Anda di halaman 1dari 3

Reformasi memanen air hujan

Disusun oleh: Aska Ramadhan

Sumber: Resume Kuliah Dr.-Ing. Ir Agus Maryono

Air hujan sangat besar potensinya untuk pemanfaatan menjadi salah satu aset air bersih untuk
kehidupan. Reformasi yang masih sangat kurang dilakukan oleh masyarakat, padahal cara sederhana
dapat dilakukan dalam proses penampungan air hujan.

Metode-metode sederhana yang dapat dilakukan dalam reformasi memanen air hujan ini antara lain,
dengan menggunakan sistem rooftop harvesting yang kemudian ditampung dalam sebuah wadah
sebagai air bersih yang dapat diolah menjadi air minum. Kemudian dengan sistem harvesting pada
agriculture dengan menampung air hujan pada aliran irigasi pertanian, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai air yang digunakan untuk tanaman.

Hujan dapat menjadi potensi aset kebutuhan air bersih, disebabkan oleh:

- Kualitas air hujan sangat bagus


- Volume air hujan 2000-4000 mm/th
- Lokasi di hamper semua wilayah Indonesia
- Mudah ditangkap
- Mudah disimpan
- Tidak membusuk
- Dapat diolah menjadi air minum

Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memanen hujan:

a. Reboisasi
b. Revitalisasi situ,danau,embung
c. Modifikasi landskap
d. Sumur resapan, waduk resapan
e. Kolam tadah hujan komunitas dan rumah tangga
f. Kolam konservasi rumah tangga

Kondisi sekarang hujan masih dibiarkan begitu saja, menimbulkan banjir dan kurangnya tempat-tempat
resapan air hujan. Masih beberapa daerah saja yang berusaha memanfaatkan air hujan dengan
menampungnya dalam wadah atau berupa gentong. Air hujan juga bisa digunakan untuk mengisi air
tanah, serta bisa digunakan untuk pembuatan danau-danau buatan yang akan dimanfaatkan untuk
sumber air masyarakat dan sebagai objek wisata. Sedangkan di rumah-rumah dapat melakukan
pembuatan sumur-sumur resapan.
Proses memanen air hujan

Pembuatan alat memanen hujan dapat dilakukan dengan memanfaatkan alat sederhana. Dengan
menggunakan alat-alat sebagai berikut:

- Tangki air
- Pipa paralon
- Elbow dan valve

Dengan merancang pipa dan elbow yang dihubungkan ke tangki air, kita dapat menampung air hujan.
Pertama yang harus dirancang adalah konstruksi pipa penghalau daun, dengan menggunakan elbow T
pada sambungan pipa terbuka yang diberi saringan kasar, agar daun yang terikut dari talang air hujan
dapat disaring dan air hujan diteruskan ke pipa selanjutnya.

Selanjutnya dibuat sistem pipa vertical yang digunakan untuk pengendapan debu kasar, yang didalam
pipa dilengkapi dengan bola kecil yang berfungsi untuk sistem penutup otomatis apabila ketinggian air di
dalam pipa sudah naik, dan air akan dialirkan menuju pipa ke dalam tangki yang dilengkapi saringan
untuk debu halus pada bagian atas tangki air.

Tangki air dirancang menggunakan pipa overflow yang dihubungkan ke sumur resapan atau sumur
penampung di dalam tanah. Apabila tangki air sudah penuh, air hujan akan tetap ditampung dan
dimasukkan ke dalam sumur.

Air hujan yang ada di dalam tangki dapat digunakan untuk proses yang lain dengan kondisi air yang
betul-betul bersih dan jernih.
Memanen Air Hujan

Konsep memanen air hujan dengan rooftop water harvesting untuk kebutuhan air bersih sebagai
sumber air minum dan rain water harvesting untuk sistem agriculture.

Indonesia memiliki latar belakang yang sangat bagus dalam produksi air hujan, dengan tingkat curah
hujan yang cukup tinggi 2000-4000 mm/tahun. Hutan-hutan yang berada di pegunungan merupakan
sistem pemanenan air hujan secara alamiah.

Dengan terjadinya perubahan iklim dan ekosistem, musim yang terjadi di Indonesia berubah menjadi
musim banjir (disebabkan air hujan yang melimpah yang tidak ditampung) dan musim kering atau
kemarau. Pada dasarnya musim banjir ini dapat dihindari dengan menyediakan dari awal area-area atau
sistem pemanenan air hujan, sehingga ketika datang musim hujan yang terkadang ekstrim, air hujan
yang melimpah dapat dikendalikan.

Sedangkan pada musim yang berbeda yaitu pada musim kering, dapat juga menjadi bencana. Apabila
tidak tersedianya air dapat menghambat produksi pertanian, hal ini juga dapat menjadi penyebab
terhambatnya perekonomian di Indonesia. Kemudian aliran-aliran air sungai yang terjadi kekeringan di
kota-kota dapat menjadi tempat menumpuknya sampah-sampah. Kondisi tersebut menyebabkan
terjadinya kegagalan fungsi aliran air sungai, yang berdampak pada produksi-produksi ekosistem air
sungai. Apabila ini dibiarkan, maka menimbulkan masalah pada perekonomian penduduk yang
menggantungkan hidupnya pada sungai.

Dengan melihat kondisi di atas, ada kesempatan yang dapat kita lakukan yaitu memanfaatkan air hujan
yang berlebih pada musim hujan yang ekstrim, dengan cara memanennya ke dalam sumur-sumur
resapan yang sudah disediakan. Sehingga air hujan tersebut dapat digunakan pada kondisi musim
kemarau yang ekstrim. Pada akhirnya grafik ketersediaan air di wilayah Indonesia sepanjang tahunnya
akan lebih merata.

Pada pemanfaatan air hujan sebagai konsumsi air minum, yang perlu diperhatikan adalah kondisi
kandungan kalsium pada air hujan yang telah diserap oleh tanah. Apabila kandungan kalsium pada tanah
hanya sedikit maka ini perlu jadi pertimbangan untuk menggunakan air hujan sebagai air minum, karena
kekurangan kalsium pada air minum dapat menyebabkan efek jangka panjang pada tulang dan gigi.

Anda mungkin juga menyukai