Anda di halaman 1dari 7

FILSAFAT ILMU AKUNTANSI:

SEBUAH TINJAUAN PADA ASPEK EPISTEMOLOGIS ISLAM

Oleh Info Artikel :


Diterima 30 Agus 2016
Yusnaini
Direview 30 Sept 2016
Dosen Tetap Prodi Akuntansi Universitas Negeri Sriwijaya
Disetujui 21 Nov 2016
Palembang
Email : yusnaini_msi@yahoo.com Telp/Hp : 0812-7851034

ABSTRACT

Conventional accounting is now developing is a product of the capitalist environment, the


information it contains disampaikannyapun capitalist values. The phenomenon of the failure
of conventional accounting to meet people's demands for financial information is correct and
fair, raise awareness among Muslim intellectuals will need accounting knowledge Islami.
Reformulation of the conceptual framework of financial reporting by basing on the principles
of truth, honesty and justice becomes very urgent to do. Islam delivered the Prophet
Muhammad covers the entire universe which of course include all mankind. This is where the
differences between conventional accounting familiar with sharia accounting. Existence of
accounting in Islam can be seen from a variety of historical evidence and of the Holy Qur'an.
In Surat Al-Baqarah verse 282, discussed issues muamalah. Thus the epistemological
aspect of reviews on conventional accounting knowledge is not based on the nature of
science that comes from God is revealed through revelation.

Keywords : epistemology, accounting, accounting islam

Pendahuluan hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-
bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang orang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
hendaklah seorang penulis di antara kamu perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis jika seorang lupa maka seorang lagi
enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
`hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah
atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu

110
Filsafat Ilmu Akuntansi Yusnaini

perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara sebagai aspek dalam aksiologi atau bagaimana ilmu
kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu akuntansi tersebut digunakan. Dalam aspek
tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu epistemologi ilmu akuntansi menjabarkan bagaimana
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling langkah langkah atau proses dalam pembuatan suatu
sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), laporan keuangan dan bagaimana suatu transaksi
maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan saling mempengaruhi dalam suatu laporan keuangan.
pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah Dari sudut pandang ontologi, ilmu akuntansi
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala memberikan konsep mengenai subsistem
sesuatu. (Al Baqarah : 282). keberadaan yaitu apa yang ada itu, Ontologi adalah
Dari beberapa baris ayat 282 surah Al ilmu intisari sesuatu hal. Metodologi yang diturunkan
Baqarah tersebut, dapat diambil salah satu pelajaran dari ontologi berhubungan dengan hakikat “ada” yang
yaituperintah untuk mengatur dan menyusun menjadi objek investigasi, sehingga menjawab
pembukuan akuntansi sudah secara implisit pertanyaan “apa”. Anggapan epistimologi dan
diisyaratkan oleh Al Qur’an. sekaligus perintah ontologi adalah menjadi penentu metodologi.Menurut
pembukuan akuntansi dilengkapi dalam Al Qur’an Tejoyuwono dalam Mantra (2004:5-6), metodologi
nilai-nilai penting yang mengiringi nya seperti penelitian adalah suatu ilmu tentang kerangka kerja
keadilan, ketaqwaan, dan transparansi. Selain itu melaksanakan penelitian yang bersistem. Fungsi
menunjukkan bahwa seberapapun pesatnya filsafat adalah untuk menguji metode yang digunakan
pengembangan sistem informasi akuntansi, untuk menghasilkan pengetahuan yang
dokumentasi bahan primer yang sangat penting untuk valid.Eksistensi akuntansi dalam Islam dapat kita lihat
melakukan proses alur bisnis dan akuntansi, dari dari berbagai bukti sejarah maupun dari Al-Qur’an.
dokumentasi tersebut akuntan dapat melakukan Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, dibahas masalah
tugasnya. Ayat Al Qur’an tersebut menekankan untuk muamalah. Termasuk di dalamnya kegiatan jual-beli,
takut kepada Allah. Filter moral akan membatasi utang-piutang dan sewa-menyewa. Dari situ dapat
akuntan terhadap perilaku fraud, embezzlement, kita simpulkan bahwa dalam Islam telah ada perintah
bribery, collusion bahkan korupsi karena adanya rasa untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanan
takut kepada Allah dan hari akhir. utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian,
Secara teoretis ilmu akuntansi merupakan keterbukaan, dan keadilan antara kedua pihak yang
pengabungan antara rasionalisme dan empirisme memiliki hubungan muamalah.
karena akuntansi merupakan ilmu yang Tulisan ini berusaha untuk mengupas filsafat
menggunakan pemikiran untuk menganalisis data pada penekanan aspek epistemologis dalam ilmu
transaksi akuntansi dalam pembuatan laporan akuntansi. Hal ini cukup penting karena tanpa
keuangan dimana data transaksi akuntansi memahami aspek-aspek tersebut dalam suatu bidang
merupakan hal yang kongkrit dapat di respon oleh ilmu maka akan mudah sekali jatuh pada jurang
panca indera manusia. Ilmu akuntansi digunakan kedangkalan ilmu (Soewardi, 1999). Dengan
sesuai dengan kebutuhan oleh profesi akuntan demikian struktur penulisan pada paper ini diawali

111
Filsafat Ilmu Akuntansi Yusnaini

dengan perintah awal langsung dari Tuhan untuk sarananya, (2) adanya suatu penjabaran secara logis
melaksanakan proses akuntansi. Selanjutnya adalah atau deduksi yang dimaksudkan untuk memberikan
membahas mengenai filsafat ilmu akuntansi ditinjau pembuktian seketat mungkin mengenai seluruh sisi
dari aspek epistemologi. Tahap selanjutnya adalah bidang pengetahuan berdasarkan atas apa yang
menjabarkan mengenai akuntansi dalam konsep dianggap sebagai kebenaran-kebenaran hakiki
Islam dan terakhir menguraikan sisi aspek tersebut di atas (Koento Wibisono dan Misnal munir
epistemologis Islam dalam ilmu akuntansi. dalam Lasiyo, 2007:2). Faham rasionalisme berasal
Aspek Epistemologi dalam Ilmu Akuntansi dari faham idealisme, faham ini menggunakan
Setiap pengetahuan memiliki ciri-ciri yang metode deduktif, akal, apriori dan koherensi.
spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana Adapun faham yang menekankan pada
(epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan pengalaman sebagai sumber pengetahuan manusia
itu disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan satu dinamakan faham Empirisme, faham ini
sama lain, jadi ontologi ilmu terkait dengan berpandangan bahwa pengalaman manusia meliputi
epistemologi ilmu dan epistemologi ilmu terkait pengalaman lahir yang menyangkut dunia dan
dengan aksiologi dan seterusnya. Jadi bila kita ingin pengalaman batin yang menyangkut pribadi manusia.
membahas epistemologi ilmu, maka harus dikaitkan Faham empirisme bersumber dari faham realisme
dengan ontologi dan aksiologi ilmu (Suriasumantri, yang menggunakan metode induktif dalam mencari
2001, 105). Inti pendekatan epistemologi adalah kebenaran ilmiah. Kedua faham ini, tampak
mempersoalkan bagaimana proses terjadinya ilmu perbedaan yang sangat mencolok, sehingga ada
pengetahuan, termasuk didalamnya sarana ilmiah, usaha untuk mempersatukan kedua pandangan
sikap ilmiah, metode, kebenaran ilmiah. Pemikiran tersebut, maka muncul faham Kritisme yang
merupakan landasan utama dalam melakukan dipelopori oleh Immanuel Kant. Faham kritisme
kegiatan ilmiah yang akan menggabungkan berpandangan bahwa pengetahuan pada dasarnya
kemampuan akal dengan pengalaman dan data yang adalah hasil yang diperoleh adanya kerjasama antara
diperoleh selama melakukan kegiatan ilmiah. Dalan bahanbahan yang bersifat pengalaman inderawi yang
hubungan ini muncul dua faham yaitu faham kemudian diolah oleh akal sehingga terdapat
rasionalisme dan empirisme. hubungan sebab akibat. Kebenaran ilmiah
Faham rasionalisme menekankan pada memerlukan data dan fakta yang akurat kemudian
peranan akal dalam memperoleh pengetahuan. diolah dengan metode ilmiah atau metodologi yang
Faham ini berpandangan bahwa sumber digambarkan sebagai the rule of the game dalam ilmu
pengetahuan manusia adalah akal atau rasio. Ilmu yang pada dasarnya tidak pernah berakhir (Popper,
pengetahuan yang memenuhi syarat adalah yang 1983, 103).
diperoleh melalui kegiatan akal. Adapun ciri-ciri pokok Filsafat meninjau ilmu akuntansi sebagai ilmu
faham rasionalisme yaitu : (1) adanya pendirian pengetahuan yang dipelajari untuk keperluan sebuah
bahwa kebenaran yang hakiki itu secara langsung pekerjaan dalam hal membuat laporan keuangan dan
dapat diperoleh dengan menggunakan akal sebagai penganalisisan sebuah data transaksi. Ilmu akuntansi

112
Filsafat Ilmu Akuntansi Yusnaini

merupakan ilmu yang memiliki metode dalam kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya
pembuatan sebuah laporan keuangan. Data dalam mengikat manusia dalam konsep kapitalisme.
akuntansi merupakan data yang kongkrit dan memiliki Ilmu akuntansi konvensional yang dilahirkan
bukti pembayaran atau penerimaan yang oleh ilmu Barat tentu saja memiliki pandangan sekuler
mempengaruhi sebuah laporan keuangan dalam yang bersifat peripheral. Ilmu barat sekuler menolak
perusahaan tersebut (Abdullah, 2007). eksistensi Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu Barat sekuler
Berdasarkan pendekatan epistemologis, ilmu tidak berhasil dalam masalah energi, eksploitasi alam,
akuntansi keuangan telah banyak mengalami pencemaran alam, penyakit-penyakit yang tidak dapat
transformasi, begitu banyaknya sehinggakita berada disembuhkan, resistensi dan sebagainya. Dibidang
di tengah-tengah salah satu yang terbesar sejak ilmu-ilmu sosial ilmu Barat sekuler tak lain adalah ilmu
Pacioli menciptakan double-entry dalam keserakahan, baik psikologi, sosiologi, antropologi
akuntansi(King, 2006). Dalam aspek epistemology dan terlebih-lebih ekonomi. Maka ilmu Barat sekuler
ilmu akuntasi menggunakan berbagai metode sesuai sama sekali tidak netral, melainkan dipandu oleh nilai-
kebutuhannya. Contohnya metode induktif digunakan nilai sosial yang berlaku dimasyarakat mereka yaitu
pada saat pengambilan keputusan dengan melihat keserakahan (Soewardi, 1999). Dengan demikian
laporan tersebut, pihak berwenang akan tinjauan aspek epistemologis pada ilmu akuntansi
menyimpulkan langkah apa yang akan di ambil. konvensional belum didasarkan pada hakikat ilmu
Metode positivism digunakan ketika akan membuat yang berasal dari Tuhan yang diturunkan melalui
sebuah laporan keuangan harus menggunakan data wahyu.
yang ada atau yang telah di ketahui tegas bukti yang
akurat berupa nota, dll.Perbedaan antara pembukuan Aspek Epistemologis Ilmu Akuntansi dalam
Konsep Islam
dan akuntansi yaitu proses akuntansi memasukkan Apakah yang Dimaksud dengan
fungsi fungsi pembukuan sedangkan pembukuan Epistemologi Islam?. Epistemologi adalah ilmu
hanya melibatkan pencatatan peristiwa ekonomi. Jadi pengetahuan yang mempelajari asal-usul, hakikat
pembukuan merupakan bagian dari proses akuntansi. danmetode sebuah ilmu pengetahuan dengan tujuan
Akuntansi konvensional yang sekarang mendapatkan keyakinan. EpistemologiIslam,
berkembang adalah sebuah disiplin dan praktik yang didasarkan pada paradigma tauhid.
dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena Parametertetapnya adalah dari wahyu, wahy.
itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan Parameter tidak tetapnya disesuaikan oleh
kapitalis, maka informasi yang disampaikannyapun keadaanwaktu-tempat yang bervariasi. Sumbernya
mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan adalah wahyu (Al Qur’an dan As Sunnah),observasi
dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna dan percobaan empiris, serta alasan kemanusiaan.
informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai Jika kita mengkaji lebih jauh dan mendalam
kapitalis. Singkatnya, informasi akuntansi yang terhadap sumber dari ajaran Islam maka kita akan
kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang menemukan ayat-ayat maupun hadits-hadits yang
membuktikan bahwa Islam juga membahas ilmu

113
Filsafat Ilmu Akuntansi Yusnaini

akuntansi. Agama diturunkan untuk menjawab ketundukan kepada ketentuan Allah SWT
persoalan manusia, baik dalam tataran makro (Triyuwono,2006).
maupun mikro. Ajaran agama memang harus Dengan demikian pengembangan akuntansi
dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan. Dalam Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan
pelaksanaannya, ajaran agama perlu penerjemahan harus diaktualisasikan dalam praktik akuntansi.
dan penafsiran. Di dunia, agama harus dicari Secara garis besar, bagaimana nilai-nilai kebenaran
relevansinya sehingga dapat mewarnai tata membentuk akuntansi syariah dapat diterangkan
kehidupan budaya, politik, dan sosial-ekonomi umat. sebagai berikut: (1) Akuntan muslim harus meyakini
Dengan demikian, agama tidak melulu berada dalam bahwa Islam sebagai way of life (Q.S. 3 : 85).; (2)
tataran normatif saja. Islam adalah agama amal Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, adil,
sehingga penafsirannya pun harus beranjak dari dan dapat dipercaya (Q.S. An-Nisa : 135); (3)
normatif menuju teoritis-keilmuan yang faktual. Akuntan bertanggung jawab melaporkan semua
Eksistensi akuntansi dalam Islam dapat kita transaksi yang terjadi (muamalah) dengan benar, jujur
lihat dari berbagai bukti sejarah maupun dari Al- serta teliti, sesuai dengan syariah Islam (Q.S. Al-
Qur’an. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, dibahas Baqarah : 7 – 8); (4) Dalam penilaian kekayaan
masalah muamalah. Termasuk di dalamnya kegiatan (aset), dapat digunakan harga pasar atau harga
jual-beli, utang-piutang dan sewa-menyewa. Dari situ pokok. Keakuratan penilaiannya harus dipersaksikan
dapat kita simpulkan bahwa dalam Islam telah ada pihak yang kompeten dan independen (Al-Baqarah :
perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang 282); (5) Standar akuntansi yang diterima umum
tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, dapat dilaksanakan sepanjang tidak bertentangan
kepastian, keterbukaan, dan keadilan antara kedua dengan syariah Islam; (6) Transaksi yang tidak sesuai
pihak yang memiliki hubungan muamalah. Dalam dengan ketentuan syariah, harus dihindari, sebab
bahasa akuntansi lebih dikenal dengan accountability. setiap aktivitas usaha harus dinilai halal-haramnya.
Terdapat perbedaan yang sangat besar dalam Faktor ekonomi bukan alasan tunggal untuk
budaya dan nilai-nilai yang berkembang antara menentukan berlangsungnya kegiatan usaha.
masyarakat Islam dan barat. Dalam masyarakat Islam Oleh karena akuntansi konvensional yang
terdapat sistem nilai yang melandasi setiap aktivitas dikenal saat ini diilhami dan berkembang berdasarkan
masyarakat, baik pribadi maupun komunal. Hal ini tata nilai yang ada dalam masyarakat barat, maka
tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. kerangka konseptual yang dipakai sebagai dasar
Perbedaan dalam budaya dan sistem nilai ini pembuatan dan pengambangan standar akuntansi
menghasilkan bentuk masyarakat, praktik, serta pola berpihak kepada kelompok kepentingan
hubungan yang berbeda pula.Tujuan akuntansi tertentu.Laporan keuangan merupakan hasil akhir
syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan dari suatu proses akuntansi. Agar informasi keuangan
wawasan humanis, emansipatoris, transendental, dan yang disajikan bermanfaat bagi para pemakai, maka
teologis. Dengan akuntansi syariah, realitas sosial proses penyajiannya harus berdasarkan pada standar
yang dibangun mengandung nilai tauhid dan akuntansi yang berlaku. Dalam merumuskan standar

114
Filsafat Ilmu Akuntansi Yusnaini

akutansi, diperlukan acuan teoritikal yang dapat Berdasarkan pendekatan epistemologis, ilmu
diterima umum, sehingga standar akuntansi yang akuntansi keuangan telah banyak mengalami
diterapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi transformasi, begitu banyaknya sehinggakita berada
praktik akuntansi yang berlangsung. Acuan teoritikal di tengah-tengah salah satu yang terbesar sejak
ini disebut kerangka konseptual penyusunan laporan Pacioli menciptakan double-entrydalam
keuangan. akuntansi(King, 2006). Dalam aspek epistemology
Fenomena kegagalan akuntansi konvensional ilmu akuntasi menggunakan berbagai metode sesuai
dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan informasi kebutuhannya. Contohnya metode induktif digunakan
keuangan yang benar, jujur dan adil, meningkatkan pada saat pengambilan keputusan dan metode
kesadaran di kalangan intelektual muslim akan positivism digunakan ketika akan membuat sebuah
perlunya pengetahuan akuntansi yang islami. laporan keuangan.
Perumusan kembali kerangka konseptual pelaporan EpistemologiIslam, didasarkan pada
keuangan dengan mendasarkan pada prinsip paradigma tauhid. Parameter tetapnya adalah dari
kebenaran, kejujuran dan keadilan menjadi sangat wahyu. Parameter tidak tetapnya disesuaikan oleh
mendesak untuk dilakukan. Mengingat akuntansi keadaanwaktu-tempat yang bervariasi. Sumbernya
syariah sesuai dengan fitrah (kecenderungan) adalah wahyu (Al Qur’an dan As Sunnah),observasi
manusia yang menghendaki terwujudnya kehidupan dan percobaan empiris, serta alasan
bermasyarakat yang menjunjung tinggi etika dan kemanusiaan.Eksistensi akuntansi dalam Islam dapat
tanggung jawab sosial. kita lihat dari berbagai bukti sejarah maupun dari Al-
Islam yang disampaikan Rasulullah SAW Qur’an. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, dibahas
melingkupi seluruh alam yang tentunya mencakup masalah muamalah. Termasuk di dalamnya kegiatan
seluruh umat manusia. Di sinilah perbedaan antara jual-beli, utang-piutang dan sewa-menyewa. Dari situ
paham akuntansi konvensional dengan akuntansi dapat kita simpulkan bahwa dalam Islam telah ada
syariah. Paham akuntansi konvensional hanya perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang
mementingkan kaum pemilik modal (kapitalis), tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran,
sedangkan akuntansi syariah bukan hanya kepastian, keterbukaan, dan keadilan antara kedua
mementingkan manusia saja, tetapi juga seluruh pihak yang memiliki hubungan muamalah. Dalam
makhluk di alam semesta ini. bahasa akuntansi lebih dikenal dengan accountability.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Tulisan ini berusaha untuk mengupas filsafat Abdullah, Muntu. 2007. Peran filsafat ilmu dalam
pada penekanan aspek epistemologis dalam ilmu pengembangan Teori Akuntansi. Jurnal
Akuntansi, Manajemen Bisnis Dan
akuntansi. Filsafat meninjau ilmu akuntansi sebagai Sektor Publik (JAMBSP)Vol. 4 No. 1 –
ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk keperluan Oktober: 98 – 112.

sebuah pekerjaan dalam hal membuat laporan


Lasiyo, 2007. Filsafat Ilmu Pengetahuan, Handout
keuangan dan penganalisisan sebuah data transaksi. Kuliah Filsafat Ilmu.

115
Filsafat Ilmu Akuntansi Yusnaini

ProgramPascasarjana Universitas Suriasumantri, Jujus S. 2001. Filsafat Ilmu: Sebuah


Airlangga Pengantar Populer. Jakarta. Pustaka
Sinar Harapan.
Mantra, Ida Bagus. 2004. Filsafat Penelitian dan
Metode Sosial. Yogjakarta: Pustaka Suwardi, Herman. 1999. Roda Berputar Roda
Pelajar. Bergulir. Bandung. Bakti Mandiri.

Popper. 1983. Popper, K.R., 1983. Realism and the Triyuwono Iwan, Perspektif, Metodologi dan Teori
Aim of Science. Rowman andLittlefield, Akuntansi Syari’ah, Raja Granfindo
Totowa, New Jersey. Persada, Jakarta, 2006.

116

Anda mungkin juga menyukai