Terapi Komplementer
pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan
fungsi.
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis,
psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus
uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan
prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio,
pengobatan nonkonvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa
Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang
Hasil dari semua artikel yang telah di review I’anah Al Azizah dan Ikhlas
kekuatan otot pada pasien stroke. Beberapa terapi komplementer yang terbukti dapat
meningkatkan kekuatan otot adalah ; terapi cermin (mirror therapy), mental practice
(MP) dan mental practice mirror therapy (MPMT), akuatik treadmill, robotic therapy,
pada salah satu sisi bagian tubuh) dengan 20% dapat mengalami peningkatan fungsi
motorik dan sekitar 50% mengalami gejala sisa berupa gangguan fungsi motorik /
kelemahan otot pada anggota ekstrimitas bila tidak mendapatkan pilihan terapi yang
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan pada pasien stroke dengan kelemahan otot,
selain terapi medikasi atau obat-obatan bisa dilakukan fisioterapi / latihan : latihan
ROM (Range Of Motion). Selain terapi rehabilitasi ROM yang sering dilakukan pada
pasien stroke, terdapat alternatif terapi lainnya yang diterapkan pada pasien stroke
untuk meningkatkan status fungsional pada sensori motorik, yaitu terapi latihan
(Agusman,dkk,2017).
mereka menggunakan bagian tertentu dari tubuh mereka. Area otak dan otot dapat
Mirror therapy dapat dilakukan dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot dan
mobilitas pada pasien hemiparesis. Gerakan pada ekstremitas yang sehat diikuti
merangsang saraf yang mengalami gangguan. Pasien post stroke diinstruksikan untuk
maupun yang sehat, dengan cara yang sama. Sambil menggerakkan lengan, pasien
melihat refleksi dari lengan yang sehat di cermin. Hal ini menimbulkan ilusi visual
dengan cara mengatur posisi tubuh pasien sewaktu melakukan latihan seperti, posisi
cermin yang ada kemudian pasien disarankan untuk merasakan dan membayangkan
bahwa lengan yang mengalami kelemahan ikut bergerak. Dari beberapa literatur
penelitian durasi yang direkomendasikan untuk melakukan mirror therapy dalam
setiap latihan dengan durasi minumum 10 menit. Durasi maksimum setiap sesi
tergantung pada kemampuan pasien namun pada banyak kasus sekitar 30 menit hal
ini juga dimungkinkan untuk dibagi menjadi dua sesi yang lebih pendek dari 10
Penelitian yang dilakukan oleh Fery Agusman M dan Evy Kusgiarti tahun
2017 tentang Pengaruh Mirror Therapy Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Non
signifikan latihan Mirror Therapy terhadap kekuatan otot pasien stroke non
hemoragik. t hitung = -2.428 dengan p value = 0,015. Selain itu juga penelitian yang
dilakukan oleh Dwi Agung Prasetyo tahun 2017 dengan judul Efektivitas Mirror
dengan Hemiparesis di Rs Tk. Ii Dr. Soepraoen Malang dengan hasil analisis uji
Independent t-test antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh nilai
signifikansi 0,001 (p < 0,005) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 diterima,
yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan, intervensi mirror therapy efektif
b. Akupresur
akupresur dengan pijatan tanpa jarum pada titik acupoint yang telah ditentukan.
sehari-hari, dan mengurangi depresi pada pasien strike hemiplegia stroke di Korea.
Penelitian tersebut menguji terapi akupresur 10 menit setiap hari dalam waktu dua
pekan. Akupresur adalah intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat dan telah
benda tertentu yang dapat memberikan efek penekanan sehingga lebih bisa diterima
efeknya untuk melancarkan pergerakan aliran qi (energi vital) di dalam tubuh). Titik-
titik akupunktur terkait fungsi ekstremitas atas terdapat pada area skapula, yaitu
Large Intestine 15, Small Intestine 9, Triple Energizer 14, Gallbladder 21, Small
Intestine 11 dan Small Intestine 12. (Sin & Lee dalam Adam,dkk 2014 ).
Meningkatkan Kekuatan Otot dan Rentang Gerak Ekstremitas Atas pada Pasien
kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas pada pasien stroke.
c. Akupuntur
pengobatan timur dan ilmu kedokteran barat yang sesuai dengan prinsip
pemijatan dengan titik utama dua di leher, tiga di perut dan dua di tungkai
bawah.
Pada pasien stroke, karena beberapa jaras saraf telah tertutup sulit
beberapa titik akupunktur akan membuka pembuluh darah dan memperbaiki aliran
segmental sel saraf yang masih hidup untuk menemukan jalan baru, efektif,
spinal, lokal, regenerasi saraf, membantu sel melewati bagian yang rusak dari
otak sehingga terjadi perbaikan kondisi tubuh pada pasien stroke yang ditandai
Berdasarkan analisa/ literatur review oleh Pratama dan Alivian tahun 2019
paralisis karena stroke, multiple sclerosis, bell palsy, kecelakaan mobil, dan
dengan pengetahuan medis Barat tentang area representatif dari korteks serebri. Ini
telah terbukti menjadi teknik yang paling efektif untuk mengobati gangguan
Akupunktur kulit kepala sering menghasilkan hasil yang luar biasa hanya
kadang hanya membutuhkan beberapa detik hingga satu menit Saja Scalp
dan pengembangan modern. Sama seperti teknologi dan sains baru, penemuan,
Adam, dkk. 2014. Akupresur untuk Meningkatkan Kekuatan Otot dan Rentang Gerak
Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke. Jurnal
Agusman,dkk. 2017. Pengaruh Mirror Therapy Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Non
Hemoragik Di RSUD Kota Semarang. Jurnal
Azizah,dkk. 2020. Efektifitas Terapi Komplementer Dalam Meningkatkan Kekuatan Otot Pasien
Stroke: Literature Review. Jurnal
Hartono,dkk. 2018. Scalp Acupuncture sebagai Terapi Lagophthalmos pada Bell’s Palsy
Kronik. Jurnal
Prasetyo, Dwi Agung. 2017. Efektivitas Mirror Therapy terhadap Peningkatan Kekuatan
Menggenggam pada Pasien Post Stroke dengan Hemiparesis di Rs Tk. Ii Dr. Soepraoen Malang.
Jurnal
Siyamti,dkk. 2019. Pengaruh Akupresur dan Shaker Exercise terhadap Kemampuan Menelan
Pasien Stroke Akut dengan Disfagia. Jurnal