(5) dimensi wirausahawan dengan non wirausahawan menurut Thomas Begley dan
David P. Yaitu :
Disfungsi manajemen
Kurangnya fokus, visi, perencanaan, standar dan lain sebagainya yang terkait dengan
manajemen, ditambah lagi dengan mitra kerja yang tidak kompak bisa menjadi penyebab
bisnis mati.
Operasional tidak efisien
Terlalu banyak pengeluaran untuk sewa, tenaga kerja, dan bahan produksi, ditambah lagi
dengan karyawan yang tidak ulet dan tidak mampu bernegosiasi (dalam konteks yang
menguntungkan perusahaan) dapat menyebabkan perusahaan jadi tidak kompetitif.
Akuntansi buruk
Seorang pengusaha tak bisa mengontrol bisnisnya apabila tidak ada data keuangan.
Kesalahan yang umum terjadi adalah para pengusaha menyewa jasa akuntan luar untuk
melakukan perhitungan pajak dan mengawasi keuangan, padahal seharusnya pekerjaan itu
adalah bagian kepala keuangan.
Kekurangan uang cash
Hal buruk seperti kehilangan pelanggan dan karyawan yang berpotensi, datangnya
kompetitor baru, dan tuntutan hukum bisa saja terjadi pada pengusaha manapun yang
membuat tekanan pada keuangan perusahaan. Kondisi tersebut dapat membuat perusahaan
kesulitan dalam proses recovery apabila perusahaan harus berutang uang cash dalam jumlah
yang signifikan.
Pertumbuhan yang tidak terkontrol
Terlalu luas berekspansi mungkin penyebab kegagalan yang paling ironis. Ekspansi yang
gagal dapat disebabkan karena salah memilih pasar yang ternyata tidak menguntungkan dan
terlalu banyak meminjam uang dalam upaya mempertahankan pertumbuhan pada tingkat
tertentu.
Penurunan pasar
Toko buku, toko musik, bisnis percetakan dan bisnis lainnya yang berhubungan dengan
perubahan teknologi, permintaan pasar, dan kompetisi dari perusahaan besar dengan daya
beli yang besar adalah bisnis yang rentan mengalami penurunan pasar.
3. Tahapan Inovasi.
self centered. Orang yang hidupnya hanya fokus pada dirinya sangat sulit diajak
berinovasi. Sebab inovasi sebagian besar terjadi karena kita memikirkan,
merenungkan dan berinteraksi dengan orang lain.
Mr. Right. Coba Anda perhatikan, orang yang merasa dirinya paling benar dan
enggan menerima masukan hidupnya semakin usang dan tertinggal. Bukan hanya
tertinggal ide dan gagasannya tetapi juga ditinggal rekan-rekannya.
complacent. Ada juga orang yang merasa paling ngerti, paling paham sehingga
enggan belajar. Kelompok ini biasanya muncul karena merasa senior, merasa terdidik
dan merasa, merasa yang lain.
silos. Banyak orang yang bekerja karena ingin KPI-nya baik. Tercapainya KPI tentu
hal yang positif namun apabila Anda hanya fokus kepada KPI itu berarti Anda
berkontribusi atas terwujudnya budaya silos (kelompok, terkotak-kotak) yang bisa
merusak team work.
fear of failure. Ketakutan terhadap kesalahan membuat orang enggan melakukan
terobosan. Para safety player tidak akan mengubah banyak hal. Orang yang bekerja
hanya mencari “aman” pada hakektanya robot berwujud manusia.
blame others. Hobi menyalahkan orang lain adalah hobi yang wajib disingkirkan.
Sibuk mencari kesalahan orang lain itu menutup peluang terbukanya banyak hal yang
baru. Energi dihabiskan untuk sesuatu yang tidak menghasilkan bahkan bisa
mengundang permusuhan.
comfort zone. Kehidupan yang nyaman itu impian banyak orang. Tetapi terlalu lama
nyaman itu merugikan. Orang yang hidupnya terlalu lama nyaman membuat
“ototnya” tidak terlatih untuk mencoba hal-hal yang baru.