5643 15102 2 PB
5643 15102 2 PB
Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 88-92 90
Implementasi yang di berikan pada PM.P otot progresif. Sesuai dengan penelitian
dan PM.A yaitu Manajemen nyeri (I.08238) Fitriani dkk (2019) bahwa terapi relaksasi
dan Terapi Relaksasi otot Progresif ( otot progresif dapat menurunkan nyeri.
I.05187). Senada dengan penelitian lain dilakukan
oleh Marlina T. T (2015) melihat terapi
Setelah diberikan implementasi selama 3 relaksasi otot progresif sebagai terapi untuk
hari terjadi penurunan skala nyeri pada mengurangi nyeri dan depresi pada lansia
PM.P dari skala 4 (sedang) ke 3 (ringan) dan yang berada dipanti sosial. Resiko masalah
pada PM.A tidak mengalami penurunan kesehatan yang terjadi pada lansia dapat
tingkat skala nyeri masih pada skala 4 mengalami tekanan darah tinggi, untuk
(sedang). mengatasi masalah tersebt juga bisa
dilakukan pemijatan (Chanif, 2016).
Tabel 1
Tingkat nyeri setelah dilakukan Tindakan relaksasi Terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh
otot progresif
Hari ke Tingkat Nyeri (VAS)
faktor-faktor resiko yaitu umur (proses
PM.A PM.P penuaan), genetik, kegemukan, cedera
1 4 ( sedang ) 4 ( sedang ) sendi, pekerjaan, olah raga, kelainan
2 4 ( sedang ) 4 ( sedang ) anatomi, penyakit metabolik, dan penyakit
3 4 ( sedang ) 3 ( ringan ) inflamasi sendi. Diantara faktor – faktor
tersebut umur merupakan faktor utama
PEMBAHASAN yang menyebabkan osteoarthritis
dikarenakan proses degenerative.
Relaksasi bertujuan untuk mengurangi Prevalensi dan beratnya osteoarthritis
kecemasan, menurunkan ketegangan otot semakin meningkat dengan bertambahnya
dan secara tidak langsung akan umur (Muhith, 2016). Lansia perlu
menghilangkan nyeri (Maruli, elsye, 2018). melakukan pengendalian diri supaya dapat
Jenis kelamin juga memiliki peranan menjaga kesehatan dengan baik dan selalu
penting dalam terjadinya OA lutut, wanita produktif (Soesanto et al., 2018).
lebih sering terkena OA dari pada laki – laki
hal ini terjadi akibat hormonal pada wanita Nyeri merupakan respon subjektif terhadap
yang telah menaupose, yang stresor fisik dan psikologis. Nyeri yang
mengakibatkan hormone estrogen turun dirasakan oleh individu dapat disebabkan
yang menyebabkan penurunan dari oleh beberapa kondisi seperti proses
densitas tulang dan persendian. Faktor pembedahan, atau trauma yang dapat
resiko lainnya, seperti faktor mekanis mengakibatkan nyeri akut, atau nyeri
berupa cedera sendi (Andi Thahir, 2015). kronis yang diakibatkan oleh beberapa
kondisi penyakit seperti kanker, nyeri
Hasil asuhan keperawatan selama 3 hari pinggang bawah, migrain atau nyeri sendi.
dengan EBNP menunjukkan bahwa terapi Meskipun nyeri terjadi akibat penurunan
relaksasi otot progresif mampu kondisi kesehatan, namun dapat
menurunkan skala tingkat nyeri pada lansia berdampak pada disfungsi pola kesehatan
PM.A. Terjadi perubahan skala nyeri pada fungsional, baik nyeri akut maupun nyeri
PM.A bisa di sebabkan karena faktor usia kronis (Evans, 2016). Rheumatoid arthritis
yang lebih muda dari PM.A dan nyeri ditandai oleh gejala umum inflamasi,
sebagai respon subjektif tiap individu. berupa demam, keletihan, nyeri dan
Responden baik pada PM.P maupun PM.A pembengkakan sendi. Pada penelitian ini,
sebelum diberikan perlakuan mengalami kedua responden mempunyai intensitas
nyeri dengan skala 4 (sedang). Meskipun nyeri sendi yang dirasakan responden
pada PM.P tidak mengalami penururnan adalah intensitas nyeri sedang, hal itu
skala nyeri tetapi PM.A merasa rileks dan terjadi karena rheumatoid arthritis
nyaman setelah di berikan terapi relaksasi termasuk nyeri kronis, dimana klien sudah
Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 88-92 91
pernah merasakan nyeri sebelumnya ringan (1-10 VAS). Teknik relaksasi otot
(Ridhyalla Afnuhazi, 2018). progresif merupakan salah satu tindakan
non-farmakologis dalam manajemen nyeri.
Pemberian analgetik merupakan intervensi Relaksasi otot progesif berpengaruh
yang diberikan kepada pasien untuk men- terhadap penurunan skala nyeri sendi pada
gurangi nyeri yang dirasakan sehingga lansia.
dapat mempercepat proses pemulihan
ataupun menigkatkan kualitas hidup UCAPAN TERIMAKASIH
pasien. Meskipun demikian, metode
pengendalian nyeri secara non farmakologi Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
juga dapat digunakan seperti teknik semua pasien yang telah bersedia menjadi
relaksasi. Terapi relaksasi otot progresif subjek studi kasus. Peneliti juga
merupakan tehnik relaksasi otot dalam mengucapkan terimakasih kepada semua
yang tidak memerlukan imajinasi, pihak yang telah membantu dalam
ketekunan, atau sugesti. Teknik relaksasi ini penyelesaian artikel ini.
dilakukan secara sistematis dan mendalam
dengan tegang dan santai otot secara REFERENSI
berulang yang dikombinasikan dengan
latihan pernapasan (Rohimah, 2016). Andi Thahir. (2015). Pengaruh PMR (Progressive
Muscle Relaxation) Terhadap Insomnia Pada
Lansia Di Panti Sosial Lanjut Usia Tresna
Dengan komponen utama yaitu relaksasi Werdha Natar Provinsi Lampung Tahun 2012.
otot sehingga sistem parasimpatis akan Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 02(1), 1–
mendominasi selama dan setelah 14.
pelaksanaan relaksasi otot progresif, Chanif. (2016). Efektifitas Terapi Pijat Refleksi Kaki
dengan demikian akan menurunkan denyut Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien
jantung, laju pernapasan, dan tekanan Hipertensi.
darah. Hal ini pula mempengaruhi susunan http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/116
17/7798
saraf somatik yang dalam serta
mempengaruhi saraf parasimpatis sehingga Cornelia Paerunan, Joudy Gessal, L. S. (2019).
mengurangi kecemasan (Ekasari, 2018). Re- Hubungan antara usia dan derajat kerusakan
sendi pada pasien osteoartritis lutut di instalasi
spon relaksasi juga mengurangi nyeri rehabilitasi medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
dengan mengurangi permintaan oksigen Manado periode Januari – Juni 2018. Jurnal
jaringan, menurunkan kadar bahan kimia Medik Dan Rehabilitasi (JMR), 1, 3.
seperti asam laktat dan melepaskan Dida, D. N. (2018). Hubungan Antaran Nyeri
endorfin. Endorfin yang dilepaskan akan Reumatoid Arthritis Dengan Tingkat
bekerja sebagai neurotransmiter berikatan Kemandirian Dalam Aktivitas Kehidupan
dengan reseptor opoid sehingga akan Sehari-hari Pada Pra Lanjut Usia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Oesao Kabupaten Kupang.
menghambat transmisi stimulus nyeri.
CHMK HEALTH, 2(3), 41.
Dengan demikian,terapi komplementer
relaksasi otot progresif dapat menurunkan Ekasari, R. & H. (2018). Meningkat kan Kualitas
Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai Intervensi.
persepsi nyeri pada lansia (LeMone et al., Malang : Wineka Media.
2016).
Evans, M. R. (2016). Pathophysiology of Pain and
Pain Assessment Module 1 Pain Management :
SIMPULAN Pathophysiology of Pain and Pain Assessment
American Academy of Orthopaedic Surgeons.
Skala nyeri sebelum diberikan intervensi American Medical Association, 7, 1–12.
relaksasi otot progesif pada lansia PM.P dan Fitriani, Kadek Ayu Erika, S. (2019). Muscle
PM.A pada skala 4 nyeri sedang (1-10 VAS). Relaxation dalam Menurunkan Nyeri.
Skala nyeri setelelah diberikan intervensi Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus
relaksasi otot progesif pada lansia PM.A 2019.
mengalami penurunan menjadi 3 nyeri Kobayashi, S., & Koitabashi, K. (2016).
Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 88-92 92
Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia