Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN MEMERAM BUAH DENGAN KARBIT

 Nama : Isfadhilah Apta Nayotama


 Nomor absen : 16
 Kelas : Semester 3 MIPA 6
 Tanggal pengumpulan : 13 September 2020
 Sekolah : SMA Negeri 1 Purworejo
 Mapel : IPA KIMIA
 Materi pembelajaran : Hidrokarbon, Termokimia, Laju Reaksi

A. Indikator
a. Membuat dan melakukan percobaan memeram buah dengan karbit
b. Mengamati dan mencatat hasil percobaan pemeraman
c. Menganalisis dan menyimpulakan dari hasil percobaan uji karbit terhadap buah berdasarkan data
pengamatan
B. Tujuan Praktikum
Dapat mengetahui hasil percobaan memeram buah dengan karbid selama satu minggu
C. Alat dan Bahan
a. Buah yang telah tua namun belum masak (saya ambil contoh buah pisang)
b. Plastik
c. Kardus
d. Karbit
e. Air
D. Dasar Teori
Kalsium karbida atau karbit adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2. Senyawa
murninya tidak berwarna, tetapi kalsium karbida yang biasanya digunakan warnanya adalah abu-abu
atau coklat dengan kandungan CaC2 hanya sekitar 80 - 85% (sisanya adalah CaO, Ca 3P2, CaS, Ca3N2,
SiC, dll.). Selain itu, karena adanya kandungan PH3, NH3, and H2S, maka senyawa ini juga berbau
menyengat.
Penggunaan utamanya dalam industri adalah untuk pembuatan asetilena dan kalsium sianamida.
Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah. Persamaan
reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah:
CaC2 + 2 H2O →  C2H2 +  Ca(OH)2
Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349 ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang
dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam pengelasan.

E. Cara Kerja
a. Pertama-tama siapkan buah, kardus, dan karbitnya
b. Setelah siap buah dimasukkan ke dalam kardus
c. Kardus yang pertama dibiarkan di dalam ruangan yang terbuka
d. Kardus yang kedua diisi buah namun buah yang telah dibungkus oleh plastik dan di ditutup
dengan rapat
e. Kardus yang ketiga diisi buah dan diberi bongkahan karbit secukupnya dan diberi jarak antara
keduanya
f. Kardus yang keempat diisi buah namun diberi bongkahan karbit yang telah dicelupkan ke dalam
air dan diberi jarak antara keduanya
g. Kardus yang kelima diisi buah yang buahnya tersebut telah dioleskan oleh karbit yang telah
dicelupakn ke dalam air
h. Tunggu sampai kira-kira selama satu minggu dan lihat hasilnya
F. Data Pengamatan
a. Buah yang dimasukkan di dalam kardus yang diletakkan di ruangan terbuka matangnya kurang
merata namun hasilnya sangat memuaskan tapi juga harus membutuhkan waktu yang sedikit lama
pula
b. Buah yang dimasukkan di dalam kardus yang bungkus oleh plastik sudah hampir membusuk dan
sudah terlihat sedikit berair saat dibuka baunya sedikit menyengat dan dikulit nya terlihat ada
bintik-bintik hitam
c. Buah yang dimasukkan di dalam kardus beserta bongkahan karbit yang diberi jarak satu sama lain
hasilnya matang secara merata dan membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan yang tidak
diberi bongkahan namun rasanya tidak terlalu manis seperti yang tidak diberi bongkahan karbit
d. Buah yang dimasukkan di dalam kardus berserta bongkahan karbit yang telah dicelupakan ke
dalam air serta diberi jarak satu sama lain hasilnya matangnya merata, buahnya berwarna kuning,
namun rasanya agak sedikit kurang manis
e. Buah yang dimasukkan di dalam kardus yang telah dioleskan oleh karbit yang telah di celupkan ke
dalam air hasilnya matang secara merata, lebih cepat menguning, namun tekstur dan rasanya
sedikit berbeda yaitu kurang manis dan kurang lembek
G. Pembahasan terkait Data Pengamatan
Kalsium Karbida (Karbit) dapat mematangkan buah karena jika Kalsium karbida (CaC₂) akan
bereaksi dengan uap air (H₂O) menghasilkan etilen (C₂H₂) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)₂).
Etilen yang dihasilkan akan mempercepat proses biokimia dalam daging dan kulit buah sehingga
mempercepat pematangan.
Pematangan buah dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan oleh buah yang disebut etilen
(C₂H₂). Etilen berperan dalam pematangan termasuk degradasi karbohidrat menghasilkan glukosa
sehingga buah menjadi berasa manis ketika telah matang.
Buah yang telah tua akan cepat matang karena menghasilkan banyak etilen, namun buah yang
masih muda hanya menghasilkan sedikit etilen jadi perlu dibantu dengan kalsium karbida untuk
mempercepat proses pematangannya.
Kalsium karbida (CaC₂) akan bereaksi dengan uap air (H₂O) menghasilkan etilen (C₂H₂) dan
kalsium hidroksida Ca(OH)₂. Reaksinya adalah sebagai berikut : CaC₂ + 2 H₂O → C₂H₂ +
Ca(OH)₂
Etilen yang dihasilkan ini akan mempercepat proses biokimia dalam daging dan kulit buah
sehingga mempercepat pematangan.
H. Kesimpulan
Pada prinsipnya pemeraman buah itu biasanya dilakukan untuk panen buah yang kisarannya
cukup banyak dan juga untuk produksi hasil pertanian untuk proses wirausaha dan lain sebagainya,
yang pastinya bergerak dibidang ekonomi dan pemasaran juga nantinya.
Di dalam buah terdapat zat kimia yang disebut dengan etilin, zat alami tersebut yang fungsinya
berperan dalam proses pematangan buah. Sedangkan Kalsium Kabida atau karbit (CaC2) yang bila
terkena dengan air (H2O) ataupun uap yang mengandung air akan menghasilkan gas astelin (tidak
alami) sehingga menghasilkan panas yang fungsinya sama seperti dengan etilin yang mengakibatkan
buah tersebut cepat matang secara merata degan cara ditempatkan di ruangan yang tertutup.
Perbedaan utama antara asetiline dan etilena adalah jika astelina mimiliki ikatan rangkap tiga
antara dua atom karbonnya sedangkan untuk etilena hanya memiliki ikatan rangkap antara dua atom
karbonnya. Nama asitelina dan etilen terdengar mirip namun mereka itu merupakan senyawa
hidrokarbon yang berbeda.
Jadi kalsium Karbida atau karbit yang rumus kimianya CaC 2 akan bereaksi dengan uap air
menghasilkan seyawa etilen C2H2 dan kalsium hidroksida Ca(OH)2. Lalu etilen yang dihasilakn itulah
yang akan mempercepat proses biokimia pada buah sehingga dapat mempercepat pematangan pada
buah tersebut. Untuk tekstur dan rasa sebenarnya buah yang sudah tua itu pasti akan matang dengan
sendirinya karena setiap buah itu pasti akan menghasilkan zat etilen walaupun perlu membutuhkan
waktu yang sedikit lebih lama. Pada prinsipnya buah yang natural atau alami (yang tidak dicampuri,
diberi, atau dipengatuhi zat tertentu) hasilnya tentu akan lebih bagus dan rasanya juga akan manis
sesuai dengan jenis buahnya itu sendiri akan tetapi dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama juga
dan matangnya yang sekiranya kurang merata pula sedangkan yang dicampuri, diberi, atau
dipengaruhi oleh zat tertentu sebagai katalis hasilnya akan lebih cepat dan merata pula akan tetapi
untuk rasanya tentu akan sedikit berbeda dengan yang aslinya.

Anda mungkin juga menyukai