Artikel Bahasa Indonesia
Artikel Bahasa Indonesia
DISUSUN OLEH :
No Media Bonafide & Nama Pakar dan Judul/Sub Hasil Tulisan/ Liputan/ Pernyataan
Waktu Jabatan Judul
2 Kasus 3 : Yudasil Kasus 3 : Manipulasi Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga
Manipulasi Laporan Keuangan PT membuat komite audit (komisaris) PT KAI
Laporan KAI baru bisa mengakses laporan keuangan
Keuangan PT setelah diaudit akuntan publik. Akuntan
KAI publik yang telah mengaudit laporan
keuangan PT KAI tahun 2005 segera
diperiksa oleh Badan Peradilan Profesi
Akuntan Publik. Jika terbukti bersalah,
akuntan publik itu diberi sanksi teguran atau
pencabutan izin praktik.
2 Kasus 3 : Yudasil Kasus 3 : Manipulasi Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga
Manipulasi Laporan Keuangan PT membuat komite audit (komisaris) PT KAI
Laporan KAI baru bisa mengakses laporan keuangan
Keuangan PT setelah diaudit akuntan publik. Akuntan
KAI publik yang telah mengaudit laporan
keuangan PT KAI tahun 2005 segera
diperiksa oleh Badan Peradilan Profesi
Akuntan Publik. Jika terbukti bersalah,
akuntan publik itu diberi sanksi teguran
atau pencabutan izin praktik.
1. Definisi Fraud
Fraud (kecurangan) merupakan suatu tindakan yang dilakuan secara sengaja untuk tujuan pribadi
atau kelompok, dimana tindakan yang di sengaja tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pihak
tertentu atau instansi tertentu. Dalam kata fraud itu sendiri dapat diartikan dengan baerbagai
makna yang terkandung di dalamnya seperti:
1. Kecurangan
2. Kebohongan
3. Penipuan
4. Kejahatan
5. Penggelapan barang-barang
6. Manipulasi data-data
7. Rekayasa informasi
8. Mengubah opini dengan pemutarbalikan fakta yang aa
9. Menghilangkan barang bukti secara sengaja
Beberapa pendapat para ahli yang telah mendefinisikan tentang fraud ini.
1. Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, bahwa:
“fraud (kecurangan ) merupakan tindakan yang di sengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk
menipu orang lain yang menyebabkan kerugian. Khususnya terjadi misrepresentation (penyajian
yang keliru) untuk merusak, atau dengan maksud menahan data bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan keputusan yang terdahulu.”
Dapat kita tarik kesimpulan dari pendapat para ahli di atas bahwa fraud (kecurangan) merupakan
sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam bentuk perilakunya
untuk melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan.
2. Resiko Fraud
Resiko fraud adalah resiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau institusi karena factor
terjadnya tindakan fraud atau kecurangan yang di sengaja, baik kerugian yang bersifat materi
maupun non materi, diman akerugian materi diukur dai segi finansial dengan mengac pada mata
uang yang dipakai (rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya) dan kerugian non material
menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti menurunnya kepercayaan public
pada perusahaan.
3. Jenis – jenis Fraud
1. Employee fraud (kecurangan pegawai), adalah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai dalam
suatu organisasi kerja.
2. Management fraud (kecurangan manajemen), adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak
manajemen dengan menggunakan laporan keuangan atau transaksi keuangan sebagai
sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang kepentingan (stakeholders) yang
terkait organisasinya.
2. Kecurangan dalam laporan keuangan (fradulent finacial reporting), adalah salah saji atau
pengabaian jumlah dan pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pengguna
laporan, biasanya sering dilakukan oleh manajemen. Contohnya, overstating asset, understating
liabilities.
Kecurangan Laporan Keuangan atau Fraudulent Financial Reporting adalah salah saji atau
pengabaian jumlah dan pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai
laporan keuangan. Kecurangan ini biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih
tinggi dari yang sebenarnya (overstates) terhadap asset atau pendapatan, atau ketika perusahaan
melaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya (understates) terhadap kewajiban dan beban.
Kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh siapa saja pada level apa pun dan siapa pun yang
memiliki kesempatan.
Menurut Sihombing (2014) urutan keterlibatan pelaku dijelaskan sebagai berikut, Senior
manajemen (CEO, CFO, dan lain-lain). CEO terlibat fraud pada tingkat 72%, sedangkan CFO
pada tingkat 43 %. Karyawan tingkat menengah dan tingkat rendah. Mereka dapat melakukan
kecurangan pada laporan keuangan untuk melindungi kinerja mereka yang buruk atau untuk
mendapatkan bonus berdasarkan hasil kinerja yang lebih tinggi. Menurut Wells et al (2011)
kecurangan adalah “ Fraud is criminal deception intended to financially benefit the deceiver (
1993,hal 3 )” yaitu kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi
manfaat keuangan kepada si penipu.
Kecurangan Laporan Keuangan atau Fraudulent Financial Reporting adalah salah saji atau
pengabaian jumlah dan pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai
laporan keuangan. Kecurangan ini biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih
tinggi dari yang sebenarnya (overstates) terhadap asset atau pendapatan, atau ketika perusahaan
melaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya (understates) terhadap kewajiban dan beban.
Kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh siapa saja pada level apa pun dan siapa pun yang
memiliki kesempatan.
Menurut Sihombing (2014) urutan keterlibatan pelaku dijelaskan sebagai berikut, Senior
manajemen (CEO, CFO, dan lain-lain). CEO terlibat fraud pada tingkat 72%, sedangkan CFO
pada tingkat 43 %. Karyawan tingkat menengah dan tingkat rendah. Mereka dapat melakukan
kecurangan pada laporan keuangan untuk melindungi kinerja mereka yang buruk atau untuk
mendapatkan bonus berdasarkan hasil kinerja yang lebih tinggi. Menurut Wells et al (2011)
kecurangan adalah “ Fraud is criminal deception intended to financially benefit the deceiver (
1993,hal 3 )” yaitu kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi
manfaat keuangan kepada si penipu.