1400 - Pediatrik - Pembahasan Dep Class 5 B1 2021
1400 - Pediatrik - Pembahasan Dep Class 5 B1 2021
Department Class
1
Bayi B 9 bulan keluhan tampak sangat kurus. Sehari hari
minum ASI tanpa makanan tambahan. Status gizi <-3 SD. Bayi
terlihat tua, atrofi otot, tidak ada edema. GDS 60mg/dL.
Penatalaksanaan awal yang tepat adalah?
a. ASI setiap 3 jam
b. Susu F-100 setiap 3 jam
c. Susu F-75 setiap 3 jam
d. Dextrose 10% 10cc/kg
e. Resomal 50cc/kg
1
Bayi B 9 bulan keluhan tampak sangat kurus. Sehari hari
minum ASI tanpa makanan tambahan. Status gizi <-3 SD. Bayi
terlihat tua, atrofi otot, tidak ada edema. GDS 60mg/dL.
Penatalaksanaan awal yang tepat adalah?
a. ASI setiap 3 jam
b. Susu F-100 setiap 3 jam
c. Susu F-75 setiap 3 jam
d. Dextrose 10% 10cc/kg
e. Resomal 50cc/kg
Definisi Kekurangan Gizi
Defisiensi
Underweight Stunting Wasting
mikronutrien
BB/TB < -3 SD
Sangat kurus
Edema nutrisional
Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jilid I. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.
Konsekuensi MAB
Infeksi
Hipotermia
Dehidrasi
Gangguan elektrolit
Kliegman RM, Stanton BF, Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2011.
Manifestasi Klinis
Marasmus Kwashiorkor
Kliegman RM, Stanton BF, Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2011.
Indikasi Rawat
Inap
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
Tatalaksana Umum
• Dipisahkan dari pasien infeksi
• Ditempatkan di ruangan hangat (25-300C dan bebas angin)
• Dipantau rutin (tanda vital, kadar gula darah, balans cairan) Dimandikan
seminimal mungkin
• Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A,
– vitamin A,
– klomfenikol/tetrasiklin tetes
– atropin tetes
– balut lembab
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
1. Cegah/atasi Hipoglikemia
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
1. Cegah/atasi Hipoglikemia
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
2. Cegah/atasi Hipotermia
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
2. Cegah/atasi Hipotermia
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
3. Cegah/atasi Dehidrasi
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
3. Cegah/atasi Dehidrasi
Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jilid I. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.
5. Atasi Infeksi
Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jilid I. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.
5. Atasi Infeksi
Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jilid I. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.
6. Cegah/atasi Defisiensi Mikronutrien
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
7. Pemberian Nutrisi
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
7. Pemberian Nutrisi
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
7. Pemberian Nutrisi
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
7. Pemberian Nutrisi
World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2008.
8. Kejar Tumbuh
• 6 x 30 mL/kgBB/makan
• Respon terapi:
- Baik : BB naik>10 g/kgBB/hari,
- Sedang : BB naik 5-10 g/kgBB/hari
- Buruk : BB naik <5 g/kgBB/hari
Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jilid I. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.
9. Stimulasi Sensorik & Emosional
Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jilid I. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.
1. C. Susu F-75 setiap 3 jam
Keadaan umum Baik, sadar, aktif Gelisah, rewel Lesu, lunglai, tidak sadar
Keadaan umum Baik, sadar, aktif Gelisah, rewel Lesu, lunglai, tidak sadar
a. Memberikan kehangatan
b. Memposisikan bayi
c. Membersihkan jalan nafas
d. Mengeringkan bayi
e. Pemberian ventilasi tekanan positif (diberikan jika setelah langkah
awal, bayi tetap apnea atau FJ <100)
19
Bayi T baru lahir di IGD rumah sakit dengan frekuensi jantung
80 x/menit, tonus otot lemah, pernafasan lambat, refleks
tidak ditemukan dan warna kulit biru pada ujung kaki dan
tangan. Berapakah nilai APGAR skor pada bayi tersebut?
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
19
Bayi T baru lahir di IGD rumah sakit dengan frekuensi jantung
80 x/menit, tonus otot lemah, pernafasan lambat, refleks
tidak ditemukan dan warna kulit biru pada ujung kaki dan
tangan. Berapakah nilai APGAR skor pada bayi tersebut?
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
Apgar Scale
19. B. 3
a. 2
b. 3 (A0 P1 G0 A1 R1)
c. 4
d. 5
e. 6
20
Bayi D prematur lahir dari ibu penderita diabetes setelah beberapa jam
di rumah sakit diketahui kulitnya membiru, pernafasan 80x/menit, dan
terdapat retraksi intercostal. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
white lung. Apakah diagnosa yang mungkin pada bayi tersebut?
a. Hyaline membran disease
b. Wet lung syndrome
c. Aspirasi mekonium
d. Sindrom kebocoran udara
e. Mendelson syndrome
20
Bayi D prematur lahir dari ibu penderita diabetes setelah beberapa jam
di rumah sakit diketahui kulitnya membiru, pernafasan 80x/menit, dan
terdapat retraksi intercostal. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
white lung. Apakah diagnosa yang mungkin pada bayi tersebut?
a. Hyaline membran disease
b. Wet lung syndrome
c. Aspirasi mekonium
d. Sindrom kebocoran udara
e. Mendelson syndrome
Hyaline Membrane Disease
Diagnosis klinis pada bayi prematur dengan kesulitan bernapas
yang disebabkan oleh defisiensi surfaktan
• Pemeriksaan penunjang:
• foto thoraks PA : gambaran hiperinflasi disertai gambaran konsolidasi
Tatalaksana
Tatalaksana yang dapat diberikan antara lain :
1. Antibiotik
• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan diberikan
kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25 mg/
kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.
• Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi anak
masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri
ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang
harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
2. Oksigen
3. Obat-obatan simptomatik (demam : paracetamol)
24. D. RSV
a. Measles virus
b. Varicellazoster virus
c. Herpes zoster virus
d. Respiratory syncytialvirus (penyebab tersering bronchiolitis)
e. Rubella virus
25
An. M perempuan, 12 hari, keluar feces dari vagina dan
lubang anus, BAK tidak ada keluhan, diagnosanya
adalah?
a. Atresia ani
b. Atresia vagina
c. Fistula uretrovaginal
d. Fistula uretrorektal
e. Fistula retrovagnal
25
An. M perempuan, 12 hari, keluar feces dari vagina dan
lubang anus, BAK tidak ada keluhan, diagnosanya
adalah?
a. Atresia ani
b. Atresia vagina
c. Fistula uretrovaginal
d. Fistula uretrorektal
e. Fistula retrovaginal
Malformasi Anorektal
MAR adalah Anomali kongenital pada anus dan rektum. Lebih dari 50%
penderita memiliki kelainan kongenital lain, yaitu VACTERL (Vertebra,
Anorectal, Cardiac Tracheo Esophageal fistula, Renal, Limb).
Etiologi
Anomali kongenital ini terjadi disebabkan oleh gangguan pertumbuhan,
fusi, pembentukkan anus dari tonjolan embriogenik dan karena
gangguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan sinus urogenital.
Klasifikasi
25. E. Fistula retrovaginal
a. Atresia ani (tidak ada anus pada daerah perineum)
b. Atresia vagina (tidak ada vagina)
c. Fistula uretrovaginal (fistula dari uretra ke vagina
inkontinensia uri)
d. Fistula uretrorektal (fistula dari uretra ke rektum fecaluri,
hematuri, rekuren ISK)
e. Fistula retrovaginal (fistula dari rektum dan vagina feses ke
vagina)
26
Bayi Y laki-laki baru lahir kehamilan 35-36 minggu. PF BB
:2400gr, PB:45, Apgar score 7-9. Gaster, intestin terburai
keluar melalui tali pusat dan tidak tertutup dalam suatu
kantong. Diagnosa pada pasien adalah?
a. Hernia umbilikalis
b. Gastroschisis
c. Omphalochele
d. Atresia esofagus
e. Stenosis duodenum
26
Bayi Y laki-laki baru lahir kehamilan 35-36 minggu. PF BB
:2400gr, PB:45, Apgar score 7-9. Gaster, intestin terburai
keluar melalui tali pusat dan tidak tertutup dalam suatu
kantong. Diagnosa pada pasien adalah?
a. Hernia umbilikalis
b. Gastroschisis
c. Omphalochele
d. Atresia esofagus
e. Stenosis duodenum
Gastroschizis dan Omphalocele
GASTROSCHIZIS OMPHALOCELE
Patofisiologi KEP
29. A. Rendahnya kadar albumin dalam
tubuh
a. Rendahnya kadar albumin dalam tubuh
b. Rendahnya kadar hemoglobin dalam tubuh
c. Meningkatnya jumlah cairan dalam tubuh
d. Meningkatnya permeabilitas kapiler
e. Rendahnya kadar lipoprotein plasma
30
Bayi F laki-laki berusia 6 minggu dibawa ibunya ke rumah sakit dengan keluhan
kuning sejak 1 minggu yang lalu. keluhan disertai dengan BAB berwarna dempul.
Dari anamnesis diketahui bahwa bayi lahirdi RS spontan, segera menangis, dengan
berat badan lahir 3400 g. Hari ke 4 setelah lahir bayi mengalami kuning namun
kemudian menghilang setelah usia 10 hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
keadaan umum compos mentis, nadi 120X/menit, RR 38X/menit, suhu 36,8°C, mata
ikterik, kulit ikterik, abdomen: Hepar 2 cm bac, lien tidak teraba. Hasil pemeriksaan
laboratorium: Hb 13 g%, leukosit 10.000/mm³, bilirubin total 11 g%, bilirubin direk
10,2 g%, bilirubin indirek 0,8 g%. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Hepatitis neonatal
b. Atresia biliaris tipe perinatal
c. Atresia biliaris tipe embrional
d. Hepatitis neonatal Idiopatik
e. Hepatitis B
30
Bayi F laki-laki berusia 6 minggu dibawa ibunya ke rumah sakit dengan keluhan
kuning sejak 1 minggu yang lalu. keluhan disertai dengan BAB berwarna dempul.
Dari anamnesis diketahui bahwa bayi lahirdi RS spontan, segera menangis, dengan
berat badan lahir 3400 g. Hari ke 4 setelah lahir bayi mengalami kuning namun
kemudian menghilang setelah usia 10 hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
keadaan umum compos mentis, nadi 120X/menit, RR 38X/menit, suhu 36,8°C, mata
ikterik, kulit ikterik, abdomen: Hepar 2 cm bac, lien tidak teraba. Hasil pemeriksaan
laboratorium: Hb 13 g%, leukosit 10.000/mm³, bilirubin total 11 g%, bilirubin direk
10,2 g%, bilirubin indirek 0,8 g%. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Hepatitis neonatal
b. Atresia biliaris tipe perinatal
c. Atresia biliaris tipe embrional
d. Hepatitis neonatal Idiopatik
e. Hepatitis B
Atresia Biliaris
Gangguan saluran empedu pada bayi baru lahir dimana saluran empedu
mengalami sumbatan maka empedu tidak bisa mengalir keluar dari hati
• Kuning (kolestasis)
• Tinja akolik (dempul atau putih)
• Urin berwarna gelap (kuning tua)
• Hepatomegali
• Umumnya lahir cukup bulan, BB normal, tumbuh baik dan tampak sehat
pada beberapa bulan pertama kehidupan
• Keadaan lanjut: (telah terjadi fibrosis hati dan sirosis bilier dengan
hipertensi portal)
• Splenomegali
• Asites
• Pruritus
Pemeriksaan Penunjang
Kolangiografi
Laboratorium USG
intraoperative
• Urin rutin • Hilus hati tampak • Visualisasi obliterasi
• Fesen gambaran hiperekoik duktus biliaris
• Biokimia hepar: (tanda triangular cord) ekstrahepatik
atau tampak kista di hilus • Terdapat obstruksi
• Bilirubin total, direk,
hati cairan kontras tidak
dan indirek: Kolestasis:
bilirubin direk >20% dapat mengalir ke
kadar bilirubin total, >1 dalam duodenum
g/dL (3-12 mg/dL) • Menilai patensi saluran
• Kadar ALT dan AST bilier duktus hepatikus
berkisar antara 80-200 kanan dan kiri
IU/L
• Gamma-glutamyl
transpeptidase (GGT)
seringkali meningkat,
berkisar 100-300 IU/L
Klasifikasi
Dependent Steroid
• Relaps 2x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan (alternating) atau dalam 14
hari setelah pengobatan dihentikan
Dependent Steroid
• Relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan (alternating) atau dalam 14
hari setelah pengobatan dihentikan
IA (TERSANGKA) IB (TERSANGKA)
SISTEMIK
• Analgetik antipiretik
• Antipruritus
• Antiviral
• Anak: asiklovir 4x20 mg/kg *maks 800 mg/hari, 7 hari
• Dewasa:
• asiklovir 5x800mg/hari 7 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg/hari 7 hari
39. A. Varisela
a. Varisela (gejala konstitusi, riw kontak, PF: papula vesikel
eritematosa)
b. Morbili (3C, bercak koplik, ruam batas jelas dimulai dari belakang
telinga dan perbatasan rambut kepala)
c. Dermatitis atopik (peradangan kulit kronik residif pada penderita
atopi)
d. Dermatomikosis
e. Hepatitis
40
Bayi H dirujuk bidan, bayi lahir spontan dengan usia kehamilan 33 minggu.
Segera setelah kelahiran, bayi tampak sesak. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 140 x/menit RR 65 x/menit. Auskultasi paru normal dan
tidak didapatkan suara napas tambahan. Dokter memutuskan untuk
melakukan pemeriksaan foto thorax. Apa gambaran radiologi yang
diharapkan pada kasus tersebut?
a. Edema interstitial, efusi pleura dan terdapat cairan di fisura interlobar
b. Reticogranular ground glass appearance dengan air bronchogram
c. Hiperlusen avascular pada seluruh lapang paru
d. Honeycomb appearance pada sebagian lapang paru
e. Infiltrat kasar atau bercak ireguler pada sebagian lapang paru
40
Bayi dirujuk bidan, bayi lahir spontan dengan usia kehamilan 33 minggu.
Segera setelah kelahiran, bayi tampak sesak. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 140 x/menit RR 65 x/menit. Auskultasi paru normal dan
tidak didapatkan suara napas tambahan. Dokter memutuskan untuk
melakukan pemeriksaan foto thorax. Apa gambaran radiologi yang
diharapkan pada kasus tersebut?
a. Edema interstitial, efusi pleura dan terdapat cairan di fisura interlobar
b. Reticogranular ground glass appearance dengan air bronchogram
c. Hiperlusen avascular pada seluruh lapang paru
d. Honeycomb appearance pada sebagian lapang paru
e. Infiltrat kasar atau bercak ireguler pada sebagian lapang paru
Hyaline Membrane Disease
Diagnosis klinis pada bayi prematur dengan kesulitan bernapas yang
disebabkan oleh defisiensi surfaktan
• Asimptomatik
• Infeksi paru
• Sesak napas
• Sulit menghisap susu
• Gagal tumbuh kembang
Pemeriksaan Fisik
• Takipnoe
• Pulsus Celler
• Auskultasi jantung:
• P2 akan mengeras pada hipertensi pulmonal (HP)
• Bising kontinu sistolik dan diastolic (continuous atau machinery murmur) di
sela iga 2 parasternal kiri menjalar infra klavikula kiri
• Bising diastolic memendek atau bahkan menghilang pada PH
• Sianosis bila sudah terjadi aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri akibat
PH (sindroma Eisenmenger)
• Tanda-tanda gagal jantung kongestif pada PDA yang besar.
46. C. BB sulit naik (Dx: PDA, continous
murmur).
a. Sering biru-biru (non sianotik)
b. Mudah sakit
c. Berat badan sulit naik
d. Rewel
e. Lebih ingin di rumah
47
Bayi K laki-laki 9 hari dibawa ibunya berobat dengan keluhan BAB berdarah sejak 2
hari yang lalu. Pasien lahir prematur, BB 1700 gram. Saat ini bayi tidak mau
menyusu, muntah (+). Pada pemeriksaan di dapatkan: bayi tampak lemas, demam,
inspeksi abdomen: tidak tampak adanya gambaran usus, perut tampak kembung,
palpasi: distensi abdomen. Auskultasi: bising usus tidak terlalu terdengar. Pada
pemeriksaan colok dubur di dapatkan ani (+), tampak hiperemis, prolaps ani, pada
handscoon terdapat feses berwarna kemerahan. Apa diagnosis yang tepat?
a. Divertikulum Meckel
b. Invaginasi
c. Enterokolitis
d. Prolaps Ani
e. Atresia Ani
47
Bayi K laki-laki 9 hari dibawa ibunya berobat dengan keluhan BAB berdarah sejak 2
hari yang lalu. Pasien lahir prematur, BB 1700 gram. Saat ini bayi tidak mau
menyusu, muntah (+). Pada pemeriksaan di dapatkan: bayi tampak lemas, demam,
inspeksi abdomen: tidak tampak adanya gambaran usus, perut tampak kembung,
palpasi: distensi abdomen. Auskultasi: bising usus tidak terlalu terdengar. Pada
pemeriksaan colok dubur di dapatkan ani (+), tampak hiperemis, prolaps ani, pada
handscoon terdapat feses berwarna kemerahan. Apa diagnosis yang tepat?
a. Divertikulum Meckel
b. Invaginasi
c. Enterokolitis
d. Prolaps Ani
e. Atresia Ani
Necrotizing enterokolitis
Kelainan saluran cerna yang didapat,berupa kerusakan
mukosa, iskemia, dan toksik yang diduga karena imaturitas
usus serta sistem imunologik yang belum matang, sehingga
bakteri tumbuh dan menyebabkan infeksi
Manifestasi Klinis
IA (TERSANGKA) IB (TERSANGKA)
Etiologi
Bakteri: Shigella sp, Salmonella sp, Helicobacter jejuni, E. Coli
Parasit: Entamoeba histolytica
Virus: CMV
Cacing: Schistosoma sp
Disentri
Faktor Risiko
Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.
Pemeriksaan Fisik
1. Febris
2. Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri
3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
4. Tenesmus
Disentri Basiler dan Disentri Amoeba
Makroskopis Diare Amoebiasis Diare Basiler
Epidemiologi Kronik, Endemic DIsease Akut, Epidemic Disease
Inkubasi > 1 minggu < 1 minggu
onset lambat Cepat
Kelelahan Walking dysentry Lying down dysentry
Jumlah defekasi <10x/hari >10x/hari
Warna Merah gelap Merah segar
Konsistensi Lendir tak lekat pada kontainer Viscous dan mengumpul pada
dasar kontainer
Reaksi Asam Basa
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab
Komplikasi
1. Haemolytic uremic syndrome (HUS)
2. Hiponatremia berat
3. Hipoglikemia berat
4. Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon,
prolaps rektal, peritonitis dan perforasi
5. Abses Hepar (Entamoeba histolytica)
Penatalaksanaan
Disentri Basiler
• Siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari
selama 3 hari
• Azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal
• Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari
Disentri Amuba
• Metronidazol 500 mg 3x sehari selama 3-5 hari
*Pemberian Siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap
anak-anak dan wanita hamil.
54 A. Diare amoebiasis
a. Diare amoebiasis
b. Diare basiler
c. Dehidrasi berat
d. Meningitis
e. Colitis
55
An. F perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya ke dokter dengan
keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini. Diare disertai lendir darah.
Mual muntah (+) dan demam (+). Pada pemeriksaan fisik didapakan tanda vital
normal, turgor kembali cepat dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan
pemeriksaan feses,didapatkan seperti gambar dibawah ini.
Komplikasi yang dapat terjadi bila keluhan tidak ditangani dengan benar adalah?
a. Muntah profus
b. Abses hepar
c. Dehidrasi berat
d. Meningitis
e. Colitis
55
An. F perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya ke dokter dengan
keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini. Diare disertai lendir darah.
Mual muntah (+) dan demam (+). Pada pemeriksaan fisik didapakan tanda vital
normal, turgor kembali cepat dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan
pemeriksaan feses,didapatkan seperti gambar dibawah ini.
Komplikasi yang dapat terjadi bila keluhan tidak ditangani dengan benar adalah?
a. Muntah profus
b. Abses hepar
c. Dehidrasi berat
d. Meningitis
e. Colitis
Disentri
Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah atau
lendir.
Etiologi
Bakteri: Shigella sp, Salmonella sp, Helicobacter jejuni, E. Coli
Parasit: Entamoeba histolytica
Virus: CMV
Cacing: schistosoma sp
Disentri
Faktor Risiko
Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.
Pemeriksaan Fisik
1. Febris
2. Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri
3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
4. Tenesmus
Disentri Basiler dan Disentri Amoeba
Makroskopis Diare Amoebiasis Diare Basiler
Epidemiologi Kronik, Endemic DIsease Akut, Epidemic Disease
Inkubasi > 1 minggu < 1 minggu
onset lambat Cepat
Kelelahan Walking dysentry Lying down dysentry
Jumlah defekasi <10x/hari >10x/hari
Warna Merah gelap Merah segar
Konsistensi Lendir tak lekat pada kontainer Viscous dan mengumpul pada
dasar kontainer
Reaksi Asam Basa
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab
Komplikasi
1. Haemolytic uremic syndrome (HUS)
2. Hiponatremia berat
3. Hipoglikemia berat
4. Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon,
prolaps rektal, peritonitis dan perforasi
5. Abses Hepar (Entamoeba histolytica)
Penatalaksanaan
Disentri Basiler
• Siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari
selama 3 hari
• Azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal
• Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari
Disentri Amuba
• Metronidazol 500 mg 3x sehari selama 3-5 hari
*Pemberian Siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap
anak-anak dan wanita hamil.
55 B. Abses hepar
a. Muntah profus
b. Abses hepar
c. Dehidrasi berat
d. Meningitis
e. Colitis
55
Seorang anak umur 2 tahun datang ke IGD dibawa ibunya dengan keluhan kejang.
Kejang berlangsung selama 20 menit dan terjadi dalam 24 jam. Kejang didahului
dengan demam yang tinggi. Setelah kejang terlihat anak tampak kebingungan.
Seminggu sebelumnya keluar cairan kuning dari telinga kiri. Pada pemeriksaan
didapatkan anak rewel, Nadi 130x/m, Tax 39 °C, RR 30x/m, ubun-ubun besar
menonjol, lain-lain dalam batas normal. Tatalaksana yang tepat adalah?
a. Antipiretik
b. Antibiotik IV
c. Antibiotik PO
d. Antikonvulsan
e. Antivirus
55
Seorang anak umur 2 tahun datang ke IGD dibawa ibunya dengan keluhan kejang.
Kejang berlangsung selama 20 menit dan terjadi dalam 24 jam. Kejang didahului
dengan demam yang tinggi. Setelah kejang terlihat anak tampak kebingungan.
Seminggu sebelumnya keluar cairan kuning dari telinga kiri. Pada pemeriksaan
didapatkan anak rewel, Nadi 130x/m, Tax 39 °C, RR 30x/m, ubun-ubun besar
menonjol, lain-lain dalam batas normal. Tatalaksana yang tepat adalah?
a. Antipiretik
b. Antibiotik IV
c. Antibiotik PO
d. Antikonvulsan
e. Antivirus
55 B. Antibiotik IV
a. Antipiretik
b. Antibiotik IV (ubun2 menonjol: ensefalitis atau meningitis,
komplikasi dari infeksnya)
c. Antibiotik PO
d. Antikonvulsan (bila pertanyaan nya “terapi awal”)
e. Antivirus
56
Bayi X usia 11 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak napas
sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan suara parau.
nadi 150 x/menit, RR 40x/menit, suhu 39C. Pemeriksaan fisik wheezing
(-) Rhonki (-) stridor inspirasi (+) retraksi (+). Diagnosis pada kasus ini
adalah?
a. Difteri
b. Croup
c. Bronkopneumonia
d. ISPA
e. Bronkiolitis
56
Bayi X usia 11 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak napas
sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan suara parau.
nadi 150 x/menit, RR 40x/menit, suhu 39C. Pemeriksaan fisik wheezing
(-) Rhonki (-) stridor inspirasi (+) retraksi (+). Diagnosis pada kasus ini
adalah?
a. Difteri
b. Croup
c. Bronkopneumonia
d. ISPA
e. Bronkiolitis
Croup
Merupakan sindroma klinis yang mencakup gejala :
• sesak nafas
• suara serak
• stridor inspiratoar
• batuk menggonggong, dan dapat disertai distress pernapasan
Klasifikasi
Croup ringan ditandai dengan:
• demam
• suara serak
• batuk menggonggong
• stridor yang hanya terdengar jika anak gelisah.
Croup berat ditandai dengan:
• Stridor terdengar walaupun anak tenang
• Napas cepat dan tarikan dinding dada (retraksi)
Epiglotitis Akut
• Gejala klinis :
• mendadak panas tinggi
• stridor inspiratoir , retraksi cepat timbul
• air liur keluar berlebihan (drooling)
• Pemeriksaan penunjang :
foto leher lateral: dapat terlihat
obstruksi supraglotis karena
pembengkakan epiglottis (thumb sign)
Laringoskopi : omega sign
Spasmodic CROUP
Gejala klinis:
• Pada malam hari batuk menggonggong, stridor inspirasi, anak gelisah,
tanpa disertai panas
• Gejala pada pagi hari akan berkurang, malam menghebat berulang-
ulang
• Ada predisposisi alergi dalam keluarga
Laringotrakeobronkhitis
Gejala klinis:
• Didahului ispa dan demam
• Stridor, batuk menggongong dan suara parau
dirasakan sepanjang hari
Pemeriksaan penunjang :
Foto rontgen leher Soft tissie AP/ lateral : bisa
tampak pembengkakan jaringan subglotis
(Steeple sign/wine bottle sign)
Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah
dapat normal, jika disertai infeksi sekunder
leukosit dapat meningkat.
Tatalaksana
• Croup ringan dapat ditangani di rumah dengan perawatan penunjang,
meliputi pemberian cairan oral, pemberian ASI atau pemberian
makanan yang sesuai.
• Anak dengan croup berat harus dirawat di rumah sakit untuk
perawatan sebagai berikut:
• Steroid. Beri dosis tunggal deksametason (0.6 mg/kgBB IM/oral) atau jenis
steroid lain dengan dosis yang sesuai, dan dapat diulang dalam 6-24 jam
• Epinefrin (adrenalin). Beri 2 ml adrenalin 1/1 000 ditambahkan ke dalam 2-3
ml garam normal, diberikan dengan nebulizer selama 20 menit.
• Antibiotik. Tidak efektif dan seharusnya tidak diberikan kecuali pada
epligotitis akut yang disertai leukositosis dapat diberikan ampisilin
100mg/kgbb/hari
56 B. Croup
a. Difteri
b. Croup
c. Bronkopneumonia
d. ISPA
e. Bronkiolitis
57
Bayi X usia 11 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak napas
sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan suara parau.
nadi 150 x/menit, RR 40x/menit, suhu 39C. Pemeriksaan fisik wheezing
(-) Rhonki (-) stridor inspirasi (+) retraksi (+). Hasil pemeriksaan
penunjang yang diharapkan pada kasus ini adalah?
a. Ditemukan gambaran wine bottle sign pada foto cervical
b. Ditemukan gambaran honeycomb appearence pada foto thorax
c. Ditemukan gambaran air trapping pada foto thorax
d. Ditemukan gambaran thumb sign pada foto cervical
e. Ditemukan gambaran air fluid level pada foto thorax
57
Bayi X usia 11 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak napas
sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan suara parau.
nadi 150 x/menit, RR 40x/menit, suhu 39C. Pemeriksaan fisik wheezing
(-) Rhonki (-) stridor inspirasi (+) retraksi (+). Hasil pemeriksaan
penunjang yang diharapkan pada kasus ini adalah?
a. Ditemukan gambaran wine bottle sign pada foto cervical
b. Ditemukan gambaran honeycomb appearence pada foto thorax
c. Ditemukan gambaran air trapping pada foto thorax
d. Ditemukan gambaran thumb sign pada foto cervical
e. Ditemukan gambaran air fluid level pada foto thorax
Croup
Merupakan sindroma klinis yang mencakup gejala :
• sesak nafas
• suara serak
• stridor inspiratoar
• batuk menggonggong, dan dapat disertai distress pernapasan
Klasifikasi
Croup ringan ditandai dengan:
• demam
• suara serak
• batuk menggonggong
• stridor yang hanya terdengar jika anak gelisah.
Croup berat ditandai dengan:
• Stridor terdengar walaupun anak tenang
• Napas cepat dan tarikan dinding dada (retraksi)
Epiglotitis Akut
• Gejala klinis :
• mendadak panas tinggi
• stridor inspiratoir , retraksi cepat timbul
• air liur keluar berlebihan (drooling)
• Pemeriksaan penunjang :
foto leher lateral: dapat terlihat
obstruksi supraglotis karena
pembengkakan epiglottis (thumb sign)
Laringoskopi : omega sign
Spasmodic CROUP
Gejala klinis:
• Pada malam hari batuk menggonggong, stridor inspirasi, anak gelisah,
tanpa disertai panas
• Gejala pada pagi hari akan berkurang, malam menghebat berulang-
ulang
• Ada predisposisi alergi dalam keluarga
Laringotrakeobronkhitis
Gejala klinis:
• Didahului ispa dan demam
• Stridor, batuk menggongong dan suara parau
dirasakan sepanjang hari
Pemeriksaan penunjang :
Foto rontgen leher Soft tissie AP/ lateral : bisa
tampak pembengkakan jaringan subglotis
(Steeple sign/wine bottle sign)
Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah
dapat normal, jika disertai infeksi sekunder
leukosit dapat meningkat.
Tatalaksana
• Croup ringan dapat ditangani di rumah dengan perawatan penunjang,
meliputi pemberian cairan oral, pemberian ASI atau pemberian
makanan yang sesuai.
• Anak dengan croup berat harus dirawat di rumah sakit untuk
perawatan sebagai berikut:
• Steroid. Beri dosis tunggal deksametason (0.6 mg/kgBB IM/oral) atau jenis
steroid lain dengan dosis yang sesuai, dan dapat diulang dalam 6-24 jam
• Epinefrin (adrenalin). Beri 2 ml adrenalin 1/1 000 ditambahkan ke dalam 2-3
ml garam normal, diberikan dengan nebulizer selama 20 menit.
• Antibiotik. Tidak efektif dan seharusnya tidak diberikan kecuali pada
epligotitis akut yang disertai leukositosis dapat diberikan ampisilin
100mg/kgbb/hari
57 A. Ditemukan gambaran wine bottle sign
pada foto cervical
a. Ditemukan gambaran wine bottle sign pada foto cervical
b. Ditemukan gambaran honeycomb appearence pada foto thorax
c. Ditemukan gambaran air trapping pada foto thorax
d. Ditemukan gambaran thumb sign pada foto cervical
e. Ditemukan gambaran air fluid level pada foto thorax
57
Seorang anak berusia 6 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan pucat
sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 14
kg, konjungtiva anemis, tidak didapatkan hepatosplenomegali. Pada
pemeriksaan darah didapatkan Hb 6 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit
161.000/mm3, apusan darah tampak gambaran hipokrom mikrositer.
Diagnosis kasus tersebut adalah?
a. Anemia penyakit kronis
b. Anemia Defisiensi besi
c. Anemia sel sabit
d. Anemia aplastik
e. Thalassemia
57
Seorang anak berusia 6 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan pucat
sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 14
kg, konjungtiva anemis, tidak didapatkan hepatosplenomegali. Pada
pemeriksaan darah didapatkan Hb 6 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit
161.000/mm3, apusan darah tampak gambaran hipokrom mikrositer.
Diagnosis kasus tersebut adalah?
a. Anemia penyakit kronis
b. Anemia Defisiensi besi
c. Anemia sel sabit
d. Anemia aplastik
e. Thalassemia
Anemia Defisiensi Besi
• Anemia yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Sumber
besi 90% berasal dari makanan, yaitu dalam bentuk senyawa besi
inoerganik feri (Fe3+), agar diserap dalam usus besinya harus diubah
dulu menjadi bentuk fero (Fe2+).
Faktor Risiko
1. Ibu hamil
2. Remaja putri
3. Status gizi kurang
4. Faktor ekonomi kurang
5. Infeksi
6. Vegetarian
Penegakan Diagnosis
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik
1. Lemah Gejala umum :
2. Lesu • Pucat dapat terlihat pada:
3. Letih konjungtiva, mukosa mulut, telapak
tangan, dan jaringan di bawah kuku.
4. Lelah Gejala anemia defisiensi besi:
5. Penglihatan berkunang-kunang • Disfagia
6. Pusing • Atrofi papil lidah
7. Telinga berdenging • Stomatitis angularis
• Koilonikia
8. Penurunan konsentrasi
9. Sesak nafas
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah: Hemoglobin
(Hb), hematokrit (Ht), leukosit,
Trombosit, jumlah eritrosit,
morfologi darah tepi (apusan darah
tepi), MCV↓, MCH↓, MCHC ↓,
feses rutin, dan urin rutin
• Pemeriksaan Khusus (dilakukan di
layanan sekunder) :
• Serum iron ↓, TIBC ↑, saturasi
transferrin ↓, dan feritin serum ↓
Penatalaksanaan
• Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus oral 3 x
200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental) dapat ditambah
pemberian vitamin C (meningkatkan penyerapan zat besi)
• Pemberian besi dilakukan sampai 3-6 bulan setelah Hb normal.
Penatalaksanaan
Preparat Besi Parenteral
Indikasi:
• Intoleransi terhadap pemberian besi oral
• Penyerapan besi terganggu pasien pasca gastrektomi
• Keadaan di mana kehilangan darah yang banyak sehingga tidak dapat
dikompensasi dengan pemberian besi oral
• Preparat yang tersedia: iron dextran complex (mengandung 50 mg besi/ml)
diberikan IV perlahan, dengan perhitungan :
• Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 mg
57 B. Anemia Defisiensi besi
a. Anemia penyakit kronis
b. Anemia Defisiensi besi
c. Anemia sel sabit
d. Anemia aplastik
e. Thalassemia
59
An. O berusia 6 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan pucat sejak 1 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 14 kg, konjungtiva
anemis, tidak didapatkan hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan darah didapatkan
Hb 6 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit 161.000/mm3, apusan darah tampak
gambaran hipokrom mikrositer. .Apakah vitamin yang paling tepat diberikan untuk
membantu penanganan pasien?
a. Vitamin A
b. Vitamin B6
c. Vitamin B12
d. Vitamin C
e. Vitamin E
59
An. O berusia 6 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan pucat sejak 1 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 14 kg, konjungtiva
anemis, tidak didapatkan hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan darah didapatkan
Hb 6 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit 161.000/mm3, apusan darah tampak
gambaran hipokrom mikrositer. Apakah vitamin yang paling tepat diberikan untuk
membantu penanganan pasien?
a. Vitamin A
b. Vitamin B6
c. Vitamin B12
d. Vitamin C
e. Vitamin E
Anemia Defisiensi Besi
• Anemia yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Sumber
besi 90% berasal dari makanan, yaitu dalam bentuk senyawa besi
inoerganik feri (Fe3+), agar diserap dalam usus besinya harus diubah
dulu menjadi bentuk fero (Fe2+).
Faktor Risiko
1. Ibu hamil
2. Remaja putri
3. Status gizi kurang
4. Faktor ekonomi kurang
5. Infeksi
6. Vegetarian
Penegakan Diagnosis
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik
1. Lemah Gejala umum :
2. Lesu • Pucat dapat terlihat pada:
3. Letih konjungtiva, mukosa mulut, telapak
tangan, dan jaringan di bawah kuku.
4. Lelah Gejala anemia defisiensi besi:
5. Penglihatan berkunang-kunang • Disfagia
6. Pusing • Atrofi papil lidah
7. Telinga berdenging • Stomatitis angularis
• Koilonikia
8. Penurunan konsentrasi
9. Sesak nafas
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah: Hemoglobin
(Hb), hematokrit (Ht), leukosit,
Trombosit, jumlah eritrosit,
morfologi darah tepi (apusan darah
tepi), MCV↓, MCH↓, MCHC ↓,
feses rutin, dan urin rutin
• Pemeriksaan Khusus (dilakukan di
layanan sekunder) :
• Serum iron ↓, TIBC ↑, saturasi
transferrin ↓, dan feritin serum ↓
Penatalaksanaan
• Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus oral 3 x
200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental) dapat ditambah
pemberian vitamin C (meningkatkan penyerapan zat besi)
• Pemberian besi dilakukan sampai 3-6 bulan setelah Hb normal.
Penatalaksanaan
Preparat Besi Parenteral
Indikasi:
• Intoleransi terhadap pemberian besi oral
• Penyerapan besi terganggu pasien pasca gastrektomi
• Keadaan di mana kehilangan darah yang banyak sehingga tidak dapat
dikompensasi dengan pemberian besi oral
• Preparat yang tersedia: iron dextran complex (mengandung 50 mg besi/ml)
diberikan IV perlahan, dengan perhitungan :
• Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 mg
59 D. Vitamin C
a. Vitamin A
b. Vitamin B6
c. Vitamin B12
d. Vitamin C
e. Vitamin E
60
An. A usia 7 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan bengkak di kedua
pipi depan telinga kanan dan kiri. Keluhan sudah dirasakan sejak 4 hari yang
lalu dan disertai demam. TD 90/60mmHg, N 90x/menit, RR 21x/menit, T:
38,0, terdapat benjolan di daerah pre aurikular hingga submandibula sinistra
dextra, teraba lunak dan nyeri tekan +. Diagnosis kasus tersebut adalah...
a. Mumps
b. Thyroditis
c. Typhoid
d. Tumor
e. Orchitis
60
An. A usia 7 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan bengkak di kedua
pipi depan telinga kanan dan kiri. Keluhan sudah dirasakan sejak 4 hari yang
lalu dan disertai demam. TD 90/60mmHg, N 90x/menit, RR 21x/menit, T:
38,0, terdapat benjolan di daerah pre aurikular hingga submandibula sinistra
dextra, teraba lunak dan nyeri tekan +. Diagnosis kasus tersebut adalah...
a. Mumps
b. Thyroditis
c. Typhoid
d. Tumor
e. Orchitis
Mumps/Parotitis
Infeksi akut self limited disease disebabkan oleh virus
mumps, salah satu famili Paramyxoviridae dan genus
Rubulavirus.
Oksigen
Pneumonia lobaris
• Febris
Pemeriksaan • Takipnea
• Pemeriksaan thorkas: palpasi fremitus dapat mengeras,
LAB
Mengobati infeksi
Mengobati infeksi