Skripsi Nila
Skripsi Nila
PROPOSAL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Kesarjanaan
Kepada
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
ii
PROPOSAL
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN UBI
KAYU (Manihot utilissima Pohl) TERHADAP PERTUMBUHAN
Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus
Menyetujui,
Tim Pembimbing
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen
yang masuk ke dalam tubuh, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Penyakit
infeksi biasanya banyak terdapat di daerah tropis seperti Indonesia. Salah satu bakteri
yang sering menyebabkan infeksi adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Escherichia coli merupakan salah satu jenis bakteri Gram negatif yang secara
normal hidup dalam saluran pencernaan manusia. Namun, apabila dipengaruhi oleh
faktor-faktor predisposisi, Escherichia coli akan menjadi bakteri patogen dalam tubuh
dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi (Zeniusa popi dan M.Ricky ramadhian,
2017).
berupa bisul, impetigo, selulitis dan staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS).
Biasaya infeksi bakteri ini pada kulit ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri dan
adanya nanah pada luka. Tidak hanya kulit, bakteri Staphylococcus aureus juga bisa
menyebabkan bakterimia (sepsis). Kondisi ini terjadi saat infeksi sudah menyebar
melalui pembuluh darah, sehingga bisa mengenai berbagai organ tubuh. Dan juga
dapat menyebabkan penyakit Osteomielitis (infeksi pada tulang). Infeksi ini bisa
otot atau tendon, lalu menyebar ke tulang. Selain penyebaran dari infeksi kulit,
1
2
osteomielitis yang disebabkan bakteri ini bisa terjadi setelah melakukan operasi
Beberapa efek samping yang ditimbulkannya seperti reaksi elergi dan reaksi
toksik. Permasalahan global yang saat ini dialami oleh banyak negara di dunia adalah
bakteri yang resisten tersebut mengakibatkan kegagalan terapi dalam proses klinik.
Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan adanya penelitian lebih lanjut
untuk mendapatkan bahan alternatif yang mampu mengatasi infeksi yang disebabkan
oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotika seperti dengan penggunaan tanaman
hayati yang sangat luar biasa. Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan
kesehatan yang ada, hendaknya informasi yang diberikan kepada masyarakat harus
benar dan disertai dengan data ilmiah yang berasal dari hasil penelitian tumbuhan
tanaman Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl). Kandungan yang terdapat
dalam daun ubi kayu yaitu air, fosfor, karbohidrat, kalsium, vitamin C, protein,
lemak, vitamin B1, zat besi, flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid. Masyarakat
mempercayai daun ubi kayu memiliki berbagai manfaat untuk pengobatan penyakit.
Masyarakat mempercayai daun ubi kayu dapat mengobati rematik, asamurat, anemia,
konstipasi, serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Rikomah, dkk, 2017).
dan Andi Nilasari (2018) Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) telah ditemukan
bahwa positif mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang digunakan sebagai anti
bakteri. Hasil uji antibakteri ekstrak etanol Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl)
diperoleh diameter rata-rata 11,33 mm. Pada konsentrasi 30% diperoleh diameter
rata-rata 12,66 mm. Pada konsentrasi 40% diperoleh diameter rata-rata 15,33 mm
pengujian aktivitas antimikroba herba Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl)
digunakan pada penelitian ini yaitu 2%, 4% dan 6% menggunakan pelarut etanol
96%.
4
B. Rumusan Masalah
Apakah ekstrak Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) dapat memberikan
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ekstrak Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl)
D. Keguanaan Penelitian
Dapat memberikan informasi ilmiah yang bisa digunakan untuk
Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) yang digunakan adalah daun tua yang
masih segar dan tidak rusak yang tumbuh di Perumahan Benteng Indah Permai,
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
5
6
2. Nama Daerah
pohon, singkong, ubi jendral, ubi inggris, telo puhung, kasepe, bodin, telo jendral
(Jawa), sampeu, huwi dangdeur, huwi jendral (Sunda), kasbek (Ambon), dan ubi
prancis (Padang).
3. Morfologi
tunggal karena pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja.
dengan margo folii (tepi daun) palmatipartitus (berbagi menjari), apex folii
Daun Ubi kayu mempunyai susunan berurat menjari dengan canggap 5-9
helai. Daun Ubi kayu biasanya mengandung racun asam sianida atau asam biru,
4. Kandungan Kimia
seperti hidrat arang, kalsium, fosfor, lemak, protein, vitamin A, vitamin B1,
vitamin C, dan zat besi (daun). Enzim peroksidase, glikosida, kalsium oksalat,
dan tannin (kulit batang). Serta amilum, hidrat arang, kalsium, protein, lemak,
7
fosfor, zat besi, vitamin B, dan vitamin C (umbi). Tanaman ini berkhasiat sebagai
2008).
5. Manfaat Tanaman
Manfaat dari tanaman Daun Ubi kayu adalah diantaranya reumatik, sakit
kepala, diare, beri-beri, penglighatan kurang jelas, luka dan luka bernanah,
B. Uraian Simplia
1. Defenisi
Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang
dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 600 C (Depkes RI,
2008).
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
2. Pembagian Simplisia
a. Simplisia nabati
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang
8
keluar secara spontan dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari sel nabati lainnya, atau senyawa lainnya dengan cara tertentu
dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa bahan kimia murni (Depkes
RI, 2000).
b. Simplisia hewani
berguna yang dihasilkan oleh hewan. Contohnya adalah minyak ikan dan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana.
C. Uraian Ekstraksi
1. Defenisi
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel
tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal perlu
9
dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang
Ekstrak merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan menarik zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai.
Metode penarikan zat aktif ini berupa pemisahan senyawa dimana komponen-
komponen terlarut dari suatu campuran dipisah dari komponen yang tidak larut
dengan pelarut sesuai, sedangkan proses perpindahan massa zat aktif yang
semula berada dalam sel yang ditarik oleh cairan penyari sehingga didapatkan zat
agar zat berkhasiat yang terdapat didalam simplisia terdapat dalam bentuk yang
mempunyai kadar tinggi dan hal ini memudahkan zat berkhasiat tersebut dapat
2. Ekstrak kental, sediaan yang tidak dapat dituang dan memiliki kadar air
sampai 30%.
3. Ekstrak kering, sediaan yang berbentuk serbuk, dibuat dari ekstrak tumbuhan
4. Ekstrak cair, simplisia nabati nabati yang mengandung etanol sebagai bahan
pengawet.
10
2. Metode Ekstraksi
1. Cara Dingin
a. Maserasi
b. Perkolasi
temperatur ruangan.
2. Cara Panas
a. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas yang relatif
b. Soxhlet
balik.
11
c. Digesti
d. Infus
e. Dekok
zat yang diduga atau telah memiki aktivitas sebagai antibakteri dalam larutan
&McPherson, 2004). Kelemahan metode ini yaitu hanya dapat digunakan untuk
12
isolasi tipe organisme yang dominan dalam populasi campuran (Jawetz et al.,
2005).
b. Difusi agar
Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah
ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area
Metode difusi agar dibedakan menjadi dua yaitu cara Kirby Bauer dan cara
sumuran.
pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada
agar (Pratiwi, 2008). Keunggulan uji difusi cakram agar mencakup fleksibilitas
yang lebih besar dalam memilih obat yang akan diperiksa (Sacher dan
McPherson, 2004).
13
2. Cara sumuran
Metode ini serupa dengan metode difusi disk, di mana dibuat sumur pada
media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur
c. Metode dilusi
Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair dan dilusi padat.
media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji
(Pratiwi, 2008).
14
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
terdiri dari sel dengan batang pendek, motil atau non motil, dan sel-selnya
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcceae
Genus : Staphylococcus
positif, non motil, tidak membentuk spora, beberapa strain yang langsung
emas, hemolisis pada blood agar, dapat tumbuh dalam media dengan
9,3. Koloni tumbuh dalam waktu 24 jam dengan diameter mencapai 4 mm.
aureus pada media Mannitol Salt Agar (MSA) akan terlihat sebagai
F. Uraian Pelarut
1. Selektivitas Pelarut dapat melarutkan semua zat yang akan diekstrak dengan
2. Titik didih pelarut Pelarut harus mempunyai titik didih yang cukup rendah
sehingga pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi pada proses
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk mengetahui aktivitas antbakteri ekstrak Daun Ubi Kayu (Manihot utilissima
1. Alat
Neraca digital, sendok tanduk, erlenmeyer, batang pengaduk, pipet ukur, gelas
ukur, lampu spiritus, kaki tiga, kawat kasa, inkubator, autoclave, cawan porselin,
tabung reaksi, rak tabung, kawat ose, pinset, botol semprot, blender, kertas saring,
pipet tetes, corong, gelas kimia, kertas label, aluminium foil, paper disc, rotary
evaporator.
2. Bahan
aureus, Nutrien Agar (NA), Na-CMC 1%, NaCl 0,9%, etanol 96%, dan aquadest.
19
20
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bakteri patogen pada manusia.
2. Sampel
aureus.
1. Prosedur Kerja
Bahan uji yang diambil adalah daun kelima dari pucuk, tidak rusak
atau dimakan ulat, dipetik pagi hari secara manual dan dikumpulkan dalam
wadah.
Bahan uji bagian daun yang telah dipetik dicuci dengan air mengalir,
etanol 96%. Sebanyak 300 gram serbuk simplisia dimasukkan kedalam bejana
diatas simplisia, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya,
21
Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai. Bejana ditutup,
3. Sterilisasi
Alat-alat yang digunakan seperti gelas atau kaca misalnya tabung reaksi
ditutup dengan kapas secukupnya, labu takar dan alat gelas lainnya dibungkus
kertas HVS dengan rapat, dimasukkan ke dalam oven (pemanasan kering) dan
disterilkan pada suhu 1800C selama 30 menit. Sterilisasi ose dengan pinset
disterilkan dengan pemanasan diatas Bunsen. Alat dan bahan yang tidak tahan
dilarutkan dengan 150 ml air lalu homogenkan. Dipanaskan di hot plate sambil
reaksi, lalu tabung disumbat dengan kapas steril dan dimiringkan sekitar 15 0 dan
panas sambil diaduk hingga larut, kemudian dicukupkan volumenya hingga 100
ditimbang daun ubi kayu 0,2 gram dan disuspensikan dengan Na CMC hingga 10
ml. Untuk 4% b/v dan 6% b/v dengan menimbang ekstrak etanol daun ubi kayu
masing-masing 0,4 gram dan 0,6 gram. Lalu ditambahkan Na CMC masing-
masing 10 ml.
7. Perejamaan Bakteri
diinokulasikan dengan cara digoreskan pada medium nutrient agar (NA) miring,
bakteri dalma medium cair dengan kepadatan antara 1 x 107 sel/mL – 1 x 108
sel/mL (Quelab, 2005). Urutan kerja pembuatan larutam McFarland 0,5 menurut
diambil 1 ose disuspensikan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml NaCl 0.9%
steril lalu dikocok sampai homogen dan dilihat kekeruhannya yang menandai
McFarland.
9. Pengujian Antibakteri
Uji efek antibakteri ekstrak Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl)
difusi agar dengan menggunakan piper disk. Medium NA steril yang telah dibuat
diletakkan pada permukaan inokulen secara aseptis dengan jarak kurang lebih
sama satu dengan yang lainnya. Kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu
370C selama 1 x 24 jam. Setelah inkubasi 1 x 24 jam diukur zona hambat yang
24
10. Pengamatan
F. Definisi Operasional
1. Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) merupakan bahan makanan pokok ketiga
setelah padi dan jagung, Ubi kayu mempunyai potensi sebagai sumber karbohidrat
yang penting sebagai bahan pangan, khususnya bagi negara yang sedang
3. Escherichia coli merupakan salah satu jenis bakteri Gram negatif yang secara
merupakan bakteri penyebab penyakit infeksi kulit berupa bisul, impetigo, selulitis
dan staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS). Biasaya infeksi bakteri ini pada
kulit ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri dan adanya nanah pada luka.
25
Data yang diperoleh didasarkan pada hasil pengukuran diameter zona hambat
ekstrak Daun Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) terhadap Escherichia coli dan
Muthmainnah, B., and Andi Nilasari. "Uji Aktivitas Antimikroba Herba Daun
Singkong (Manihot utilissima Pohl) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus." Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 12.6 (2018):
614-616.
Mutia, C., Fitrianingsih, S,P., Choesrina, R., 2017. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) Terhadap
Bakteri Escherichia coli danbakteri Staphylococus aureus Secara In Vitro.
Universitas Islam Bandung.Vol.3, No. 1.
Hambali, E., Mujdalifah, S., Tambunan, A. H., Pattiwiri, A. W., & Hendroko, R.
(2007). Teknologi bioenergi. AgroMedia.
Gunawan, D. dan Mulyani, S. 2010. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Munte, Nuriana, and Rosliana Lubis. "Skrining Fitokimia dan Antimikroba Ekstrak
Daun Kirinyuh terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia
Coli." BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) 2.2 (2016):
132-140.
Zeniusa popi dan M.Ricky ramadhian, 2017. Efektifitas Ekstrak Etanol Teh Hijau
dalam Menghambat Pertumbuhan Escherichia coli. Universitas Lampung.
Majority. Volume 7 Nomor 1
26
27
Rikomah, Setya Enti, Elmitra Elmitra, and Diana Gustina Yunita. "Efek Ekstrak
Etanol Daun Singkong (Manihot Utilissima Pohl) Sebagai Obat Alternatif
Anti Rematik Terhadap Rasa Sakit Pada Mencit." Jurnal Ilmiah
Manuntung 3.2 (2018): 133-138.
Sukarno, 2017. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Etilasetat, Dan n-Heksana
Daun Laruna (Chromolaena odorata L.) Terhadap Baktetri S.Aureus Dan
E.Coli. Jurnal skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar
Simanjuntak P. 2002. Sistem Agribisnis dan Kemitraan Petani Ubi Kayu. Skripsi.
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, USU. Medan.
28
LAMPIRAN
K-
2% 4% 6%
+
b/v
b/v b/v
K+
Analisis data
29
13 gram
Berat/tab = = 0.6500 gram
20
50
Ditimbang ciprofloxacin setara 50mg = x 650mg = 65mg
500
V1 . K1 = V2 . K2
V1 . 500 = 50 . 50
2500
V1 . 500 =
500
V1 = 5ml