Anda di halaman 1dari 10

2

MODUL PERKULIAHAN

Kecurangan
Pelaporan
Keuangan
Definisi, Sifat dan Kasus

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Financial statement fraud Memahami dan mengerti Definisi kecurangan


continues to be a major challenge laporan keuangan, Sifat penipuan laporan
for organizations worldwide, and
keuangan, Kasus kecurangan
the persistence of it in the post-
Sarbanes-Oxley (SOX) era reflects
the severity of financial statement
fraud and the recognition of the
urgent need for anti fraud practice
and education.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Febrian Kwarto, SE., M.Ak.,Ak., CA., ACPA
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Definisi, Sifat dan Kasus
Pendahuluan

Penipuan laporan keuangan terus menjadi tantangan utama bagi


organisasi di seluruh dunia, dan kegigihannya di era pasca-Sarbanes-Oxley
(SOX) mencerminkan tingkat keparahan penipuan laporan keuangan dan
pengakuan akan kebutuhan mendesak akan praktik dan pendidikan anti
penipuan.
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban
manajemen kepada para pemangku kepentingan atau stakeholder. Laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan operasional perusahaan
selama satu periode yang informasi tersebut sangat penting karena dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan para pemangku kepentingan
Apabila informasi dalam laporan keuangan disajikan untuk memenuhi
kepentingan pihak tertentu, maka dapat menimbulkan risiko terjadinya
kecurangan atau fraud karena tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya.
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan ini bisa juga disebut dengan
istilah fraudulent financial reporting
The existence and persistence of tinancial fraud continues to be of
great concern for regulators and the business as well as the investment
community. Since July 2002, the Department of Justice (Do.I) has obtained
nearly 1.300 fraud convictions.
Dalam akuntansi, dikenal dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan ( error)
yang mengandung unsur ketidaksengajaan dan kecurangan ( fraud) yang
bisanya memang disengaja untuk menaikkan harga saham
perusahaan. Kecurangan Laporan Keuangan atau Fraudulent Financial
Reporting adalah salah saji atau pengabaian jumlah dan pengungkapan
yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan.
Kecurangan ini biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tinggi dari yang sebenarnya (overstates) terhadap asset atau pendapatan,
atau ketika perusahaan melaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya
(understates) terhadap kewajiban dan beban. Kecurangan laporan
keuangan dilakukan oleh siapa saja pada level apa pun dan siapa pun yang
memiliki kesempatan.
These figures include convictions of more than 200 chief executive
officers (CEOs) and corporate presidents, more than 120 corporate vice
presidents, and more than 50 chief financial officers' (CFOs). To combat this
problem, the 2002 Sarbanes- Oxley Act (SOX), also known as the Public
Company Accounting Reform and In- vestor Protection Act of 2002, was
signed into law. Despite changes in regulation and oversight, a question
remains: Arc we destined to suffer through more of these types of nefarious
acts? Or more simply, will history repeat itself? Ironically, the answer is yes.
according to the 2008-2009 KPMG Integrity Survey. which suggests the
prevalence of corporate fraud and malfeasance

Pengertian

Pengertian Fraud (Kecurangan) Kesalahan (errors) adalah salah saji atau


kealpaan dalam laporan keuangan yang tidak disengaja, yang dalam
keadaan tersebut para pengambil keputusan dapat berubah keputusannya,

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
keadaan keadaan berikut yang termasuk dalam kriteria kesalahan (errors)
adalah
1) Kesalahan kesalahan dalam pengumpulan atau pemrosesan data
akuntansi yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.
2) Taksiran akuntansi yang tidak benar yang berasal dari salah
penafsiran.
3) Kesalahan-kesalahan dalam penerapan (aplikasi) prinsip prinsip
akuntansi, yang berkenaan dengan jumlah, klasifikasi, dan cara-cara
penyajiannya ataupun pengungkapannya.

FICTITIOUS REVENUE, DOCUMENTATION FORGERY,AND THEFT OF


CORPORATE ASSETS

ZZZZ Best (1987)

Barry Minkow, child genius, started ZZZZ Best as a carpet cleaning service
provider al the age of 15 in his family's garage. He was a millionaire by the
age of 18.17 Minkow's company, ZZ:ZZ Best, went public in 1986 and
eventually reached a market capitalization of over $200 million. Yet the
business scarcely existed and Minkow never ran a profitable operauon.l'' To
accomplish his goals, Minkow created the perception that he had
transformed his company from carpel cleaning IO a building restoration
business. Minkow set up Appraisal Services. a fake company that verified
Z7.:Z.Z Best's business dealings. Meanwhile, a ZZZZ Best vice president
forged all the documents and contracts necessary to support the jobs. To
convince the company's auditor's when they insisted on visiting a
restoration job, Minkow went so far as to rent a building and set il up 10
look like a ZZZZ Best work sire.!"
Penyimpangan (irregularities) adalah salah saji atau penghapusan dalam
laporan keuangan yang disengaja, yang dalam keadaan demikian para

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pengambil keputusan berubah keputusannya. Penyimpangan dalam laporan
keuangan ini biasanya menyesatkan bagi pemakai. Istilah yang biasa
digunakan adalah kecurangan manajemen (management fraud). Kriteria-
kriteria yang termasuk dalam penyimpangan, meliputi :
1) Manipulasi, falsifikasi, dan alterasi catatan-catatan akuntansi atau
dokumen pendukung yang menjadi dasar pembuatan laporan
keuangan.
2) Salah penyajian (misrepresentations) atau penghapusan (omissions)
yang sengaja atas transaksi-transaksi dan informasi penting lainnya.
3) Salah penerapan (misapplication) prinsip prinsip akuntansi terhadap
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, dan pengungkapan yang disengaja

Enron (2001)

While Erlron clearly had more substance that ZZZZ Best, a significant
portion of the company's success was built ou an elaborate foundation of
smoke and mirrors. In 15 years, Enron grew from inception to America's
seventh largest corporation, employing more than 21,000 persons in more
than 40 countries. But the firm's success turned out lo have involved an
elaborate scam.20 While the fall of Enron was due to a failed business
model and spin-off ventures in water, international energy broker age, and
broadband communications, Enron 's demise began when investors became
aware of off-balance sheet partnerships and special-purpose entities that.
hid billions of dollars of losses. In both Enron and Z7.:ZZ Be-st, the external
auditors maintain that they were deceived by their clients and that
important information was witliheld

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ACFE (2016) membagi kecurangan menjadi beberapa jenis, yaitu asset
misappropriation, fraudulent statements, dan corruption. Kecurangan
laporan keuangan atau fraudulent financial reporting termasuk dalam
kategori fraudulent statements. Definisi kecurangan laporan keuangan
menurut ACFE (2020) adalah suatu tindakan yang dilakukan karyawan
secara sengaja untuk menyebabkan salah saji atau kelalaian informasi
bersifat material dalam pembuatan laporan keuangan organisasi.
Kecurangan laporan keuangan dapat dilakukan dengan menyajikan nilai
lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatements) atau menyajikan nilai
lebih rendah dari yang seharusnya (understatements). Contoh salah saji
yang biasa dilakukan adalah melebihkan jumlah aset, penjualan, laba, dan
juga mengurangi jumlah hutang, biaya, dan kerugian
Published statistics on the possible cost of financial statement fraud are only
educated estimates; it is impossible to determine actual total costs since not
all fraud is detected, not all detected fraud is reported, and not all reported
fraud is legally pursued. The reported statistics, however. are astonishing.
The ACFE in its "2002 Report to the Nation on Occupational Fraud and
Abuse" shows that about 6 percent of revenue, or $600 billion, will be lost
in 2002 as a result of occupational fraud and abusc.3z By 2008, that figure
had grown to almost S I trilllion and 7 percent of revenue.33 The report
also found that financial statement fraud was the most costly form of
occupational fraud, with median losses of $2 million per scheme.
Other fraud costs are legal costs, increased insurance costs, loss of
productivity. monthly costs, and adverse impacts on employees' morale.
customers' goodwill, suppliers' trust. and negative stock marker reactions .
An important indirect cosr of financial statement fraud is the loss of
productivity caused by dismissal of the fraudsters and their replacements.
The top management team is typically involved in financial statement fraud,

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
which forces companies to fire experienced top executives and replace them
with less-informed executives.
Although these indirect costs cannot possibly be estimated, they should be
considered when assessing the consequences of financial statement fraud.
Farrell and Healy stated, "The overall cost. or fraud is over double the
amount of missing money and assets.
Financial statement fraud directly damages investors and creditors who are
bound to lose all or part of their investments if such fraud results in a
bankruptcy, near failure, substantial reduction in the stock prices, or
delisting by organized stock exchanges. Financial statement fraud can also
have a significant adverse impact on the confidence and trust of investors,
other market participants, and the public in the quality and integrity of the
financial reporting process. Decreased confidence in the rel iabil ity of
financial statements. Resulting from fraudulent financial activities, affects all
statement users and issuers. Users of fraudulent financial statements will
lose because their financial decisions (e.g., investment in the case of
investors; transactions for suppliers; employment of employees) are made
based on unreliable, misleading financial information. Even a small and
infrequent financial statement fraud can affect investors and creditors as
well as the public's confidence in the quality of the financial report ing
process. Public confidence depends on both the reported actual incidence of
financial statement fraud and the perception of the cxrenr that financial
state·
mcnts arc threatened by fraudulent activities. Thus, even if the actual level
of financial statement fraud may be low, investors and creditors may
perceive that the problem exists. Corporate governance must take proper
action lo improve investor confidence in the financial reporting process

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan teori fraud Triangle terdapat beberapa faktor yang
Mempengaruhi Fraud
 Opportunity 
biasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian inernal di
organisasi tersebut. Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda
individu atau kelompok yang sebelumnya tidak memiliki motif untk
melakukan fraud.
 Pressure
pada sesorang atau individu akan membuat mereka mencari kesempatan
melakukan fraud, beberapa contoh pressure dapat timbul karena masalah
keuangan pribadi, Sifat-sifat buruk seperti berjudi, narkoba, berhutang
berlebihan dan tenggat waktu dan target kerja yang tidak realistis.
 Rationalization 
terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang
mengandung fraud. Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau
merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi
adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelaku
merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi. Dalam
beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku tergoda untuk
melakukan fraud karena merasa rekan kerjanya juga melakukan hal yang
sama dan tidak menerima sanksi atas tindakan fraud tersebut.

Teori ini selanjutnya telah berkembang teori selanjutnya anatar lain teori
Fraud Diamond dan Fraud Pentagon
Fraud Pentagon Awalnya Cressey (1953) memperkenalkan sebuah kerangka
kerja untuk melihat faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan
kecurangan. Kerangka kerja ini disebut dengan istilah fraud triangle yang
terdiri dari tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi
(rationalization). Kerangka kerja ini kemudian dikembangkan oleh Wolfe dan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hermanson (2004) menjadi fraud diamond dengan menambahkan faktor
baru yaitu kemampuan (capability).

Kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan untuk mengetahui dan


memanfaatkan kesempatan melalui posisi yang dimiliki dalam perusahaan
(Artani & Wetra, 2017). Selanjutnya kerangka kerja ini kembali
dikembangkan oleh Horwath (2011) menjadi fraud pentagon. Faktor
tambahan dalam fraud pentagon ini adalah kompetensi (competence) yang
bermakna sama dengan kemampuan (capability), dan arogansi (arrogance)
yang merupakan sikap seseorang yang menganggap segala kebijakan dan
peraturan tidak berlaku bagi dirinya sehingga tidak merasa bersalah apabila
melakukan kecurangan
Kecurangan dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut :
 Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud).
Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji
material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor.
Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non financial.
 Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation). Penyalahagunaan aset
dapat digolongkan ke dalam ‘Kecurangan Kas’ dan ‘Kecurangan atas
Persediaan dan Aset Lainnya’, serta pengeluaran-pengeluaran biaya
secara curang (fraudulentdisbursement).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Korupsi (Corruption). Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah
korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU
Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke
dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery),
pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic
extortion).

Daftar Pustaka
ZABIHOLLAH REZAEE And RICHARD RILEY, FINANCIAL STATEMENT FRAUD
Prevention And Detection, Second Edition

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai