringis
Dx : 7 A:
Ketidaknyamanan pasca partum teratas sebagian
P:
Implementasi dilanjutkan
35
DAFTAR PUSTAKA