Proposal Skripsi
Oleh:
NIM : 11160510000146
JAKARTA
2020/1442 H
mas
BAB I
PENDAHULUAN
1
mas
Surat Ali-Imran ayat 159 dijelaskan secara tersirat tentang public relations
tersebut, sebagai berikutt:
ع ْن ُه ْم
َ ْف ُ ب ََل ْن َفضُّوا ِم ْن َح ْولِكَ ۖ فَاع ِ ظ ْال َق ْل
َ غ ِلي ًّ ََّللا ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو ُك ْنتَ ف
َ ظا ِ فَ ِب َما َرحْ َم ٍة ِمنَ ه
ََّللاَ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِ ِّكلِين ِ علَى ه
َّللا ۚ ِإ هن ه َ عزَ ْمتَ فَت ََو هك ْل َ َوا ْستَ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي ْاْل َ ْم ِر ۖ فَإِذَا
Artinya:
‘’Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakalah kepada-Nya.’’
2
mas
Seperti yang diketahui saat ini media di Indonesia telah berkembang begitu
pesat. Kebutuhan masyarakat akan informasi juga turut meningkat. Kemajuan
teknologi juga turut mempengaruhi perkembangan media massa ini, bentuk
penyajian informasi yang beragam, mulai dari berupa tulisan, gambar, audio,
visual hadir dalam kemasan yang menarik.
3
mas
2. Rumusan Masalah
4
mas
Disini peneliti lebih ditekankan dalam kualitas data bukan kuantitas data.
Adapun metode digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu menggambarkan
keadaan yang sebenarnya dan dianggap akurat serta menuangkannya dalam
konteks penelitian ini.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivisme. Realitas dianggap sebagai hasil konstruksi berpikir dari
kemampuan seseorang. Pengamatan merupakan hasil dari pengamatan indra
peneliti terhadap apa yang diteliti. 2 Perlu tercipta interaksi antara peneliti dan
yang diteliti, agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode
1
Lexy J. Moloeng, Metode Penulisan Kualitatif (Bandung: PT Rosda Karya, 2006), hlm. 13
2
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.
49-50.
5
mas
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bens Radio 106,2 FM yang berlokasi di Jl.
Tarumanegara No. 45, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur,
Tangerang Selatan.
3
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di
Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm.238.
4
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Ed. IV (Cet. II; Yogyakarta: PT.Andi Offset, 1993), hlm. 2.
6
mas
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh
dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
7
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam
penelitian ini peneliti akan mewawancarai Public Relation dari Bens Radio
5
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 115
6
Parwito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKIS, 2007), hlm. 114
7
Lexy J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya. 2001), hlm..103
7
mas
c. Dokumentasi
Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles &
Huberman (1992) yang mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan
dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu:
8
mas
9
mas
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum sejarah, profil, visi misi
dan program-program siaran dari Bens Radio 106,2 FM
Bab ini berisi inti atau hasil penelitian yang didalamnya berisi tentang
penyajian data penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu
deskripsi mengenai strategi komunikasi public relations yang dilakukan
oleh pihak Bens Radio 106,2 FM untuk menarik minat pemasang iklan.
Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan mengenai kesimpulan dan
saran
10
mas
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Strategi menjadi bagian terpadu dari suatu rencana dan rencana merupakan
produk dari perencanaan. Perencanaan yang cermat dan matang merupakan
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau
program kegiatan. Kegiatan yang dilakukan tidak akan tercapai dengan baik
tanpa adanya strategi dan perencanaan yang digunakan. Strategi apa dan
bagaimana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
digunakan.8
Strategi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana
taktik operasionalnya.9
Menurut Hamel dan Prahalad, strategi adalah tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari
apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi
ini (core competencies).10
Stephen Robbins (1990) mendefinisikan strategi sebagai penentuan
tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta
mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan, baik
tujuan jangka panjang maupun jangka pendek yang dijalankan suatu
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet ke-4
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2011), hlm. 32.
10
Umar Husein, Strategic Management in Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm.24
11
mas
11
Morrisan, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Professional (Jakarta: Ramdina Prakasa,
2006), hlm. 134
12 Fred R. David, Manajemen Strategik, alih bahasa Novita Puspasari dan Liza Puspitasari (Jakarta:
13
mas
13
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 41
14
Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), hlm. 33.
14
mas
Saat ini media memiliki peranan yang sangat penting dan telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Walaupun demikian, tetap ada untung
ruginya. Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasif,
sebaliknya kekuatannya dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang
besar. Komunikasi tatap muka kekuatannya ialah dalam hal keampuhan
mengubah tingkah laku komunikan, tetapi kelemahannya ialah bahwa
komunikasi yang dapat diubah tingkah lakunya itu relatif hanya sedikit.
2. Unsur-Unsur Komunikasi
Agar proses komunikasi berjalan secara maksimal terdapat unsur-unsur
dalam komunikasi sebagai berikut:
a. Sumber
Sumber sering disebut juga pengirim pesan atau komunikator.
Komunikator adalah manusia berakal budi yang berinisiatif
menyampaikan pesan untuk menyampaikan pesan untuk mewujudkan
komunikasinya. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi,
15
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 31 – 32.
15
mas
16
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), hlm. 115.
17
Dian Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2004), hlm. 23.
18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013) Cet Ke-1, hlm. 45
16
mas
17
mas
20
Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm. 28-29.
21
Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Managemen Komunikasi (Yogyakarta: Media Presindo, 2009),
hlm.7
18
mas
22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 11
23
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
hlm. 8.
19
mas
24
Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2103), hlm. 61
25
Edi Suryadi, Strategi Komunikasi Sebuah Analisa Teori dan Praktis di Era Global (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2018), hlm.4-5.
26
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung: Amrico,
1984), hlm. 87.
20
mas
27
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Aumni, 1983), hlm. 83
21
mas
22
mas
sarana utama.’’28
Menurut Frank Jefkins, humas atau public relations (PR) adalah semua
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.29 Sedangkan menurut
definisi kamus terbitan Institute of Public Relation (PR), yakni sebuah
lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November
1987, ‘’humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayak.’’
Selain itu, humas juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang diatur
sedemikian rupa, berlangsung secara terprogram, terkontinu dan teratur dalam
sebuah program organisasi dan bukan kegiatan yang dilakukan secara
sembarangan, asal-asalan, dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang
ahli dalam mengatur tata kelola komunikasi yang baik sehingga terciptanya
kepercayaan dan citra positif dari masyarakat.
2. Fungsi Public Relations
Fungsi utama Public Relations yaitu:
a) Menumbuhkan dan mengembangkan komunikasi atau hubungan baik
antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik public intern dan
ekstern dalam rangka menanamkan pengertian.
b) Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka
menciptakan iklim pendapat publik yang menguntungkan organisasi atau
lembaga.
c) Mengabdi kepada kepentingan umum.
d) Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.
e) Komunikasi alat untuk mencapai tujuan harmoni public opinion.
3. Ruang Lingkup Public Relations
Public Relations memiliki ruang lingkup yang sangat luas meliputi
seluruh bentuk kegiata komunikasi. Cakupan Public Relations tidak
28
Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi, Konsepsi & Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), hlm. 17.
29 Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 10
23
mas
tergantung pada public eksternal dan public internal saja, tetapi juga
mencakup karakteristik organisasi dalam menjalankan visi dan misi untuk
mencapai tujuan. Semakin luas komponen public yang berkepentingan
terhadap organisasi, maka elemen publiknya juga akan semakin luas,
beragam dan permasalahannya semakin kompleks.
Dalam sebuah organisasi atau lembaga, PR memiliki ruang lingkup
antara lain; membina hubungan ke dalam (public internal). Maksudnya,
publik menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri
seperti penanam saham dan karyawan dari tingkat atas sampai paling bawah.
Tak hanya itu, PR juga perlu membina hubungan ke luar (public eksternal).
Dengan maksud, public umum (masyarakat) mengusahakan tumbuhnya
sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
4. Tugas Public Relations
Tugas Public Relations ialah sebagai sumber informasi dan sebagai
saluran komunikasi. Untuk itu public relations mengadakan sebuah informasi
untuk melayani public, baik dari karyawan maupun orangorang luar.
Sedangkan tugas inti seorang public relations adalah:
a. Reputasi, keberuntungan bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah
perusahaan dapat bergantung dari keberhasilan public relations
menafsirkan target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari
perusahaan yang bersangkutan.
b. Seorang public relations mengurus fungsi-fungsi organisasi seperti
menghadapi media, komunitas dan konsumen.
c. Seorang public relations menyampaikan informasi kepada public,
interest group, pemegang saham, mengenai kebijakan, aktifitas dan
prestasi dari sebuah organisasi.
d. Seorang public relations menyiapkan press release dan menghubungi
orang-orang media yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan
material mereka.
e. Seorang public relations juga mengatur dan mengumpulkan program-
program untuk memelihara dan mempertahankan kontak antara
organisasi dan publik.
f. Public relations berurusan dengan publisitas untuk individual atau
mereka yang menangani public relations untuk organisasi kecil,
24
mas
30
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002), cet.4, hlm. 21.
25
mas
31Onong Uchjana Effendy, Human Relation & Public Relation (Bandung: Mandar Maju, 2009), hlm. 125-
130
26
mas
satu metode yaitu pengumpulan pendapat atau studi sikap. Maka akan
dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk
memecahkannya.
2. Penetapan Tujuan
Untuk menyusun rencana yaitu penetapan tujuan. Semua
organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai dan humas membantu
dalam melaksanakan pencapaian tujuan tersebut. Banyak langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, terutama keinginan dan
harapan yang ingin dicapai organisasi khalayaknya.
3. Definisi Khalayak
Pentingnya bagi suatu organisasi mengenali dan membatasi
khalayak. Sebesar apapun suatu organisasi tidak mungkin menjangkau
semua orang. Walaupun beberapa jenis khalayak masih dapat
dijangkau dengan teknologi dan berbagai macam media. Untuk
menyusun rencana yaitu dengan mengenali khalayak. Setiap
organisasi pasti mengharapkan organisasinya dapat tersebar luas dan
menjangkau semua orang. Seiring dengan perkembangan tekonologi
dan munculnya berbagai macam media yang membantu memberikan
informasi kepada khalayak, organisasi juga memilih teknologi dan
media untuk menjangkau beberapa khayalak yang luas. Dengan
bantuan teknologi dan media, khalayak dapat mengetahui pemahaman
yang diinginkan mengenai organisasi.
4. Pemilihan media dan teknik-teknik PR
Untuk menyusun rencana yaitu dengan pemilihan media dan
teknik-teknik. Tidak hanya dengan kampanye periklanan yang muncul
di berbagai media, humas melakukan kampanye periklanan yang sama
dengan periklanan. Baik kampanye periklanan maupun humas sama-
sama menggunakan media sebagai penghubung kepada khalayak.
Akan tetapi terdapat perbedaan dari keduanya yaitu kampanye
periklanan menggunakan media tertentu untuk mewujudkan keinginan
yang ingin dicapai secara dan humas hanya menggunakan media-
media khusus. Dalam pelaksanaannya kampanye periklanan hanya
bekerja sama dengan pimpinan media saja, sedangkan humas bekerja
sama dengan jurnalis, editor, maupun pimpinan media.
28
mas
5. Perencanaan Anggaran
Dalam perencanaan anggaran dapat dipahami bahwa humas
merupakan kegiatan padat karya, sehingga pengeluaran terbesar
dihabiskan untuk membayar pemakaian jam kerja yaitu gaji pegawai.
Pengeluaran lain yang cukup besar termasuk alat operasional. Untuk
mencapai rencana yaitu dengan perencanaan anggaran. Banyak
kegiatan tidak terlepas dari banyaknya anggaran yang harus
dipersiapkan secara matang dan professional agar berjalan dengan
lancer dan sesuai dengan yang direncanakan. Apabila anggaran dan
tidak dirancang dengan baik dan benar, maka akan menghambat
keseluruhan aktivitas.
6. Pengukuran Hasil
Pengukuran hasil merupakan faktor yang keenam. Mengevaluasi
berbagai hasil yang telah dicapai dengan teknik-teknik penelitian yang
digunakan untuk mengenali situasi. Metode-metode evaluasi hasil
biasanya diterapkan pada tahap perencanaan. Target-target untuk
mencapai tujuan dapat digunakan sebagai tolok perbandingan, baik
untuk mengetahui apakah citra organisasi dengan khayalaknya sudah
lebih baik, serta hasil-hasil nyata telah dicapai. 32
E. Radio
1. Pengertian Radio
Radio merupakan sebuah perkembangan teknologi yang memungkinkan
suara disiarkan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Radio
adalah suara, suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan
stimulasi yang dikonesikan kepadanya oleh khalayak. Secara umum radio dan
radio siaran merupakan salah satu jenis media massa, sarana atau saluran
33
komunikasi massa seperti halnya surat kabar, majalah atau televisi. Radio
atau lebih tepatnya siaran radio merupakan salah satu jenis media massa, yakni
saran atau saluran komunikasi massa seperti halnya surat kabar, majalah atau
televisi. Ciri khas radio adalah auditif yakni dikonsumsi telinga atau
32 Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 56.
33
Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Jakarta Ramdina Prakasa,
2006), hlm. 314
29
mas
pendengaran. 34
Radio menduduki posisi yang sangat strategis diantara media lainnya dan
mempunyai banyak kelebihan, diantaranya radio memiliki kesederhanaan dan
kemampuan menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan
kegiatan-kegiatan lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa
lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Suatu
pesan yang disampaikan oleh penyiar pada saat itu juga diterima oleh khalayak,
walaupun sarana yang dituju sangat jauh. 35
2. Fungsi Radio
Radio merupakan media audio (hanya bisa didengar) tetapi murah,
merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana, radio berperan
sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio
memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang
buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya menvisualisasikan
suara penyiar atau informasi aktual melalui telinga pendengarnya. Pada
awalnya, radio siaran hanya mempunyai tiga fungsi saja yaitu:
1. Sebagai sarana hiburan
Seseorang akan merasa terhibur, menyenangkan hati seseorang. Perilaku
masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga
menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak
penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.
2. Sebagai sarana informasi
Seseorang dapat mengetahui dan memahami sesuatu karena menerima
informasi merupakan sifat alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi
yang besar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat
diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan
keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori
baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan.
Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan
komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication.
3. Sebagai sarana pendidikan
34Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: PT. LKiS, 2005), hlm. 16.
35Morissan, Media Penyiaran: Strategi Media mengelola Radio & Televisi, (Tangerang: Ramdina Perkasa,
2005), hlm. 11
30
mas
36 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm. 246.
31
mas
Slameto mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
maka semakin besar minat. 37
Menurut crow and crow yang dikutip oleh Djaali mengatakan bahwa
minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, kegiatan, benda dan pengalaman
yang dirancang oleh kegiatan itu sendiri. Selain itu, Djaali juga mengutip
pendapat Holland yang mengatakan bahwa minat merupakan
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul
sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat belajar, minat terhadap
suatu benda atau hal-hal lainnya. 38
G. Iklan
1. Pengertian Iklan
37 Salameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), hlm. 80.
38 Djaali, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 121-122.
39 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Ramadina Perkasa, 2007), hlm. 102.
32
mas
40 Rachmat Kriyanto, Manajemen Periklanan: Teori dan Praktik (Malang: UB Press, 2013), hlm. 5.
33
mas
2. Iklan Lokal
Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang
tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk
berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau
mengunjungi suatu tempat tertentu. Iklan lokal cenderung menekankan pada
intensif tertentu, misalnya harga yang lebih murah, pelayanan khusus, waktu
operasi yang lebih lama, aneka jenis barang yang ditawarkan. Promosi yang
dilakukan iklan lokal sering dalam bentuk aksi langsung yang dirancang
untuk memperoleh penjualan secara cepat.
41 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Ramadina Perkasa, 2007), hlm. 250-251
34
mas
2. Selektivitas
Kekuatan lain radio adalah tersedianya audiensi yang sangat selektif
yang muncul dari beberapa format siaran dan cakupan siaran yang
dimiliki setiap stasiun penyiaran radio.
3. Fleksibilitas
Radio merupakan media untuk beriklan yang paling fleksibel
dibandingkan media lainnya karena pemasang iklan dapat mengajukan
materi iklan hanya dalam periode beberapa menit sebelum ditayankan.
Iklan radio dapat dibuat dan dijadwalkan siarannya dalam waktu yang
sangat singkat. Dengan demikian, pemasang iklan dapat dengan mudah
menyesuaikan isi iklannya dengan situasi pasar setempat.
4. Mental Imagery
Audensi mendengarkan pesan suara iklan dari pesawat radio
sementara visualisasinya diciptakan didalam otak audensi. Karena itu,
pemasang iklan terkadang menunjang atau memback-up iklan ditelevisi
dengan iklan serupa di radio yang berfungsi sebagai pengingat bagi
audiensi.
5. Promosi Terpadu
Stasiun radio biasanya memiliki penggemar dan komunitasnya sendiri
dan terkadang menjadi bagian integral dari suatu komunitas. Stasiun
radio memiliki penyiar yang popular dan dikenal cukup luas oleh
masyarakat. Pemasang iklan dapat menggunakan stasiun radio dan para
personalnya untuk lebih mendekatkan diri kepada khalayak (pasar) lokal
dan menggunakan kesempatan itu untuk mempengaruhi pengecer lokal.
Perusahaan pemasang iklan dapat melibatkan stasiun radio dalam
kegiatan promosi penjualan dimana stasiun radio melaksanakan siaran
langsung dari lokasi penjualan dalam upaya untuk menarik konsumen
35
mas
1. Kreativitas Terbatas
Audiensi tidak dapat melihat produk suatu iklan dan pemasang iklan
tidak dapat menunjukkan cara kerja suatu produk. Selain itu, audiensi
tidak dapat melihat kembali siaran iklan untuk mengetahui atau
mengecek kembali informasi yang ada pada iklan dimaksud misalnya
nomor telepon atau informasi lain mengenai produk yang diiklankan.
2. Fragmentasi
Radio menyediakan audiensi yang sangat selektif, audiensi radio
terbagi-bagi (terfragmentasi) ke dalam bagian-bagian atau kelompok
kecil. Dengan kata lain, masing-masing stasiun radio memiliki jumlah
audiensi yang relatif sedikit.
3. Perhatian terbatas
Kesulitan media radio untuk mendapatkan perhatian audiensi
terhadap iklan. Mendengarkan radio biasanya menjadi kegiatan
selingan yang dilakukan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Hal ini
menyebabkan audiensi radio mudah kehilangan sebagian atau bahkan
seluruh pesan iklan yang disiarkan suatu radio.
4. Riset Terbatas
Umumnya, stasiun radio merupakan perusahaan skala kecil dan tidak
memiliki cukup dana untuk melakukan riset audiensi. Dengan
demikian, perencana media tidak memiliki informasi mengenai
audiensi suatu stasiun radio yang membantu mereka dalam
memutuskan pembelian iklan radio sebagaimana media lainnya,
5. Persaingan
Pemasang Iklan harus dapat menciptakan iklan yang menarik atau
menayangkan iklan bersangkutan berulang kali agar mampu meraih
perhatian pendengar.
H. Pemasang Iklan
Pemasang iklan atau klien (advertiser) adalah pihak paling penting
dalam proses periklanan dan promosi. Pemasang iklan adalah pemilik
modal dan pemilik produk (barang atau jasa) yang akan dipasarkan dan
36
mas
juga penyedia dana yang akan digunakan untuk iklan dan promosi.
Pemasang iklan juga bertanggung jawab untuk merencanakan program
pemasaran dan membuat keputusan mengenai program periklanan dan
promosi yang akan dilakukan. Klien dapat saja melakukan sendiri seluruh
kegiatan tersebut melalui departemen periklanan internal yang sudah ada
atau membentuk suatu unit departemen iklan internal. Namun demikian,
banyak perusahaan yang lebih suka menggunakan jasa perusahaan iklan
eksternal, yaitu perusahaan luar yang khusus bekerja untuk menciptakan,
memproduksi atau menempatkan pesan komunikasi pemasaran. 42
42 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Ramadina Perkasa, 2007), hlm. 102.
37
mas
DAFTAR PUSTAKA
Morissan. (2005). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:
Ramdina Prakarsa.
Morrisan. (2006). Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Professional . Jakarta:
Ramdina Prakasa.
Rumanti, M. A. (2005). Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik . Jakarta: Grasindo.
Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Managemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Press.
Suryadi, E. (2018). Strategi Komunikasi Sebuah Analisa Teori dan Praktis di Era Global . Jakarta :
Edi Suryadi, Strategi Komunikasi Sebuah Analisa Teori dan Praktis di Era Global
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), .
Uchjana, O. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . Bandung: Remaja rosdakarya.
Yadin, F. J. (Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),
). Public Relations. Jakarta : Erlangga.
39