Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN WILAYAH

TUGAS 1

DOSEN PENGAMPU :

FITRIANA SYAHAR, S.SI, M.SI.

NAMA : RIRIN OKTAVIA


NIM : 19331108

PRODI D3 TEKNOLOGI PENGINDRAAN JAUH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2020
Peran PJ dalam Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah terus dilakukan oleh pemerintah, karena pengembangan wilayah


sendiri merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu wilayah.
Namun apabila pengembangan wilayah terus dilakukan tanpa adanya control dan pengawasan,
maka akan menimbulkan masalah baru yaitu munculnya kerusakan lingkungan. Maka dari itu,
untuk mencegah atau meminimalisir dampak buruk dari pembangunan dapat dilakukan dengan
menentukan area yang tepat untuk melaksanaksanakan pembangunan serta memprediksi arah
perkembangannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menentukan area yang tepat dalam
pembangunan dapat melalui penginderaan jauh.

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Lilesan et al, 2004 dalam
Somantri, 2008). Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dengan adanya penginderaan
jauh dapat mempermudah untuk mengetahui bentukan fisik yang ada di suatu wilayah tanpa
kontak langsung dengan objek. Tentunya hal ini efektif dilakukan dalam pengembangan suatu
wilayah, karena dalam pengembangan suatu wilayah diperlukan data misalnya mengenai bentuk
morfologi daerah tersebut, data kemiringan serta bagaimana kondisi kontur daerah yang akan
dilakukan pengembangan wilayah tersebut.

Untuk dapat mengetahui objek – objek yang terdapat dalam citra penginderaan jauh,
diperlukan tahap yang dinamakan interpretasi. Interpretasi data penginderaan jauh dilakukan
untuk mengubah data numerik atau visual menjadi informasi bagi keperluan tertentu (Sutanto,
1986). Interpretasi citra landsat dilaksanakan melalui tiga tahap. Yaitu tahap analisis citra, tahap
interpretasi citra, dan tahap interpretasi disipliner terinci (Umali, 1983). Pada tahap analisis citra
dilakukan dengan mendeteksi rona atau warna yang selanjutnya diberi batasa dan dipisahkan
dengan yang lain. Pada tahap interpretasi citra dilakukan dengan pengenalan unsur spasial yang
meliputi bentuk, ukuran, pola, tekstur, dan pengenalan pola atau susunan keruangannya yang
meliputi pola, aliran, pola bentuk lahan, pola penggunaan lahan. Dan tahap yang terakhir atau
interpretasi disipliner terinci dapat dilakukan dengan mengenali jenis obyek yang tergambar
misalnya geologi, geomorfologi, penggunaan lahan, pertanian, dsb.

Perencanaan pengembangan wilayah pada dasarnya adalah upaya penerapan konsep. Konsep
pembangunan ekonomi pada dimensi keruangan (Harun: 1). Hal ini menunjukkan bahwa
pengembangan wilayah yang dilakukan harus berhasil, karena nantinya apabila pengembangan
wilayah berhasil maka konsep pembangunan ekonomi dapat diterapkan pada wilayah yang telah
dikembangkan. Untuk itu dalam pengembangan wilayah harus dilakukan dengan perancanaan
yang matang serta optimal.

A. PEMBAHASAN

Berkaitan dengan perencanaan pembangunan, perlu didakan pengenalan terhadap


aspek fisik yang terdapat dalam suatu wiayah yang akan dilakukan pengembangan, misalnya
penetapan fungsi wilayah, keberadaan sumber daya alam, kondisi morfologi wilayah tersebut,
dimana kondisi morfologi ini dapat dilihat dari kemiringan lereng wilayah tersebut serta kondisi
kontur.

Konsep wilayah terbagi menjadi dua yaitu wilayah formal dan wilayah fungsional. Wilayah
formal dapat dikatakan sebagai kawasan geografis yang seragam, artinya pengklasifiannya hanya
didasarkan pada aspek fisik saja. Sedangkan wilayah fungsional adalah suatu kawasan geografis
yang didasarkan berdasarkan jenis dan kekhususannya serta antara wilayah yang satu dengan
wilayah yang lain saling berhubungan.

Dengan mengetahui fungsi dari setiap wilayah maka pengembangan wilayah dapat optimal
dilakukan karena pengembangan wilayah dilakukan sesuai dengan pengolahannya, yang mana
nantinya pengembangan dapat dilakukan secara marata sehingga dapat menimbulkan

keseimbangan perkembangan pertumbuhan wilayah. Apabila telah tercapai keseimbangan, maka


dapat memicu adanya kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi, konsumsi, serta
distribusi. Dengan hadirnya sektor ekonomi pengembangan wilayah akan lebih optimal untuk
dilakukan.

Sumber daya alam juga merupakan factor penting dalam pengembangan suatu wilayah.
Terutama sumber daya alam air, karena air merupakan sumber daya yang paling utama dalam
kehidupan. Melaui citra penginderaan jauh maka kenampakan sumber air dapat terlihat.
Sehingga dapat dipetakan wilayah mana yang tepat untuk dilakukan pengembangan wilayah.
Dalam jenis cira visible light (cahaya tampak) maka kenampakan air akan tampak berwarna
biri seperti pada kenampakan asli dilapangan. Penginderaan jauh telah berkembang tidak
hanya sebagai fenomena teknis, tetapi telah menjadi bagian penting dalam memahami
perubahan lingkungan (Adams dan Gillespie, 2006 dalam Budiyanto: 2014)

Dalam penegembangan wilayah juga membutuhkan data mengenai morfologi suatu


wilayah tersebut. Maka citra penginderaan

jauh dapat menampilkan data yang dibutuhkan untuk pengembangan wilayah. Misalnya
ketinggian suatu wilayah yang mana nantinya akan dikempolokkan menjadi beberapa kelas
ketinggian. Berikut citra yang menginformasikan ketinngian suatu wilayah yang sudah
diklasifikan menjadi beberapa kelas yang mempunyai ketinggian yang sama yang disebut kontur.

Dari citra tersebut dapat analisis bahwa daerah yang berwarna hijau merupakan daerah
dataran rendah, yang mana wilayah tersebut cocok untuk perncanaan pembangunan. Selain faktor
ketinggian tempat, faktor kemiringan lereng juga berperan penting dalam perencanaan
pengembangan wilayah. Terdapat empat kalsifikasi kemiringan lereng yaitu , 0- 8% merupakan
wilayah datar, 8 – 15%merupakan wilayah landai, 15 – 25% merupakan wilayah agak curam, 25
– 45% wilayah cura, dan >45 % wilayah sangat curam (Syafri: 2015). Wilayah dengan
kemiringan 0 -8 % yang merupakan wilayah datar mempunyai daya dukung yang tinggi terhadap
aktifitas dalah kehidupan sehari hari misalnya pertanian, pembangunan pemukiman, jalur
perdagangan dan lainnya.

Dalam pembuatan citra kemiringan lereng dapat dilakukan dengan langkah – langkah
berikut:

1. Menyiapakan citra aster GDEM

2. Pilih Raster – Analysis – pilih slope

3. Pada satuan kemiringan lereng pilih percent atau degrees

4. Klik browse dan selajutnya memberi nama file serta save

5. Klik RUN

6. Atur visualisasi slope dengan cara klik klik slope pada layer

7. Apabila visualisasi telah disesuaikan maka klik apply.

Apabila citra kemiringan lereng sudah terbentuk maka selanjutnya melakukan kegiatan
analisis terhadap citra tersebut. Analisis dapat dilakukan seperti yang telah dijelaskan pada
bagian atas.

B. KESIMPULAN

Penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pengembangan wilayah.


Pemanfaatan data citra penginderaan jauh dapat menggunakan analisis melalui peta kontur
dan kemiringan lereng. Dalam perencanaan pengembangan wilayah terdapat faktor – faktor
yang harus diperhatikan yaitu, penetapan fungsi wilayah, keberadaan sumber daya alam,
kondisi morfologi wilayah tersebut, dimana kondisi membantu dalam hal tersebut.morfologi
ini dapat dilihat dari kemiringan lereng wilayah tersebut serta kondisi kontur. Dalam
menganalisis faktor – faktor yang diperlukan dalam perencanan pengembangan wilayah citra
penginderaan jauh sangat

Anda mungkin juga menyukai