Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS LITOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI BERDASARKAN CITRA

LANDSAT PADA AREA PROSPEK PANASBUMI GUNUNG TELOMOYO


DAN SEKITARNYA,
KABUPATEN MAGELANG, PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh :
Zendi Agista*, Prakosa Rachwibowo*,Yoga Aribowo*,
(corresponding email: agistazendi@yahoo.co.id)

* Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRAK

Komplek Gunung Telomoyo merupakan salah satu daerah prospek


panasbumi di Indonesia ditandai dengan munculnya manifestasi panasbumi di
sekitarnya. Komplek Gunung Telomoyo terletak di Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Magelang. Secara fisiografis terletak pada Zona Solo. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang model sistem panasbumi
komplek Gunung Telomoyo berdasarkan data litologi, struktur geologi dari
kenampakan citra satelite. Metode penelitian meliputi interpretasi citra,
pengamatan lapangan yang dilanjutkan dengan metode analisis.
Dari hasil interpretasi citra satelite, didapatkan interpretasi litologi,
geomorfologi dan pola kelurusan (lineament). Citra landsat yang digunakan yaitu
citra komposit saluran 4R, 5 G, 7B. Proses interpretasi citra ini menggunakan unsur
– unsur dasar interpretasi citra seperti warna, bentuk, tekstur, rona, pola dan
bayangan ditambah dengan interpretasi geologi yang meliputi relief atau
morfologi. Interpretasi litologi didapatkan litologi lava, piroklastik dan alluvium.
Struktur geologi hasil interpretasi citra satelit meliputi, struktur sesar, struktur
runtuhan (collapse) dan kelurusan (lineament). Struktur permukaan dianalisis
melalui kerapatan lineament di permukaan dengan metode FFD (Fault Fracture
Density). Berdasarkan peta FFD, diketahui bahwa daerah prospek panasbumi
berada di daerah Candiumbul, Kendal Duwur, Keningar, Gunung Telomoyo,
Candidukuh, dan baratlaut daerah penelitian. Analisis struktur geologi dari
lineament menggunakan diagram roset diketahui arah umumnya yaitu barat – laut,
timurlaut-baratdaya. Berdasarkan analisis petrografi, litologi penyusun berupa
lava andesit dan piroklastik.
Berdasarkan survey lapangan, sistem panasbumi Gunung Telomoyo yang
menjadi heat source berasal dari magma andesit – basaltik, lalu reservoir area
panasbumi Gunung Telomoyo terdapat pada batuan piroklastik, dan cap rock nya
yaitu lava andesit.

Kata Kunci: litologi, lineament, Fault Fracture density, sistem panasbumi


I. PENDAHULUAN kemunculan manifestasi panasbumi
Komplek Gunung Telomoyo ke permukaan berupa mataair hangat
merupakan salah daerah prospek dan alterasi batuan. Manifestasi
panasbumi ditunjukkan dengan panasbumi di Gunung Telomoyo

1
terdapat di daerah Candi Dukuh, Secara administratif Gunung
Candi Umbul, Sepakung dan Kendal Telomoyo melewati Kecamatan
Duwur. Ngablak, Kecamatan Grabag dan
Dalam tahapan eksplorasi Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
panasbumi dilakukan beberapa Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
tahapan, salah satunya yaitu tahap
pendahuluan. Pada tahapan ini III. MAKSUD DAN TUJUAN
dilakukan kajian tentang morfologi Penelitian kali ini memiliki
dan kondisi geologi menggunakan maksud yaitu interpretasi citra
teknologi citra satelit dan pemetaan daerah panasbumi Gunung
geologi. Analisis citra satelit Telomoyo dan sekitarnya, membuat
meliputi pengumpulan analisis dan peta Fault Fracture Density dan
penyajian data yang berhubungan mengidentifikasi urutan batuan dan
dengan informasi kondisi struktur geologi yang ada di daerah
geomorfologi, interpretasi struktur penelitian. Sedangkan tujuannya
geologi, dan litologi untuk yaitu mengetahui litologi, pola
memperkirakan batasan daerah kerapatan struktur geologi dan
prospek panasbumi. mengetahui model konseptual sistem
panasbumi yang ada di daerah
II. LOKASI PENELITIAN penelitian.
Lokasi penelitian terlretak di
daerah Gunung Telomoyo dan IV. GEOLOGI REGIONAL
sekitarnya, Kabupaten Magelang, Secara fisiografi Komplek
Provinsi Jawa Tengah. Secara Gunung Telomoyo termasuk dalam
geografis terletak pada koordinat Zona Solo. Barisan Gunungapi
geografis 110°22’30” – 110°26’00” Merapi – Telomoyo menempati
BT dan 7°16’30” – 7°21’30” LS. ujung barat dari Zona Solo
Pada pembagian quadrangle peta (Bemmelen, 1949). Zona ini
topografi Indonesia, daerah terbentuk pada suatu kompleks
penelitian terletak pada lembar peta gunungapi yang memanjang berarah
47/XLI.d (75d). Lokasi penelitian baratlaut-tenggara yaitu rangkaian
terletak dengan posisi koordinat Gunung Ungaran – Gunung
UTM yaitu X = 422000 – 437000 Telomoyo - Gunung Merbabu -
TM dan Y = 9185000 – 9193000 Gunung Merapi yang berada pada
UM. (Gambar 1) lingkungan geologi vulkanik
Kuarter.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Gunung Telomoyo, Salatiga dan sekitarnya.

2
Gunung Telomoyo terbentuk dan pengecekan lapangan (Field
di atas runtuhan lereng Gunung check) dan analisis data geologi.
Soropati (1300 meter). Gunung Dalam studi literatur dilakukan
Soropati adalah gunungapi di deretan pengumpulan beberapa referensi
Ungaran-Soropati-Merbabu-Merapi. tentang geologi daerah penelitian dan
Menurut Bemmelen (1941) aktif tulisan yang membahas tentang
pada jaman Plistosen Tengah-Atas sistem panasbumi daerah penelitian.
yang kemudian runtuh karena letusan Dari studi literatur ini didapatkan
dan collapse di lereng bagian timur informasi data – data citra dan
dan meninggalkan depresi berbentuk geologi dari penelitian PSDG, 2010
U. Gunung Soropati saat ini tentang Sistem Pansbumi daerah
hanyalah sebagai dinding kaldera, Candi Umbul-Telomoyo.
lalu menjelang Holosen, gunung Interpretasi citra satelit
Telomoyo (1894 mdpl) terbentuk di dilakukan untuk mengetahui bentuk
dinding runtuhan Soropati. Menurut – bentuk morfologi yang nanti akan
Bemmelen, 1949 asal magma dari dijumpai dilapangan dan juga
Gunung Soropati yaitu olivine mengetahui kelurusan struktur
basaltic, sedangkan pada Telomoyo geologi yang ada didaerah penelitian.
telah mengalami diferensiasi menjadi Interpretasi yang dilakukan berupa
lebih asam (augite-hypersthene- litologi, geomorfologi, dan penarikan
hornblende andesites). kelurusan. Pada tahap interpretasi
Struktur regional menurut Van ini, nanti akan dibuat suatu peta FFD
Bemmelen bahwa G. Ungaran, G. (Fault Fracture Density) dari suatu
Seropati-Telomoyo, G. Merbabu dan penarikan kelurusan yang memiliki
G. Merapi adalah gunungapi yang fungsi untuk mengetahui daerah
muncul di sebuah sesar besar yang yang memiliki densitas struktur
menjadi batas timur bagian sempit tertinggi yang berasosiasi dengan
Jawa Tengah. Sesar ini berarah utara pusat pergerakan fluida.
– baratlaut dan Selatan – Tenggara. Tahap pengecekan lapangan
Struktur Geologi yang adalah melakukan pengecekan
berkembang yaitu struktur rim kenampakan yang ada di lapangan
kaldera dan sesar – sesar normal dengan data interpretasi citra yang
berarah baratdaya-timurlaut yang sudah dilakukan dan mencari
terbentuk akibat aktivitas informasi fakta data geologi yang
G.Soropati-Telomoyo, serta sesar- ada di daerah penelitian.
sesar mendatar berarah relative Analisis data geologi berupa
utara-selatan dan baratlaut-tenggara analisis petrografi dan petrologi,
yang merupakan struktur regional vulkanostratigrafi, dan analisis pola
dan sebagian sudah ditutupi oleh struktur geologi dari data hasil
produk yang lebih muda. pengecekan lapangan. Sehingga dari
semua data yang telah dikumpulkan
V. METODOLOGI nantinya akan dibuat suatu model
Metode yang digunakan dalam konseptual sistem panasbumi
penelitian ini yaitu terdiri dari studi Gunung Telomoyo.
literature, interpretasi citra satelite

3
VI. HASIL dan PEMBAHASAN tidak terlalu tajam. Metode yang
6.1 Pengolahan Data Citra Satelit digunakan untuk koreksi radiometrik
Sebelum melakukan tahapan ini yaitu dengan metode penyesuaian
interpretasi maka dilakukan terlebih histogram. Dari histogram ini, dapat
dahulu pengolahan data citra. diketahui seluruh nilai piksel
Pengolahan data dilakukan karena terendah pada setiap saluran. Nilai
citra yang digunakan pada penelitian piksel terendah pada suatu scene
kali ini merupakan data mentah yang seharusnya memiliki nilai nol,
memiliki kesalahan sistematik apabila nilai tersebut bukan nol maka
selama proses perekaman citra. nila perbedaan (offset) tersebut
Sehingga harus dilakukan restorasi dipandang sebagai hasil dari
dan kalibrasi citra terlebih dahulu. hamburan atmosfer.
Proses pengolahan data citra ini b. Pemotongan (crop)
dilakukan dengan menggunakan Pemotongan citra dilakukan
bantuan software Ermapper v.7.0. untuk mendapatkan daerah penelitian
Karakteristik citra yang dengan maksud pengolahan data
digunakan dalam penelitian kali ini yang lebih terfokus dan lebih terinci
adalah Landsat 7 ETM+, koordinat pada daerah yang akan dianalisis.
datum WGS 84, daerah Jawa Tengah Pemotongan citra ini dilakukan pada
dan sekitarnya, path 120/65 dengan daerah area panasbumi Gunung
resolusi ±30 meter hasil perekaman Telomoyo dan sekitarnya
21 Agustus 2003 dari situs berdasarkan koordinat yang terdapat
http://www.usgs.glovis.us.(Gambar2) pada peta RBI dengan proyeksi UTM
Pengolahan data yang (Universal Transfer Mercator).
dilakukan pada citra landsat 7 ETM+ c. Pembuatan Citra Komposit
ini yaitu koreksi radiometric, (Fusi Band)
pemotongan (cropping) citra, fusi Pembuatan citra komposit ini (fusi
band dan filtering. band) berguna untuk meningkatkan
kemampuan interpretasi citra
komposit multispektral sehingga
Path 120/65 menghasilkan data baru yang
kompositnya meningkat.
Metode yang digunakan dalam
pembuatan fusi band ini yaitu
metode penggabungan multispasial.
Fusi multispasial merupakan
penggabungan band – band yang
memiliki resolusi berbeda.
Penggabungan dilakukan pada citra
Gambar 2. Tampilan Citra Landsat 7 ETM+
daerah Jawa Tengah yang masih data landsat 7 +ETM yang memiliki band
mentah. (sumber http://www.usgs.glovis.us). multispectral resolusi 30 m dan band
a. Koreksi Radiometrik pankromatik resolusi 15 m.
Koreksi radiometric merupakan Pembuatan citra komposit daerah
teknik perbaikan citra satelit untuk penelitian menggunakan saluran
menghilangkan efek atmosferik yang band 457 RGB (Lampiran 1).
mengakibatkan kenampakan bumi Saluran ini digunakan karena saluran

4
band ini bekerja pada gelombang mempertajam detail permukaan
inframerah tengah yang aplikasinya bumi. Dengan melakukan filtering,
diarahkan untuk pemetaan geologi maka objek struktur geologi dapat
maupun struktur geologi. lebih ditonjolkan dari objek lain
d. Filtering disekitarnya. Proses pemfilteran pada
Filtering dilakukan untuk kali ini menggunakan filter high –
menghaluskan, menonjolkan, dan pass(sharpeen3).
(A) Before (B) After

Gambar 3. Perbandingan citra landsat yang telah dilakukan filter high-pass (b) dengan
yang belum dilakukan filtering.
6.2 Interpretasi Citra Satelit beberapa pemukiman yang ditandai
a. Interpretasi Geomorfologi dengan warna hijau.
Geomorfologi daerah penelitian 3. Alluvial/Rawa
berdasarkan kenampakan citra Memiliki tekstur yang sangat
landsat 7+ETM dibagi menjadi 3 halus dengan rona berwarna gelap
satuan yaitu bentangalam vulkanik, pada citra satelit. Pada daerah
bentangalam denudasional dan penelitian terdapat di bagian
alluvial/rawa. baratlaut pada peta. Diinterpretasikan
1. Bentangalam Vulkanik ini merupakan sebuah danau atau
Pada citra landsat rawa yang ada didaerah Gunung
kenampakannya yaitu memiliki relief Telomoyo.
yang khas yaitu bentukan cembung b. Interpretasi Litologi
keatas dan menyerupai kerucut, Interpretasi litologi berdasarkan
terdapat pola aliran yang disebabkan citra landsat 7+ETM, didapatkan tiga
oleh aliran lava akibat erupsi macam satuan litologi di daerah
vulkanik. Citra daerah penelitian penelitian yaitu lava, piroklastik dan
terdapat bentuk cekungan yang ada alluvium. Kenampakan lava pada
didekat Gunung Telomoyo. citra landsat yaitu memiliki bentuk
Diinterpretasikan ini merupakan dan pola khas dari suatu aliran lava
suatu kawah atau kaldera yang dengan tekstur halus-kasar.
diakibatkan oleh aktivitas vulkanik. Piroklastik pada citra landsat
2. Bentangalam Denudasional memiliki tekstur citra yang relative
Kenampakkannya pada citra satelit kasar berwarna coklat hijau cerah,
yaitu memiliki tekstur sedang-kasar, morfologi lebih terjal dan memiliki
rona cerah dengan warna putih vegetasi sedikit. Sedangkan alluvial
kekuningan, bentuklahan pada citra landsat memiliki tekstir
bergelombang-berbukit, terdapat yang sangat halus yang berada di
daerah dataran dan berwarna hitam.

5
Gambar 4 Peta hasil interpretasi geomorfologi (kiri) dan Peta interpretasi litologi
area Gunung Telomoyo dan sekitarnya.
6.3 Geologi Daerah Penelitian dan pembagian satuan ini bisa dilihat
a. Geomorfologi pada peta geomorfologi Gunung
Secara umum daerah penelitian Telomoyo dan sekitarnya pada
merupakan daerah bentangalam lampiran 2.
vulkanik Gunung Telomoyo. b. Stratigrafi
Kenampakan ini berdasarkan hasil Daerah penelitian di dominasi
pengecekan lapangan setelah hasil endapan vulkanik Kuarter yang
dilakukan tahapan interpretasi. berasal dari kompleks gunungapi di
Berdasarkan kenampakan morfologi sekitarnya. Litologi yang ada
yang ada dilapangan, daerah didaerah penelitian terdiri dari,
penelitian dapat dibagi menjadi 5 satuan breksi satuan lava dan
satuan geomorfologi: alluvium.
1. Satuan Bentuklahan Satuan Breksi
Perbukitan/Punggungan Breksi yang dijumpai didaerah
dinding Kaldera penelitian terdapat di Sepakung,
2. Satuan Bentuklahan Dataran Kalipancur, Candi Umbul, dan Candi
Kaldera Dukuh. Satuan ini merupakan satuan
3. Satuan Bentuklahan Dataran yang tua di daerah penelitian.
Kaki Gunungapi. Satuan ini terdiri dari breksi
4. Satuan Bentuklahan Kubah piroklastik dengan massa dasar
Lava berupa tuff ukuran butir (1/16 - 2
5. Satuan Bentuklahan Cekungan mm)matrix supported, fragmen
Rawa Belakang. andesit yang berwarna abu-abu
Dalam pembagian satuan dengan bentuk menyudut hingga
geomorfologi ini didasarkan atas menyudut tanggung (angular-
morfogenesa dari bentuk lahan yang subangular),sortasi buruk, tingkat
ada. Pembagiannya berdasarkan pelapukan sedang, tebal lapisan 1-3
klasfikasi Budi Brahmantyo,2006 m. Berdasarkan klasifikasi Schmid,

6
1981, dalam Fisher and Schmincke, berbeda dengan ciri – ciri berwarna
1983 litologi ini dinamakan breksi abu – abu gelap, dijumpai lubang-
piroklastik. lubang gas, holokristalin, porfiritik,
Lalu diatas lapisan breksi dan komposisi utama yaitu
piroklastik dijumpai litologi plagioklas, horblende dan sedikit
lapillituff yang memiliki warna abu – kuarsa.
abu keputihan, matrix supported, Berdasarkan pengamatan
massa dasar berupa tuff, butiran petrografi litologi lava di STA 12
berukuran debu halus-kasar (1/16- dan STA 3, tersusun oleh fenokris
2mm), selang seling dengan breksi yang tertanam dalam massa dasar
piroklastik, dimensi ketebalan 50 cm berupa mikrolit feldspar. Fenokris
- 150 cm, berdasarkan klasifikasi berupa mineral plagioklas 50% (F6),
Schmid, 1981, dalam Fisher and klinopiroksen 15% (D8),
Schmincke, 1983, dinamakan dengan orthopiroksen 5%(B6), dan mineral
lapilli tuff. Berdasarkan mekanisme opak 2% (gambar 5).
pembentukannya, satuan ini
terbentuk oleh mekanisme aliran
piroklastika dan jatuhan piroklastika
seperti terlihat pada penampang
litologi daerah kalipancur(STA20)
lampiran 3.
Pada daerah Sepakung, terdapat
endapan piroklastik yang memiliki
warna coklat, memiliki fragmen
berupa kerikil hingga kerakal,
matriks tuff, terpilah buruk.
Berdasarkan klasifikasi Fisher and
Scminke, 1983, litologi ini Gambar 5. Sayatan petrografi lava
dinamakan breksi piroklastik. andesit STA 12 dengan pengamatan
Lava menggunakan perbesaran 4x.
Satuan ini memiliki penyebaran Alluvial
yang luas di daerah penelitian. Alluvial yang terdapat di daerah
Memiliki penyebaran sekitar 47 % penelitian yaitu di Rawa Pening.
dari area G. Telomoyo dan Endapan ini tersebar di sungai –
sekitarnya. Karakteristik lava yang sungai yang mengalir ke rawa
dijumpai di daerah penelitian pening. Endapan ini berwarna abu –
memiliki ciri megaskopis berwarna abu, sortasi buruk dan kemas terbuka
abu – abu, struktur massif tekstur dan terdapat soil hasil pelapukan lava
holokristalin, subhedral, porfiritik andesit.
komposisinya terdiri dari plagioklas, c. Fasies Vulkanik
dan hornblende. Karakteristik lava Fasies Vulkanik daerah
ini isa dijumpai di daerah lereng penelitian berdasarkan pembagian
Gunung Telmoyo(STA 3), STA 8 fasies gunungapi oleh Bogie &
dan STA 23. Mackanzie ,1998 terdiri dari 4 fasies
Lalu pada daerah Tolokan, vulkanik yaitu fasies sentral, fasies
dijumpai karakteristik lava yang proksimal, fasies distal dan fasies

7
medial. Identifikasi fasies vulkanik Candiumbul dan
daerah penelitian berdasarkan Candidukuh(Gambar 6).
geomorfologi dan vulkanostratigrafi. Fasies Distal
Hasil dari identifikasi ini terlihat Fasies distal merupakan
pada peta fasies vulkanik daerah kawasan yang berada didataran
Gunung Telomoyo dan sekitarnya vulkanik. Kenampakan pada peta
pada lampiran 4. topografi, daerah ini memiliki kontur
Fasies Sentral yang landai. Berdasarkan analisis
Fasies ini merupakan tempat vulkanostratigrafi, litologi yang
keluarnya magma dari dalam bumi dijumpai di fasies ini yaitu alluvial
ke permukaan. Berdasarkan analisis dan batuan non gunungapi, seperti
litologi menurut klasifikasi fasies endapan sungai atau endapan rawa.
Bogie dan Mackanzie, fasies ini Pada daerah penelitian, daerah ini
dicirikan dengan keterdapatannya berada di Banyubiru dan Rawa
batuan vulkanik berupa aliran lava. Pening(Gambar 6).
Pada daerah penelitian fasies ini
terdapat di Gunung Kelir dan
Gunung Telomoyo (Gambar 6).
Fasies Proksimal
Fasies ini merupakan kawasan
gunungapi yang dekat dengan fasies
sentral. Fasies ini pada peta topografi
dicirikan dengan kontur yang rapat.
Berdasarkan analisis litologi menurut
klasifikasi fasies Bogie dan
,Mackenzie 1998, fasies ini sangat
didominasi oleh litologi aliran lava,
breksi vulkanik dan perselingan lava Gambar 6. Kenampakan Fasies
dengan batuan piroklastik. Pada Vulkanik daerah penelitian menurut
daerah penelitian fasies ini terdapat klasifikasi fasies Bogie dan ,Mackenzie
pada daerah lereng G.Telomoyo, G. 1998
Gajah dan bagian timur dari daerah d. Struktur Geologi
penelitian(Gambar 6). Identifikasi struktur geologi
Fasies Medial daerah penelitan dilakukan dengan
Fasies medial merupakan cara pengamatan pola kelurusan dari
kawasan kaki gunungapi. ). gabungan antara peta citra landsat
Kenampakan pada peta topografi, 7+ETM dan peta DEM. Kelurusan
kawasan ini memiliki kontur yang dapat diartikan sebagai elemen linear
agak rapat dan berada dikawasan geomorfologi yang
pemukiman dan pedesaan. merepresentasikan struktur geologi
Berdasarkan analisis litologi menurut atau kontak litologi. Kenampakan
klasifikasi fasies Bogie dan kelurusan di permukaan bumi
,Mackenzie 1998, kawasan fasies dicerminkan dengan adanya
medial ini memiliki litologi breksi kelurusan morfologi yang
vulkanik. Pada daerah penelitian disebabkan oleh relief, seperti
daerah fasies ini terdapat di daerah kelurusan lembah, punggungan, dan

8
sungai. Selain itu juga kelurusan dengan pola struktur regional yaitu
rona yang disebabkan perbedaan searah dengan pola Jawa yang
kontras objek di permukaan bumi, relative berarah barat-timur. Selain
seperti kelurusan vegetasi, perbedaan arah umum ini, terdapat juga
kelembaban dan warna tanah kelurusan berarah timurlaut-
(Sidarto, 2010). baratdaya N 2250 /E-2500 /E dan N
Berdasarkan hasil analisis 45 0-76 0 /E. Pola timurlaut –
penarikan kelurusan pada DEM dan baratdaya ini diindakasi akibat dari
citra landsat 7+ETM dan analisis pembentukan kaldera Gunung
diagram rose, didapatkan arah gaya Soropati. Ketika tubuh Soropati
relative yang bekerja pada daerah semakin besar dan berat karena
penelitian. Pola kelurusan yang pembubungan magma, maka
terdapat pada daerah penelitian sebagian puncaknya menggelincir
menggunakan analisis berbasis membuat struktur runtuhan
panjang yang didasarkan pada (collapse) dan gaya deformasi
dimensi panjang kelurusan. Arah menyebar ke sekelilingnya, terutama
gaya umum yang terdapat di daerah ke arah timurlaut dan timur. Ini
penelitian yaitu barat – timur N 80 0 – ditunjukan terdapatnya beberapa
1200 /E dan N 2560 - 3000 /E. Arah lipatan – lipatan yang berada di
umum struktur geologi ini sesuai Payung-Rong.
Total Kelurusan 135
Panjang maksimum(km) 37
Rata - rata 13,06

Gambar 7. Diagram Rose orientasi kelurusan struktur geologi daerah


penelitian

Dari hasil penarikan petunjuk lokasi daerah permeabel


kelurusan (lampiran 5) ini, juga atau reservoir. Dengan densitas
dapat diketahui anomali kerapatan struktur yang tinggi maka
struktur dengan membuat peta Fault dimungkinkan pusat pergerakan
Fracture Density (FFD). Kelurusan fluida berada pada lokasi yang
atau lineament dasumsikan memiliki kerapatan struktur paling
berasosiasi dengan fracture atau fault tinggi ini. Daerah dengan densitas
di daerah panasbumi yang umumnya struktur tinggi mempunyai jumlah
tertutup oleh manifstasi permukaan kelurusan yang banyak. Daerah ini
sehingga sulit teridentifikasi. FFD terletak pada kemiringan terjal –
ini diasumsikan sebagai bidang menengah, dan umumnya
lemah yang menjadi jalur pergerakan mengontrol manifestasi yang ada di
fluida termal sehingga dapat menjadi sekitar daerah penelitian seperti

9
mataairpanas Candi Umbul, di kedalaman yang dangkal
Candidukuh dan batuan alterasi membentuk kantong – kantong
pegunungan Kelir. magma, dan kantong magma ini
Dari hasil peta FFD nantinya akan kontak dengan batuan
(lampiran 7) yang telah dibuat, maka disekitar, dan akan melepas panas
dapat diambil kesimpulan, daerah yang nantinya panas ini berinteraksi
yang terdapat manifestasi panasbumi dengan air meteoric sehingga
akan memiliki densitas struktur membentuk sistem panasbumi. Ini
tinggi pada peta FFD, tetapi daerah merupakan sumber panas (heat
yang densitas strukturnya tinggi pada source) dari sistem panasbumi
peta FFD tidak akan selalu muncul Gunung Telomoyo. Untuk
manifestasi di permukaan. area mengetahui komposisi magma ini
prospek panasbumi Gunung bisa dilihat dari pengamatan
Telomoyo dan sekitarnya yang megaskopis dan mikroskopis litologi
memiliki densitas struktur paling yang ada di Gunung Telomoyo.
tinggi yaitu di daerah Kendal Duwur, Berdasarkan peneyebaran
Gunung Kelir, Candi Dukuh, dan batuan yang ada di daerah penelitian,
Candi Umbul memanjang ke arah reservoir sistem panasbumi Gunung
Selatan yang ditunjukkan dengan Telomoyo kemungkinan terdapat di
warna merah. Daerah ini merupakan litologi batuan piroklastik. Batuan ini
daerah munculnya manifestasi terdapat dibawah lava andesit yang
panasbumi di Gunung Telomoyo. tebal dan batuan ini memiliki
Sedangkan daerah yang memiliki porositas dan permeabilitas yang
kerapatan struktur rendah yaitu baik untuk mengalirkan fluida
berada di daerah Rawapening, dengan porositas yang berupa
Banyubiru dan Kecamatan Grabag rekahan – rekahan yang terjadi akibat
yang ditunjukkan dengan warna biru. struktur geologi.
6.4 Sistem Panasbumi Gunung Kehadiran alterasi bertipe
Telomoyo dan sekitarnya argillik-argillik lanjut juga
Model sistem panasbumi Gunung menunjukkan kisaran temperature
Telomoyo dan sekitarnya reservoir bersuhu 200-300oC. Ini
dikonstruksi dari kondisi litologi, mengindikasikan adanya uap air
struktur geologi dan fasies vulkanik. yang mengalir langsung ke
Sumber panas atau source rock yang permukaan mengalami kondensasi
membentuk sistem panasbumi dengan air tanah dan air permukaan
Gunung Telomoyo berasal dari yang menyebabkan terjadinya proses
magma yang berkomposisi andesit- oksidasi yang mengubah H2S
basaltik. Magma ini bersifat encer menjadi H2SO4. (Trisna, 2013).
dan cair, memiliki densitas tinggi Batuan yang teralterasi ini dapat
karena konsentrasi mineral menjadi clay cap dan menjadi zona
mafiknya. Karena sifat ini, magma penudung reservoir. Dengan adanya
ini naik permukaan melalui rekahan litologi lava andesit yang sangat
– rekahan sehingga membentuk tebal di jumpai di daerah penelitian
kerucut Gunung Telomoyo yang yang memliliki permeabilitas yang
sekarang ini. Magma yang tidak buruk dan dapat menjadi batuan
sampai ke permukaan, terperangkap penudung yang sangat baik untuk

10
sistem panasbumi Telomoyo. zona upflow dan daerah Candi
Dengan terdapatnya beberapa Umbul dan Candi Dukuh tempat
manifestasi di Gunung Telomoyo, munculnya air panas menjadi zona
batuan ubahan yang terdapat di outflow (gambar 8).
daerah kaldera Telomoyo
diperkirakan daerah ini merupakan

Gambar 8 Model Konseptual Awal Sistem Panasbumi Gunung Telomoyo dan


sekitarnya
VII. KESIMPULAN satuan, yaitu Satuan Bentuklahan
1. Hasil interpretasi litologi yang Punggungan Kaldera, Satuan
didapatkan dari citra satelit Bentuklahan Dataran Kaldera,
landsat 7 ETM + dan Satuan Bentuklahan Dataran
kenampakan yang terlihat Kaki Gunungapi, Satuan
dilapangan terdiri dari 3 satuan Benuklahan Cekungan Rawa
dari urutan stratigrafi muda ke Belakang.
tua yaitu Alluvial, Satuan Lava, 4. Daerah yang terdapat manifestasi
dan Satuan Breksi Piroklastik. panasbumi akan memiliki
2. Struktur geologi daerah densitas struktur tinggi pada peta
penelitian yang diidentifikasi FFD, sedangkan daerah yang
melalui interpretasi citra, densitas strukturnya tinggi pada
meliputi struktur sesar, peta FFD tidak akan selalu
kenampakan kaldera atau muncul manifestasi di
collapse, dan kelurusan dengan permukaan.
orientasi kelurusan struktur 5. Berdasarkan peta Fault Fracture
geologi hasil interpretasi visual Density (FFD), daerah yang
dari integrasi citra satelit Landsat menunjukkan tingkat densitas
7 ETM + band 457/RGB dan struktur geologi tinggi yaitu
SRTM memiliki arah relatif Candiumbul, Candidukuh,
Barat – Timur, Timurlaut – Kendal Duwur, PegununganKelir
Baratdaya, dan Barat Laut – dan Gunung Telomoyo..
Tenggara. 6. Sistem panasbumi Gunung
3. Satuan geomorfologi yang ada di Telomoyo terbentuk pada magma
daerah penelitian terdiri dari 4 andesit-basaltik dengan reservoir

11
terdapat pada batuan piroklastik Edition, Martinus Nilhoff, The
dan batuan penudung berupa Haque, Netherlands.
litologi lava andesit. Hermawan,D., Rezky. 2011,
Deliniasi Daerah Prospek
DAFTAR PUSTAKA Panasbumi berdasarkan Analisis
Albab, Ali. 2012. Idenitifikasi Kelurusan Citra Landsat di Candi
Struktur Geologi Menggunakan Umbul – Telomoyo, Provinsi Jawa
Integrasi Data Citra Satelite Tengah, Buletin Pusat Sumber
Landsat 7 ETM+ dan SRTM, studi Daya Geologi, Vol 5 nomor 1.
Kasus Jawa Tengah Bagian Utara. Hermawan, D., Widodo, Sri., dan
Skripsi, Teknik Geologi Mulyadi,. E., 2012. Sistem
Universitas Diponegoro, Panasbumi daerah Candi Umbul –
Semarang. Telomoyo Berdasarkan Kajian
Ananda, S.R., Pramumijoyo, S., Geologi dan Geokimia, Buletin
Setianto, A., -, Analisis dan Sumber Daya Geologi. Vol 7,
Interpretasi Kelurusan Struktur Nomor 1.
Geologi Menggunakan Digital Satyana, Awang. 2010. Soropoti –
Elevation Model (DEM) ASTER Telomoyo-Rawa Pening, Ikatan
Daerah Kecamatan Palu Timur Ahli Geologi Indonesia –
dan Sigibiromaru, Kabupaten Indonesia.
Donggala, Kota Palu, Provinsi Sigid. 2004. Estimasi Daerah
Sulawesi Tengah. Fakultas Teknik, Prospek Dan Interpretasi Kontrol
Teknik Geologi Universitas Gadjah Struktur Pada Sistem Pada
Mada, Yogyakarta. Panasbumi Gunung Ungaran,
Bujung., Singarimbun., Muslim., Jawa Tengah Berdasarkan Citra
Hirnawan., Sudrajat. 2011. Setelite Thematic Mapper . Skripsi,
Identifikasi Prospek Pansbumi Universitas Gadjah Mada,
berdasarkan Fault Fracture Yogyakarta.
Density (FFD) Studi Kasus Sidarto., 1999. Geologi dan Prospek
Gunung Patuha, Jawa Barat. Panasbumi Gunung Rinjani,
Jurnal Lingkungan dan Bencana Lombok Hasil Penafsiran Citra
Geologi. Vol 2 Nomor 1. Halaman Landsat. Jurna; Geologi dan
67-75. Sumberdaya Mineral Vol IX hal
Bronto, S., 2006. Fasies gunungapi 16.
dan aplikasinya. Jurnal Geologi Sumintadireja, P., 2005. Vulkanologi
Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juni 2006: dan Geothermal. Institut
59-71. Tekonologi Bandung, Bandung.
Brahmantyo. B., dan Bandono. 2006. Supriatna, W., Sukartono. 2002
Geomorfologi pada Skala 1:25000 Teknik Perbaikan Data Digital
dan Aplikasinya untuk Penataan (Koreksi dan Penajaman) Citra
Ruang. Jurnal Geoaplika Vol. 1 Satelit, Buletin Teknik Pertanian.
Nomor 2, Halaman 71-78. Vol 7, Nomor 1.
Bemmelen, R. W. V., 1970, The Syabarudin, 2003. Pemetaan Fasies
Geology of Indonesia, Vol. IA Vulkanik pada Daerah Prospek
General Geology of Indonesia and Panasbumi Gunung Ungaran dan
Adjacent Archipelagoes, Second Sekitarnya, Kecamatan Ambarawa,

12
Kabupaten Semarang, Jawa Trisna, R., 2013. Studi Pendahuluan
Tengah. Skripsi, Teknik Geologi Daerah Prospek Panasbumi
Universitas Gadjah Mada, Berdasarkan Data Manifestasi
Yogyakarta. Panasbumi, Geokimia Dan Isotop
Thanden, R. E., Sumadirja, H. dan Fluida Panasbumi Komplek
Richard, P. W., 1975, Peta Geologi Gunung Telomoyo, Kabupaten
Lembar Magelang-Semarang, Semarang, Jawa Tengah. Skripsi
Jawa Tengah, skala 1:100000, in preparation. Teknik
Direktorat Geologi, Bandung. Geologi.Universitas Diponegoro
http://www.usgs.glovis.us
LAMPIRAN

Lampiran 1. Citra komposit citra landsat 7+ETM saluran band 457 pada daerah
penelitian

Lampiran 2. Peta Geomorfologi daerah penelitian.

13
Lampiran 3 Penampang litologi daerah penelitian

Lampiran 4 Peta Fasies Vulkanik Daerah Penelitian.

Lampiran 5 Interpretasi penarikan kelurusan daerah penelitian dengan


menggunakan overlay citra landsat 7+ETM dan DEM

14
Lampiran 6 Peta Peta Geologi Daerah Penelitian.

Lampiran 7 Peta Fault Fracture Density (FFD) Gunung Telomoyo dan Sekitarnya

15

Anda mungkin juga menyukai