Makalah Pendidikan Akhlak - Kelompok 3
Makalah Pendidikan Akhlak - Kelompok 3
Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa
pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “Pendidikan Tentang Ahlak” bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Pada makalah diuraikan Pembahasan tentang ahlak, seperti
pengertian, pendapat para ahli, dan sebagainya.
Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
dosen selaku pengajar mata kuliah Pendidikan Islam. Oleh karena itu, penulis berterima kasih
kepada Bpk. Ida Abdul Gopar selaku pengajar mata kuliah Pendidikan Islam.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.3. Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................................16
PENUTUP........................................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2. Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang
terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai
makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola
kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
1.3. Tujuan
Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan manfaatnya adalah dapat menciptakan keakraban
hidup antar bangsa dan negara di dunia. Apabila para pemimpin dunia berakhlaq baik, mulia dan
bijaksana, niscaya masyarakat dunia akan merasakan kebahagiaan dan perdamaian.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian akhlak sebagai
berikut :
Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum al din mengatakan bahwa akhlak
adalah : sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
Ibrahim Anas mengatakan akhlak ialah ilmu yang objeknya membahas nilai-
nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik dan buruknya.
Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk.
Contohnya apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik, maka disebut akhlakul karimah dan bila
perbuatan itu tidak baik disebut akhlaqul madzmumah.
A. Akidah
Dalam Islam, akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya yang asasi ialah alquran.
Iman ialah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk
dipercaya dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan.
Tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat
menerangkan bahwa orang itu memiliki akidah atau menunjukkan kualitas iman yang ia miliki.
Karena iman itu bersegi teoritis dan ideal yang hanya dapat diketahui dengan bukti lahiriah dalam
hidup dan kehidupan sehari-hari.Manusia hidup atas dasar kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai
kepercayaan memberikan corak kepada kehidupan. Atau dengan kata lain, tinggi rendahnya nilai
kehidupan manusia tergantung kepada kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan
pertama dalam Islam dimulai dengan iman.
B. Syari’ah
C. Akhlak
Akhlak adalah kondisi mental, hati, batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan
perilaku lahiriyah. Apabila kondisi batin seseorang baik dan teraktualisasikan dalam ucapan,
perbuatan, dan perilaku yang baik dengan mudah, maka hal ini disebut dengan akhlakul karimah
atau akhlak yang terpuji (mahmudah). Jika kondisi batin itu jelek yang teraktualisasikan dalam
perkataan, perbuatan, dan tingkah laku yang jelek pula, maka dinamakan akhlak yang tercela (akhlak
madzmumah). Jadi orang yang tidak berakhlakul karimah adalah laksana jasmani tanpa rohani atau
sama dengan orang yang sudah mati atau disebut dengan mayat yang berasal dari kata maitatun
yang artinya bangkai, sedangkan bangkai lambat laun akan menimbulkan penyakit. Demikian dengan
orang yang tidak berakhlakul karimah, lambat laun akan merusak dirinya dan merusak lingkungan.
2.3. Pembagian Akhlak Dalam Islam
Akhlak dibagi menjadi beberapa macam sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut Ibnu
Qoyyim ada dua jenis akhlak, yaitu:
A. Akhlak Dharuri
Akhlak dharuri adalah akhlak yang asli, dalam arti akhlak tersebut sudah secara
otomatis merupakan pemberian dari Tuhan secara langsung, tanpa memerlukan latihan, kebiasaan
dan pendidikan. Akhlak ini hanya dimiliki oleh manusia-manusia pilihan Allah. Keadaannya
terpelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat dan selalu terjaga dari larangan Allah yaitu para Nabi
dan Rasul-Nya. Dan tertutup kemungkinan bagi orang mukmin yang saleh. Mereka yang sejak lahir
sudah berakhlak mulia dan berbudi luhur.
B. Akhlak Muhtasabi
Akhlak muhtasabi adalah merupakan akhlak atau budi pekerti yang harus diusahakan
dengan jalan melatih, mendidik dan membiasakan kebiasaan yang baik serta cara berfikir yang tepat.
Tanpa dilatih, dididik dan dibiasakan, akhlak ini tidak akan terwujud. Akhlak ini yang dimiliki oleh
sebagian besar manusia. Jadi bagi yang menginginkan mempunyai akhlak tersebut di atas haruslah
melatih diri untuk membiasakan berakhlak baik. Karena usaha mendidik dan membiasakan kebajikan
sangat dianjurkan, bahkan diperintahkan oleh agama, walaupun mungkin tadinya kurang rasa
tertarik tetapi apabila terus menerus dibiasakan maka kebiasaan ini akan mempengaruhi sikap
batinnya juga. Dengan demikian seharusnya kebiasaan berbuat baik dibiasakan sejak kecil, agar
nantinya menjadi manusia yang berbudi luhur, berbakti kepada orang tua dan yang terutama
berbakti kepada perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya.
Adapun pembagian akhlak berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau disebut pula dengan akhlak al karimah (akhlak
yang mulia). Temasuk akhlak al karimah antara lain adalah ridha kepada Allah, cinta dan beriman
kepada-Nya, beriman kepada malaikat, kitab Allah, Rasul Allah, hari kiamat, takdir Allah, taat
beribadah, selalu menepati janji, melaksanakn amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan,
qana’ah (rela terhadap pemberian Allah), tawakkal (berserah diri),sabar, syukur, tawadhu’
(merendahkan diri), berbakti kepada kedua orang tua, dan segala perbuatan yang baik menurut
pandangan atau ukuran Islam.
b. Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah (akhlak tercela) atau disebut pula akhlak sayyi’ah (akhlak yang
jelek). Perbuatan yang termasuk akhlak madzmumah antara lain adalah kufur, murtad, fasiq, riya’,
takabbur, mengadu domba, dengki, iri, kikir, dendam, khianat, memutus silaturrahmi, Durhaka
terhadap orang tua, putus asa dan segala perbuatan tercela menurut pandangan Islam.
Akhlakul Karimah adalah Akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu aturan atau norma
yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta. Pengertian
akhlakul karimah lainnya adalah akhlak yang terpuji baik yang langsung terhadap Allah dengan
melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunah, dan melaksanakan hubungan yang baik
terhadap sesama manusia yang meliputi antara lain :
Ikhlas yaitu melaksanak sesuatu perbuatan yang baik hanya karena Alllah SWT.
Sabar yaitu menerima pemberian dari Allah baik berupa nikmat maupun berupa cobaan.
Tasammuh yaiitu memiliki sifat tenggang rasa, lapang dada, dan memiliki sifat toleransi.
Akhlak madzmumah adalah akhlak yang dikendalikan oleh Syetan dan kita sama sekali
tidak boleh memiliki akhlak yang demikian, karena akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela
dan harus kita jauhi.
1. Al Khianat
Khianat adalah lawan dari amanah yang berarti ia adalah sejelek-jelek akhlaq, salah satu
dari sifat-sifat kemunafikan, oleh karena itu maka Alloh melarangnya dalam Al-Qur’an. Alloh
berfirman (yang artinya) "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Alloh dan
Rasul (Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui." (Q.S. Al-Anfaal : 27).
2. Al Kidzbu
Al kidzbu (dusta) adalah lawan dari as shidqu. Ada satu akhlaq yang sangat mendasar
didalam Islam yaitu As Siddqi (jujur), lawannya adalah al kadzibu (dusta atau bohong). Rasulullah
bersabda: “ setiap mukmin mungkin saja mempunyai sikap yang jelek,. Tetapi yang tidak boleh
adalah al kadzibu (bohong) atau al khianat (khianat). Datang seorang kepada rasulullah dan berkata :
“Ya Rasulullah, mungkinkah seorang mukmin itu penakut, mungkinkah seorang mukmin itu bakhil ?”.
Jawab Rasulullah : “mungkin”. Sahabat kembali bertanya : “Mungkinkah seseorang mukmin al
Kadzab (berdusta) ? Rasulullah menjawab : “Tidak mungkin”.Hadits ini memberikan peringatan
kepada kita, jika ada orang mukmin berbohong (dusta), maka imannya akan menjadi bermasalah.
3. Al Zulmu
Meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya berarti telah berbuat zalim. Orang zalim
adalah orang yang menyimpang dari kebenaran sembari melakukan tindakan yang berlawanan
dengan kebenaran. Dengan kata lain, zalim bermakna melanggar atau menyimpang dari kebenaran
hingga melakukan kebatilan atau kedurhakaan.
Musyrik
4. Al Jubnu
Al – Jubn adalah sifat yang berlawanan dengan as-syaja’ah atau as-syuja’ (berani). Jika
al-Bukhl, banyak pertimbangan, maka al’jubn tidak punya inisiatif, gagasan atau ide apa-apa. Al- Jubn
sama persis dengan ungkapan, takut sebelum melangkah.
5. Al Takbburu
Takabbur (sombong) atau dikenal dalam bahasa syari’at dengan istilah al-kibr adalah
bangga terhadap diri, menganggap rendah orang lain dan tidak mau menerima kebenaran,
menampak-nampakkan keagungan dan kebesaran, merasa agung dan besar. Ia adalah lawan kata
dari tawadhdhu’ atau rendah hati.
Menurut Imam al-Ghazali lagi, takabbur ialah sebuah sifat dalam jiwa yang timbul
daripada memandang diri sendiri. Sifat itu pada kenyataannya menimbulkan sesuatu pengaruh.
Imam al-Ghazali di dalam kitab Ihya’nya telah membahagikan takabbur kepada tiga bahagian:
Jika kesombongan itu terhadap Allah, iaitu tidak tunduk kepada perintah-Nya, maka itulah
kemusyrikan yang sempurna.
Jika kesombongan itu kepada para utusan, iaitu tidak tunduk kepada orang seperti mereka,
maka itu juga kemusyrikan yang sempurna.
Jika kesombongan kepada orang lain agar mereka tunduk dan menghormati. Ini juga
menentang kebesaran Allah, sebab tidak seorang pun selain Allah yang layak ditaati.
Sebagai muslim yang baik, kita tidak boleh melakukan perbuatan apapun yang
merendahkan, mengejek, atau menghina orang lain dalam segi apapun karena hal tersebut dapat
bersikap sakit hati dan dendam.Manusia yang baik selalu memperhatikan dan memberikan
pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini disajikan oleh Rasulullah dalam Hadits
Riwayat Mutaffaqun ‘Alaih.
Hadits :
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling memberi manfaat kepada manusia lain.” (H.R
Mutaffaqun ‘Alaih)
Rasulullah melihat. diutus untuk mengembalikan hak-hak dan martabat manusia yang rusak
dimulai dengan perilaku dan mengangkat derajat seluruh manusia sebagai manusia yang mulia.
Orang yang diarahkan untuk menjadi lembut dan lembut, membantu, dan melindungi yang lemah
karena semua orang yang keberadaannya sama dan hanya dibedakan atas ketakwaannya. Cara
mengasah kepekaan terhadap orang yang lemah adalah dengan mengikuti sifat kasih sayang dan
lembut yang telah diteladankan Rasulullah saw.
Beliau bersabda: (HR Muslim) “Allah itu senantiasa menolong hamba, selagi hamba itu
menolong saudaranya.” dan (HR al-Bukhari) “Engkau lihat kaum mukminin itu dalam kasih sayang,
lemah lembut, dan rasa cinta mereka bagaikan satu jasad atau badan yang sakit salah satu anggota
tubuhnya maka seluruh tubuh yang merasakan demam dan tidak bisa tidur.”
"Maka sebenarnya bersama kesulitan ada kejadian, sebenarnya bersama kesulitan ada,
Maka bersetuju kamu telah selesai (dari urusan), tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain."
Nabi Muhammad melihat. bersabda, “Setiap bayi dalam keadaan fitrah”. Fitrah artinya putih
bersih tanpa dosa. Jiwa yang fitrah itu:
Memiliki kelembutan hati
Mengenal Tuhannya dengan benar
Diambil kepada Tuhan
Mudah menerima kebenaran
Cenderung pada terinspirasi
Menjauhi perbuatan dosa
Merasa tenang hidupnya
Sejalan dengan perjalanan umur manusia, sedikit demi sedikit ia mengotori rohaninya
dengan perbuatan dosa. Nabi Muhammad melihat. bersabda: “Sesungguhnya ketika seorang hamba
melakukan dosa, maka akan muncul noda hitam pada hatinya. Jika ia berhenti dari perbuatan
tersebut, memohon ampun kepada-Nya, dan bertobat, maka ia akan kembali bercahaya. Namun,
jika ia kembali mengulanginya, maka noda hitam itu akan bertambah dan bertambah sehingga akan
menutupi nya ”.Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu melakukan perintah Allah swt. dan
menjauhi segala larangan-Nya.
Contoh: menyembah tuhan selain Allah swt., Memercayai ramalan, menggunakan jimat,
berdoa di kuburan untuk memohon sesuatu. Allah berfirman dalam surah an-Nisa 'ayat 116 bahwa
Allah tidak mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni
dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.Sabda Rasulullah saw.
Allah SWT. berfirman dalam surat al-Isra ayat 23 agar kita baik hati terhadap orang tua, tidak
mengucapkan "ah" atau membentaknya, ucapan perkataan yang baik, serta berdoa untuk mereka.
Hadis Rasulullah saw. (HR al-Bukhari: 5802) “Maukah kalian, aku beri tahu dosa yang paling besar?”
Para sahabat menjawab, “Tentu, ya Rasulullah.” Beliau bersabda, “Syirik kepada Allah dan berani
kepada kedua orang tua”.
Meninggalkan Salat
Shalat = kewajiban.
Tidak melaksanakan salat = meninggalkan kewajiban = dosa besar.
Salat sebagai pembeda antara kaum muslimin dan kafir.
Meninggalkan salat -> diancam dengan neraka Saqar.
Allah SWT. Berfirman dalam surah al-Mudassir ayat 42-43: “Apa yang menyebabkan kamu
masuk ke dalam Saqar?” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang
melaksanakan salat.”
Membunuh = menghilangkan nyawa manusia. Hanya Allah swt. yang berhak atas nyawa
manusia. Orang yang membunuh orang yang beriman dengan sengaja diancam dengan neraka
Jahanam. Allah swt. berfirman dalam surah an-Nisa ayat 93:
“Dan barang siapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya
neraka Jahanam, dia kekal didalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta
menyediakan azab yang besar bagi. ”
5. Bunuh Diri
Termasuk dosa besar karena telah melanggar hak Allah swt. Allah swt. Berfirman dalam al-
Quran surah an-Nisa ayat 29 yang artinya:
“... Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. ”
6. Zina
Zina perbuatan yang menghinakan martabat kemanusiaan sehingga seperti binatang. Zina
termasuk dosa besar dan melarangnya sangat berat.
Pezina Muhsan (Sudah berkeluarga) = Dirajam
Gadis / Perjaka = Cambuk 100 kali
Larangan berzina ada dalam Surat Al Isra ayat 32 yang artinya:
“Dan janganlah kamu menikmati zina; (zina) sungguh sungguh perbuatan keji, dan suatu
jalan yang buruk. ”
7. Riba
Riba merupakan dosa besar karena terdapat unsur penzaliman terhadap orang lain.
Hukumnya haram dan akan masuk neraka. Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah ayat 275 yang
artinya:
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti yang berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka mengatakan bahwa jual
beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang
siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang diperolehnya terlebih
dahulu menjadi identitasnya (terserah) kepada Allah. Barang siapa yang terkait, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. ”
Khamar atau minum keras dan minuman beralkhohol serta berjudi di hukumnya haram bagi
umat Islam. Firman Allah dalam Surah al-Ma'idah ayat 90 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung. ”
9. Mencuri
Mencuri adalah perbuatan tercela yang tentu saja haram hukumnya. Mencuri, merampok,
dan mencopet sama saja mengambil hak orang lain dengan tidak sah. Allah berfirman dalam Surah
al-Ma'idah ayat 38 yang artinya:
“The person-person-of-female-the-man-and-woman”, potonglah tangan (sebagai) balasan
atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa,
Mahabijaksana. ”
11. Berdusta
Berdusta atau berbohong merupakan salah satu tanda orang munafik. Perbuatan tercela ini
haram hukumnya dan wajib dijauhi. Bahkan, janji untuk tidak berdusta termasuk dalam baiat (istilah
untuk upacara pengangkatan atau pelantikan seorang pemimpin) yang dilakukan Nabi Muhammad
saw kepada para wanita saat itu. Allah berfirman dalam Surah al-Mumtahanah ayat 12 yang artinya:
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam Surah al-Hujurat ayat 11 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-mengolok) perempuan lainnya (karena) boleh
jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik di peringkat perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar
yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan
barang siapa tidak bertobat maka mereka bercanda orang yang zalim.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sebenarnya sebagian
prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan oranglain dan janganlah ada diantara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka daging
saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sebenarnya
Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. ”
Memutus silaturahmi keluarga merupakan hal yang dibenci Allah Swt. Rasulullah melihat.
bersabda yang artinya, “Tidak akan masuk ke surga orang yang memutus hubungan kekerabatan (ar-
rahim).” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Allah SWT juga telah memerintahkan kita untuk selalu berlaku baik kepada kerabat atau
keluarga, Surah an-Nisa ayat 36 yang artinya, “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan jemaat baiklah kepada kedua orangtua, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, dan tetangga jauh, teman sejawat,
ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong
dan melakukan diri. ”
15. Murtad
Murtad adalah keluar dari agama Islam dan berpindah ke agama lain. Rasulullah saw
bersabda, “Tidak halal membunuh seorang muslim, kecuali salah satu dari tiga hal. Orang yang telah
menikah yang berzina, ia dirajam. Orang yang membunuh orang Islam dan sengaja, ia menurunkan.
Orang yang keluar dari agama Islam lalu berubah menjadi Allah dan Rasul-Nya, ia berkembang atau
disalib atau dibuang jauh dari negerinya. ” (HR Abu Dawud dan Nasa'i).
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal yang
paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling
baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
3.2. Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W , setidaknya kita termasuk kedalam
golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://shareandcare123.blogspot.com/2015/08/makalah-akhlak-dalam-islam.html?m=1
https://prezi.com/yr2voso4ucy8/berperilaku-terpuji-dan-menghindari-perilaku-tercela/?
frame=a77995dfcf00ba8a80e0202dfd19cd89347bf278
https://www.gurupendidikan.co.id/akhlakul-karimah-adalah/
https://slideplayer.info/slide/3004518/?
_gl=1*uos0dn*_ga*d2o3aGFNWlVqdExYaFBQWm01N2c0WC1GR3o5RzdRM2lnNGNuc2syZGJPRjhuc
DFReW1iWG54b0V5TVZXT0ZxMw..