ANALISA PEMBAHASAN
4.1. Umum
Dalam proyek pembangunan Bendungan Gongseng, Kabupaten Bojonegoro meliputi
pekerjaan maindam, cofferdam hulu dan hilir, spillway, menara intake, PLTMH, dan
bangunan fasilitas. Proyek Pembangunan Bendungan Gongseng ini telah mencapai tahap
lanjutan, dimana sebelumnya telah mencapai 76,92% (kontrak tahap I Desember 2013 sd
Desember 2019). Pada tahap lanjutan ini yang dimulai pertengahan bulan Desember 2019
ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020 meliputi pekerjaan maindam lanjutan, instrumen
bendungan, hydromechanical, dan bangunan fasilitas. Pelaksana konstruksi Proyek
Pembangunan Bendungan Gongseng yaitu PT. Hutama Karya (Persero) sebagai kontrakor
utama (main contractor).
Pekerjaan timbunan maindam pada proyek pembangunan Bendungan Gongseng
lanjutan yaitu dimulai pada elevasi +86.00 sampai +98.00. Pada pekerjaan timbunan ini
meliputi zona 1 (inti kedap air), zona 2 (zona filter halus), zona 3 (zona transisi), zona 4
(zona batu bolder) dan zona 5 (zona riprap). Proyek Bendungan Gongseng ini direncanakan
akan selesai di akhir tahun 2020 dengan ketinggian 34 m pada elevasi crest +98.00.
Dalam tinjauan pelaksanaan timbunan maindam ini akan dibahas mengenai area
pekerjaan timbunan, peralatan, material, alur pengerjaan, serta standar keselamatan dan
kesehatan kerja yang diterapkan pada pekerjaan ini.
47
48
4.3. Material
Pada proses pekerjaan penimbunan maindam dibagi menjadi 5 pekerjaan zona, zona 1
berupa tanah clay yang dipadatkan, zona 2 berupa pasir halus, zona 3 berupa batu grossok,
zona 4 berupa batu bolder, dan zona 5 berupa batuan besar (riprap). Dimana tentunya
memiliki spesfikasi tertentu di tiap – tiap zona dan disajikan sebagai berikut:
4.3.1. Zona 1 Inti Kedap Air
Zona inti kedap air untuk maindam menggunakan material inti kedap air harus didapat
dari tempat pengambilan tanah (Borrow Area) yang jaraknya ±300 m dari area timbunan.
Gambar 4. 2 Lokasi Borrow Area Bendungan Gongseng
Sumber: Dokumentasi Proyek Pembangunan Waduk Gongseng, 2020.
Kandungan lembab (moisture content) material Zona 1 sebelum dan selama pemadatan
harus dijaga di setiap lapis material. Kisaran yang diijinkan kandungan lembab untuk
material yang akan dihampar adalah berdasarkan pertimbangan desain. Untuk keperluan
pekerjaan proyek ini, kandungan lembab yang tertinggi biasanya didefinisikan sebagai
“kandungan lembab yang akan menghasilkan kepadatan kering maksimum material yang
didapat dari Borrow Area atau daerah lain yang mungkin ditunjukkan oleh Direksi.
Kandungan lembab material Zona 1 harus, selama dan sesudah pemadatan, berada dalam
kisaran tambah 3% sampai kurang 1% dari kandungan lembab tertinggi berdasarkan Upaya
Pemadatan Pengawasan Standar (Standard Proctor Compaction Effort), Kepadatan kering
(dry density) timbunan harus tidak boleh lebih kecil dari 95% dari kepadatan kering
maksimum berdasarkan Upaya Pemadatan Pengawasan Standar, dan rata-rata kepadatan
kering timbunan harus lebih besar 98%. Selanjutnya kepadatan kering timbunan yang lebih
kecil 96% dari kepadatan kering maksimum tidak boleh lebih dari 20% dari total kepadatan
biasa.
Sepanjang dapat dilakukan, material Zona 1 harus berada dalam kandungan lembab
yang layak sebelum dibawa ke tempat timbunan. Apabila disetujui oleh Direksi, tambahan
air tidak lebih dari 3% dari berat material, dapat ditambahkan dengan penyiraman atau cara
lain untuk menjamin kandungan lembab yang seragam. Di sisi lain, apabila permukaan
material Zona 1 terlalu basah untuk pemadatan yang layak, maka harus dikeringkan atau
dikerjakan dengan digaru atau dengan peralatan lain yang layak untuk mengurangi
kandungan lembab sampai ke jumlah nilai yang diperlukan dan kemudian di padatkan
kembali. Apabila material Zona 1 tidak dapat mencapai ke angka kandungan lembab yang
ditentukan, maka harus dibuang dan diganti dengan material yang memadai.
4.3.2. Zona 2 Timbunan Filter Halus dan Zona 3 Timbunan Transisi
Material yang berasal dari endapan alluvial sungai yang didapat dari borrow area atau
dari galian pondasi bendungan, material batuan atau batuan lapuk yang berasal dari galian
bangunan pelimpah atau struktur lainnya di lokasi pekerjaan tidak bisa dipergunakan
sebagai material filter dan material transisi. Maka harus mendatangkan material dari luar
yang memenuhi spesifikasi teknis.
Ukuran Ayakan
0.074 0.7 4.75 19.1 50.8
(mm)
5 15 60 100 Maksimum
Persentase Lolos 100
(%) 0 5 15 60 Minimum
Sumber: Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) Paket Pekerjaan
Konstruksi Bendungan Gongseng Lanjutan di Kabupaten Bojonegoro, 2020.
Tabel 4. 2 Gradasi Ukuran Butiran yang Direncanakan pada Timbunan Zona 3
Ukuran Ayakan
0.074 0.7 4.75 19.1 50.8
(mm)
5 15 60 100 Maksimum
Persentase Lolos 100
(%) 0 0 15 50 Minimum
Sumber: Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) Paket Pekerjaan
Konstruksi Bendungan Gongseng Lanjutan di Kabupaten Bojonegoro, 2020.
Ukuran Ayakan
0.074 0.7 4.75 19.1 50.8
(mm)
5 15 30 100 Maksimum
Persentase Lolos 100
(%) 0 0 0 15 Minimum
Sumber: Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) Paket Pekerjaan
Konstruksi Bendungan Gongseng Lanjutan di Kabupaten Bojonegoro, 2020.
4.3.4. Zona 5 Timbunan Riprap
Material yang digunakan untuk zona 5 adalah batuan besar dimana sebagai penahan
kemiringan bendungan agar meminimalisir terjadinya longsoran timbunan serta sebagai
dinding terluar yang bersentuhan langsung dengan air, maupun udara.
4.4. Alat
Dalam pengerjaan timbunan maindam digunakan beberapa alat berat untuk
memudahkan pelaksanaaan pekerjaan
4.4.1. Alat untuk Pengerjaan Zona 1 Inti Kedap Air
Tabel 4. 5 Alat Berat pada Pekerjaan Timbunan Zona 1
No Nama Fungsi Gambar
Peralatan
1 Excavator Berfungsi sebagai
pengeruk dan pengangkut
tanah dengan mudah.
Tanah akan mudah
dikeruk dan dipindahkan
dengan mudah jika
menggunakan alat ini.
Tabel 4. 17 Daftar Personil dan Tenaga Kerja dalam Pekerjaan Timbunan Zona 5
No Tenaga Kerja Unit
1 Pelaksana 1
2 Surveyor 2
3 Drafter 2
4 Operator 7
5 Pekerja 3
6 Safety Officer 3
Sumber: Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) Paket Pekerjaan
Konstruksi Bendungan Gongseng Lanjutan di Kabupaten Bojonegoro, 2020.
Gambar 4. 8 Flowchart Timbunan Zona 2 Inti Filter Halus dan Zona 3 Transisi
Sumber: Method Statement Timbunan Filter Halus dan Transisi, 2019.
4.5.3. Metode Pelaksanaan Timbunan Zona 4 Batu Bolder
4.5.3.1. Persiapan
Volume timbunan batu bolder diperkirakan 47,896,125 m 3. Pekerjaan persiapan
dilakukan dengan memastikan kualitas layer sebelum penimbunan sudah sesuai dengan
spesifikasi teknis. Setelah layer sebelumnya sudah memenuhi spesifikasi dilanjutkan
dengan marking area yang akan dilakukan timbunan.
4.5.3.2. Mobilisasi material dari Quarry
Material batu bolder didapatkan dari material batu dari quarry yang sama.
Kemudian pengambilan menggunakan front shovel kemudian diangkut menggunakan
dump truck menuju tempat timbunan zona batu bolder.
4.5.3.3. Penghamparan
Material timbunan random ini diambil dari material galian terseleksi dari spillway
dan pengelak. Semua pekerjaan timbunan di dilakukan dengan Bulldozer 21 ton, dan
material galian yang telah diproses diangkat dengan Tractor Shovel 1,2 m3 dimasukkan ke
Dump Truck 15 ton untuk dibawa ke lokasi timbunan bendungan utama. Material disebar
dengan Bulldozer 21 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton dengan Tractor 21
ton, ketebalan per lapisan padat 0,40 m. Pekerjaan timbunan batu dan random dilaksanakan
selama delapan belas bulan.
Material untuk zona 4 harus dihampar secara terus menerus, kurang lebih berupa
lapisan mendatar untuk mencegah terjadinya pemisahan butiran (segregation), kantong-
kantong batuan atau terjadinya formasi rongga. Tebal tiap lapis tidak boleh lebih dari 100
cm untuk batu berukuran maksimum 50 cm dan 150 cm untuk batu berukuran maksimum
100 cm sebelum dipadatkan. Timbunan material secara berurutan harus dilakukan
sedemikian sehingga menghasilkan distribusi material yang paling baik.
4.5.3.4. Pemadatan
Dilakukan pemadatan menggunakan vibro roller digetarkan dengan lintasan
sebanyak 4 kali, setelah dilakukan pemadatan dilakukan test sand cone untuk density test
yang sudah distandarkan yaitu lebih rendah dari timbunan inti, sekitar 75 % nya karena jika
terlalu padat tidak sesuai dengan tujuan zona 4 yaitu bersifat lolos air sehingga diharapkan
air yang menyerap dalam tubuh bendungan akan mencari jalan keluar dari zona 2 sampai 4
ini.
4.5.3.5. Uji Kepadatan (Density)
Melakukan density (sand cone) adalah hal yang wajib untuk mengecek apakah
sesuai dengan permintaan konsultan atau standar dari proyek tersebut. Jika dirasa sudah
memenuhi standar yang ditentukan, maka dilanjutkan untuk melakukan penimbunan
lapisan berikutnya. Jika tidak, dilakukan penambahan lintasan timbunan.
4.5.3.6. 4Tahapan Pekerjaan (Flowchart) Timbunan Zona 4 Batu Bolder
c. ISO 45001:2015
ISO 45001 adalah Standar Internasional yang menentukan persyaratan untuk sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (OH&S), dengan panduan penggunaannya,
untuk memungkinkan sebuah organisasi memperbaiki kinerja K3 secara proaktif dalam
mencegah Kecelakaan Kerja dan dampak buruk bagi kesehatan. Manfaat Penerapan ISO
45001 antara lain:
Mengembangkan dan menerapkan Sistem Manajemen untuk mengurangi atau
meminimalisir kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja
Membangun proses sistematis terkait dengan K3 yang mempertimbangkan
“konteksnya” dan yang memperhitungkan risiko dan peluangnya, dan persyaratan
hukum dan lainnya
Menentukan bahaya dan risiko yang terkait dengan aktivitasnya dan berusaha untuk
menghilangkannya , atau melakukan kontrol untuk meminimalkan dampak potensial
resiko dan bahayanya.
Menetapkan pengendalian operasional untuk mengelola risiko K3 dan persyaratan
hukum dan lainnya
Meningkatkan kesadaran akan risiko K3
4.7.2. Bentuk Penerapan Sistem Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan mutu keselamatan dan
kesehatan kerja, dilakukan peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi. Dalam pelaksanaan proyek Bendungan Gongseng di Kabupaten
Bojonegoro ini pihak perusahaan melaksanakan beberapa kegiatan untuk peninjauan
terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi antara lain:
Pembentukan Struktur Organisasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ligkungan
(K3L) Manajemen pusat membentuk struktur organisasi keselamatan, kesehatan kerja
dan lingkungan (K3L) pada proyek Bendungan Gongseng berupa Ahli QHSE atau
Ahli Quality, Health, Safety, and Environment yang memegang seluruh tanggung
jawab mengenai mutu keselamatan dan kesehatan kerja.
Pemberian pelatihan alat pemadam kebakaran pada karyawan maupun security proyek
pembangunan Bendungan Gongseng
Pemeriksaan suhu setiap pagi untuk memastikan kesehatan karyawan maupun pekerja
serta mengantisipasi karyawan atau pekerja yang mengidap virus corona.
Pemberian wastafel serta sabun cair untuk tempat cuci tangan sebagai bentuk
pencegahan penyebaran virus corona.
Menerapkan protokol kesehatan terkait pencegahan penyebaran virus corona, seperti:
1. Mewajibkan untuk memakai masker pada seluruh karyawan maupun pekerja
2. Meniadakan lembur dalam pengerjaan konstruksi
3. Menerapkan jaga jarak minimal 1 meter
4. Dan protokol – protokol kesehatan covid-19 pada umumnya