Anda di halaman 1dari 14

Potensial Membran dan

Potensial aksi
Tahoma Siregar
Potensial membran istirahat saraf
• Pada serat saraf besar tidak tidak mentransmisikan sinyal saraf sekitaar
-90 milivolt. Artinya potensial di dalam serat adalah 90 millivolt lebih
negatif daripada potensial di cairan ekstrasellular di luar serabut.
Transport aktif ion Natrium dan Kalium melalui Membran-Pompa
Natrium-Kalium (Na⁺-K⁺).
• Semua membrane sel tubuh mempunyai pompa Na⁺-K⁺ mentranspor
ion Na ke luar dari serabut dan ion kalium ke dalam. Lihat Gambar 1.
Gbr 1. Sifat fungsional pompa Na⁺-K⁺dan kanal “bocor” K⁺ (kalium-natrium). ADP,
adenosine dipospat; ATP, adenosine triposfat. Kanal bocor K⁺ juga melewatkan Na⁺
ke dalam sel, tetapi jauh lebih permeabel terhadap K⁺.
Potensial Membran dan Potensial aksi
• Perbandingan gradient kedua ion dari dalam ke luar adalah :
• Na⁺ di dalam/ Na⁺ di luar = 0.1
• K⁺ di dalam/ K⁺ di luar = 35.0
• Asal Potensial membran istirahat.
• Gbr 2.
Potensial aksi Saraf
• Sinyal saraf dihantarkan oleh potensial aksi, yang merupakan perubahan cepat
pada potensial membran yang menyebar secara cepat disepanjang membran
serat saraf.
• Tahap istirahat. Adalah potensial membran sebelum terjadi potensial aksi.
Membran dikatakan menjadi “terpolarisasi” selama tahap ini karena adanya
potensial membran negatif sebesar -90 milivolt.
• Tahap Depolarisasi. Tahap ini membran tiba-tiba permeabel terhadap ion Na,
sehingga Na⁺ berdifusi ke dalam akson. Keadaan “terpolarisasi” dinetralisasi oleh
ion Na bermuatan positif yang mengalir masuk, dan potensial meningkat dengan
cepat ke arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi. Pada serabut saraf besar
menyebabkan potensial membran secara nyata melampaui nilai nol dan menjadi
sedikit positif.
• Tahap Repolarisasi. Kanal Na mulai tertutup dan kanal kalium terbuka lebih dari
biasanya. Difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan kembali
membentuk potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini
disebut repolarisasi membran.
Potensial aksi tipikal yang direkam melalui metode yang digambarkan
pada bagian atas gambar.
Nilai Ambang untuk inisiasi potensial aksi
• Nilai Ambang untuk inisiasi potensial aksi. Biasanya dibutuhkan
peningkatan potensial membran yang berlangsung secara tiba-tiba 15-
30 milivolt. Peningkatan dari -90 menjadi sekitar -65 milivolt biasanya
akan menyebabkan timbulnya letupan potensial aksi. Nilai -65 milivolt
dikatakan sebagi nilai ambang perangsangan.
Penyebaran potensial aksi
• Transmisi proses depolarisasi sepanjang serabut otot atau saraf disebut impuls
saraf atau impuls otot.
• Potensial aksi berjalan dalam semua arah menjauhi rangsangan-bahkan
sepanjang semua cabang serat saraf-sampai keseluruhan membran menjadi
terdepolarisasi.
• Prinsip Semua-atau-Tidak sama sekali . Ketika potensial aksi timbul di titik
manapun dalam membran serabut normal, proses depolarisasi berjalan
sepanjang membran jika kondisinya memungkinkan, atau tidak berjalan sama
sekali jika keadaan tidak memungkinkan. Keadaan ini disebut prinsip gagal atau
tuntas (all or nothings), berlaku di semua jaringan normal yang mudah
tereksitasi. Agar penjalaran impuls terjadi terus menerus perbandingan potensial
aksi terhadap nilai ambang untuk perangsangan pada setiap saat harus lebih
besar dari 1. Hal semacam “lebih besar dai 1” ini disebut faktor pengaman untuk
penyebaran.
Aspek khusus transmisi Sinyal dalam batang saraf.
Saraf bermielin dan tidak bermielin.
• Serabut besar bermielin, dan serabut kecil tidak bermielin. Rata-rata
batang saraf terdiri atas dua kali lebih banyak serat yang tidak
bermielin dari serat yang bermielin.
• Hampir tidak ada ion-ion dapat mengalir melewati selubung myelin
yang tebal pada saraf bermielin, ion-ion itu dapat mengalir dengan
mudah melewai nodus Ranvier. Oleh karena itu potensial aksi hanya
pada nodus. Aliran listrik mengalir melalui sekeliling cairan
ekstraselular di luar selubung myelin dan melalui aksoplasma di dalam
akson dari nodus ke nodus.
Konduksi
• Kecepatan konduksi pada serat saraf bervariasi dari 0.25 m / detik pada
serat tak bermielin yang sangat kecil sampai 100 m/detik pada serat
bermielin yang sangat besar.
• Perangsangan-Proses pencetusan potensial aksi. Akibat gangguan
mekanis pada membran, pengaruh kimiawi pada membran atau
adanya aliran listrik di seluruh membran. Semua faktor ini dipakai
untuk mencetuskan potensial aksi saraf atau otot ; tekanan mekanis
untuk mengeksitasi ujung-ujung saraf sensorik pada kulit,
neurotransmitter kimia untuk mentransmisikan sinyal-sinyal dari satu
neuron ke neuron berikutnya di otak, dan arus listrik untuk
mentransmisikan sinyal di antara sel-sel otot yang berurutan di jantung
dan usus.
Inhibisi Eksitabilitas-”stabilisator”
• Inhibisi Eksitabilitas- ”Stabilisator” dan Anestetika lokal
• Faktor yang kerjanya berlawanan, faktor-faktor yang dapat meningkatkan
eksitabilitas kanal disebut faktor stabilisasi membran, yang dapat menurunkan
eksitabilitas. Contoh ion kalsium pada cairan ekstrasellular yang tinggi akan
menurunkan permeabilitas membran terhadap ion Na dan secara bersamaan
mengurangi eksitabilitas. Sebab itu ion Ca disebut sebagai “stabilisator”.
• Anestesi lokal. Diantara stabilisator yang penting dipakai di klinik sebagai
anestesi lokal termasuk prokain dan tetrakain. Bekerja langsung pada pintu
aktivasi dan kanal Na, yang membuat pintu ini menjadi lebih sulit untuk terbuka
dan dengan demikian mengurangi eksitabilitas membran. Bila eksitabilitas
menurun hingga perbandingan potensial aksi terhadap nilai ambang eksitasi
(disebut “factor pengaman”) berkurang sampai di bawah 1.0, maka impuls-
impuls saraf gagal melewati saraf yang dianestesi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai