“ Pengujian Hipotesis”
Oleh Kelompok 3
2021
1. Konsep dan Prinsip Menyusun Hipotesis
A.) Pengertian
Surakhmad (1985) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari kata hypo (kurang dari) dan
theses (pendapat). Jadi, hipotesis adalah sesuatu yang masih kurang dari sebuah
kesimpulan pendapat. Sebuah kesimpulan, tetapi itu belum final, masih harus diuji
kebenarannya. Suatu jawaban juga yang dianggap besar kemungkinannnya untuk menjadi
jawaban yang benar.
B.) Konsep Hipotesis
Merumuskan hipotesis dengan pendekatan statistika dapat dibedakan atas dau bentuk yaitu
sebagai berikut.
a. Hipotesis nol (Ho) atau hipotesis dasar adalah satu pernyataan mengenai nilai parameter
populasi yang merupakan kesimpulan sementara (anggapan) terhadap suatu kondisi / teori
atau asumsi bagi suatu parameter dari mana subyek akan dilakukan pengujian statistik.
Hipotesis nol biasanya kasus yang kita uji mempunyai sifat yang serba sama (mempunyai
tanda =) dengan notasi matematis Ho: µA > µB ; µA < B ; atau µA ≠ µB.
b. Hipotesis alternatif (Ha) atau hipotesis penelitian adalah suatu pernyataan yang tak ditolak
jika data sampel memberikan cukup bukti bahwa hipotesis nol salah. Hipotesis alternatif
dapat menyimpulkan apa yangg dinyatakan pada Ho dalam Ha ditolak atau kebalikan
hipotesis nolnya terhadap suatu kondisi atau teori yang ada. Hipotesis alternatif
dinyatakan dengan notasi matematika adalah jika Ho: µA = µB, maka µA > µB ; µA < µB
; atau µA ≠ µB.
C.) Prinsip Hipotesis
Menurut Tuckman (1972) dalam menyusun hipotesis memiliki beberapa prinsip-prinsip,
yakni:
harus memperkirakan hubungan antara dua atau lebih variabel;
harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu;
harus dapat diuji, maksudnya adalah harus ada kemungkinan dinyatakan kembali
dalam bentuk operasional yang selanjutnya dapat dinilai atas dasar data.
Ada dua macam kesalahan, yakni kesalahan tipe I (α) dan kesalahan tipe II (β).
1) Kesalahan tipe I (α) adalah menolak Ho, padahal Ho benar. Makin besar α, makin
besar kemungkinannya bahwa Ho akan ditolak secara keliru. Artinya, makin banyak
kemungkinannya kesalahan tipe I akan dibuat.
2) Kesalahan tipe II (β) adalah tidak menolak Ho, padahal Ho salah. Nilai spesifik α dan
β seharusnya ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian. Dalam hal ini,
besar α dan β menentukan besarnya n (sampel) yang dianalisis secara statistik.
Kesalahan dalam praktik α dan β ditentukan lebih dahulu sehingga untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan yang terjadi caranya dengan memperbesar jumlah n (sampel).
Statistik menggunakan metode "pembuktian dengan kontradiksi". Secara umum, peneliti
berharap dapat membuktikan bahwa sesuatu benar (yaitu hipotesis alternatif) dengan menolak
hipotesis nol. Jika bukti-bukti sampel bertentangan dengan hipotesis nol, maka peneliti dapat
menolaknya dan "percaya" terhadap hipotesis alternatif. Sebaliknya, bila informasi sampel
tidak bertentangan dengan hipotesis nol, maka peneliti tetap tidak dapat membuktikan bahwa
hipotesis nol benar. Peneliti hanya menunjukkan bahwa hipotesis nol tak dapat ditolak.
5. Statistik untuk Menguji Hipotesis
Penggunaan alat statistik untuk pengujian hipotesis tergantung pada :
a. Macam statistik :
Statistika parametrik, merupakan bagian dari statistika inferensia yang
mempertimbangkan nilai dari satu atau lebih parameter populasi.
statistika nonparametrik merupakan bagian dari statistika inferensia yang tidak
memperhatikan nilai dari satu atau lebih parameter populasi.
b. Jenis data penelitian :
Data nominal, adalah data yang terdiri atas skalaskala yang berfungsi sebagai label
dan kategori/klasifikasi.
Data ordinal, adalah data yang terdiri atas skalaskala yang menunjukkan klasifikasi
juga namun antara 1 skala ke skala berikutnya menunjukkan
urutan/tingkatan/peringkat.
Data interval, adalah data yang terdiri atas skalaskala dimana jarak antar skalanya itu
sama, akan tetapi tidak memiliki nilai 0 mutlak. Nol mutlak adalah nol yang
bermakna tidak ada.
Data rasio, adalah data yang terdiri atas skala yang memiliki nilai 0 mutlak.
c. Bentuk hipotesis :
Hipotesis Deskriptif (mendeskripsikan satu sampel)
Hipotesis komparatif (membandingkan dua sampel)
Hipotesis komparatif K sampel (membandingkan lebih dari dua sampel)
Hipotesis asosiatif (Hubungan ) antara variabel penelitian