Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No.

1, Januari 2018

KANDUNGAN ANTIOKSIDAN PADA RUMPUT LAUT


Eucheuma spinosum YANG DIEKSTRAK
DENGAN METANOL DAN ETANOL
(Antioxidant Activity of Seaweed Eucheuma Spinosum Extracted
with Methanol and Ethanol)

Alindra Podungge 1, Lena J. Damongilala 2, HannyW. Mewengkang 2


1)
Mahasiswa pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado
2)
Staf pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado
Email: alindrainda_podungge@yahoo.com

The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of seaweed Eucheuma
spinosum through phytochemical and DPPH test (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl). This study utilized 2
solvents i.e. methanol and ethanol with 2 different concentrations (95% and 50%). The analysis included
percentage of yields, phytochemical test, and IC 50 value from each extract. The highest yield of extract
was obtained on the sample extracted with 50% ethanol with the yield value of 1.8%. Phytochemical
results showed that samples extracted with 95% methanol had 6 components of antioxidants namely
alkaloids, steroids, saponins, terpenoids, polyphenols and flavonoids. The best IC50 value was presented
by sample extracted with 95% ethanol (97,522 ppm). Overall, this study demonstrated the effectiveness
of fresh Euchema spinosum samples as a source of natural antioxidants.
Keyword: Antioxidant, Seaweed, Eucheuma spinosum, Methanol, Ethanol.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan rumput laut Eucheuma
spinosum melalui uji fitokimia dan uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl). Untuk proses ekstraksi
penelitian ini menggunakan 2 pelarut yaitu methanol dan etanol dengan 2 konsentrasi berbeda 95% dan
50%. Analisis yang dilakukan meliputi rendemen, uji fitokimia, dan perhitungan IC 50 dari masing-
masing ekstrak. Rendemen ekstrak tertinggi diperoleh pada sampel yang diekstrak dengan etanol 50%
dengan nilai rendemen sebesar 1,8%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa sampel yang diekstrak
dengan methanol 95% memiliki 6 komponen antioksidan yang diuji secara kualitatif (alkaloid, steroid,
saponin, terpenoid, polifenol dan flavonoid). Nilai IC50 paling baik diperlihatkan oleh sampel yang
diekstrak dengan etanol 95% yaitu sebesar 97,522 ppm. Secara keseluruhan penelitian ini
memperlihatkan efektivitas sampel Euchema spinosum segar sebagai sumber antioksidan alami.

Kata Kunci: Antioksidan, Rumput laut, Eucheuma spinosum, Metanol, Etanol.

PENDAHULUAN maknya sangat penting bagi kesehatan. Lemak


rumput laut mengandung asa m lemak omega-3
Rumput laut atau algae dikenal dengan
dan omega-6 dalam jumlah yang cukup tinggi.
nama seaweed merupakan bagian terbesar dari
Kedua asam lemak ini merupakan asam lemak
tanaman laut. Rumput laut adalah tanaman
yang penting bagi tubuh, terutama sebagai pem-
tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan
bentuk membran jaringan otak, syaraf, retina
susunan kerangka seperti akar, batang dan daun
mata, plasma darah dan organ reproduksi. Sera-
yang sejati dan lebih dikenal dengan nama
tus (100) gram rumput laut kering mengandung
tumbuhan talus (Berhimpon, 2001). Masyarakat
asam lemak omega-3 berkisar 128–1.629µ g dan
menggunakan rumput laut hanya sebagai sayur-
asam lemak omega-6 berkisar 188–1.704µ g
an dan bahan yang tidak berbahaya untuk dima-
(Winarno,1990).
kan. Dengan berjalannya waktu, pengetahuan
Manfaat lain dari rumput laut yaitu se-
tentang rumput laut pun semakin berkembang.
bagai sumber antioksidan alami, antioksidan
Orang semakin tahu apa yang terkandung dalam
berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua ya-
rumput laut (Indriani dan Sumarsih 1999). Kan-
itu antioksidan alami dan antioksidan sintesis.
dungan utama rumput laut segar adalah air yang
Antioksidan sintesis telah banyak digunakan,
mencapai 80–90%, sedangkan kadar protein dan
namun penggunaan dalam jumlah berlebihan
lemaknya sangat kecil. Walaupun kadar lemak
dapat menimbulkan efek samping (Cahyadi,
rumput laut sangat rendah, susunan asam le-
2006).

197
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

Antioksidan primer yaitu sebagai anti-


oksidan utama pemberi atom hidrogen (AH), Proses Ekstraksi
karena senyawa ini memberikan atom hidrogen Langkah-langkah ekstraksi sampel yang
secara cepat ke senyawa radikal, dimana radikal dilakukan adalah sebagai berikut:
yang terbentuk menghasilkan derivat lipida dan a. Rumput laut E. spinosum segar dicuci
radikal antioksidan (A*). Peranannya sebagai bersih dan ditiriskan.
donor atom hidrogen pada radikal bebas lemak b. E. spinosum dipotong-potong kecil dan
untuk membentuk kembali molekul lemak. ditimbang sebanyak 500 gr, lalu dimasuk-
Dengan demikian jika antioksidan diberikan kan ke dalam masing-masing toples, kemu-
mencegah pembentukan radikal baru, maka dian ditambahkan pelarut metanol dan eta-
akan menghambat proses autooksidasi nol di setiap toples dengan perbandingan
(Dewanti, 2006; Eitenmiller, 2008). 1:1 (w/v).
Antioksidan sekunder disebut juga anti- c. Maserasi selama 3x24 jam pada suhu.
oksidan non enzimatis atau eksogenus yaitu ke- d. Hasil maserasi kemudian disaring dengan
lompok senyawa yang berperan dalam system kertas saring Whatman no. 42 sehingga di-
pertahanan preventif. Antioksidan ini dapat hasilkan filtrat dan residu. Filtrat disimpan
mengkelat logam prooksidan dan mendeaktifa- untuk perlakuan selanjutnya.
sinya. Pengkelatan terjadi dalam sistem cairan e. Filtrat dievaporasi dengan Vakuum rotary
ekstraseluler. Antioksidan sekunder disebut ju- evaporator pada suhu 40C hingga diper-
ga antioksidan non enzimatis atau eksogenus oleh ekstrak kental.
yaitu kelompok senyawa yang berperan dalam f. Ekstrak kental yang diperoleh dihitung per-
sistem pertahanan preventif. Antioksidan ini da- sentase rendemen dan selajutnya dilakukan
pat mengkelat logam prooksidan dan mendeak- uji fitokimia dan uji aktivitas antioksidan
tifasinya. Pengkelatan terjadi dalam sistem dengan metode DPPH.
cairan ekstraseluler.
Analisis Data
METODOLOGI PENELITIAN Hasil pengamatan laboratorium dilaku-
kan 2 cara yaitu pengamatan yang bersifat kua-
Waktu dan Tempat Penelitian
litatif dan kuantitaf. Pengamatan yang bersifat
Penelitian ini sudah dilakukan di Labo-
kualitatif yaitu uji fitokimia yang disajikan
ratorium Teknologi Penanganan dan Pengo-
dalam bentuk tabel sedangkan kuantitatif data
lahan Hasil Perikanan dan Laboratorium Pe-
yang diperoleh dari nilai absorbansi untuk uji
ngendalian Mutu Hasil Perikanan, Fakultas Pe-
aktivitas antioksidan selanjutnya dilakukan per-
rikanan dan Ilmu Kelautan untuk pemisahan se-
hitungan dengan nilai rata-rata dengan menggu-
nyawa antioksidan yaitu ekstraksi dan maserasi,
nakan rumus persen hambatan radikal bebas, la-
kemudian diuji lanjut Fitokimia dan Kandungan
lu menggunakan persamaan regresi, yang hasil-
antioksidan metode DDPH (1,1-Diphenyl-2-
nya disajikan dalam bentuk tabel dan kurva.
picryhydrazyl) di Laboratorium FMIPA Univer-
sitas Sam Ratulangi Manado.
Parameter Yang Diuji
Bahan dan Alat Penelitian Parameter yang diuji adalah menghitung
rendemen, Pengujian aktivitas antioksidan
Bahan baku E. spinosum, akuades,
etanol (C2H5OH), methanol pa (CH 3OH), n- metode DPPH dan Uji Fitokimia.
heksan, DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryhydrazyl),
Rendemen (AOAC 1995)
HCl, FeC13 , Mg, kloroform, mayer, wagner,
Rendemen diperoleh dari perbandingan
dragondorfft, Asam Asetat Glasial, H 2 SO4.
berat kering gelatin yang dihasilkan dengan
Peralatan yang digunakan dalam
berat bahan segar yang digunakan. Pada bahan
penelitian: jergen penampung, toples perendam,
pangan, semakin tinggi nilai rendemen yang
pompa, kertas saring, aluminium foil, tissue
dihasilkan maka semakin ekonomis bahan
dapur, pisau, gunting, loyang, botol bertutup
pangan. Besarnya rendemen dapat diperoleh
untuk maserasi, rotary vacuum evaporator,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
timbangan digital, freeze dryer, cabinet dryer,
Bobot Ekstrak
spectrophotometer UV, lampu UV, autoclave, % Rendemen= x 100%
sentrifuge, peralatan gelas, vacuum, tabung Bobot Sampel Awal
reaksi, gelas ukur, pipet tetes dan pipit mikro.

198
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

Uji Kandungan Fitokimia (Suzery dan fenolik ditandai dengan terbentuknya warna
Kusrini, 2004) biru atau ungu.
Ekstrak dilarutkan dalam 5 ml etanol. 1
ml tiap ekstrak ditambah 5 ml dicampur kloro- Uji DPPH (Banerjee dkk., 2005)
form dan air suling (1:1) lalu dikocok dan larut- Sampel ekstrak dengan berbagai kon-
an dibiarkan beberapa saat (±5 menit). Lapisan sentrasi (50, 100, 150, 200, 250, 300, 350 dan
kloroform di bagian bawah digunakan untuk 400 ppm) diambil sebanyak 3 ml dimasukkan
pemeriksaan senyawa steroid dan triterpenoid ke dalam tabung reaksi yang sudah dibungkus
sedangkan lapisan air untuk pemeriksaan se- alumunium foil kemudian ditambahkan 1 ml
nyawa flavonoid dan saponin. larutan DPPH 0,004%. Larutan dikocok sampai
a. Uji senyawa flavonoid homogen dan dibiarkan selama 30 menit dalam
Lapisan air (±2 ml) dari tahap preparasi di suhu ruang.
atas diambil dan dimasukkan ke dalam Absorbansinya diukur pada panjang
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1–2 gelombang 517nm menggunakan spektrofoto-
butir logam magnesium dan 3 tetes asam meter UV-Visible. Nilai persentase inhibisi
klorida pekat (HCl). Sampel positif (penghambatan) yang diwakili oleh nilai C 50
mengandung flavonoid jika terbentuk warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:
orange hingga merah. Abs DPPH-Abs Ekstrak
x100%
b. Uji senyawa saponin Abs DPPH
Lapisan air (±2 ml) dari tahap preparasi di
atas diambil dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian larutan dikocok HASIL DAN PEMBAHASAN
kuat-kuat. Sampel positif mengandung
Rendemen Ekstrak Rumput Laut Eucheuma
senyawa saponin apabila terbentuk busa
spinosum
yang permanen yang tidak hilang dalam
Nilai rendemen ekstrak rumput laut E.
waktu 15 menit.
spinosum dengan 2 jenis pelarut yaitu metanol
c. Uji senyawa alkaloid
dan etanol dengan konsentrasi masing-masing
Lapisan kloroform ditambahkan 10 tetes
yaitu 50% dan 95%. Data hasil penelitian me-
asam sulfat pekat (H 2 SO4) dan dikocok
nunjukkan bahwa konsentrasi pelarut etanol dan
perlahan, dibiarkan sampai terbentuk
metanol 50% mampu menghasilkan rendemen
lapisan asam. Lapisan asam (bagian di
ekstrak E. spinosum tertinggi dibandingkan de-
bawah cincin bening yang berbentuk dari
ngan konsentrasi pelarut etanol dan metanol
penambahan asam sulfat) diambil dan
95%. Hasil rendemen ekstrak E. spinosum dapat
ditambah satu tetes pereaksi Meyer. Reaksi
dilihat pada tabel 1.
positif ditandai dengan kabut putih.
d. Uji senyawa steroid dan triterpenoid Tabel 1. Hasil Rendemen dari Masing-Masing
Lapisan kloroform dari tahap preparasi di- Sampel Eucheuma spinosum.
ambil dan dimasukkan ke pipet Pasteur ya- Warna Rendemen (%)
Ekstrak
(Ekstrak Pekat) Ekstrak
ng didalamnya sudah ada arang. Filtrat yang Metanol 50% Merah Muda 1,6 %
sudah keluar dari pipet Pasteur dimasukkan Metanol 95% Hijau 1,2 %
ke dalam 3 buah lubang pada plat tetes di- Etanol 50% Merah Muda 1,8%
tambahkan satu tetes asam asetat anhidrat Etanol 95% Hijau 1,2 %
((CH 3CO)2O) dan satu tetes asam sulfat
pekat (H 2SO 4). Sampel positif mengandung Hasil sampel ekstrak E. spinosum diper-
senyawa steroid ditunjukkan dengan warna oleh dari selisih berat awal rumput laut 1.500gr.
biru sampai ungu sedangkan sampel positif Kemudian dilakukan evaporasi mendapatkan
mengandung senyawa triterpenoid jika hasil masing-masing yaitu Metanol 50%=23,75
ditunjukkan dengan warna merah. gr, metanol 95%=17,71gr, etanol 50%=27,67
e. Uji senyawa fenolik gr, etanol 95%=18,51gr. Setelah mendapat hasil
Lapisan air dari tahap preparasi di atas berat awal dan hasil berat setelah dievaporasi
diambil dan dimasukkan ke dalam plat tetes. dilakukan perhitungan rendemen dan mengha-
Kemudian ferri klorida pada tiap plat tetes silkan berat metanol 50%=1,6%, metanol 95%=
yang telah diberi sampel. Adanya senyawa 1,2%, etanol 50%=1,8% dan etanol 95%=1,2%.
Kasminah (2016) nilai rendemen eks-
trak Halymenia durvillaei dengan berbagai pe-

199
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

larut, terdapat tiga jenis pelarut yaitu etanol, metanol pada konsentrasi masing-masing 50
etil asetat dan n-heksan. Pelarut etanol mampu dan 95%, menunjukkan keberadaan komponen
menghasilkan rendemen ekstrak H. durvillaei senyawa yang terkandung.
tertinggi dibandingkan dengan pelarut etil Tabel 3. Uji Fitokimia Senyawa Aktif Pada Eks-
asetat dan n-heksan. Hasil rendemen ekstrak H. trak Alga Merah Eucheuma spinosum.
durvillaei pelarut etanol =0,4142%, pelarut etil Jenis Ekstrak
Golongan
asetat=0,1085%, dan n-heksan=0,0208%. Hasil Metanol Metanol Etanol Etanol
Senyawa
rendemen ekstrak H. durvillaei diperoleh dari 50% 95% 50% 95%
selisih berat ekstrak dengan berat simplisia H. Alkoloid + + + +
Steroid + + + +
durvillaei. Berat simplisia awal rumput laut H. Saponin + + _ _
durvillaei adalah 200 gr. Terpenoid _ + _ _
Polifenol + + + +
Aktivitas Antioksidan Rumput Laut Flavonoid + + + +
Ket.: + = Mengandung golongan senyawa.
Eucheuma spinosum − = Tidak mengandung senyawa.
Aktivitas antioksidan dari E. spinosum
menggunakan dua jenis pelarut yaitu metanol Hasil uji fitokimia ekstrak E. spinosum
dan etanol ditandai dengan nilai IC 50. Nilai IC50 dengan pelarut metanol dan etanol. Pada kon-
menunjukkan besarnya aktivitas antioksidan da- sentrasi etanol 50% dan 95% menghasilkan (+)
lam konsentrasi larutan sampel untuk meng- atau terbentuknya warna pada golongan senya-
hambat 50% radikal bebas DPPH. Hasil pengu- wa alkaloid, steroid, polifenol, flavonoid. Se-
jian aktivitas antioksidan dengan DPPH yang dangkan pada konsentrasi metanol 50% meng-
memiliki IC50 dari aktivitas antioksidan ter- hasilkan (+) pada golongan senyawa alkaloid,
kecil, berarti memiliki aktivitas antioksidan be- steroid, saponin, polifenol, flavonoid dan pada
sar. Hasil IC50 dapat dilihat pada tabel 2. konsentrasi 95% menghasilkan (+) dari keenam
Data hasil uji aktivitas antioksidan golongan senyawa yang diuji yaitu alkaloid,
ekstrak rumput laut segar yang menggunakan steroid, saponin, terpenoid, polifenol,
pelarut metanol dan etanol dengan konsentrasi flavonoid.
masing-masing menghasilkan Nilai IC 50 terting- Hasil uji fitokimia diskrining dan dida-
gi pada ekstrak yang menggunakan pelarut patkan tanin, terpenoid, steroid dan alkaloid pa-
etanol. da ekstrak sampel seaweed Ulva fasciata dan
Tabel 2. Aktivitas Antioksidan Penghambatan
Chaetomorpha antennina. Pada alga hijau U.
Radikal Bebas. reticulate Forskal menunjukkan adanya golong-
Sampel (%) Konsentrasi (ppm) IC50 an senyawa triterpenoid dalam ekstraknya yang
Metanol 50 50, 100, 150, 200, 250 223,305 ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu-
Metanol 95 50, 100, 150, 200, 250 238,128 merah pada sediaan setelah ditambahkan perea-
Etanol 50 50, 100, 150, 200, 250 113,882 ksi Lieberman Bouchard (Tamat dkk., 2007).
Etanol 95 50, 100, 150, 200, 250 97,522

KESIMPULAN DAN SARAN


Menurut Damongilala (2014) hasil
analisis data penghambatan radikal bebas DPPH Kesimpulan
menunjukkan bahwa pada semua kondisi sam- 1. Hasil sampel ekstrak rumput laut Eucheuma
pel Eucheuma sp terdapat perbedaan nilai spinosum diperoleh dari selisih berat awal
DPPH (p<0,05) pada konsentrasi pelarut me- rumput laut 1.500gr. Kemudian dilakukan
tanol. E. spinosum segar memiliki nilai DPPH evaporasi mendapatkan hasil masing-ma-
tertinggi diantara ke empat sampel yaitu E. sing yaitu Metanol 50%=23,75 gr, metanol
spinosum segar, kering dan E. cottoni segar, ke- 95%=17,71gr, etanol 50%=27,67 gr, etanol
ring pada kondisi sampel, yaitu sebesar 75,27 95%=18,51 gr. Setelah mendapat hasil berat
±0,29% pada konsentrasi pelarut metanol 60% awal dan hasil berat setelah dievaporasi di-
menunjukkan bahwa kemampuan menangkal ra- lakukan perhitungan rendemen dan mengha-
dikal DPPH dipengaruhi oleh besarnya konsen- silkan berat metanol 50%=1,6%, metanol
trasi ekstrak. 95%=1,2%, etanol 50%=1,8% dan etanol
95%=1,2%.
Uji Fitokimia Ekstrak Rumput Laut 2. Aktivitas antioksidan pada rumput laut Eu-
Hasil penelitian terhadap uji fitokimia cheuma spinosum menggunakan 2 jenis pe-
ekstrak E. spinosum dengan pelarut etanol dan larut yaitu metanol dan etanol pada konsen-

200
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

trasi masing-masing 50% dan 95% ditandai Berhimpon, S. 2001. Industri pangan hasil bernilai tingg i
dengan nilai IC 50 , metanol 50%=223,305, (Valuable Commodities) salah satu unggulan
agroindustri Sulawesi Utara. Makalah yang
metanol 95%=238,128, etanol 50%= dipresentasikan pada seminar Perhimpunan Ahli
113,882 dan etanol 95%=97,522. Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Manado, 25
3. Hasil uji fitokimia ekstrak rumput laut Januari 2001.
Eucheuma spinosum dengan pelarut metanol Cahyadi. W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan
dan etanol. Pada konsentrasi etanol 50% Tambahan Pangan. Bumi Aksara.
dan 95% menghasilkan (+) atau terbentuk- Damongilala. J. L, 2014. Karakteristik Senyawa
nya warna pada golongan senyawa alkaloid, Antioksidan Alga Eucheuma Cotonii dan Eucheuma
spinosum Dari Perairan Pulau Nain Sulawesi Utara.
steroid, polifenol, flavonoid. Sedangkan pa- Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
da konsentrasi metanol 50% menghasilkan [Disertasi]. Malang
(+) pada golongan senyawa alkaloid, ste- Dewanti, Tri., 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada
roid, saponin, polifenol, flavonoid dan pada Produk Pangan. Jakarta. Gramedia Pustaka.
konsentrasi 95% menghasilkan (+) dari ke- Indriani, H. dan Sumarsih, E. 1999. Budidaya Pengolahan
enam golongan senyawa yang di uji yaitu dan Pemasaran Rumput Laut. PT. Penebar Swadaya.
alkaloid, steroid, saponin, terpenoid, Jakarta.
polifenol, flavonoid. Kasminah. 2016. Aktivitas Rumput Laut Halymenia
durvillaei Dengan Pelarut Non Polar, Semi Polar Dan
Saran Polar. Universitas Airlangga Surabaya.
Diharapkan agar dapat dilakukan peneli-
Suzery, M. dan D, Kusrini. 2004. Buku Ajar Pemisahan
tian selanjutnya tentang kandungan antioksidan dan Analisis Bahan Alam. FMIPA, UNDIP,
pada rumput laut Eucheuma spinosum kering Semarang, 131 hlm.
dengan konsentrasi 50% dan 95% yang di Tamat, S. R., T. Wikanta dan L. S. Maulina. 2007.
ekstrak dengan pelarut methanol dan etanol . Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Senyawa
Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau Ulva
reticulata Forsskal. Jurnal Ilmu Kefarmasian
DAFTAR PUSTAKA Indonesia, 5 (1): 31–36.
AOAC.1995. Offical Methods of Analysis of The Winarno F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut.
Association of Offical Analytical Chemists. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Washington.
Banerjee, A., N. Dasgupta and B. De. 2005. In Vitro
Study Of Antioxidant Activity of syzigium Cumini
Fruit. Journal Food Chemistry 90.727-733.

201

Anda mungkin juga menyukai