Anda di halaman 1dari 30

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH (2–5 TAHUN)

A. LATAR BELAKANG

Usia prasekolah merupakan masa kritis dalam tahap

perkembangan. Pada tahap ini anak telah mampu menggunakan simbol-

simbol yaitu menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan

yang akan terjadi, termasuk kemampuan anak dalam belajar

mengendalikan, memanipulasi lingkungan seperti kemampuan adaptasi

terhadap hospitalisasi yang dipengaruhi oleh lamanya dirawat di rumah

sakit, dukungan dan fasilitas. dari keluarga, pengalaman hospitalisasi

sebelumnya, rekreasi dan aktivitas bermain anak (Rudolp, 2002)

Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai

kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan, bukan ordes mini, juga

bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara

sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan

kesehatan secara individual. Anak membutuhkan lingkungan yang dapat

memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar

mandiri. Anak sebagai orang atau manusia yang mempunyai pikiran,

sikap, perasaan dan minat yang berbeda dengan orang dewasa dengan

segala keterbatasan.

Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan

terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah

permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat

pelaksanaan terapi di rumah sakit. Pemberian terapi bermain ini dapat

1
menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak

semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada

sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan

kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kami

melakukan terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan

anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses

penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh kembang anak selama di

Rumah Sakit (Elizabeth B Hurlock, 2009).

Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum

hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena

tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya,

lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan

berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru

pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan /

ketakutan (Carson, dkk, 2012)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan

pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan

bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara

sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain

merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan

perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,

intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang

baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar

berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,

melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
2
serta suara.

Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan

untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi

kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan

baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang

merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama

masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan

untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari terapi bermain ialah untuk mengembangkan

aktifitas dan kreatifitas supaya beradaptasi efektif terhadap stress karena

penyakit dan pengobatannya. Dengan bermain anak dapat mencapai

tugas perkembangannya secara optimal, sesuai tahap perkembangan

walaupun dalam kondisi sakit (Soetjiningsih, 2015).

2. Tujuan Khusus
Secara teoritis tujuan bermain secara khusus ialah:

a. Meningkatkan stimulasi motorik kasar dan halus pada anak

b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna

dalam menunjukkn gambar.

c. Meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia nya

d. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak

usia pre-school.

e. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan

3
sehingga anak tidak kehilangan waktu bermain.

f. Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat

mempercepat proses kesembuhan anak.

g. Mampu berinteraksi dengan tenaga kesehatan

h. Membuat suasana gembira dan senang.

(Wong, 2008)

A. JENIS PERMAINAN

Terapi Bermainn Mewarnai Pada Anak Usia Prasekolah (2-6 Tahun),

dengan tema “Aku dan Cita-citaku”

B. MEDIA

1. Kertas gambar

2. Pensil warna

B. METODE

Metode terapi bermain yang digunakan adalah individu, dimana

sejumlah anak usia preschool di kumpulkan dalam satu permainan. Namun

di dalam permainan ini seorang anak diharapkan bermain secara individu

dalam bentuk perlombaan. Tujuannya: seorang anak dapat berperan

4
individu dalam sebuah permainan dan beradaptasi dengan stres yang

dialami dan lingkungan. Selain itu diharapkan pada anak dapat mengasah

daya kreatifitas kesabaran melalui permainan ini.

C. PESERTA

Anak usia pra sekolah ( 2 - 6 Tahun )

a) Kriteria inklusi

1) Anak usia >3-7 tahun yang mendapat perawatan di Rumah sakit

2) Anak yang dirawat 1-2 hari.

3) Anak dapat diajak berkomunikasi

b) Kriteria eksklusi

1) Mengalami gangguan kesadaran

2) Pasien pasca operasi 24 jam

No. Nama Umur Dx. medis Vital sign KU

D. SETING TEMPAT

Tempat : Ruang Bermain Cempaka RSUD KOTA BEKASI

Seting :

a) Sebelum bermain berikan contoh dahulu kepada anak.

b) Buat anak duduk membentuk sebuah lingkaran.

c) Fasilitator memberikan kertas bergambar yang telah disediakan pada

masing-masing anak, kemudian leader membimbing anak untuk


mewarnainya.

d) Selama jalannya permainan semua fasilitator wajib membimbing

masing-masing anak untuk mewarnai gambar

e) Setelah leader selesai membimbing anak mewarnai gambar, semua

fasilitator mengecek semua kertas gambar yang telah diwarnai anak

f) Berikan reward positif pada semua anak yang telah menyelesaikan

tugas untuk mewarnai gambarnya.

Denah Permainan

Keterangan :

Fasilitator : Anak :

Leader : Observer :

Co Leader :
E. WAKTU PEMBELAJARAN

Hari : ??

Tanggal : ??

Waktu : ??

F. PENGORGANISASIAN

Pembagian tugas :

1. Leader/pemandu : Taupik Rohman

Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu

membuka dan menutup kegiatan ini

2. Co Leader : Tia Ulfayanti

Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara

bermain dalam terapi bermain.


3. Observer : Shevia

Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati,

dan mencatat jalannya terapi bermain.

4. Fasilitator : Rifka, Selly, Sarah, Sukma

Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap

peserta dalam terapi bermain.

5. Dokumentasi : Rebekka

RENCANA PELAKSANAAN
No KEGIATAN RESPON KELUARGA WAKTU

1. Persiapan : a. Ruangan, alat, 10 menit

bahan,

a. Mempersiapkan diri

a. Mempersiapkan anak dan keluarga siap

media & alat yang

akan digunakan

b. Mempersiapkan

tempat untuk

bermain

c. Mempersiapkan

klien

d. Apersepsi
2. Penyampaian materi 20 menit

1. Menjawab salam,
1. Membuka proses terapi
Memperkenalkan diri,
bermain dengan
Memperhatikan.
mengucap kan salam,
2. Bermain bersama dengan
memperkenalkan diri.
antusias dan
2. Menjelaskan pada anak
mengungkapkan
dan keluarga tentang
perasaannya.
tujuan dan manfaat

bermain, menjelaskan

cara permainan.

3. Mengajak anak bermain .

4. Mengevaluasi respon

anak dan keluarga.


3. Penutup a. Menanyakan hasil yang

a. Tanya jawab (Evaluasi) belum jelas dan

b. Menyimpulkan hasil menjawab pertanyaan


10 menit
materi b. Menjawab salam

c. Mengakhiri kegiatan penutup

(Salam)

G. KRITERIA EVALUASI

1) Evaluasi Struktur

Evaluasi Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukan

a. Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator

b. Fasilitator memberikan permainan bola

c. Terapi bermain dilakukan di ruang bermain anak

d. Minta anak untuk bermain bola bersama

e. Berikan waktu 30 menit untuk mewarnai gambar


2) Evaluasi Proses

a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan

tertib dan teratur

b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik

c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam

permainan

d. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal

sampai akhir

3) Evaluasi Hasil

a. Anak merasa aman dan nyaman

b. Mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan

c. Anak dapat menyatakan perasaan senang


DAFTAR PUSTAKA

1. Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatric (Volume 1). Jakarta :

EGC

2. Wong,D.L, Eaton,M.H.,Wilson,D.,Winkelstein,M.L.,Schwartz,P.

2009 Buku Ajar Keperawatan Pediatrik,Volume 2.Jakarta: EGC

3. Hurlock, Elizabeth B.2009. Perkembangan Anak. Jakarta: EGC

4. Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC


LAMPIRAN

MATERI SATUAN ACARA

PENYULUHAN BERMAIN DAN

MEWARNAI GAMBAR

A. PENGERTIAN

Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan

anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana

anak mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang

dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan

dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan

bermain( Soetjiningsih, 2008).

Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan

untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi

kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan

baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang

merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama

masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan

untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009).

B. MANFAAT

Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1. PERKEMBANGAN SENSORI MOTORIK

Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik


merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain

aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Membantu

perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya

meraih pensil.

2. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)

3. KREATIFITAS

Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan

mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang

dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan

mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan

membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang

kreativitasnya untuk semakin berkembang.

4. PERKEMBANGAN SOSIAL

Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi

dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar

memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu

anak untuk mengembangkan hubungan social damn belajar

memecahkan masalah dari hubunga tersebut. Diperoleh dengan

belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam

kelompok.

5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah

laku terhadap orang lain.


6. PERKEMBANGAN MORAL

Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman

menyesuaikan dengan aturan kelompok.

Contoh : dapat menerapkan kejujuran.

7. TERAPI

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai

perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,

cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari

hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor

yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan

permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang

dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat

mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan

relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain

kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak

enak misalnya : marah,takut,benci.

8. KOMUNIKASI

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum

dapat mengatakan secara verbal, misalnya :

melukis,menggambar,bermain peran.

E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1. Social affective play


Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh

lingkungan dalam be ntuk permainan,misalnya orang tua berbicara

memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain anak diharapkan

dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada

disekitarnya,dengan bermain dapat merangsang perabaan

alat,misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan

tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya

mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah

atau ibu

F. MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada

beberapa orang lain yang bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh

anak balita Todler.

2. Paralel play

Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-

masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya

dilakukan oleh anak preischool

Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas

yangsma tetapi belum terorganisasi dengan baik,belum ada

pembagian tugas,anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang

terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya

dilakukanoleh anak usia sekolah Adolesen

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif

terganggu

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan  senang dapat menggunakan

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap eksplorasi

Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.

3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam perminan.

4. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan

berikutnya.

I. KONSEP DASAR ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan

tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat

menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari

motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda,

bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus :

gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan

kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku

cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,

bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku

cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.


4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan

interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat

permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak

pasir, bola, tali, dll.

J. KARAKTERISTIK PERMAINAN SESUAI DENGAN TUMBUH

KEMBANGNYA

1. Usia 0 – 12 bulan

Tujuannya adalah :

1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya

mengisap, menggenggam.

2) Melatih kerjasama mata dan tangan.

3) Melatih kerjasama mata dan telinga.

4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.

5) Melatih mengenal sumber asal suara.

6) Melatih kepekaan perabaan.

7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :

1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.

2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.

3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.

4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.

5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.


2. Usia 13 – 24 bulan

Tujuannya adalah :

1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

2) Memperkenalkan sumber suara.

3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

4) Melatih imajinasinya.

5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam

bentuk kegiatan yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:

1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.

2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir

yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),

balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk

dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.


3. Usia 25 – 36 bulan

Tujuannya adalah ;

1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.

3) Melatih motorik halus dan kasar.

4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,

mengenal dan membedakan warna).

5) Melatih kerjasama mata dan tangan.

6) Melatih daya imajinansi.

7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan :

1) Alat-alat untuk menggambar.

2) Lilin yang dapat dibentuk

3) Pasel (puzzel) sederhana.

4) Manik-manik ukuran besar.

5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang

berbeda.

6) Bola.

4. Usia 32 – 72 bulan

Tujuannya adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.

2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.

3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,

mengurangi.

4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-

pura (sandiwara).

5) Membedakan benda dengan permukaan.

6) Menumbuhkan sportivitas.

7) Mengembangkan kepercayaan diri.

8) Mengembangkan kreativitas.

9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari,

dll).

10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus

dan kasar.

11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang

diluar rumahnya.

12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,

misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.


13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dianjurkan :

1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah

anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting,

air, dll.

2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain

diluar rumah.

5. Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan :

1. Alat olah raga.

2. Alat masak

3. Alat menghitung

4. Sepeda roda tiga

5. Benda berbagai macam ukuran.

6. Boneka tangan.

7. Mobil.

8. Kapal terbang.

9. Kapal laut dsb


6. Usia sekolah

Jenis permainan yang dianjurkan :

1) Pada anak laki-laki : mekanik.

2) Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)

Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca,

seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.

8. Usia remaja

Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

K. BERMAIN DI RUMAH SAKIT

1. TUJUAN

a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat


2. PRINSIP

a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

c. Kelompok umur sama

d. Melibatkan keluarga/orangtua

3. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN

a. Lakukan saat tindakan keperawatan

b. Sengaja mencari kesempatan khusus

4. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

a. Alat bermain

b. Tempat bermain

5. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH

a. Faktor pendukung

Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga

b. Faktor penghambat

Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain


L. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

a. Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai

gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang

sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang

kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan

komunikasi pada anak (Wong, 2009)

b. Manfaat

a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat

terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).


b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,

mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan

motorik halus.

c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.

d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak

suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena

proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya

tidak akurat dan negative.

f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk

meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman

dari rasa marah dan benci.

g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan

metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama

dirawat di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai