Notulensi Diskusi Kelompok 1
Notulensi Diskusi Kelompok 1
Pertanyaan Sesi Ke 1
1. Ariadna Safitri 200341864460
Bagaimana cara agar guru dapat menerapkan asesmen yg sesuai dengan kebutuhan siswa
dan supaya terhindar dari sifat subyektif?
Jawaban Penyaji:
Maria Rosalia Ijung Anggur/200341862516.
cara agar guru dapat menerapkan asesmen yg sesuai dengan kebutuhan siswa dan supaya
terhindar dr sifat subyektif.bahwa proses peniliaan oleh guru harus meminimalkan
pengaruh-pengaruh atu pertimbangan yang subjektif dari guru. Dalam implementasinya
peniliaan harus di lakukan secara obyektif.peniliaan yag di lakukan guru harus adil,
terencana, dan berkesinmabungan, menggunakan bahasa yang dapat di pahami oleh
peserta didik, dan menerapakan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau
pemberiaan angka atau skor.yang mejuk pada pencapaiaan kompetensi.
Yolanda H.I Pakereng/200341864468.
Prinsip obyektivitas mengandung makna, bahwa assesmen atau penilaian pada hasil
belajar dapat dinyatakan sebagai penilaian yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-
faktor yang sifatnya subyektif. Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaan assesmen
atau penilaian hasil belajar, seorang guru harus senantiasa berfikir dan bertindak wajar,
menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentinganyang
bersifat subyektif.
Nanda Bhekti Fadilla/200341864474.
Agar pendidik mampu menentukan asesmen sesuai kebutuhan, maka pendidik harus
memahami kondisi dan kemampuan kelas. K13 mengarahkan pendidik untuk
menggunakan asesmen/penilaian autentik, dimana Penilaian autentik memberikan
penilaian kepada peserta didik sesuai dengan kenyataannya, mulai dari proses sampai
dengan hasil akhir dengan menggunakan berbagai rubrik dan instrumen dalam mencapai
kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) . Untuk menghindari subjektivitas salah satunya pendidik harus
mampu menyusun alat ukur / instrumen penilaian yang valid, reliabel dan jelas sehingga
membantu pendiidik menghindari sifat subjektivitas.
Tambahan:
Siti Aisyah, 200341864476.
Asesmen sesuai kebutuhan siswa dapati diterapkan misalnya ketika siswa masih belum
mencapai standar kompetensi tertentu, maka guru bisa melakukan remedial pada siswa
tersebut. bisa juga dengan ketika siswa memiliki kesulitan dalam menyusun kalimat
tulisan, maka guru bisa melakukan tes evaluasi secara lisan. sementara untuk
menghindari subyektifitas dalam penilaian, maka diupayakan setiap penilaian yang
dilakukan oleh guru memiliki pedoman atau instrumen yang jelas dan feasible.
Racy Rizky Abdillah/200341862528
Dalam upaya megimlementasikan asesmet guru harus mengacu pada prinsip dan standar
penilaian. Seperti prinsip sahih dimana guru harus menyesuaikan dengan karakter dan
kemampuan siswa yg akan diukur, prinsip objektif dimana penilalaian harus dilakukan
dengan kriteria jelas dan tidak subjektiv, prinsip adil assesmen harus
mempertimbangkan rasa keadilan kepada peserta didik, tanpa membeda-bedakan jenis
kelamin, latarbelakang etnis, budaya, dan berbagai hal yang memberikan konstribusi
pada pelajaran sehingga dapat terhindar dari subjektivitas.
2. Jamilatul Laili/200341862512
Di ppt dijelaskan tentang evaluasi auntentik, bisa dicontoh kan bentuk rubrik dan
instrumen nya dalam pembelajaran biologi??
Di makalah dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar pemerintah yaitu UN. Padahal
sekarang UN dihapus oleh menteri pendidikan dan diganti dg asesmen nasional,
asesmen nasional terdiri dari survey karakter, survey lingkungan belajar dan akm.
bagaimana kita sebagai pendidik melaksanakan assessment tersebut?
Jawaban Penyaji:
Maria rosalia ijung anggur/ 200341862516
Sistem aplikasi Asesmen Nasional mengadopsi sistem UNBK dengan modifikasi.
Modifikasi meliputi ragam format soal tidak hanya pilihan ganda dan isian, namun
ditambahkan format pilihan ganda kompleks, menjodohkan, serta uraian. Selain itu, pada
AKM soal-soal,di mana AKM ini di laksanakan mulai dari kelas V untuk sekolah dasar
dan Kelas VII untuk menengah pertama dan kelas XI untuk menengah atas.
Yolanda H.I Pakereng/20034186446.
Pada tahun 2020 akan diterapkan ujian yang hanya diselenggarakan oleh sekolah yang
bersangkutan. Harapannya agar guru dan sekolah lebih leluasa dan merdeka dalam
memberi penilaian terhadap hasil belajar siswa. Pada tahun 2020 juga merupakan
pelaksanaan UN untuk terakhir kalinya. Pada tahun 2021 akan diubah menjadi Asesmen
Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei
Karakter terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan
bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan menganalisis suatu
bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep di balik tulisan tersebut.
Sedangkan 'numerasi' adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka. Dia
menekankan 'literasi' dan 'numerasi' bukan mata pelajaran bahasa atau matematika,
melainkan kemampuan murid-murid menggunakan konsep itu untuk menganalisis sebuah
materi. Terkait survei karakter, selama ini pemerintah hanya memiliki data kognitif dari
para siswa tapi tidak mengetahui kondisi ekosistem di sekolah para siswa. Survei ini akan
menjadi panduan untuk sekolah dan pemerintah. Survei karakter diharapkan jadi tolok
ukur untuk bisa memberikan umpan balik bagi sekolah dalam melakukan perubahan.
Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan oleh siswa yang berada di tengah jenjang
sekolah sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu
pembelajaran. Hasil ujian ini tidak digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang
selanjutnya.
Nanda Bhekti Fadilla/200341864474.
AKM adalah program baru dan hingga saat ini masih dalam proses sosialisasi. Pada
intinya pendidik harus mampu mengambangkan penilaian yang melingkupi tes
kemampuan literasi dan numerasi. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM:
literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan
numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis,
keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta
keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah
dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan
kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk
mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan,
mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas
individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara
produktif kepada masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang
relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Tambahan:
Bidari Intan
AKM ini program yang masih sgt baru saya sudah pernah bertanya dengan beberapa guru
mapel di sekolah menengah tempat saya mengajar. Sampai dengan saat ini masih belum
banyak sosialisasi yg khusus untuk AKM ini. Tapi pada intinya nanti guru harus lebih
mempelajari banyak hal ttg asesmen autentik dan hakikat proses pembelajaran utk siswa
itu sendiri. Jadi ttg bagaimana nanti cara melakukannya tentu menunggu arahan lebih
lanjut dan sebuah program juga pasti akan ada evaluasi pelaksanaannya dimana tdk
menutup kemungkinan ada perubahan2 tata aturan di dalamnya.
Yulista Trias R./200341862506
Asesmen Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil
belajar murid secara individual. Akan tetapi sebagai sumber informasi untuk memetakan
dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan dimana akan menghasilkan potret yang lebih
utuh tentang kualitas hasil belajar serta proses pembelajaran di satuan pendidikan.
Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk menjadi “cermin” atau umpan
balik yang berguna bagi satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan dalam proses evaluasi
diri dan perencanaan program. Asesmen Nasional berfokus mengukur pada kemampuan
murid untuk menggunakan dan mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh dari beragam
materi kurikulum untuk merumuskan serta menyelesaikan masalah. Asesmen Nasional
menggeser fokus dari keluasan pengetahuan menuju kedalaman kompetensi dari
kurikulum. Untuk pelaksanaan Asesmen Nasional dapat dikembangkan dari tiga
instrumen yang digunakan, yaitu: a. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang
mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid. b. Survei Karakter
yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter
murid;. c. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan
proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.
Nurul Oktaviani/200341862517
Untuk AKM itu dilakukan di jenjang kelas 11, sedagkan untuk pengganti USBN guru
boleh menggunakan berbagai macam assesnen, baik beruoa tes tulis, atau asesmen lain
sot penilaian portofolio
Muh. Syahriridani / 200341864463
izin menambahkan, bagaimana seorang guru melaksanakan asesmen nasional, seperti
survey karakter, survey lingkungan belajar, dan akm sebagai pengganti UN. menurut saya
guru harus kembali meningkatkan keprofesionalitasannya dalam mendidik. dalam hal ini
berkaitan dengan penilaian. selain itu standar kualifikasi yang ditetapkan sebagai
indikator guru profesional, harus di perbaharui oleh pemerintah dan harus dikaitkan
dengan pola asesmen nasional. adapun pelaksanaan secara ideal, telah dijelaskan dalam
file yang dikirim oleh mbak Maria.
3. Nurul Oktaviani/200341862517
Salah satu kebijakan merdeka belajar yaitu terkait Assesmen Kompetensi Minimum
(AKM), apakah assesmen atau penilaian pad merdeka belajar memiliki 3 kategori spt di
kurikulum 2013?
Jawaban Penyaji
Nanda Bhekti Fadilla/200341864474.
Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan
program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai
berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta
kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung
pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan
Belajar.Untuk melihat ketiga kategori tersebut terdapat dalam serangkaian program
Asesmen Nasional, dimana dalam asesmen nasional terdapat Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Dalam proses
pembelajarannya guru melakukan ketiga kategori penilaian tersebut sesuai dengan
Kurikulum yg diterapkan yaitu K13
Yolanda H.I Pakereng/200341864468
Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi,
numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan
yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen
utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar.
Maria Rosalia Ijung anggur/200341862516.
Dalam Sistem aplikasi Asesmen Nasional ada beberapa komponenen yang di nilai yaitu
kontennya, komponenya yaitu literasi dan numereasi.tentnga apa yang mau di
capi,bagaiman mencapinya dan apa yang sudah di capai.ini yang di tekanakan dalam
AKM tersebut.
Dalam AKM tersebut ada literasi di dalam literasi tersebut menemukan
informasi,inteprestasi dan integrasi,evaluatif dan refleksi, sedangka di numerasinya itu
akan belangsung pemahaman , penerpan dan penalaran,sedangkan kontenya yaitu,
personal, sosial budaya, dan saintifik.nah ini menunujkan bhwa K13, masuk didalanya. di
lihat dari aspek2 ini.
Tanggapan penanya
Tadi dijelaskan di makalah bahwa pada kurikulum 2013 assesmen itu ada 3 kategori,
pengetahuan sikap dan keterampilan, jd pada akm jga mengukur tiga kategori tsb?
Tambahan
Siti Aisyah, 200341864476.
AKM digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif (literasi dan numerasi). sementara
survei karakter digunakan untuk menilai capaian belajar siswa dalam bidang sosial
emosional berupa pilar karakter (aspek afektif).
Ariadna Safitri 200341864460
AKM dan Survei Karakter terdiri dari soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar
menggunakan bahasa, kemampuan bernalar menggunakan numerasi, dan penguatan
pendidikan karakter. Dan AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil
belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimun ini,
lanjutnya, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat.
Bagian lain dari Asesmen Nasional adalah Survei Karakter yang dirancang untuk
mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosio emosional berupa pilar karakter
untuk mencetak profil Pelajar Pancasila. Ada enam indikator profil Pelajar Pancasila yaitu
berakhlak mulia, kreativitas, gotong royong, kebhinekaan global, bernalar kritis dan
kemandirian.
Lianto 200341862519,
Assesmen nasional mengukur capaian hasil pembelajaran kognitif dari numerasi dan
literasi dan survei karakter (afektif). Assesmen nasional dilakukan tidak untuk mengukur
capaian prestasi belajar siswa tetapi untuk evaluasi. Dalam pembelajaran, guru ttp
melakukan penilaian terhadap aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif
Yulista Trias R./200341862506
Saya juga sependapat dengan Mbak Ais, bahwa Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
dilakukan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi murid. Keduanya dipilih karena
merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua
murid, terlepas dari profesi dan cita-citanya di masa depan. Literasi dan numerasi juga
merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran tidak hanya
terbatas pada mata pelajaran tertentu. Adapun Survei Karakter dikunakan untuk mengukur
sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid.
Muh. Syahriridani/200341864463
izin berpendapat. menurut saya, asesmen kompetensi minimal digunakan utk mengukur
tingkat kognitif siswa. adapun afektif dan psikomotor, dilaksanakan pada kegiatan
asesmen yang lain.
Pertanyaan Sesi ke 2
1. Dita Astriningrum 200341862532
saya ingin contoh lain saja tentang mekanisme guru melakukan penilaian, pengukuran, dan
evaluasi? Lalu, bagaimana bentuk evaluasi pembelajaran itu? Bagaimana menentukam
kriterianya?
Jawaban Penyaji
Nanda Bhekti Fadilla/200341864474.
Evaluasi pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur sampai sejauh mana tingkat
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh anak didik selama mengikuti proses
pembelajaran. Diman evaluasi pembelajaran dapat dilakukan setelah sebelumnya
melakukan proses pengukuran dan penilaian. Dengan demikian, guru melakukan
pengukuran dan penilaian terlebih dahulu terhadap proses pembelajaran tersebut, dan
mengenai hasil dari pengukuran dan penilaian pembelajaran tersebut akan dievaluasi
apakah sudah sesuai dengan tujuan dari pembelajaran tersebut ataukah masih banyak yang
perlu dianalisis untuk perbaikan. Dengan demikian, penentuan tujuan harus ditetapkan
terlebih dahulu sebagai tolok ukur bagi pengukuran dan penilaian dan kemudian bisa
melakukan langkah evaluasi terhadap hasil program yang sudah dijalankan.
Kesimpulannya, evaluasi pembelajaran adalah sebuah proses pemberian pertimbangan
tentang arti dan nilai atas suatu tingkatan prestasi atau pencapaian suatu pembelajaran.
Pemberian pertimbangan dalam hal ini didasarkan atas hasil pengukuran dan penilaian
banyak aspek (input, proses, output, outcome, dan dampak). Tujuan utamanya adalah
rekomendasi komprehensif terhadap pembelajaran atas informasi atau data hasil
pengukuran dan penilaian yang telah dianalisis.
Maria rosalia ijung Anggur/200341862516,
Dalam evaluasi bentuk evaluasinya adalah, ad tiga yaitu,Input : adalah bahan mentah yang
dimasukkan kedalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan
bahan mentah adalah calon peserta didik yang baru akan memasuki sekolah. Sebelum
memasuki sesuatu tingkat sekolah (institusi) calon peserta.krterianya adalah, pengukuran
langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang
pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja; penilaian atas tugas-tugas yang
memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks; analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang ada.penilaian langsung dan ukuran langsung (Mueller, 2006:1).
Ketika melakukan penilaian, banyak kegiatan akan menjadi lebih jelas apabila dinilai
langsung, misalnya dalam hal kemampuan berargumentasi atau berdebat, keterampilan
menggunakan media seperti komputer dan keterampilan melaksanakan percobaan.
Demikian juga dalam menilai sikap, perilaku, atau antusiasme peserta didik terhadap
sesuatu atau pada saat mereka melakukan sesuatu.Dalam memberikan tugas kepada pesert
didik ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai kriteria tugas, yaitu:
Tugas tersebut secara signifikan cukup bermakna bagi peserta didik
dan guru;
Disusun secara bersama antara guru dan peserta didik;
Menuntut siswa dapat menemukan dan menganalisis informasi
dan menarik kesimpulan tentang hal tersebut;
Meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil dengan jelas;
Mengharuskan peserta didik untuk bekerja atau melakukannya
sesuai dengan realitas kehidupan sebagaimana adanya
Yolanda H.I Pakereng/200341864468.
Bentuk evaluasi pembelajaran itu misalnya :
Penilaian (tes) : Tugas untuk mengamati objek menggunakan mikroskop dengan
prosedur yang benar
Pengukuran: Ibu Rina menghitung jumlah kesalahan Anto dalam menggunakan
mikroskop (ia menghitung terjadi 3 kesalahan dari 5 tugas)
Evaluasi : Ibu Rina menilai bahwa kemampuan Anto dalam menggunakan mikroskop
masih kurang.
Ngalim Purwanto (2006) menjelaskan tentang tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan
data pembuktian yang akan menunjukan sampai dimana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan kurikuler. Disamping itu juga dapat
digunakan guru dan pengawas pendidikan untuk mengukur dan menilai sampai dimana
keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-
metode mengajar yang digunakan. jadi evaluasi dapat digunakan oleh guru, perangkatnya,
serta siswanya.
Tambahan
Lianto/200341863519
Hasil dari evaluasi jg dpt digunakan oleh guru untuk menilai apakah
metode/model/strategi yg diterapkan sdh tepat/tidak. Jdi tidak hanya bermanfaat untuk
mengukur kemampuan siswa tetapi juga diri sendiri selaku guru
Desi Indah Sari/200341862522
Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur. Contoh: Bu
Aisyah memberikan tes kepada siswanya, kemudian melakukan pengukuran dengan cara
memberi skor pada hasil tes para siswanya. Hal ini belum dikatakan sebagai
asesmen/penilaian karena masih hanya sebatas angka yang belum bermakna, kemudian
setelah dilakukan pengukuran maka dilanjutkan dengan asesmen yaitu kegiatan untuk
mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan
dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar siswa dan perkembangan
belajar siswa. Dengan kata lain asesmen adalah kegiatan lanjutan dari pengukuran.
Contohnya bu aisyah adalah seorang guru Biologi, pada suatu hari bu aisyah memberikan
tes kepada para siswanya. Setelah selesai tes, bu aisyah memeriksa hasil tes nya. Skornya
bervariasi, ada yang mendapat 100, 90, 75, bahkan ada yang mendapatkan 30. Nah angka-
angka tersebut adalah skor hasil tes siswa bu aisyah, tapi baru berupa angka belum
memberikan makna apapun. Untuk dapat makna dari hasil tes tersebut bu aisyah harus
melakukan asesmen. Setelah melakukan asesmen bu aisyah mengetahui bahwa siswa yang
berada di atas KKM baru separuh dari jumlah seluruh siswanya. Setelah itu dilakukan
evaluasi, yang juga bisa dilakukan untuk menilai keberhasilan sebuah metode atau proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada suatu waktu.
4. Syahriridani/200341864463.
Bagaimana pendapat penyaji tentang pelaksanaan UN yang harus diganti dengan AKM?
apa penyebab utama digantinya model penilaian tersebut
Jawaban Penyaji
maria rosalia ijung anggur/200341862516
Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini
dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-
mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid. Asesmen Nasional
menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu,
dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan
antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan
Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun
kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu). Asesmen Nasional bertujuan
untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakn
pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi
gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk
mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan
dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu
pembelajaran.dengan demikian bahwa yang di nilia adalah sebmua proses pembelajran
bukan hasil ahkirnya., jadi saya menyetjui hal tersebut karena peserta didik dalam proses
pembelajaran yang di nilai adalah prosesnya, bukan hasil ahkirnya saja, karena ouptut
yang di hasilkan nantinya bisa di ukur melalui proses ini.terima kasih.
Nanda Bhekti Fadilla/200341864474.
Menurut Menteri Pendidikan (Nadiem) ada beberapa alasan mengapa UN perlu diganti,
yaitu UN terlalu fokus pada kemampuan menghapal dan membebani siswa, orang tua dan
guru, Selain itu, UN juga dianggap tidak menyentuh kemampuan kognitif dan karakter
siswa. Penggantian UN ke Akm dinilai akan memberikan dampak perbaikan karena
asesmen kompetensi minimum itu merujuk pada tes evaluasi pendidikan Programme for
International Student Assessment (PISA) yang dibuat oleh Organisation for Economic Co-
operation and Development (OECD). AKM yang mencakup literasi dan numerasi
merupakan kompetensi dasar yang wajib dimiliki setiap individu. Kemudian survei
karakter merupakan penilaian terhadap penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila di
lingkungan sekolah sehingga diharapkan mampu mengembangkan sisi karakter dari siswa
secara nyata.
Yolanda H.I Pakereng/200341864468
AKM dapat menjadi penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur kemampuan
minimal siswa. AKM akan berisi materi yang meliputi tes kemampuan literasi, numerik,
dan pendidikan karakter. Sedangkan pada UN jarang dikenal soal AKM. Bedanya hanya
pada soal pemahaman. Disamping itu, UN membuat siswa menjadi beban karena UN
merupakan indikator keberhasilan siswa pada jenjang akhir. Sehingga siswa merasa takut
dan terbeban.
Tambahan
Wa Ode Nurhawa/ 200341862515
Menurut sumber yang pernah saya baca, karena materi UN terlalu padat sehingga siswa
dan guru cenderung menguji penguasaan konten, bukan kompetensi penalaran. Disamping
itu, UN dianggap jadi beban siswa, guru dan orangtua karena menjadi indikator
keberhasilan siswa sebagai individu
Feni Eka W/200341862530
UN digantikan AKM beberapa faktornya antara lain dengan adanya UN menyebabkan
kegiatan pembelajaran di sekolah lebih difokuskan untuk membentuk siswa agar dapat
menyelesaikan soal UN dibandingkan dengan mengembagkan kemampuan siswa. Selain
itu juga terdapat banyak kecurangan yg merugikan bagi banyak pihak karena adanya
syarat lulus UN untuk menyelesaikan suatu jenjang sekolah. Diganti dengan AKM tujuan
khususnya, karena ujian skala nasional yaitu UN fihapus maka diganti dg AKM untuk
pemetaan pemerataan evaluasi pendidikan secara nasional