Anda di halaman 1dari 3

Quiz Pertemuan 6 Manajemen Risiko

Nama : Christian Bionley Santoso

NIM : 2019051005

Prodi : Teknik Industri

- Soal

Informasi apa yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur dalam
pengukuran risiko?

- Jawaban

Dua dimensi yang diukur dalam pengukuran risiko adalah:

1. Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian selama suatu
periode tertentu.
2. Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut. Artinya
untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi
perusahaan, terutama kondisi finansialnya.

Informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur dalam
pengukuran risiko dibagi berdasarkan jenis pengukuran yang dilakukan:

1. Pengukuran frekuensi kerugian


Untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril (Suatu peristiwa atau event yang
kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) dapat menimpa
suatu jenis objek yang bisa terkena peril selama suatu jangka waktu tertentu, yang
umumnya satu tahun. Maka informasi yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Beberapa jenis kerugian yang dapat menimpa suatu objek.
b. Beberapa jenis objek yang dapat terkena suatu jenis kerugian
Berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat kategori kerugian:
a. Almost nil (hampir nihil atau tidak ada)
b. Slight (sedikit hampir tidak ada)
c. Moderate (sedikit ada)
d. Definite (pasti ada)
Dalam mengukur besarnya suatu risiko sebaiknya menggunakan ukuran Rupiah
(satuan uang). Dari hasil pengukuran resiko tersebut maka kerugian yang menimpa
seseorang atau perusahaan dapat dikategorikan dengan skala sebagai berikut:
1 = Kerugian sangat kecil
2 = Kerugian kecil
3 = Kerugian menengah
4 = kerugian besar
5 = kerugian sangat besar
Pada setiap kejadian yang merugikan, biasanya ada dampak yang langsung dan
dampak yang tidak langsung. Untuk mengukur kerugian langsung yang
ditimbulkan oleh suatu kejadian yang merugikan ada beberapa konsep yang
dapat digunakan, yaitu antaranya nilai perolehan. Selanjutnya untuk mengukur
kerugian tidak langsung antara lain adanya tambahan biaya misalnya berupa
biaya sewa dan berkurangnya pendapatan. Sebagian kerugian langsung sangat
sulit untuk ditentukan.
2. Pengukuran kegawatan kerugian
Untuk mengetahui berapa besarnya nilai kerugian, yang selanjutnya dikaitkan
dengan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.
Beberapa hal atau informasi yang perlu diperhatikkan adalah:
a. Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa atau
event yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung
kerugian).
b. Probalilitas kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa atau event
yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
c. Keseluruhan (agregat) kerugian maksimum setiap tahunnya.

Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak dapat diketahui:

1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.


2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain naik-
turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu.
3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian yang
ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi pengukuran tersebut, antara
lain:

1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial
lebih penting dari pada frekuensinya.
2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko
harus secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama
dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta
kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril.
4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih
parah dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak
diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka
waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya.

Anda mungkin juga menyukai