PENDAHULUAN
1
2
mengalami tingkat kecemasan ringan 12,5% dan yang banyak adalah tingkat
kecemasan sedang dan berat masing-masing 43,8% .
Kecemasan dapat terjadi pada pasien baru atau pasien lama di rawat
jalan maupun rawat inap.Kecemasan yang berat dapat mengurangi efisiensi
individu dalam memenuhi kebutuhanya, mengganggu hubungan antar pribadi,
mengacaukan pikiran, tidak mampu menyelesaikan masalah, dan menganggu
proses kesembuhan (Semiun, 2010; Pieter, Janiwarti, & Saragih, 2011).
Kondisi tersebut tentunya harus mendapatkan perhatian yang cukup serius dari
semua pihak terkait termasuk perawat.Salah satu bentuk pelayanan
keperawatan adalah perilaku caring.
Perawat yang mempunyai kepedulian dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dirumah sakit adalah perawat yang memiliki sikap
caring.Dengan demikian pasien merasa nyaman, aman dan rasa khawatir
akibat penyakit yang diderita menjadi berkurang sehingga pasien memiliki
motivasi sembuh, namun kenyataan dalam praktik masih banyak ditemukan
perawat kurang berperilaku caring terhadap pasien. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Sanria (2010) didapatkan data bahwa perilaku
caring humanistic perawat di RS Islam Sultan Agung Semarang sebagian
besar dalam kategori kurang yaitu 59,2%. Perilaku caring altruistic sebagian
besar baik yaitu 56,3% namun terdapat beberapa perawat masih menunjukan
perilaku caring rendah. Penelitian yang dilakukan Buton (2010) didapatkan
datakepuasan pasien terhadap caring perawat rata-rata skornya adalah 51,19,
dan skor rata-ratamotivasi sembuh adalah 28,74. Hasil penelitian dinyatakan
terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan pasien atas tindakan caring
perawat dengan motivasi sembuh.
Penelitian lain yang dilakukan Gaghiwu (2013) mengatakan terdapat
hubungan antara perilaku caring perawat dengan stress hospitalisasi pada anak
usia toddler. Perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang
lain, keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku caring atau kasih sayang dalam menjalankan fungsi dan perannya.
Keperawatan dan caring merupakan suatu hal yang tak terpisahkan. Pada saat
3
cemas pada bulan juni 12,4 % dan meningkat pada bulan Juli sebesar 13,45 %.
Kecemasan masuk dalam diagnosa keperawatan urutan ketiga terbanyak di
Poliklinik Paviliun Garuda. Jumlah kunjungan pada bulan Juni 12286 dan Juli
10085. Jumlah kunjungan pasien baru pada bulan Juni 689 (5,3% dari jumlah
kunjungan) dan Juli 690 (6,8% dari jumlah kunjungan). Rata-rata jumlah
pasien rawat jalan garuda perbulan periode Agustus-Oktober 11575
pengunjung dengan rata-rata pasien baru 658 (6%) perbulan. Sedangkan rata-
rata jumlah pasien rawat jalan umum perbulan periode Agustus-Oktober
11800 pengunjung dengan rata-rata pasien baru 378 (3%) perbulan. Rawat
jalan garuda memiliki jumlah pasien baru dua kali lebih besar dibanding rawat
jalan umum dengan jumlah kunjungan yang relative sama.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di rawat jalan RSUP Dr.
Kariadi Semarang, pasien baru tampak menanyakan pertanyaan yang sama
beberapa kali sehingga perawat perlu memberikan penjelasan yang sama
beberapa kali. Waktu yang digunakan untuk berkomunikasi antara perawat dan
pasien sangat sedikit terutama saat banyaknya jumlah pasien.Perawat lain tampak
sibuk melayani pasien lain sesuai dengan poli yang menjadi tanggungjawabnya,
sehingga apabila pasien baru masih membutuhkan penjelasan harus menunggu
perawat yang bertugas pada poli masing-masing. Pasien baru tampak lebih cemas
daripada pasien lama.
Pada hasil wawancara 10 orang pasien baru yang peneliti jumpai,
sebanyak 6 orang (60%) merasa cemas dan 4 orang (40%) mengatakan biasa-
biasa saja. Salah satu penyebab kecemasan yang dialaminya selain cemas akan
penyakitnya, mereka juga mengatakan bahwa perawat perawat kurang tanggap
dalam menyelesaikan keluhan pasien, petugas yang tidak memberikan informasi
yang jelas dan mudah dimengerti. Dari 10 kuesioner yang diisi oleh pasien baru, 2
diantaranya (20%) mengeluh perawat yang kurang tanggap, kurang cepat, dan
kurang ramah terhadap pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan. Upaya
perbaikan kualitas pelayanan perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang terus
dilakukan.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkanuraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan prioritas
masalahnya sebagai berikut: “bagaimanahubungan caring perawat dengan
tingkat kecemasan pasien baru di Rawat Jalan RSUP Dr Kariadi Semarang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pemelitian ini adalah mengetahui hubungan caring
perawat dengan tingkat kecemasan pasien baru di Rawat Jalan RSUP Dr
Kariadi Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik pasien baru di Rawat Jalan RSUP Dr
Kariadi Semarang.
b. Mendeskripsikan caring perawat di Rawat Jalan RSUP Dr Kariadi
Semarang.
c. Mendeskripsikan tingkat kecemasan pasien baru di Rawat Jalan RSUP
Dr Kariadi Semarang.
d. Menganalisis hubungan caring perawat dengan tingkat kecemasan
pasien baru di Rawat Jalan RSUP Dr Kariadi Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang
berharga bagi pasien, perawat dan institusi pelayanan kesehatan.
1. Manfaat bagi pasien
Hasil penelitian ini diharapkan agar pasien baru rawat jalan mampu
memotivasi dirinya dalam proses pengobatan dan mengabaikan
6
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian penelitian
No Nama Judul Metoda Variabel Hasil
1 Ragil Wahyuni Penelitian Variabel Ada hubungan antara
(2012), Faktor obsevasional independen: tingkat tingkat pengetahuan,
yang berhubungan analitik pengetahuan, sikap, sikap, komplikasi,
dengan tingkat Cross Sectional komplikasi, kadar kadar gula darah dan
kecemasan pada Study gula darah dan tingkat kemampuan
pasien diabetes Analisi data tingkat kemampuan mengatur pola makan
mellitus tipe II di menggunakan Uji mengatur pola dengan tingkat
RS Bhayangkara Chi-Square makan kecemasan pada pasien
Andi Mappa Teknik sampling Variabel dependen: diabetes mellitus tipe II
Oudang Makassar Quota sampling tingkat kecemasan di RS Bhayangkara
Andi Mappa Oudang
Makassar
2 Abdul (2013), Penelitian Variabel Ada hubungan yang
Hubungan perilaku obsevasional independen:caring signifikan perilaku
caring perawat analitik perawat caring perawat dengan
dengan tingkat Cross Sectional Variabel dependen: tingkat kepuasan
kepuasan pasien Study tingkat kepuasan pasien rawat inap
rawat inap Rumah Analisi data pasien Rumah Sakit
Sakit menggunakan Uji
fisher
Teknik sampling
Accidental
sampling
3 Lidia Gaghiwu Penelitian Variabel Ada hubungan antara
(2013), Hubungan deskriptif analitik independen: perilaku perilaku caring
perilaku caring Cross Sectional caring perawat perawat dengan stress
perawat dengan Study Variabel dependen: hospitalisasi pada anak
stress hospitalisasi Analisi data stress hospitalisasi usia toddler di irina E
pada anak usia menggunakan Uji pada anak usia BLU RSUP Prof. Dr.
7