NIM: 3420070
A. Fungsi Pengawasan.
B. Fungsi Interpretasi.
Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan
komentar radio atau televisi siaran. Tajuk rencana dan komentar merupakan pemikiran para
redaktur media tersebut mengenai topik berita yang paling penting pada hari tajuk rencana
dan komentar itu disiarkan. Fungsi interpretasi ini acap kali mendapat perhatian utama para
pejabat pemerintah, tokoh politik, dan pemuka masyarakat karena sering bersifat kritik
terhadap ke- bijaksanaan pemerintah. Karena itu pula di negara-negara Barat yang liberal,
pers sebagai salah satu media massa dengan keampuhannya dalam melaksanakan fungsi
interpretasi dijuluki watchdog atau anjing penjaga yang ’’menggong- gong” apabila
pemerintah ingkar dari kewajibannya dalam mengurus rakyat.
Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, adakalanya
juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran. Betapa tidak lucu kalau wajah
seorang presiden dari suatu negara dilukis se- demikian rupa sehingga serba dilebihlebihkan,
umpamanya hidungnya dibikin panjang, bibirnya dibuat tebal, kepalanya dibentuk penjol,
lebih dari kenyataannya. Dalam dunia jurnalistik cara-cara menyindir seperti itu sudah lazim
sehingga yang bersangkutan tidak pernah marah, apalagi memprotes.
C. Fungsi Hubungan.
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam
masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Banyak
contoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan
dengan produk-produk penjual. Contoh lainnya ialah hubungan para pemuka partai politik
dengan pengikut-pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai partainya yang
dikagumi oleh para peng- ikutnya itu.
Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruhnya kepada
masyarakat sehingga dijuluki "public making” ability of the mass media atau kemampuan
membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku
seseorang, baik yang positif konstruktif maupun yang negatif destruktif, yang apabila
diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya.
D. Fungsi Sosialisasi.
Seperti halnya dengan MacBride, Joseph R. Dominick juga menganggap sosialisasi
sebagai fungsi komunikasi massa. Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai
(transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi
perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran
masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang
mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
Di antara jenis-jenis media massa, televisi termasuk media yang daya per- vasinya
paling kuat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini wa- jar karena insan-insan
yang belum berusia dewasa ini belum mempunyai daya kritik sehingga ada kecenderungan
mereka meniru perilaku orang-orang yang dilihat mereka pada layar televisi tanpa menyadari
nilai-nilai yang terkandung.
E. Fungsi Hiburan.
Seperti halnya dengan MacBride pula, bagi Dominick pun hiburan merupakan fungsi
media massa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara.
Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah
informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik- rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita
pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar.
Bagi pembaca, rubrik-rubrik hiburan itu memang penting untuk melepas- kan saraf-
saraf setelah berjam-jam membaca berita-berita berat, yang terjadi baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.