Etika Profesi Resume 8
Etika Profesi Resume 8
NIM : 160404020093
Kelas : A2
Matkul : Etika Profesi
TUGAS RESUME
Kode Etik Profesi Akuntan Menuju Era Global
101 Independensi
302 FEE Kontigen
102 Integritas & Objektivitas
501 Tindakan mendiskreditkan
201 Standar umum
502 Advertensi dan solisitasi
202 kesesuaian dengan standar
503 komisi dan Fee rujukan
203 prinsip akuntansi
505 bentuk dan nama organisasi
301 informsi klien rahasia
Umum
Standar-standar yang memengaruhi kepentingan publik
Hubungan dengan anggota atau firma sejawat dan perikatan dengan non-
anggota dalam akuntansi publik
Organisasi dan perilaku seseorang praktisi profesional
Aturan yang berlaku bagi firma
SARBANES-OXLEY ACT
Badan skandal keuangan yang mempertontonkan pelanggaran etika secara
nyata yang dilakukkan oleh para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan
publik multinasional yang berkantor pusat di AS yang juga melibatkan
profesi akuntan publik ternama, sempat mengguncang saham dan dunia
perekonomian AS.
Tabel 8.2
Ringkasan Sarbanes-Oxley Act 2002 dan Dampaknya
1. Sabarnes Oxley Act 2002 ditujukan untuk memberikan kejelasan dan
kepastian tentang beberapa isu yang sering diperdepatkan.
2. Sabarnes Oxley Act memerlukan interprestasi melalui proses aturan SEC dan
Public Company Accounting Oversight Board.
1. TERHADAP MANAJEMEN
1.1 Mengharuskan adanya setifikasi CEO/CFO atas laporan berkala yang
disampaikan ke SEC.
1.2 Laporan Internal Control
1.3 Pengungkapan baru yang diharuskan
1.4 Reformasi Corporate Governance
1.5 Meningkatkan tinjauan atas penyampaian (fillings) oleh SEC.
Gambar 8.2
Kerangka Dasar Kode Etik IFAC
Pengamanan untuk mengurangi risiko situasi konflik kepentingan:
1. Pengamanan melalui profesi, legislasi, dan regulasi.
2. Pengamanan di dalam klien.
3. Pengamanan yang menyangkut sistem dan prosedur di dalam firma.
Prinsip-prinsip Fundamental Etika terdiri atas:
1. Integritas (integrity)
2. Objektivitas (objectivity)
3. Kompetensi profesional kehati-hatian.
4. Kerahasiaan (confidentiality)
5. Perilaku profesional (professional behavior)
Independensi
Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang
memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh
yang dapat mengompromikan penilaian profesional, memungkinkan
seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan
objektivitas dan skeptisme profesional. Independensi dalam penampilan
adalah penghindaran fakta dan kondisi yang sedemikian signifikan
sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional—dengan memiliki
pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan
yang diterapkan—akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme
profesional, objektivitas, dan integritas anggota firma, atau tim
penjaminan (assurance team) telah dikompromikan.
Ancaman terhadap Independensi
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap
independensi dapat berbentuk:
1. Kepentingan diri (self-interest)
2. Review diri (self-review)
3. Advokasi (advocacy)
4. Kekerabatan (familiarity)
5. Intimidasi (intimidation)
Ancaman Independensi Akuntan Publik
Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan publik,
antara lain, namun tidak terbatas pada:
1. Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan
keuangan bersama pada suatu perusahaan klien.
2. Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.
3. Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.
4. Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.
5. Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.
6. Fee kontinjensi sehubungan dengan perikatan penjaminan (assurance
engagement).
7. Ada penjamin dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari
direktur atau pejabat dari klien (IFAC, 200.4).
Pengamanan terhadap Ancaman
Ada dua kategori pokok pengamanan terhadap Ancaman Independensi,
yaitu:
1. Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi.
2. Pengamanan lingkungan kerja (IFAC, 100.11).
Pengamanan di temapt kerja untuk akuntan bisnis, antara lain, namun tidak
terbatas pada:
1. Penerapan struktur pengawasan korporasi (corporate oversight or
oversight structure).
2. Pedoman kode etik perilaku organisasi.
3. Pedoman perekrutan yang menekankan pentingnya merekrut tenaga
dengan kompetensi tinggi.
4. Pengendalian internal yang kuat.
5. Proses pendisiplinan yang memadai.
6. Kepemimpinan yang berbasis etika.
7. Kebijakan dan prosedur pelaksanaan dan pemantauan kinerja
karyawan.
8. Komunikasi tepat waktu tentang berbagai kebijakan dan prosedur
termasuk perubahannya ke seluruh karyawan disertai pelatihan dan
pendidikan yang memadai tentang kebijakan dan prosedur yang ada
(IFAC, 300.16).
Sumber:
http://www.mediafire.com/file/vuhbvmvi2i24d4c/ETIKA_PROFESI_
BAB_8.docx/file,,
http://rabdi.blogspot.com/2018/11/kode-etik-profesi-akuntan-menuju-
era.html