PERMINTAAN
B Y N O O R H I D AYAT
J U R U S A N M AT E M AT I K A F M I PA U B
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ELASTISITAS PERMINTAAN (ED)
Faktor1: Adanya barang substitusi.
Barang Substitusi atau saling menggantikan adalah barang yang memiliki manfaat dan kegunaan
yang hampir sama dengan barang utamanya. Contoh: jagung substitusi beras.
Barang substitusi ada yang substutisi biasa, ada juga yang kadang
disebut substitusi dekat.
Barang substitusi dekat adalah barang yang fungsi dan kegunaannya
sama, hanya ungkin berbeda merek, kemasan dan pelayan. Misal beras
Cianjur dengan beras Rajalele.
Makin banyak substitusi suatu barang, maka makin besar
kemungkinan pembeli untuk berpindah dari barang utama
seandainya terjadi kenaikan atau penurunan harga.
Secara teoritis bila suatu barang memiliki substitusi, maka
permintaannya cenderung elastis (ED>1), yaitu manakala harga
naik sebesar 1%, maka permintaan akan barang tersebut akan
turun di atas 1%.
Demikian juga sebaliknya.
Faktor 2. Persentase Pendapatan yang digunakan/jenis barang.
Seorang konsumen akan memberikan porsi yang besar dari
pendapatannya untuk membeli barang yang biasa digunakan sehari-
hari (sudah menjadi kebutuhan), sementara untuk barang yang masih
bisa ditunda porsi dari pendapatan untuknya kecil.
Jadi bila barang yang dimaksud tersebut adalah barang yang
dibutuhkan atau dengan kata lain sebagian besar pendapatan
dipergunakan untuk mendapatkan barang yang dimaksud, maka
semakin elastislah permintaanya.
Faktor 3. Jangka waktu analisis/perkiraan atau pengetahuan
konsumen.
Dalam jangka pendek, terjadinya perubahan harga tidak secara
otomatis menyebabkan terjadinya perubahan permintaan. Hal ini
disebabkan perubahan yang terjadi di pasar belum diketahui oleh
konsumen, sehingga dalam jangka pendek permintaan cenderung
tidak elastis.
Faktor 4. Terjadinya Sarana Kredit.
Meskipun harga barang telah diketahui naik, sementara
pendapatan tidak mencukupi, permintaan barang tersebut
relatif akan tetap bila ada fasilitas kredit dari penjual/
produsen.
Sebaliknya bila harga barang yang dimaksud turun, maka
permintaan atas barang tersebut tidak akan naik bila
fasilitas kredit untuk barang substitusi ada. Dengan
demikian, bila terdapat fasilitas kredit, maka elastisitas
cenderung inelastis atau elastis sempurna.
Manfaat dari Mengetahui Nilai ED
Manfaat 1: Kebijakan impor.
Dalam hal ini pemerintah yang berkepentingan
mengendalikan impor, di mana seandainya suatu negara
mengimpor sutu barang yang tingkat elastisitasnya
diketahui maka akan dapat diambil suatu kebijakan untuk
terus impor atau stop.
Secara teori, bila elastisitas permintaan atas suatu produk yang dijual bersifat elastis, maka kebijakan
menaikkan harga adalah langkah yang tidak tepat, karena justru akan menurunkan penerimaan.
Sebaliknya bila elastistias permintaannya bersifat inelastic, maka menaikkan harga pada tingkat yang
moderat/wajar akan meningkatkan penerimaan (penerimaan adalah perkalian antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang dibeli.
Contoh
Kasus I.
Terdata bahwa pada harga Rp.500,- total jumlah barang yang diminta
sebanyak 300 unit.
Ketika harga dinaikkan menjadi Rp.800,- total jumlah barang yang
diminta sebanyak 260 unit. Besar koefisien ED adalah
500 + 800
260 − 300 2 26000
= = 0.3 < 1
800 − 500 260 + 300 84000
2
Barang pada kasus ini barang bersifat inelastis.
Sekarang kita hitung penerimaannya
a. Pada harga Rp.500,- diminta 300 unit, berarti total penerimaan adalah: Rp. 500(300)= Rp.
150.000,-
b. Pada harga Rp. 800,- diminta 260 unit, berarti total penerimaan adalah: Rp. 800(260)= Rp.
208.000,-
c. Selisih sebelum dan sesudah kenaikan harga Rp. 208.000 – Rp. 150.000 = Rp. 58.000,-
d. Berarti perusahaan untung dengan menaikkan harga.
Contoh
Kasus II.
Terdata bahwa pada harga Rp.500,- total jumlah barang yang diminta sebanyak 300 unit.
Ketika harga dinaikkan menjadi Rp.800,- total jumlah barang yang diminta sebanyak 200 unit. Besar koefisien ED
adalah
500 + 800
200 − 300 2 65.000
= = 1.4 > 1
800 − 500 200 + 300 45.000
2
Barang pada kasus ini bersifat elastis.
Sekarang kita hitung penerimaannya
a. Pada harga Rp.500,- diminta 300 unit, berarti total penerimaan adalah: Rp. 500(300)= Rp. 150.000,-
b. Pada harga Rp. 800,- diminta 200 unit, berarti total penerimaan adalah: Rp. 800(200)= Rp. 160.000,-
c. Selisis sebelum dan sesudah kenaikan harga Rp. 160.000 – Rp. 150.000 = Rp. 10.000,-. Jumlah ini
akan lebih kecil lagi apabila koefisien ED di atas 1.4.
d. Bila dibandingkan, maka barang yang memiliki koefisien elastisitas kurang dari satu menguntungkan
bagi perusahaan bila harga barang tersebut dinaikkan.
e. Sebaliknya bila koefisien ED lebih dari satu, maka menaikkan harga cenderung akan menurunkan
pemasukan
Perhatikan Kurva
P P
E1 E2
P1 DC P1
Luas DC
Luas
penerimaan
penerimaan
q1 q2 Q q1 q2 Q
𝐸𝐷 > 1 𝐸𝐷 < 1
OP1E1q1 adalah total penerimaan pada 𝐸𝐷 > 1, yang lebih kecil dari OP1E2q2 dengan 𝐸𝐷 < 1
Deadweigt Loss nilai yang tidak habis dimanfaatkan sebagai akibat dari perubahan harga atau kebijakan
ekonomi non-harga, dalam bahasa sehari-hari disebut inefisiensi ekonomi.
Elastisitas Silang
Elastisitas Silang (EC) merupakan jenis elastisitas yang menunjukan hubungan antara jumlah barang
yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang terkait dengan barang tersebut.
Contoh ringkasnya adalah hubungan antara sepeda motor dengan bensin dan nasi dengan lauk-pauk.
Komplementer atau
Elastisitas Silang Negatif
saling melengkapi.
𝑄𝑋𝑛 − 𝑄𝑋𝑛−1
∆𝑄𝑋/𝑄𝑋𝑛−1 1
𝑄𝑋𝑛−1 1 σ 𝑄𝑋 𝑛 σ 𝑃𝑌
𝐸𝐶𝑋−𝑌 = = ∆𝑄𝑋 𝑛 σ 𝑃𝑌 𝐸𝐶𝑋−𝑌 =
𝑃𝑌𝑛 − 𝑃𝑌𝑛−1 ∆𝑃𝑌/𝑃𝑌𝑛−1 𝐸𝐶𝑋−𝑌 = σ 𝑃𝑌 1 σ 𝑄𝑋
𝑃𝑌𝑛−1 ∆𝑃𝑌 1 σ 𝑄𝑋 𝑛
∆𝑄𝑋 𝑃𝑌𝑛−1 𝑛
=
∆𝑃𝑌 𝑄𝑌𝑛−1 Formula Elastisitas Busur Formula Elastisitas Kumulatif
𝑄𝑌𝑛 − 𝑄𝑌𝑛−1
𝑄𝑌𝑛−1 ∆𝑄𝑌/𝑄𝑌𝑛−1 1 11
𝐸𝐶𝑌−𝑋 = = ∆𝑄𝑌 𝑛 σ 𝑃𝑋 𝑄𝑌 𝑛𝑛σσ 𝑄𝑌
σσ ∆𝑄𝑌 𝑃𝑋
𝑃𝑋𝑛 − 𝑃𝑋𝑛−1 ∆𝑃𝑋/𝑃𝑋𝑛−1 𝐸𝐶𝑌−𝑋 = 𝐸𝐶
𝐸𝐶𝑌−𝑋
𝑌−𝑋 =
=
𝑃𝑋𝑛−1 ∆𝑃𝑋 1 σ 𝑄𝑌 𝑃𝑋 11σσ 𝑃𝑋
σσ ∆𝑃𝑋 𝑄𝑌
𝑛 𝑛𝑛
∆𝑄𝑌 𝑃𝑋𝑛−1
=
∆𝑃𝑋 𝑄𝑌𝑛−1 Formula Elastisitas Busur Formula Elastisitas Kumulatif
Akan dihitung tingkat elastisitas silang permintaan barang tersebut jika antara
produk 𝑋 dan 𝑌 masih saling berhubungan.
Jawab: Periode 2: (𝑃𝑌 ⟹ 𝑄𝑋 )
∆𝑄𝑋 𝑃𝑌𝑛−1 −10 10
𝐸𝐶𝑋−𝑌 = = =2
∆𝑃𝑌 𝑄𝑌𝑛−1 −1 50
∆𝑄𝑋 = 40 − 50 = −10
∆𝑃𝑌 = 9 − 10 = −1
1
1 1 ∆𝑄𝑋 𝑛 σ 𝑃𝑌 −10 9.5
𝑃𝑌 = 10 + 9 = 9.5 𝐸𝐶𝑋−𝑌 = = = 2.1
2 2 ∆𝑃𝑌 1 σ 𝑄𝑋 −1 45
𝑛
1 1 1
𝑄𝑋 = 50 + 40 = 45 σ ∆𝑄𝑋 𝑛 σ 𝑃𝑌 −10 (9.5)
2 2 𝐸𝐶𝑋−𝑌 = = = 2.11
1
σ ∆𝑃𝑌 σ 𝑄𝑋 −1 45
𝑛
Jawab: Periode 2: 𝑃𝑋 ⟹ 𝑄𝑌
∆𝑄𝑌 𝑃𝑋𝑛−1 −5 5
𝐸𝐶𝑌−𝑋 = = = −0.036
𝑄𝑌𝑛−1 = 100 ∆𝑃𝑋 𝑄𝑌𝑛−1 7 100
∆𝑄𝑌 = 95 − 100 = −5
𝑃𝑋𝑛−1 = 5
∆𝑃𝑋 = 12 − 5 = 7 1
∆𝑄𝑌 𝑛 σ 𝑃𝑋 −5 8.5
𝐸𝐶𝑌−𝑋 = = = −0.06
1 1 ∆𝑃𝑋 1 σ 𝑄𝑌 7 97.5
𝑄𝑌 = 100 + 95 = 97.5 𝑛
2 2
1
1 1 σ ∆𝑄𝑌 𝑛 σ 𝑃𝑋 195 8.5
𝑃𝑋 = 12 + 5 = 8.5 𝐸𝐶𝑌−𝑋 = = =1
2 2 1
σ ∆𝑃𝑋 σ 𝑄𝑌 17 97.5
𝑛
Jawab: Periode 3 (𝑃𝑌 ⟹ 𝑄𝑋 )
𝑄𝑌𝑛−1 = 40 ∆𝑄𝑋 𝑃𝑌𝑛−1 −5 9
𝐸𝐶𝑋−𝑌 = = = 0.5625
∆𝑄𝑋 = 35 − 40 = −5 ∆𝑃𝑌 𝑄𝑌𝑛−1 −2 40
∆𝑃𝑌 = 7 − 9 = −2
𝑃𝑌𝑛−1 = 9
1
1 1 ∆𝑄𝑋 𝑛 σ 𝑃𝑌 −5 8
𝑃𝑌 = 7 + 9 = 8 𝐸𝐶𝑋−𝑌 = = = 0.53
2 2 ∆𝑃𝑌 1 σ 𝑄𝑋 −2 37.5
𝑛
1 1
𝑄𝑋 = 35 + 40 = 37.5 1
2 2 σ ∆𝑄𝑋 𝑛 σ 𝑃𝑌 75 (8)
𝐸𝐶𝑋−𝑌 = = =1
1
σ ∆𝑃𝑌 σ 𝑄𝑋 16 37.5
𝑛
Jawab: Periode 3: 𝑃𝑋 ⟹ 𝑄𝑌
∆𝑄𝑌 𝑃𝑋𝑛−1 −15 12
𝐸𝐶𝑌−𝑋 = = = −63
𝑄𝑌𝑛−1 = 95 ∆𝑃𝑋 𝑄𝑌𝑛−1 3 95
∆𝑄𝑌 = 80 − 95 = −15
𝑃𝑋𝑛−1 = 12
∆𝑃𝑋 = 15 − 12 = 3 1
∆𝑄𝑌 𝑛 σ 𝑃𝑋 −15 13.5
𝐸𝐶𝑌−𝑋 = = = −0.77
1 1 ∆𝑃𝑋 1 σ 𝑄𝑌 3 87.5
𝑄𝑌 = 80 + 95 = 87.5 𝑛
2 2
1
1 1 σ ∆𝑄𝑌 𝑛 σ 𝑃𝑋 −15 13.5
𝑃𝑋 = 12 + 15 = 13.5 𝐸𝐶𝑌−𝑋 = = = 0.77
2 2 1
σ ∆𝑃𝑋 σ 𝑄𝑌 3 87.5
𝑛
❑ Nilai EC berada pada: −∞ < 𝐸𝐶 < +∞. Bila nilai EC (𝑷𝑿 ⟹ 𝑸𝒀 ) positif (+), sedangkan nilai
❑ Bila EC bernilai positif, maka barang yang dimaksud EC (𝑷𝒀 ⟹ 𝑸𝑿 ) negatif (-), berarti antara barang X
adalah barang substitusi (pengganti). dan Y atau sebaliknya tidak berhubungan.
❑ Contoh: Jika harga mobil pribadi naik, maka
permintaan mobil umum akan naik (substitusi). Contoh: antara mobil dan kompor gas.
❑ Bila EC bernilai negatif, maka barang yang dimaksud
adalah barang komplementer (pelengkap).
❑ Contoh: Misal harga mobil naik, maka permintaan
bensin akan turun (komplementer)
Elastisitas Permintaan dari
Pendapatan
Elastisitas permintaan dari pendapatan adalah koefisien EY yang mencoba menjelaskan perilaku
konsumen dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli jenis/macam barang
Bila EY negatif, maka perubahan pendapatan berhubungan negatif dengan jumlah barang yang
diminta.
Artinya jika pendapatan naik, maka permintaan barang yang dimaksud turun dan jika pendapatan
turun, maka permintaan naik.
𝐸𝑌 > 1 barang elastis
𝐸𝑌 < 1 barang inelastis
Akan ditentukan elastisitas permintaan dari pendapatan untuk kedua barang tersebut.
Tahun 1991: Barang X −5 500,000
∆𝑄𝑋 = 15 − 20 = −5 𝐸𝑌 = = −1.43 < 0
100,000 17.5
∆𝑃𝑋 = 1,100,000 − 1,000,000 = 100,000
1 1 Pendapatan naik, maka permintaan barang yang
𝑃𝑋 = 1,000,000 + 1,100,000 = 500,000 dimaksud turun dan jika pendapatan turun,
2 2
maka permintaan naik. Barang inferior
1 1 𝐸𝑌 < 1 inelastis
𝑄𝑋 = 15 + 20 = 17.5
2 2
Contoh
Tahun Pendapatan Permintaan X Permintaan Z
1990 1,000,000 20 40
1991 1,100,000 15 45
1992 1,210,000 14 55
Akan ditentukan elastisitas permintaan dari pendapatan untuk kedua barang tersebut.
Tahun 1991: Barang Z 5 500,000
𝐸𝑌 = = 1.11 > 0
∆𝑄𝑍 = 45 − 40 = 5 100,000 22.5
∆𝑃𝑍 = 1,100,000 − 1,000,000 = 100,000
Pendapatan naik, maka permintaan barang yang
1 1 dimaksud naik dan jika pendapatan turun, maka
𝑃𝑍 = 1,000,000 + 1,100,000 = 500,000
2 2 permintaan juga turun. Barang normal
1 1 𝐸𝑌 > 1: elastis
𝑄𝑍 = 45 + 40 = 22.5
2 2
Terima Kasih