Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus

Dampak Fisiologis Post Kemoterapi Pada Anak Limfositik Leukemia Akut


(LLA)

Dwi Nuraini1, Mariyam2


1,2 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Leukemia merupakan kanker keganasan sel darah yang berasal dari
• Submit 14 Mei 2020 sumsum tulang. Kemoterapi memerlukan proses yang lama, berkelanjutan
• Diterima 31 Agustus 2020 dan teratur pada anak yang mengalami leukemia dan dapat menimbulkan
ketidakyamanan. Tujuan studi kasus ini menggambarkan asuhan
Kata kunci: keperawatan pada anak Limfositik Leukemia Akut (LLA) post kemoterapi.
Leukimia akut; Post Studi kasus ini merupakan studi kasus dengan metode deskriptif. Sampel
kemoterapi; Defisit nutrisi studi kasus berjumlah 2 responden anak dengan limfositik leukemia akut.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara
dengan keluarga responden, observasi langsung responden dan melihat
rekam medis. Pengolahan data dilakukan dengan menganalisa data yang ada
untuk dapat menentukan masalah keperawatan yang muncul dan
menentukan intervensi, implementasi dan evaluasi. Studi kasus didapatkan
data fokus yang muncul adalah badan lemas dan tidak nafsu makan.
Diagnosa keperawatan yang ditentukan adalah defisit nutrisi. Intervensi
yang direncanakan adalah pengkajian nutrisi, kolaborasi dengan ahli gizi,
anjurkan memberikan pasien makan sedikit tapi sering. Implementasi yang
dilakukan adalah mengkaji status nutrisi, mengkolaborasi dengan ahli gizi,
menganjurkan memberikan pasien makan sedikit tapi sering. Evaluasi yang
didapatkan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari adalah
responden 1 tidak mengeluh lemas dan porsi makanan habis sedangkan
pada responden 2 tampak lemas dan porsi makanan habis sebagian. Masalah
yang muncul pada responden post kemoterapi muncul tidak nafsu makan
dan badan lemas.

PENDAHULUAN merupakan Leukemia Limfoblastik Akut


(LLA) dan 20% Leukemia Mieloblastik Akut
Kanker merupakan pertumbuhan sel-sel (LMA). Leukemia Limfoblastik Akut adalah
yang abnormal yang tumbuh secara terus- penyakit keganasan yang berciri khas
menerus dan tidak terkendali. Kasus kanker infiltrasi progresif dari sel limfoid imatur
pada anak menjadi penyebab kematian dari sumsum tulang dan organ limfatik
pada anak (Rahmawati et al., 2016). yang dikenal sebagai limfoblas.
Leukemia adalah penyakit keganasan sel
darah yang ditandai dengan sel darah putih Di Indonesia saat ini terdapat sekitar
abnormal dalam sumsum tulang (Wolley et 80.000.000 anak di bawah usia 15 tahun.
al., 2016). Leukemia akut adalah keganasan Diperkirakan ada sekitar 3000 kasus LLA
primer di sumsum tulang, pada anak baru anak setiap tahunnya (Ikatan Dokter
merupakan 35% dari kanker anak, 80% Anak Indonesia, 2013). Berdasarkan data

Corresponding author:
Dwi Nuraini
dwinuraini022@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020
e-ISSN: 2723-8067
DOI: 10.26714/nm.v1i2.5795
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 120-126 121

dari RSUP Kariadi Semarang, 80% pasien Pasien leukemia mendapatkan pengobatan
yang dirawat merupakan penderita kanker. kemoterapi yang mempunyai efek positif
Pada anak-anak jenis kanker yang ditangani dan negatif. Efek negatif dari kemoterapi
oleh RSUP Kariadi yaitu leukemia (kanker adalah mual muntah, luka pada mulut
darah). Penyakit kanker bukan merupakan ataupun pada tenggorokan, apabila tidak
suatu penyakit tunggal, tetapi merupakan segera ditangani maka jumlah masukan
kumpulan lebih dari 100 macam penyakit. nutrisi pada anak akan semakin berkurang,
Karena tubuh manusia disusun oleh kondisi tubuh akan semakin melemah, anak
sedemikian banyak sel, maka kemungkinan menjadi semakin stres, dan mudah terkena
tubuh untuk mengidap penyakit kanker infeksi. Oleh sebab itu, perawat harus
akan sebanyak itu pula. Proses terjadinya memberikan asuhan keperawatan yang
kanker itu berlangsung bertahap dan dalam optimal pada pasien anak leukemia (ALL)
waktu yang cukup lama. pasca kemoterapi. Tujuan studi kasus ini
memberikan gambaran asuhan
Terapi definitive leukemia akut adalah keperawatan yang muncul pada pasien
dengan kemoterapi sitotoksik anak dengan leukemia dan menganalisis
menggunakan kombinasi obat multiple. praktik serta mengidentifikasi kesenjangan
Obat sitotoksik bekerja dengan berbagai yang terdapat antara teori dan praktik
mekanisme namun semuanya dapat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan;
menghancurkan sel leukemia. Pengobatan
kemoterapi yang dijalani memerlukan METODE
proses yang lama, berkelanjutan dan
teratur pada anak yang menderita kanker, Metode yang dilakukan dalam studi kasus
pengobatan yang dilakukan menimbulkan ini adalah metode deskriptif,
ketidaknyamanan seperti masalah fisik menggambarkan tentang proses asuhan
yaitu mual, muntah, luka pada rongga keperawatan pada pasien leukimia dengan
mulut, rambut rontok, serta gangguan saraf post kemoterapi. Kriteria responden yaitu
tepi seperti kebas dan kesemutan pada jari pasien yang mengalami defisit nutrisi
tangan dan kaki. Selain efek samping pada ditandai dengan adanya penurunan berat
masalah fisik anak juga akan mengalami bedan yang dihitung dengan rumus IMT (2n
masalah psikologis seperti tidak percaya + 8). Populasi dan sampel dalam studi kasus
diri, gangguan kognitif, kecemasan dan ini sejumlah 2 responden anak dengan
depresi (Wilson, 2016). leukemia. Asuhan keperawatan ini
dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Kota
Dampak adalah efek/pengaruh yang kuat Semarang. Pengumpulan data dilakukan
terhadap seseorang (University, 2010). dengan menggunakan metode wawancara
Dampak dari kemoterapi pada anak dialami dengan keluarga pasien, Observasi pasien
baik secara fisik (efek samping) maupun secara lansung, wawancara perawat dalam
psikologis dan dimanifestasikan berbeda ruangan, dan juga rekam medis. dan
oleh setiap anak. Studi kasus di Amerika selanjutnya pengolahan data dilakukan
Serikat kepada 39 anak berusia 10 sampai setelah pengumpulan data dengan melalui
17 tahun menunjukkan bahwa gejala fisik langkah menganalisa data, mengangkat
yang paling sering dialami oleh anak adalah diagnosa, intervensi, implementasi, dan
mual, fatigue, berkurangnya nafsu makan, evaluasi.
nyeri, dan perasaan mengantuk (Miller et
al., 2011). Dampak yang dialami anak HASIL STUDI
setelah menjalani kemoterapi mampu
mempengaruhi psikologis anak seperti Pengkajian keperawatan pada responden
kualitas hidup, tumbuh kembang, kasus 1 pada tanggal 11/02/2020 dan
emosional, kebiasaan, gangguan tidur, kasus 2 pada tanggal 03/12/2020 di Ruang
cemas dan depresi (Musarezaie et al., 2014). Anak lantai Dasar RSUP Dr Kariadi

Dwi Nuraini - Dampak Fisiologis Post Kemoterapi Pada Anak Limfositik Leukemia Akut (LLA)
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 120-126 122

Semarang, kedua responden yang dirawat berikan. Data objektif anak tampak sedikit
dengan Limfositik Leukimia Akut (LLA), lemas, berat bada sebelum sakit 15 kg, berat
berjenis kelamin perempuan pada kasus 1 badan saat sakit 12 kg.
dengan nama An. A berusia 3 tahun, dan
berjenis kelamin laki-laki pada kasus 2 PEMBAHASAN
dengan nama An. M berusia 5 tahun. Pada
hasil pengkajian saat post kemoterapi pada Berdasarkan hasil studi kasus pada kedua
kasus 1, ibu An. A mengatakan anaknya responden, terdapat persamaan pada kedua
lemas, pusing, mual, muntah dan tidak nafsu responden yaitu mengalami tidak nafsu
makan. Sedangkan pada kasus 2 ibu An. M makan dan terlihat lemas. Hal ini sesuai
mengatakan anaknya lemas, luka pada dengan gejala klinis anak dengan Limfositik
rongga mulut, dan tidak nafsu makan. Hasil Leukimia Akut (LLA) di antaranya anak
pemeriksaan fisik pada kedua responden menjadi kelihatan pucat, mual muntah, luka
didapatkan data tampak lemas, kesadaran pada rongga mulut, nafsu makan menurun,
compasmentis, pada pemeriksaan mulut demam, dan penekanan sumsung tulang,
kedua klien bibir tampak kering. Pada anemia dll. Seperti diketahui bahwa
responden kasus 1 pemeriksaan penunjang penyebab penyakit leukimia secara umum
didapatkan penurunan pada hemoglobin sebenarnya belum diketahui secara pasti.
dengan hasil 6.9% dan peningkatan pada Tapi ada beberapa faktor yang menjadi
RDW yaitu 17.7%, sedangkan responden penyebab leukimia, yaitu faktor ginetik,
kasus 2 hemoglobin menurun yaitu (8.3) sinar radio aktif dan virus (Handayani &
akan tetapi RDW meningkat (16.6) Hariwibowo, 2008). Leukiami akut
disebabkan mulai dari kelainan kromosom,
Diagnosa keperawatan utama yang muncul paparan polusi, paparan radiasi, dan asap
pada kedua responden adalah defisit rokok.Leukemia merupakan penyakit
nutrisi. Intervensi yang direncanakan klonal, yang berarti satu sel kanker
antara lain pengkajian status nutrisi, abnormal berproliferasi tanpa terkendali,
identifikasi perubahan berat badan, menghasilkan sekelompok sel anak yang
lakukan atau bantu pasien terkait abnormal. Sel-sel ini menghambat sel darah
perawatan mulut sebelum makan, bantu lain di sumsum tulang utnuk berkembang
pasien makan jika tidak mampu, anjurkan secara normal, sehingga mereka tertimbun
pasien makan sedikit tapi sering, kolaborasi di sumsum tulang. Karena faktor-faktor ini,
dengan ahli gizi untuk diet yang tepat bagi leukemia disebut gangguan akumulasi
pasien. Implementasi dilakukan sesuai sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya,
dengan intervensi yang telah direncanakan. sel-sel leukemia mengambil alih sumsum
Sedangkan evaluasi keperawatan pada tualng, sehingga menurunkan kadar sel-sel
kedua responden dengan masalah nonleukemik di dalam darah yang
keperawatan defisit nutrisi teratasi dengan merupakan penyebab berbagai gejala
kriteria yang berbeda pada hari ke 3 umum leukemia (Corwin, 2008).
perawatan dengan kriteria hasil pada
responden 1, Ibu mengatakan anak sudah Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada
tidak mengeluh lemas, mual dan muntah, kedua responden didapatkan data tampak
dan anak sudah bisa menghabiskan makan lemas, kesadaran kompasmentis, pada
yang disediakan dari rumah sakit dan minta pemeriksaan mulut kedua klien bibir
makan seperti biasanya. Data objektif tampak kering. Pada responden kasus 1
responden 1 tampak segar, bibir tampak terdapat nafsu makan menurun, badan
lembab, sudah mau makan, berat badan lemas, suhu tubuh 37,9oC, dan sesak nafas
sebelum sakit 12 kg, berat badan saat sakit terasa sesak dengan frekuensi 28x/menit,
10 kg. Sedangkan pada responden kasus 2, sedangkan pada responden kasus 2 nafsu
data subjektif Ibu mengatakan anak sudah makan menurun, badan lemas dan terdapat
mau makan 5-6 sendok per porsi yang di nyeri luka pada rongga mulut, dalam hal ini

Dwi Nuraini - Dampak Fisiologis Post Kemoterapi Pada Anak Limfositik Leukemia Akut (LLA)
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 120-126 123

seusai dengan teori tanda dan gejala mencegah perubahan rasa yang diakibatkan
dampak fisiologis post kemoterapi pada oleh pemberian terapi kemoterapi
anak yaitu rambut rontok, mual, muntah, (McKinney et al., 2017). Penurunan nafsu
penurunan nafsu makan, luka pada rongga makan dapat juga disebabkan oleh masalah
mulut, demam dan sesak nafas (Fauci et al., tenggorokan, merasa tertekan atau
2011) kelelahan.

Pada responden kasus 1 didapatkan pusing, Pasien dengan kemoterapi juga dapat
badan lemas, mual muntah, dan tidak nafsu menyebabkan sariawan sebesar 30-75%.
makan. Pada responden kasus 2 ditemukan Sariawan terjadi karena kerusakan pada sel
badan lemas, luka pada rongga mulut dan epitel akibat pemberian terapi yang melalui
tidak nafsu makan. Kasus 1 mengalami dua cara yaitu secara lansung dan tidak
penurunan nafsu makan, dan di kasus 2 juga lansung. Secara lansung kemoterapi
mengalami penurunan nafsu makan. mengganggu produksi, kematangan dan
Sebagian besar penurunan nafsu makan penggantian sel epitel. Sedangkan secara
pada anak merupakan akibat dari dampak tidak lansung disebabkan karena depresi
fisiologis post kemoterapi. sumsum tulang akibat pemberian
kemoterapi, yang menyebabkan terjadinya
Kemoterapi merusak sel normal yang neutropenia dan trombositopenia, sehingga
berpoliferasi dengan cepat termasuk sel terjadi peningkatan resiko perdarahan dan
folikel rambut, menyebabkan rambut infeksi (Selwood, 2008).
rontok. Rambut rontok disebabkan oleh
agen kemoterapi bersifat sementara, Kelelahan pada pasien kemoterapi
mencakup rambut diseluruh tubuh, dimulai disebabkan oleh anemia dan penurunan
1-2 minggu setelah pemberian kemoterapi nafsu makan yang menyebabkan
dan rambut akan tumbuh 2-5 bulan setelah berkurangnya kebutuhan energi.
pengobatan berakhir dengan tekstur dan Kemoterapi mengakibatkan terjadinya
konsistensi yang agak berbeda dari pada pelepasan zat sitokin dan interleukin yang
rambut sebelumnya (Selwood, 2008). merangsang hipotalamus untuk
menurunkan rasa lapar yang
Obat kemoterapi menyebabkan iritasi pada mengakibatkan terjadinya penurunan nafsu
mukosa lambung dan duodenum yang makan sehingga kebutuhan energi dalam
kemudian merangsang pusat muntah di tubuh tidak tercukupi (Ballestas & Caico,
sistem saraf pusat. Kemoterapi juga 2014).
menyebabkan aktivitasi sistem saraf pusat
obstruksi, pengosongan lambung terlambat, Terapi definitive leukemia akut adalah
dan reaksi imflamasi. Obat-obat kemoterapi dengan kemoterapi sitotoksik
yang dapat menyebabkan mual dan muntah menggunakan kombinasi obat multiple.
yaitu Methotrexate, Vincristine, Obat sitotoksik bekerja dengan berbagai
Daunorubicin. (Hawkins & Grunberg, 2009) mekanisme namun semuanya dapat
menghancurkan sel leukemia. Pengobatan
Penurunan nafsu makan berhubungan kemoterapi yang dijalani memerlukan
dengan mual dan perubahan rasa yang proses yang lama, berkelanjutan dan
dialami oleh beberapa anak sebagai respons teratur pada anak yang menderita kanker,
terhadapa agen kemoterapi tertentu. pengobatan yang dilakukan menimbulkan
Penurunan nafsu makan dapat ketidaknyamanan seperti masalah fisik
menyebabkan malnutrisi yang yaitu mual, muntah, luka pada rongga
mengakibatkan penurunan berat badan dan mulut, rambut rontok, serta gangguan saraf
mengganggu pertumbuhan. Meskipun tepi seperti kebas dan kesemutan pada jari
antiemetik dapat efektif dalam mencegah tangan dan kaki. Selain efek samping pada
mual dan muntah, namun tidak dapat masalah fisik anak juga akan mengalami

Dwi Nuraini - Dampak Fisiologis Post Kemoterapi Pada Anak Limfositik Leukemia Akut (LLA)
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 120-126 124

masalah psikologis seperti tidak percaya psikologis (mis. Stres, keengganan untuk
diri, gangguan kognitif, kecemasan dan makan, sariawan) gejala dan tanda mayor
depresi (Wilson, 2016). dengan pasien defisit nutrisi berdasarkan
subjektif adalah tidak nafsu makan/nafsu
Pada kasus 1 pemeriksaan penunjang makan menurun. Perbedaan munculnya
didapatkan penurunan pada hemoglobin diagnosis keperawatan defisit nutrisi pada
dengan hasil 6.9% dan peningkatan pada kasus 1 karena mual muntah terus menerus
RDW yaitu 17.7%. hal ini menunjukkan sehingga terjadinya penurunan nafsu
bahwa kasus 1 terjadi anemia karena makan setelah kemoterapi, sedangkan
kekurangan sel darah merah dalam darah, kasus 2 yaitu mengeluh nyeri luka pada
sehingga terjadi mual muntah dan ini wajar rongga mulut setelah kemoterapi dan nyeri
terjadi pada anak dengan leukimia. Kasus 2 muncul saat pergerakan mulut/makan
hemoglobinnya juga menurun yaitu (8.3) sehingga menyebabkan An. M A tidak mau
akan tetapi RDW meningkat (16.6) hal ini makan selama dirawat di rumah sakit.
menunjukan pada kasus 2 terjadi anemia
dan kekurangan sel darah merah sehingga Masalah nutrisi erat kaitannya dengan
terjadi mual muntah. intake makanan dan metabolisme tubuh,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi.
Pemeriksaan laboratorium khusus pada Secara umum faktor yang mempengaruhi
pasien leukimia adalah pemeriksaan darah kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis/
pada saat masuk rumah sakit termasuk psikologis untuk metabolisme basal, faktor
pemeriksaan darah lengkap, darah tepi, patofisiologi seperti adanya penyakit
sumsung tulang, dan pemeriksaan tertentu yang mengganggu pencernaan atau
sitogenetik (Reaman & Smith, 2011). meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor
Hemoglobin dan hematokrit adalah psikologis (mis. Stres atau keengganan
pengukuran yang mengidinkasikan untuk makan, sariawan). Nutrisi adalah zat-
defisiensi berbagai bahan nutrisi. Pada zat gizi dan zat lain yang berhubungan
malnutrisi berat kadar hemoglobin dapat dengan kesehatan, dan penyakit termasuk
mencerminkan status protein. Pengukuran keseluruhan proses dalam tubuh manusia
hemoglobin menggunakan satuan gram / untuk menerima makanan atau bahan-
disiliter dan hematokrit menggunakan bahan dari lingkungan hidupnya dan
satuan persen. Nilai normal hemoglobin menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
pada anak 11.00-13.00 gr/dL dan niali aktivitas penting dalam tubuhnya serta
hematokrit 36-44% (Lowdermilk et al., mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
2016). dikatana sebagai ilmu tentang makanan,
zat-zat dan zat lain terkandung, aksi, reaksi,
Diagnosis keperawatan merupakan dan keseimbanagan yang berhubungan
penilaian klinis terhadap pengalaman atau dengan kesehatan dan penyakit (Potter, P.
respon individu, keluarga, atau komunitas A., Perry, A. G., Stockert, P., & Hall, 2016).
pada masalah kesehatan, atau pada proses Nutrisi merupakan proses pemasuka dan
kehidupan. Diagnosis keperawatan pengelolahan zat makanan oleh tubuh yang
merupakan bagian vital dalam menentukan bertujuan meghasilkan energi dan
asuhan keperawatan yang sesuai untuk digunakan dalam aktifitas tubuh,
membantu klien mencapai kesehatan yang membentuk struktur kerangka dan jaringan
optimas (PPNI, 2016). Diagnosa tubuh, serta mengatur berbagai proses
keperawatan utama yang muncul pada kimia dalam tubuh (Ballestas & Caico,
kedua pasien ini adalah defisit nutrisi. 2014).
Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan Intervensi atau perencanaan dalam
metabolisme. Penyebab defsit nitrisi ada keperawatan merupakan langka berikutnya
yaitu, intake tidak adekuat, dan faktor setelah menentukan masalah keperawatan.

Dwi Nuraini - Dampak Fisiologis Post Kemoterapi Pada Anak Limfositik Leukemia Akut (LLA)
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 120-126 125

Berdasarkan asuhan keperawatan pada meliputi kondisi umum pasien, ekspresi


kedua responden terdapat masalah wajah, tanda-tanda vital (TTV), yang
keperawatan yang sama yaitu defisit meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan,
nutrisi. Pada pengelolaan masalah suhu badan, saturasi oksigen, dan data
keperawatan defisit nutrisi, peneliti penunjang yang dilakukan.
menggunakan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu dengan KESIMPULAN
pengkajian status nutrisi, identifikasi
perubahan berat badan, lakukan atau bantu Masalah keperawatan utama yang muncul
pasien terkait perawatan mulut sebelum pada asuhan keperawatan pada pasien
makan, bantu pasien makan jika tidak limfositik leukimia akut (LLA) post
mampu, anjurkan pasien makan sedikit tapi kemoterapi adalah defisit nutrisi. Evaluasi
sering, kolaborasi dengan ahli gizi untuk yang diperoleh pada kedua pasien selama
diet yang tepat bagi pasien. Penurunan perawatan di ruang anak lantai 1 masalah
nafsu makan pada anak dibutuhkan keperawatan defisit nutrisi pada kasus 1
penanganan tersendiri dibandingkan berhasil teratasi sedangkan kasus 2
dengan orang orang dewasa dalam hal ini masalah hanya teratasi sebagian.
perawat melakukan intervensi
menganjurkan keluarga untuk memberikan UCAPAN TERIMA KASIH
makanan dengan porsi sedikit tapi sering
bertujuan untuk mengurangi sekresi gastrik Dalam studi kasus ini penulis mendapatkan
yang menyebabkan iritasi (Persatuan dukungan dari berbagai pihak. penulis
Perawat Nasional Indonesia, 2018). secara khusus mengucapkan terima kasih
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk yang sebesar-besarnya kepada pembimbing
menentukan diet yang tepat pada anak, yang sudah menyempatkan waktu luangnya
bantu pasien untuk perawatan mulut dan penuh sabar serta cinta kasih dalam
sebelum makan, hal ini karena kondisi membimbing., begitu pula rekan-rekan
orang dan ruangan yang bersih dpat sejawat yang sudah memfasilitasi dan
meningkatkan rasa dan selera makan. Hal mendukung dalam penulisan ini.
ini serupa dengan studi kasus sebelumnya
yang menyampaikan bahwa upaya REFERENSI
pemenuhan kebutuhan pada anak dengan
gastritis adalah dengan menggunakan Ballestas, H. C., & Caico, C. (2014). Pathophysiology of
pendekatan asuhan keperawatan pada Nursing.
anak, yang meliputi pengkajian, diagnosa, Corwin, E. . (2008). Handbook of Pathophysiology.
rencana, implementasi, dan evaluasi Fauci, J. M., Whitworth, J. M., Schneider, K. E.,
(Wilson, 2016). Subramaniam, A., Zhang, B., Frederick, P. J.,
Kilgore, L. C., & Straughn, J. M. (2011).
Implementasi rencana keperawatan Prognostic significance of the relative dose
intensity of chemotherapy in primary
dilakukan selama responden dalam treatment of epithelial ovarian cancer.
perawatan. Implementasi dilakukan sesuai Gynecologic Oncology, 122(3), 532–535.
dengan intervensi yang telah dilaksanakan https://doi.org/10.1016/j.ygyno.2011.05.023
dimulai dengan melakukan pengkajian Handayani, W., & Hariwibowo, A. S. (2008). Buku Ajar
secara komprehensif, terkait keluhan utama Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
pasien yaitu penurunan nafsu makan. Hematolog (Edisi 1). Salemba Medika.
Pengkajian penurunan nafsu makan Hawkins, R., & Grunberg, S. (2009). Chemotherapy-
dilakukan secara lansung kepada pasien induced nausea and vomiting: Challenges and
menggunakan teknik pengkajian opportunities for improved patient outcomes.
wawancara kepada ibu pasien. Setelah Clinical Journal of Oncology Nursing, 13(1), 54–
64. https://doi.org/10.1188/09.CJON.54-64
dilakukan pengkajian keluhan pasien,
dilakukan pengkajian secara objektif, Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2013). Protokol

Dwi Nuraini - Dampak Fisiologis Post Kemoterapi Pada Anak Limfositik Leukemia Akut (LLA)
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 120-126 126

Pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut Keperawatan Indonesia. Persatuan Perawat


Aanak - 2013 (Indonesian Childhood ALL - Nasional Indonesia.
2013 Protocol). Ikatan Dokter Anak Indonesia,
Rahmawati, E., Gamayanti, I., & Setyarini, S. (2016).
2013, 1–36.
Pocket book of anxiety for parents of children
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K., Alden, K. with acute lymphoblastic leukemia.
R., & Olshansky, E. F. (2016). Maternity & International Journal of Research in Medical
women’s health care (11th editi). Elsevier. Sciences, January, 1438–1445.
https://doi.org/10.18203/2320-
McKinney, E. S., James, S. R., Murray, S. S., Nelson, K.,
6012.ijrms20161206
& Ashwill, J. (2017). Maternal-Child Nursing - E-
Book. Elsevier Health Sciences. Reaman, G. H., & Smith, F. O. (2011). Childhood
https://books.google.co.id/books?id=ieAsDgA Leukemia: A Practical Handbook. Springer
AQBAJ Berlin Heidelberg.
https://books.google.co.id/books?id=7PguSZ1
Miller, E., Jacob, E., & Hockenberry, M. J. (2011).
LLq4C
Nausea, pain, fatigue, and multiple symptoms
in hospitalized children with cancer. Oncology Selwood, K. (2008). Side Effects of Chemotherapy. In
Nursing Forum, 38(5). Cancer in Children and Young People: Acute
https://doi.org/10.1188/11.ONF.E382-E393 Nursing Care.
https://doi.org/10.1002/9780470988145.ch4
Musarezaie, A., Khaledi, F., Esfahani, H. N., &
Ghaleghasemi, T. M. (2014). Factors affecting University, O. (2010). Oxford Dictionary of English
quality of life and fatigue in patients with (Third Edit).
leukemia under chemotherapy. Journal of
Wilson, M. H. C. R. D. (2016). Wong’s Essentials of
Education and Health Promotion, 3(June), 64.
Pediatric Nursing (Tenth Edit). Elsevier Health
https://doi.org/10.4103/2277-9531.134778
Sciences.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, T. P. S.
Wolley, N. G. A., Gunawan, S. ., & Warouw, S. M.
(2018). Standar Intervensi Keperawatan
(2016). Perubahan status gizi pada anak
Indonesia. DPP PPNI.
dengan leukemia limfoblastik akut selama
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P., & Hall, A. (2016). pengobatan. E-CliniC, 4(1).
Fundamental of Nursing E-Book. Elsevier. https://doi.org/10.35790/ecl.4.1.2016.11693
PPNI, P. P. N. I. (2016). Standar Diagnosis

Dwi Nuraini - Dampak Fisiologis Post Kemoterapi Pada Anak Limfositik Leukemia Akut (LLA)

Anda mungkin juga menyukai