PENGUMPULAN DATA
Disusun Oleh :
Muhammad Agus Dirga Pratama
1994041006
PENDIDIKAN EKONMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
A. TUJUAN PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Sebagai contoh, seseorang akan membeli sebuah pesawat televisi baru di sebuah
toko. Ada dua jenis data yang dibutuhkan yaitu, harga pesawat televisi dan jumlah uang
yang tersedia. Bahkan jika orang tersebut hati-hati tentu akan mengumpulkan data lain
seperti, harga pesawat sejenis di toko lain bahkan mungkin harga barang lain yang
diperlukan yang mungkin lebih penting manfaatnya dari pesawat TV. Jadi, orang
tersebut punya data-data untuk membantu dalam pengambilan keputusannya.
Tujuan pengumpulan data dalam audit kinerja adalah untuk memperoleh bukti audit
untuk mendukung temuan audit.
Dalam proses pengumpulan dan pengolahan data pada audit kinerja dibedakan antara:
bukti audit, bukti, informasi dan data. Istilah-istilah tersebut memiliki pengertian sebagai
berikut:
1. Data adalah kumpulan bahan keterangan yang dapat berwujud angka dan tidak
berwujud angka.
2. Informasi adalah data yang sudah diolah.
3. Bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi terukur yang diauditnya memang sesuai dengan kriteria (tolok
ukur) yang ditetapkan.
4. Bukti audit adalah bukti-bukti yang dikumpulkan auditor selama audit
berlangsung untuk mendukung simpulan audit.
Simpulan audit dan rekomendasi audit sangat tergantung kepada bukti-bukti audit yang
didapat. Bukti-bukti tersebut harus memenuhi sifat, kualitas dan jumlah yang memadai,
agar simpulan yang dibuat berdasarkan bukti-bukti tersebut valid.
Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk rnenjadi dasar yang
memadai bagi temuan dan simpulan auditor. Suatu catatan mengenai pekerjaan auditor
harus dibuat dalam bentuk kertas kerja audit. Kertas kerja audit harus memuat informasi
yang cukup untuk memungkinkan auditor memastikan bahwa dari kertas kerja audit
tersebut diperoleh bukti yang mendukung simpulan dan penilaian audit. Hal tersebut
disyaratkan dalam standar audit kinerja.
Dalam audit kinerja yang meliputi beberapa tahap mulai dari tahap memahami
informasi kinerja klien, perencanaan, survai pendahuluan, tahap pekerjaan lapangan,
laporan audit, dan tindak lanjut. Di semua tahap itu diperlukan data-data pendukung yang
perlu dikumpulkan dari berbagai sumber untuk dianalisa. Untuk mempermudah
pengumpulan data auditor perlu memahami sumber data itu berasal.
1. Sumber Data
a. Metode survei
b. Metode observasi
Data Sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (dicatat oleh orang lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan yang disimpan (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak
dipublikasikan.
Metode yang umum digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah melalui
revieuw dokumen ataupun penelitian arsip.
Data sekunder bisa berupa data internal maupun eksternal perusahaan. Data yang
bersumber dari internal dapat berupa ketentuan, kebijakan, data yang dihasilkan oleh
sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan.
Data dari hasil sistem informasi adalah data yang telah tersedia dalam bentuk
dokumen seperti laporan keuangan tahunan/triwulan/bulanan, RKAP, RJPP,
kebijakan direksi dan Iain-Iain. Data dari sumber eksternal berupa dokumen yang
diterbitkan oleh pihak eksternal dan hasil kuesioner/wawancara yang diajukan oleh
auditor kepada pihak eksternal perusahaan.
Disamping sumber data, jenis data juga dipertimbangkan dalam penentuan metode
pengumpulan data.
2. Jenis Data
Dari jenisnya, data yang menjadi bukti audit dapat dibedakan menjadi bukti
fisik, dokumenter, dan kesaksian (testimonial).
a. Bukti fisik adalah bukti yang berasal dari data yang berupa objek atau benda-
benda fisik, yaitu:
1) Bukti-bukti audit yang berupa foto yang dibuat oleh auditor dianggap
sebagai bukti audit yang lebih meyakinkan daripada penjelasan tertulis.
2) Apabila pengamatan terhadap kondisi-kondisi fisik akan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan audit, maka bukti-bukti audit harus bisa
dikonfirmasikan. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan
oleh dua orang auditor, dan apabila mungkin didampingi oleh wakil dari
auditan.
3) Pembicaraan melalui telepon yang direkam dengan persetujuan pembicara
dapat dimasukkan ke dalam kelompok bukti fisik.
b. Bukti dokumen adalah bukti yang berasal dari data yang memuat apa, kapan,
serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian, yaitu:
1) Bukti-bukti audit berupa dokumen, baik dalam bentuk foto maupun
elektronik yang dibuat oleh auditan adalah bentuk bukti-bukti audit yang
paling umum. Bukti-bukti audit, dapat berasal dari dalam atau luar auditan.
2) Bukti audit berupa dokumen yang berasal dari luar, bisa berupa surat atau
memorandum yang diterima oleh entitas, seperti faktur-faktur, kontrak-
kontrak, laporan-laporan audit dan laporan-laporan lainnya yang berasal
dari pihak ketiga.
3) Bukti-bukti audit berupa dokumen yang berasal dari dalam, dapat berupa
catatan-catatan akuntansi, salinan surat-surat keluar, uraian kerja (Job
descriptions), rencana-rencana kerja, anggaran, laporan audit oleh Satuan
Auditor Intern, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang
ada, dan sebagainya.
c. Bukti Subjek atau Testimonial adalah bukti yang datanya berupa opini, sikap,
pengalaman, dari seseorang ataupun kelompok yang menjadi subjek.
Data Subyek
Data Primer
Data Fisik
Sumber Data
Internal
Sumber Sekunder Data Dokumenter
Sumber D Sumber D
Eksternal
Sumber Data
3. Metode Pengumpulan Data
a. Review Dokumen.
Metode ini banyak digunakan dalam tahap-tahap Audit Kinerja. Hasil reviu
dokumen diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh mana suatu kondisi
atau fakta dalam perusahaan memenuhi kriteria yang ada. Beberapa kriteria
dapat langsung terpenuhi dari ada atau tidaknya suatu dokumen, namun ada
beberapa kriteria yang hanya dapat terpenuhi melalui analisis lebih lanjut. Untuk
topik yang belum/tidak terdukung oleh dokumen karena ketiadaan dokumen
atau ketidakcukupan dokumen harus dilakukan teknik lain misal kuesioner,
wawancara, atau observasi.
Teknik wawancara dapat dilakukan dengan cara tatap muka atau melalui telepon.
Wawancara tatap muka dilakukan antara pewawancara yang mengajukan
pertanyaan secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara
lisan. Teknik ini memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan dan
memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan wawancara melalui telepon.
Pertanyaan peneliti dan jawaban-jawaban dapat pula melalui telepon. Teknik ini
dapat mengatasi kelemahan wawancara tatap muka karena dapat mengumpulkan
data dari responden yang letak geografisnya terpencar dengan biaya relatif lebih
murah dan diperoleh dengan waktu yang relatif lebih cepat. Jumlah tenaga
pengumpul data relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tenaga yang
diperlukan dalam wawancara tatap muka. Namun kelemahan yang paling utama
dari metode ini adalah masalah validitas bukti apabila responden berbohong.
(untuk rincian lengkap kelebihan dan kekurangan metode di atas lihat lampiran
2)
d. Observasi
Metode pengumpulan data lainnya adalah observasi, yaitu proses pencatatan pola
perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematis tanpa
adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu sebagai narasumber.
Kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode survai bahwa data yang
dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat, dan menghasilkan data
lebih rinci mengenai objek tertentu.
Dalam penelitian kualitatif, kualitas riset sangat tergantung pada kualitas dan
kelengkapan data yang dihasilkan. Pertanyaan yang selalu diperhatikan dalam
pengumpulan data adalah apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Penelitian kualitatif
bertumpu pada triangulation data yang dihasilkan dari tigametode : interview, participan
to bservation, dan telaah catatan organisasi (document records).
a. Penciptaan Rapport
Menurut Faisal (1990) penciptaan rapport ini merupakan prasyarat yang amat
penting. Peneliti tidak akan dapat berharap untuk memperoleh informasi
secara produktif dari informan apabila tidak tercipta hubungan harmonis yang
saling mempercayai antara pihak peneliti dengan pihak yang
diteliti.Terciptanya hubungan harmonis satu dengan yang lain saling
mempercayai, tanpa kecurigaan apapun untuk saling membuka diri,
merupakan permasalahan yang berkaitan dengan penciptaan rapport. Untuk
mencapai tingkat rapport yang membuat informan bisa menjadi semacam co-
reseacher (sejawat atau pasangan bagi seorang peneliti), menurut Faisal,
lazimnya ia mengalami proses 4 (empat) tahap, yaitu; (1) apprehension (2)
exploration (3) cooperation, dan (4) participation.
b. Pemilihan Informan
Pemilihan informan dengan sendirinya perlu dilakukan secara purposif (bukan
secara acak) yaitu atas dasar apa yang diketahui tentang variasi-variasi yang
ada atau elemenelemen yang ada atau sesuai kebutuhan penelitian. Dengan
kata lain jika suatu penelitian sudah tidak ada informasi yang dibutuhkan lagi
(data yang diperoleh sudak dianggap cukup) maka peneliti tak perlu lagi
melanjutkannya dengan mencari informasi atau informan lain (sample baru).
Artinya jumlah sample/ informan bisa sangat sedikit, tetapi bisa juga sangat
banyak. Itu sangat tergantung pada; (1) memilihan informannya itu sendiri,
dan (2) kompleksitas/keragaman fenomena yang di kaji (pokok masalah
penelitian). Jadi yang penting dalam penelitian kualitatif adalah tuntasnya
perolehan informasi bukan jumlah sample atau informannya. Oleh karena itu
terdapat tiga tahap yang biasa dilakukan dalam pemilihan sample/informan,
yaitu: (1) pemilihan sample/informan awal, apakah informan (untuk
diwawancarai) ataukah suatu situasisosial (untuk diobservasi). (2) pemilihan
sample/informan lanjutan, guna memperluas informasi dan melacak seganap
variasi informasi yang mungkin ada, dan (3) menghentikan pemilihan
sample/informan lanjutan sekiranya sudah tidak muncul lagi informasi-
informsi baru (Subadi, 2006).
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data-data penelitian dari sumber data (subyek maupun sampel
penelitian). Teknik pengumpulan data merupakan suatu kewajiban, karena
teknik pengumpulan data ini nantinya digunakan sebagai dasar untuk
menyusun instrumen penelitian. Instrument penelitian merupakan seperangkat
peralatan yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data
penelitian (Kristanto, 2018). Pengumpulan data merupakan tahapan yang
sangat penting dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar
akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya.
Oleh karena itu, tahapan ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan
cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif. Sebab, kesalahan atau
ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal,
yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa
dipertanggung jawabkan.
Dalam bahasa teknik pengumpulan data untuk penelitian kualitatif akan dibagi
menjadi dua kegiatan belajar belajar yakni : kegiatan belajar 1) tentang teknik
wawancara dan observasi, kegiatan belajar 2) tentang teknik dokumentasi dan
trialungasi (Suwendra, 2018). Dan di dalam metode penelitian kualitatif juga
lazimnya data di kumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data
kualitatif, yaitu ; 1) wawancara, 2) observasi, 3) dokumentasi, dan 4) diskusi
terfokus (Focus Group Discussion). Sebelum masing-masing teknik tersebut
diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang
harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing
teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian
focus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang
memerlukan teknik observasi, dst. Pilihan teknik tergntung pada jenis
informasi yang di peroleh.
Singarimbun, Masri dan Efendi (1989), Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.
Tarigan, Josep R dan Suparmoko (1999), Metode Pengumpulan Data Edisi 1 (Untuk llmu-
ilmu sosial dan ekonomi), BPFE, Yogyakarta , Discover Secrets Your Spreadsheet
Can't Tell You , SPSS Inc, USA.
Afiyanti, Y. (2008). Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) Sebagai Metode
Pengumpulan Dataa Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia .
Chairi, A. (2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif. Discussion Paper
Dimyati, J. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada Pendidikan Anak