Perkembangan sektor ekonomi di Kota Semarang tak lepas dari lokasi Kota Semarang yang berada
pada jalur penghubung dua kota besar di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya. Kota Semarang yang juga
merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah juga mempengaruhi perkembangan sektor ekonomi. Dengan
berkembangnya sektor perekonomian di Kota Semarang, maka berdampak juga dengan jumlah kunjungan
wisatawan baik untuk tujuan bisnis maupun rekreasi. Dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Kota Semarang, maka dibutuhkan bangunan komersial yang dapat mengakomodasi kebutuhan
wisatawan khususnya dalam hal hunian sementara yaitu hotel. Hotel yang direncanakan merupakan City Hotel
karena berlokasi di pusat kota dan dekat dengan area bisnis maupun tempat wisata.
Kajian yang dilakukan adalah dengan mempelajari pengertian tentang hotel, pengertian City Hotel,
Karakteristik City Hotel, pengelolaan hotel, kebutuhan dan pengelompokkan ruang hotel, dan studi banding
beberapa City Hotel di Semarang. Dilakukan juga pembahasan tentang konsep perancangan hotel dengan
penekanan desain Green Arsitektur.
Lokasi yang digunakan untuk perancangan “Green City Hotel di Semarang” ini berada di pusat kota
dan dekat dengan area bisnis dan tempat wisata di Semarang. Tapak yang dipilih berada di Jalan Imam Bonjol
Semarang karena berada di pusat kota dan dapat dengan mudah dicapai. Selain itu, tapak ini juga berada di
BWK I yang difokuskan untuk perkantoran, perdagangan dan jasa (Perda Kota Semarang No. 14 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031).
Penekanan desain yang diterapkan adalah Green Arsitektur. Prinsip-prinsip dan sifat-sifat bangunan
berkonsep Green Arsitektur diterapkan dalam perancangan City Hotel agar dapat mengurangi penggunaan
sumber daya yang tidak terbarukan.
I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2 | 363
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota 5.3 Karakteristik City Hotel
Semarang Tahun 2011-2031). Karakteristik yang membedakan antar city hotel
dengan jenis hotel lainnya yaitu :
5. KAJIAN PUSTAKA 1. Lokasi
5.1 Pengertian Hotel City hotel umumnya berlokasi di pusat kota,
Terdapat banyak variasi mengenai pengertian hotel. tetapi tidak menutup kemungkinan berlokasi
Berdasarkan SK Menteri Perhubungan No. PM tidak dipusat kota. Pada city hotel, pemilihan
16/PW 301/PHB 77 tanggal 22 Desember 1977 pada lokasi harus berada dekat dengan kawasan
bab I pasal 7 ayat a, hotel adalah suatu bentuk bisnis dan perdagangan karena sasaran utama
akomodasi yang dikelola secara komersial, tamu city hotel adalah wisatawan yang
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh bertujuan untuk bisnis atau dinas.
pelayanan, penginapan berikut makanan dan 2. Fasilitas
minuman. Fasilitas yang ada pada city hotel adalah fasilitas
Sedangkan pengertian perhotelan berdasarkan SK yang mendukung kegiatan bisnis seperti adanya
Menparpostel No. KM 37/PW.304/mppt-1998, ballroom dan convention hall. Selain itu, fasilitas
menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis pendukung lain juga diperlukan seperti fitness
akomodasi yang mempergunakan seluruh atau center dan kolam renang.
sebagian bangunan yang dimiliki untuk 3. Tipologi Bangunan
menyediakan jasa penginapan, makan, minum, Tipologi city hotel adalah bangunan tinggi atau
serta jasa lainnya bagi umum dan dikelola secara high rise building karena city hotel juga
komersial. termasuk transit hotel sehingga diperlukan
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, banyak kamar agar dapat menampung banyak
maka dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu wisatawan dalam waktu yang bersamaan.
usaha yang memberi jasa pelayangan kepada 4. Segmen Pasar
pengunjung berupa penginapan, makan, dan Sasaran city hotel adalah wisatawan/
minum serta jasa dan fasilitas lainnya yang pengunjung yang bertujuan untuk bisnis atau
memenuhi syarat nyaman dan dikelola secara dinas, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
komersial. wisatawan yang bertujuan untuk rekreasi.
364 | I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2
GREEN CITY HOTEL DI SEMARANG
I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2 | 365
3. Sifat-sifat Bangunan Berkonsep Green Arsitektur pertemuan, seminar, pameran, pusat kebugaran
a. Sustainable (Berkelanjutan) dan restoran.Bentuk dasar Hotel Horison adalah
Yang berarti bangunan green architecture bertingkat terdiri dari sepuluh lantai, sehingga
tetap bertahan dan berfungsi seiring sistem penyusunan ruang serta hubungan aktivitas
zaman, konsisten terhadap konsepnya ruang akan berlangsung secara vertikal. Hotel ini
yang menyatu dengan alam tanpa adanya berhubungan langsung dengan pusat perbelanjaan,
perubahan – perubahan yang signifikan namun didesain berbeda dengan pusat
tanpa merusak alam sekitar. perbelanjaan tersebut dengan tujuan untuk
b. Earthfriendly (Ramah lingkungan) menampilkan sebuah eye catching di kawasan
Suatu bangunan belum bisa dianggap tersebut.
sebagai bangunan berkonsep green Kamar-kamar yang terdapat di hotel horison ini
architecture apabila bangunan tersebut berjumlah 158 terbagi menjadi 6 jenis kamar,
tidak bersifat ramah lingkungan. Oleh antara lain :
karena itu bangunan berkonsep green - Superior Rooms, 75 kamar
architecture mempunyai sifat ramah - Deluxe Rooms, 50 kamar
terhadap lingkungan sekitar, energi dan - Junior Suite, 5 kamar
aspek – aspek pendukung lainnya. - Horison Club, 13 kamar
c. High performance building. - Executive Suite, 10 kamar
Bangunan berkonsep green architecture - Horison Suite, 5 kamar
mempunyai satu sifat yang tidak kalah
pentingnya dengan sifat – sifat lainnya.
Sifat ini adalah “High performance 6.2 Metro Hotel Semarang
building”. Salah satu fungsinya ialah untuk
meminimaliskan penggunaan energi
dengan memenfaatkan energi yang berasal
dari alam (energy of nature) dan dengan
dipadukan dengan teknologi tinggi (high
technology performance).
6. STUDI BANDING
Gambar 3. Metro Hotel
6.1 Hotel Horison Semarang
Semarang
Sumber : dokumentasipribadi
366 | I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2
GREEN CITY HOTEL DI SEMARANG
I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2 | 367
= 9.821,96 Lantai 3-6
4 Lantai 3-6 terdiri dari ruang menginap dan
= 2.455,49 m² ruang pelayanan pada bagian belakang.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka luas R. Pelayanan
Luas lantai dasarʹ= luas lantai dasar bangunan + Gambar 8. Denah Lantai 3
luas parkir Sumber : Penulis 2012
= 2.455.49 + 3930 R. Pelayanan
= 6.385,49 m²
Standard Room
KDB = luas lantai dasar ʹ
Luas lahan Gambar 9. Denah Lantai 4 Superior Room
Sumber : Penulis 2012
Luas lahan = 6.385,49
R. Pelayanan
0,6
Luas lahan = 10.642,48 m² Superior Room
2
(Luas tapak 15.763 m → memenuhi KDB) Gambar 10. Denah Lantai 5
Sumber : Penulis 2012
Sedangkan untuk perancangan ruang, konsep R. Pelayanan
bentuk, struktur dan utilitasnya, dirancang sebagai
Deluxe Room
berikut :
Ruang dalam bangunan Gambar 11. Denah Lantai 6
Sumber : Penulis 2012
Penataan ruang dalam bangunan di kelompokkan
sesuai fungsinya masing-masing. Zoning dibagi - Lantai 7
berdasarkan kelompok ruang kegiatan yaitu Lantai 7 terdiri dari suite room, ruang tamu
umum, ruang tamu bersama, pengelola, ruang bersama dan ruang pelayanan.
Suite Room
menginap dan pelayanan.
R. Tamu
- Lantai 1 Bersama
Lantai 1 terdiri dari ruang pengelola, umum, R. Pelayanan
Gambar 12. Denah Lantai 7
ruang tamu bersama dan ruang pelayanan. Sumber : Penulis 2012
R. Pengelola
Core
Lavatory
Gambar 13. Tampak Depan
Sumber : Penulis 2012
368 | I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2
GREEN CITY HOTEL DI SEMARANG
Utilitas
1. Untuk tujuan kenyamanan
a. Penerangan buatan
b. Daya listrik utama dari PLN dan Generator-
Set,serta panel surya untuk penerangan
outdoor.
c. Pengkondisian udara berupa AC central
dengan pendistribusian melalui AHU, juga
ditunjang oleh ac split untuk ruang-ruang
Gambar 15. Tampak Belakang
Sumber : Penulis 2012
atas pertimbangan khusus. Selain itu juga
bukaan dinding diperbanyak agar terjadi
cross ventilation.
2. Untuk tujuan kelancaran sirkulasi dan
komunikasi
a. Sirkulasi vertikal meliputi lift dan tangga.
b. Sirkulasi horisontal menggunakan sarana
koridor dan hall.
c. Komunikasi, meliputi fasilitas telepon ( PABX)
Gambar 16. Tampak Kiri dan intercom.
Sumber : Penulis 2012 3. Untuk tujuan kesehatan dan pelayanan
a. Sarana Air Bersih, dengan menggunakan
down feed system. Air dari PDAM ditampung
di ground reservoir dan dipompa ke roof tank
dan kemudian diteruskan ke ruangan-
ruangan yang membutuhkan.
b. Pembuangan air kotor, adanya
watertreatment system dan septictank.
c. Pembuangan sampah, dengan shaft untuk
Gambar 17. Perspektif
pembuangan secara vertikal, sampah dan
Sumber : Penulis 2012 penampungan sementara secara horizontal.
4. Untuk tujuan keamanan
Struktur a. Alat pendeteksi kebakaran meliputi Heat
- Sub structure utama bangunan menggunakan Detector, Smoke Detector, Manual Alarm.
pondasi tiang pancang dan pondasi batu kali. b. Alat pemadam kebakaran meliputi Sprinkler,
- Mid structure bangunan menerapkan sistem Hydrant Box, Fire Extinguisher, dan Hydrant
grid yang terdiri dari kolom, dan slab beton. pillar.
Pendekatan modul kolom berdasarkan c. Tangga darurat.
kebutuhan ruang. Core atau inti bangunan Sebagai jalur penyelamatan bagi penghuni
terletak pada 2 sisi bangunan. hotel. Untuk itu tangga kebakaran harus
- Up structure bangunan menggunakan kuda- mempunyai persyaratan sebagai berikut:
kuda baja konvensional dan dak beton. - Pencapaian mudah (jarak tangga
KUDA - KUDA BAJA KONVENSIONAL
maksimum 30 m).
MESIN LIFT
+ 20.80
dasar atau tempat yang mudah dan aman
PONDASI TIANG PANCANG + 17.60
untuk menyelamatkan diri.
- Konstruksi tahan api minimum 2 jam.
+ 14.40
+ 11.20
+ 4.00
+ 24.00
udara segar dari atas bangunan atau yang
+ 20.80 lainnya. Aliran udara segar tersebut akan
KUDA - KUDA BAJA KONVENSIONAL
+ 17.60
+ 14.40
dapat menahan masuknya asap lewat
+ 11.20 pintu.
+ 8.00
PONDASI TIANG PANCANG
+ 4.00
d. Penangkal petir.
± 0.00
Menggunakan sistem franklin yang cocok
- 3.00
untuk bangunan tinggi.
Gambar 18. Potongan
Sumber : Penulis 2012
I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2 | 369
9. KESIMPULAN Karyono, Tri Harso, 2010, Green Architecture
“Green City Hotel di Semarang” dirancang dengan Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di
konsep penekanan desain Green Architecture. Indonesia, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Luasan tapak yang dipakai untuk perencanaan dan Kusumastuti, Retno, 2005, City Hotel Bintang Tiga di
perancangan berada di Jalan Imam Bonjol Semarang Kudus Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post
2
dengan luas 15.763 m . Luas lantai dasar bangunan Modern Neo-Vernacular, Landasan Program
ditambah luas parkir outdoor adalah 6.385,49 m². Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
Penataan ruang dalam bangunan atau denah (LP3A), Jurusan Arsitektur FT Undip.
dikelompokkan sesuai fungsinya masing-masing. Lawson, Fred, 1996, Hotels and Resorts Planning
Zoning dibagi berdasarkan kelompok ruang kegiatan Design and Refurbishment, London,
yaitu umum, ruang tamu bersama, pengelola, ruang Butterworth Architecture.
menginap dan pelayanan. Bangunan diletakkan di Marlina, Endy, 2008, Panduan Perancangan
tengah tapak dan berbentuk persegi. Hal ini Bangunan Komersial, Yogyakarta, C.V Andi
dilakukan agar tercipta sirkulasi yang fleksibel. Offset.
Bangunan yang difungsikan sebagai tempat hunian Neufert, Ernst, 1999, Data Arsitek, Jakarta,
dibuat lebih tinggi agar sinar matahari baik pagi Erlangga.
maupun sore dapat masuk kedalam kamar sehingga Pahluvi, Ratih, 2005, City Hotel Bintang Lima di
dapat mengurangi penggunaan listrik pada waktu Semarang Penekanan Desain Konsep Arsitektur
tersebut, dalam hal ini adalah penggunaan Michael Graves, Landasan Program
pencahayaan buatan (lampu). Pondasi bangunan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
menggunakan pondasi tiang pancang dan pondasi (LP3A), Jurusan Arsitektur FT Undip.
batu kali sebagai penguat. Struktur pola grid Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2009 tentang
diterapkan dengan core atau inti bangunan Bangunan Gedung.
diletakkan pada 2 sisi bangunan. Struktur rangka Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2004 tentang
atap bangunan menggunakan kuda-kuda baja Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Bagian
konvensional dan dak beton. Wilayah Kota I.
Perda Kota Semarang No. 14 Tahun 2011 tentang
10. DAFTAR PUSTAKA& REFERENSI Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Adler, David, 1999, Metric Handbook Planning and Tahun 2011-2031
Design Data (Second Edition), Architectural Pickard, Quentin, 2003, The Architects’ Handbook,
Press. Blackwell.
Anonymous, 2011, Direktori Hotel dan Akomodasi Rutes, Walter A. & Richard H. Panner, 1985, Hotel
Lainnya Jawa Tengah 2010, Badan Pusat and Planning Design, New York, Architectural
Statistik Provinsi Jawa Tengah. Press Ltd.
De Chaira, Joseph dan Michael j. Crosbie, 2001,
Time-Saver Standar for Building Type (Fourth
Edition), Singapore, Mc Graw Hill Book
Companies Inc.
http://dosen.narotama.ac.id/e-books/teknik-
sipil/ppt/Green-Architecture.ppt. diakses pada
Jumat 9 Maret 2012.
http://jakartagonjang-
ganjing.blogspot.com/2012/01/arsitektur-
2012.html. Diakses pada Jumat 9 Maret 2012.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak
/2011/06/17/149810/Kampanyekan-Green-
Architecture-untuk-Selamatkan-Dunia. Diakses
pada Senin 12 Maret 2012.
http://www.agoda.web.id/asia/indonesia/semaran
g/hotel_horison_semarang.html. Diakses pada
Rabu 14 Maret 2012.
http://www.agoda.web.id/asia/indonesia/semaran
g/new_metro_hotel.html. Diakses pada Rabu 14
Maret 2012 .
http://www.horisonsemarang.com/hotel.php.
Diakses pada Rabu 14 Maret 2012.
http://www.metrohotel.co.id/. Diakses pada Rabu
14 Maret 2012 .
370 | I M A J I - V o l . 1 N o . 3 M E I 2 0 1 2