Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Bahasa Binan sebagai Salah Satu Ragam Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Eumyrio Ytsar 122011233107
Sheila Dwi Rahmawati 122011233108
Ristyawan Pratama 122011233109
Yuki Heriyanto 122011233110

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sifat bahasa yang dibuat oleh manusia memperbolehkan variasi atau ragam dari
bahasa tersebut tercipta, sesuai kebutuhan penggunanya. Hartman dan Stork (1972)
membedakan ragam berdasarkan tiga kriteria: (1) latar belakang geografi dan sosial
penutur, (2) medium yang digunakan, dan (3) pokok pembicaraan. Ragam bahasa
menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial, status ekonomi, dan sebagainya. Salah satu ragam
dari bahasa Indonesia adalah bahasa yang dituturkan oleh para waria. Bahasa tersebut
disebut sebagai bahasa Binan (Oetomo, 2003), bahasa Binaria (Emka, 2007), atau
bahasa Binanto Warsito (Natalia, 2007).

Bahasa Binan merupakan ragam bahasa yang awalnya muncul dari komunitas
waria dan gay di Indonesia. Ragam bahasa ini pada awalnya hanya diketahui oleh
kelompok waria dan gay saja. Namun, bahasa Binan kemudian muncul ke publik pada
dekade 1990-an melalui berbagai macam media (Oetomo, 2003). Bahasa Binan
mengambil kosakata-kosakata dari bahasa Indonesia yang kemudian dimodifikasi
oleh penggunanya agar terkesan centil. Istilah binan sendiri berasal dari kata banci
yang dimodifikasi menggunakan gramatika bahasa Binan. Ragam bahasa ini
menunjukkan kebebasan penggunanya dalam merangkai kata.

Makalah ini dibuat untuk memahami bahasa Binan, khususnya sejarah, fungsi,
dan morfologi dari bahasa Binan. Makalah ini ditulis untuk mencari tahu alasan
terbentuknya ragam bahasa tersebut. Kemudian, makalah ini juga dibuat untuk
memahami fungsi dan tujuan penggunaan bahasa Binan. Selanjutnya, makalah ini
dibuat untuk melihat struktur umum dari modifikasi kata di dalam bahasa Binan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mencari tahu kontribusi bahasa Binan
terhadap bahasa Indonesia sehingga pelestarian bahasa Binan dapat memperkaya
ragam bahasa dan kosakata bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah awal munculnya bahasa Binan?
2. Apakah fungsi dari bahasa Binan?
3. Bagaimana tata bentuk kata dari bahasa Binan?

2
4. Apa kontribusi bahasa Binan terhadap ragam bahasa Indonesia?
C. Tujuan
1. Memahami awal kemunculan bahasa Binan.
2. Memahami fungsi dari bahasa Binan.
3. Mengetahui kata dan frasa yang membentuk bahasa Binan.
4. Memahami dampak bahasa Binan terhadap bahasa Indonesia.
D. Manfaat
1. Memahami sejarah, fungsi, dan contoh penggunaan bahasa Binan.
2. Menemukan alasan untuk menjaga kelestarian bahasa Binan.

II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa Binan

Bahasa Binan mulanya dibuat oleh para waria dan gay untuk menentukan apakah
seseorang kerap bergaul dengan komunitasnya ataukah hanya hidup terselubung (karena
takut akan stigma dari keluarga dan masyarakat). Penggunaan awal dari ragam bahasa ini
menunjukkan keeksklusifannya dengan menjadikan bahasa tersebut sebagai sandi rahasia
hanya untuk komunitas waria dan gay.

Pada dekade 1990-an, khalayak pendengar radio dan penonton televisi mau tak
mau mendengar suatu jenis bahasa baru yang kata-katanya ada yang sepintas terkenali
tetapi konteks penggunaan dan maknanya, pada awalnya, terkesan tidak pada tempatnya;
ada yang asing sama sekali; dan ada pula yang menggunakan gaya bahasa khas waria
yang latah atau dilatah-latahkan. Yang bisa dikatakan baru dalam media elektronik dalam
dekade 1990-an ini adalah meluasnya penggunaan ragam bahasa yang awalnya berasal
dari ragam yang dipakai oleh komunitas waria dan gay. Dengan perkataan lain, ragam
bahasa yang dalam komunitas asalnya dikenal sebagai bahasa Binan kemudian menjadi
bahasa gaul yang digunakan oleh mereka yang bukan waria dan bukan gay.

Terdapat banyak iklan yang menggunakan waria dan cara bicara mereka sebagai
penarik perhatian masyarakat. Contohnya adalah iklan sampo yang memlesetkan kata
sudahlah menjadi “Sutra-lah”. Ada pula iklan sampo yang menggunakan kata embrong
di dalam obrolan penuh canda yang bermakna emang. Bahkan iklan layanan masyarakat

3
dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pemilu 1999 juga menampilkan waria. Dari
situlah kata-kata dalam bahasa Binan berkembang di masyarakat.

Kata-kata dalam bahasa ini kemudian masuk ke dalam buku Kamus Bahasa Gaul
karya Debby Sahertian. Hal ini awalnya diwarnain dengan kritik dari komunitas waria
dan gay karena Sahertian telah membeberkan bahasa rahasia mereka ke publik. Namun
seiring berjalannya waktu, kepopuleran bahasa Binan semakin meluas hingga saat ini
digunakan oleh remaja di ranah informal.

B. Fungsi Bahasa Binan

Bahasa Binan sebagai ragam bahasa yang dituturkan oleh waria dan gay memiliki
beberapa fungsi, di antaranya adalah sebagai kode rahasia di dalam komunitas waria dan
gay, sebagai candaan, dan sebagai bentuk perlawanan terhadap stigma di masyarakat.

1. Sebagai bahasa rahasia

Banyak kata-kata dari bahasa Binan membicarakan anatomi tubuh dan aktivitas
yang menurut masyarakat adalah tabu untuk dibicarakan. Maka dari itu, agar waria dapat
leluasa mengucapkan kata-kata tersebut maka mereka mengubah susunan katanya
sehingga hanya mereka yang mengerti.

2. Sebagai candaan

Banyak kata-kata dari bahasa Binan merupakan plesetan dari kata aslinya
sehingga memiliki nilai komedi. Selain itu, susunan kata yang dibuat juga menunjukkan
identitas unik dari waria sehingga kata yang diucapkan terkesan centil.

3. Sebagai bentuk perlawanan

Beberapa kata di dalam bahasa Binan menunjukkan ekspresi kritik dan


perlawanan terhadap stigma dari masyarakat. Kata-kata tersebut merujuk kepada nama-
nama tokoh tertentu sebagai sindiran sekaligus candaan.

Selain itu, bahasa Binan yang saat ini dipakai masyarakat luas juga memiliki
fungsi sebagai bahasa gaul dan eufemisme.

1. Sebagai bahasa gaul

4
Kata- kata dalam bahasa Binan digunakan sebagai bahasa pergaulan remaja, yaitu
bahasa informal. Sebagian besar tujuannya adalah untuk candaan dan hiburan.

2. Sebagai eufemisme

Masyarakat terutama remaja menggunakan bahasa Binan sebagai eufemisme


(kata halus) untuk hal-hal yang bersifat vulgar atau tabu.

C. Tata Bentuk Kata dalam Bahasa Binan

Bentuk kata di dalam bahasa Binan terdiri dari dua macam, yaitu bentuk kata
berpola dan bentuk kata manasuka. Bentuk kata yang berpola merupakan kata-kata
beraturan yang dimodifikasi oleh afiks (sisipan). Afiks tersebut di antaranya adalah -ong
(dikenal sebagai omong cong atau ong-ong), si-, -es, -i, -se’, dan -in-. Sedangkan bentuk
kata manasuka merupakan bentuk kata yang tidak terikat dengan aturan tertentu,
melainkan sebuah kebebasan dalam penciptaannya. Contohnya adalah pergeseran makna
sebuah kata, modifikasi berdasarkan rima, dan lain-lain.

Bentuk kata berpola

Kata-kata beraturan di dalam bahasa Binan dimodifikasi oleh afiks yang di


antaranya adalah -ong, si-, -es, -i, -se’, dan -in-.

1. Omong cong

Omong cong adalah bentuk kata yang mengubah kata asalnya menjadi berakhiran
-ong. Selain itu, huruf vokal pada suku kata lainnya umumnya diganti dengan huruf è.

Kata asal Omong cong


banci bèncong
babi bèbong
tentara tentèrong

2. Prefiks si-

Prefiks ini mengambil suku kata pertama dari sebuah kata dan menyisipkan
prefiks si- ke dalam kata tersebut.

5
Kata asal Suku kata pertama Prefiks si-
banci ban siban
lanang (laki-laki) lan silan
wedok (perempuan) wed siwed

3. Sufiks -es

Konsep sufiks -es sama dengan omong cong. Huruf vokal pada suku kata lain
diubah menjadi huruf è. Berbeda dengan omong cong, bentuk kata ini berakhiran -es.

Kata asal Sufiks -es


dukun dèkes
laki lèkes
dandan dèndes

4. Sufiks -i

Konsep sufiks ini sama dengan konsep sufiks -ong dan -es.

Kata asal Sufiks -i


juta jèti
ratus rèti
pantat pènti

5. Sufiks -se’

Beberapa dari bentuk kata berakhiran -se’ (tidak semuanya) memiliki makna
“homoseksual” seperti pada kata cinse’ yang berarti “Tionghoa yang homoseksual”.

Kata asal Sufiks -se’


cina cinse’
homo homse’
terima kasih trimse’ kamse’

6
6. Infiks -in-

Afiks -in- mengambil suku kata dari suatu kata dan kemudian memasukkan
imbuhan tersebut ke dalam kata tersebut sehingga membentuk suatu kata baru. Namun
terdapat pula bentuk kata yang memberi infiks -in- di setiap suku katanya tanpa
membuang suku kata lain. Contohnya adalah linesbini (dari kata lesbi) dan pinerineks
(dari kata pereks).

Kata asal Suku kata yang diambil Infiks -in-


banci ban binan
bule bul binul
lesbi les lines

Bentuk manasuka

Selain dari afiks tersebut, terdapat banyak kata-kata tidak beraturan di dalam
bahasa Binan yang menunjukkan kebebasan (manasuka) penggunanya dalam merangkai
kata-kata.

1. Modifikasi berdasarkan kata yang berima

Bahasa Binan mengubah sebuah kata menjadi kata lain yang berima dengan kata
tersebut. Contoh tersebut ada di dalam tabel berikut:

Kata asal Modifikasi


sakit sakinah
bodoh bodrex, bodrek
munafik munawir
becak BBC

2. Pergeseran makna

Di dalam bahasa Binan juga terdapat pergeseran makna dari sebuah kata.

7
Kata Makna
sakit homoseksual
brondong laki-laki muda
garukan razia, penggrebekan

Masih banyak kata-kata di dalam bahasa Binan yang memiliki konsep berbeda
mengingat sangat bebasnya pengekspresian dalam ragam bahasa tersebut.

Berikut contoh percakapan pendek dalam bahasa Binan.

A : Diana siapose? (Dia siapa?)

B : Diana lekong eike. (Dia cowokku.)

A : Cucok! (Cakep!)

D. Dampak Bahasa Binan terhadap Bahasa Indonesia

Bahasa Binan merupakan ragam bahasa Indonesia yang bermula dari komunitas
gay dan waria. Bahasa tersebut kemudian membuat kehebohan karena bahasa tersebut
digunakan di dalam iklan-iklan siaran televisi dan radio. Sekarang, banyak kosakata dari
ragam bahasa tersebut dipakai oleh banyak orang, khususnya di ranah informal. Kosakata
di dalam bahasa Binan sendiri masuk ke dalam berbagai macam kamus bahasa gaul.

Bahasa tersebut mulai mendapatkan popularitas karena Debby Sahertian


memasukkan beberapa kosakata dari bahasa Binan ke dalam Kamus Bahasa Gaul yang
kemudian banyak kamus bahasa gaul lainnya yang memasukkan kata-kata dari bahasa
Binan. Contoh dari kata-kata tersebut adalah kata ngondek yang digunakan untuk
mendeskripsikan laki - laki yang feminim, kata trims yang digunakan sebagai singkatan
dari “terima kasih”, kata bencong yang digunakan sebagai pengganti kata “banci”, dan
masih banyak lagi.

Kata-kata dalam bahasa Binan di masyarakat sering digunakan di dalam hiburan


hingga sekarang. Banyak acara televisi yang menggunakan bahasa Binan, terutama acara
komedi seperti sinetron, talk show, dan variety show. Contoh penggunaan bahasa binan
di dalam media televisi, radio, dan sejenisnya:

8
1. Pada tahun 1987, film berjudul “Catatan si Boy” menggunakan karakteristik lelaki
feminin yang menggunakan kata ganti eike untuk kata aku,
2. Pada tahun 1993, sinetron berjudul “Si Manis Jembatan Ancol” juga
menggunakan karakteristik lelaki feminin,
3. Bahasa Binan juga digunakan di beberapa dialog dalam acara talk show Ceriwis
yang tayang dari tahun 2003 - 2013, acara komedi Extravaganza yang tayang dari
tahun 2003 - 2009, dan Lenong Rumpi yang tayang pada tahun 1991. Pada acara
tersebut ditemukan penggunaan bahasa Binan seperti cin (cinta), capcus
(cepetan), lambretta (lambat), rempong (repot), dan lainnya,
4. Kosakata bahasa Binan juga sering diucapkan atau dipakai oleh artis-artis seperti
Iis Dahlia, Melanie Ricardo, Cut Tari, Olga Syahputra, dan Paramitha Rusady.
Artis- artis ini sering menggunakan kata seperti perez (bohong), alemong
(alamak), cucok (cakep), mawar (mau), dan lambretta (lambat).

Meskipun tidak menggunakan bahasa Binan secara utuh dalam perbincangan


melainkan satu atau dua kata, hal ini cukup membuktikan bahwa bahasa Binan tersebar
ke dalam masyarakat melalui berbagai macam media.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan

Bahasa Binan merupakan ragam bahasa Indonesia yang berasal dari komunitas
gay dan waria. Ragam bahasa ini kemudian menjadi populer di era 1990-an dan
sekarang dipakai oleh banyak kalangan. Bahasa Binan dulunya berfungsi sebagai kode
rahasia di antara komunitas waria dan gay, sebagai ekspresi kritik, dan juga sebagai
candaan. Namun semenjak meluasnya pengaruh bahasa Binan, bahasa Binan sekarang
juga digunakan sebagai bahasa gaul. Ragam bahasa ini memiliki bermacam bentuk kata
yang menunjukkan kebebasan penggunaannya.

Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa bahasa Binan memiliki
peranan penting terhadap bahasa Indonesia sehingga perlu dilestarikan. Pelestarian ini
diupayakan agar ragam bahasa tersebut dapat dijadikan sebagai bukti sejarah pengaruh
komunitas waria dan gay dan ragam bahasanya terhadap bahasa Indonesia. Selain itu,
dengan memahami bahasa Binan, kita dapat memahami rekam jejak sebuah kata di
dalam bahasa Indonesia.

9
B. Saran

Untuk melestarikan bahasa Binan, maka kami memiliki saran berikut:

1. Memahami penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

2. Memahami saat yang tepat dalam menggunakan bahasa Binan, yaitu pada situasi
informal,

3. Melakukan penelitian atau dokumentasi terhadap bahasa Binan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Emka, Moammar. 2007. Kamus Gaul Hare Gene!!!. Jakarta: GagasMedia.

Hartmann, R.R.K. & F.C. Strok. 1972. Dictionary of Language and Linguistics. London:
Applied Science Publisher Ltd.

Howard, Richard Stephen. 1996. “Falling into the Gay World: Manhood, Marriage, and
Family in Indonesia”. Disertasi. Illinois: IDEALS.

Natalia, Livia. 2007. Kamus Istilah Gaul SMS. Jakarta: GagasMedia.

Oetomo, Dede. 2003. Memberi Suara pada yang Bisu. Yogyakarta: Pustaka Marwa.

Pradana, Agung Wisnu. 2013. “The Word Formation Processes of Cockney English and
Bahasa Binan”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Pradana, Agung Wisnu. 2013. “The Affixation Process of Bahasa Binan”. Proceedings
of The First Undergraduate Conference on ELT, Linguistics and Literature. Hal.
23 – 29.

Sahertian, Debby. 2000. Kamus Bahasa Gaul. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sartini, Ni Wayan. 2012. “Bahasa Pergaulan Remaja: Analisis Fonologi Generatif”.


Mozaik Humaniora. 12(2): 122 – 132.

11
Soedjono, Agung dkk. 1995. Kamus Bahasa Gay. Surabaya: GAYa Nusantara.

12
HASIL DISKUSI

1. Muhammad Hamka Syahrial - 122011233102

• Pendapat: Materi bahasa Binan ini menarik sekali untuk dibahas.


• Apa manfaat dari bahasa Binan jika diterapkan di masyarakat?
• Mengapa bahasa Binan memiliki fungsi sebagai perlawanan?
• Mengapa bahasa Binan perlu dilestarikan?
• Apa dampak positif dan negatif dari bahasa Binan jika diterapkan dalam
masyarakat?

2. Pembayun Retno Ambarsari Sekartaji - 122011233111

• Mengapa bahasa Binan yang awalnya merupkan kode bagi komunitas tertentu
bisa tersebar luas?

3. Nadya Rahma Yanatta - 122011233116

• Jika bahasa Binan dipakai dalam kegiatan sehari-hari, apakah akan mengancam
eksistensi bahasa Indonesia?

13

Anda mungkin juga menyukai