Anda di halaman 1dari 3

TANGGUNG JAWAB BERHENTI DI SINI

Setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab seseorang satu sama
lain berbeda-beda. Melalui Bible Class ini kita akan fokus belajar tentang tanggung jawab seorang
pria. Mengapa ? Karena seorang pria adalah pemimpin atas rumah tangga dan ciri khas seorang pria
adalah tanggung jawab. Mengapa seorang pria harus bertanggung jawab ? Amsal 8:4 mengatakan
“Hai para pria, kepadamulah aku berseru , kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku.”

Terkadang seorang pria sulit melakukan tanggung jawabnya. Mengapa ? Dan terkadang
tanggung jawabnya hanya sekedar mencari nafkah saja, sedangkan tanggung jawab lain diabaikan.
Roma 5:12 mengatakan,” Sebab itu sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang,
dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang. “ Dan
“Karena semua orang telah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”

Dari Roma 5:12, dikatakan siapa yang pertama kali berbuat dosa karena melalaikan
tanggung jawab ? Kita baca Kejadian 3:6 yang berbunyi,” Perempuan itu melihat , bahwa buah
pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena
memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga
kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.” Di situ Adam
diam tak tidak bereaksi melihat Hawa isterinya melakukan pelanggaran. “ Jadi jika seorang tahu
bagaimana ia harus berbuat baik tetapi ia tidak melakukannya, ia berbuat dosa.” Yakobus 4:17.

Setelah kita baca Kejadian 3:6, terlihat jelas, Adam diam dan tidak bertindak. Ada kalanya
diam itu emas. Tetapi ada kalanya ia hanya warna kuning belaka. Pria sering kali berdosa BUKAN
karena apa yang ia lakukan, melainkan apa yang TIDAK ia lakukan.

Kedewasaan tidak diukur dari usia tapi dari seberapa banyak tanggung jawab yang diambil
dan diselesaikan. Melalui Bible Class ini setidaknya ada 4 tanggung jawab seorang pria yang perlu
dilakukan.
1. Tanggung jawab untuk dosanya sendiri.
Jika melakukan dosa harus segera mengakui dosanya, dan meninggalkan dosa tersebut. “Jadi
apabila ia bersalah dalam salah satu perkara itu, haruslah ia mengakui dosa yang telah
diperbuatnya itu,” Imamat 5:5. Jika ia mengaku dosa kita , maka ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala yang jahat.” I
Yohanes 1:9. Jadi menurut ayat ini perlu ada pengakuan dosa. Jika gagal untuk mengakui
dosa akan diperhadapkan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Jadi perlu ada pengakuan.
Pengakuan terhadap siapa?
a. Mengaku dosa terhadap Tuhan { I Yoh. 1:9)
b. Mengaku dosa dengan sesama. “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamudan
saling mendoakan , supaya kamu sembuh. Dan doa orang benar, bila yakin didoakan ,
sangat besar kuasanya.” Yakobus 5:16.
Akibat tidak bertanggung jawab atas dosa , contohnya :
a. Adam ( Kej. 3:17-18)
Terkutuklah tanah, bersusah payah mencari rejeki, berpeluh mencari makanan.
b. Kain. (Kej. 4:11-12}
“Maka sekarang terkutuklah engkau , terbuang jauh dari tanah yang
mengangakanmulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau
mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi
kepadamu, engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.”
2. Tanggung jawab imam “ Imamat yang rajani ( 1Petrus 2:9)
a. Seorang pria menjadi penjaga di dalam keluarganya.
b. Menjagai dengan doa dari pengaruhdosa, setan, dan dunia (Medsos)
c. Menjadi pendengar yang baik jangan sebal hati (Kej. 21:12)
Seorang isteri /anak ketika ingin curhat kepada suami/ ayahnya, bial tidak didengarkan
dengan baik, bisa – bisa akan mencari pelarian dan akhirnya curhat kepada orang lain.
Bisa teman sekerja, dan lain sebagainya. Hal ini bisa memicu dosa dalam rumah tangga.
Maka seorang pria /suami/ayah, siap sedialah mendengarkan curhatan sang istri atau sang
buah hati.
d. Adanya pandemi COVID 19 ini, seorang suami /pria punya peran penting menjadi imam
dalam keluarga. Ketika pemerintah menghimbau agar tidak melaksanakan kebaktian di
gereja, maka seorang ayah/suami harus siap menjadi imam dalam memimpin peribadatan
di rumah masing-masing.
3. Tanggung jawab nabi.
Peran nabi, selain sebagai penyambung lidah Allah, juga menubuatkan masa depan,
menyampaikan warta gembira, serta membangkitkan dalam hati umat perngharapan akan
masa depan yang lebih cerah.
Seorang pria/ayah/suami juga bertanggung jawab sebagai nabi, yaitu:
a. Mengarahkan keluarganya (guide), berarti memberikan petunjuk ke jalan yang benar.
b. Mengajarkan Firman Tuhan kepada keluarga agar bisa:
 Mendengarkan Firman Tuhan
 Merenungkan Firman Tuhan
 Melakukan Firman Tuhan
 Membagikan Firman Tuhan
Contoh : - Hawa tidak menguasai Firman Tuhan (Kej. 3:2-3), Adam gagal
mengarahkannya (Kej. 3:16-17) Akibatnya mereka jatuh ke dalam dosa dan diusir dari
Taman Eden, mulailah mereka hidup dalam penderitaan.
Di dalam keluargapun bisa terjadi demikian, kalau kepala keluarga melalaikan tanggung
jawabnya sebagai seorang nabi.
Seorang pria yang sudah menjadi kepala keluarga punya tanggung jawab sebagai nabi bagi
Keluarganya.
4. Tanggung jawab sebagai pemimpin.
“Karena suami adalah kepla isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat, Dialah yang
menyelamatkan tubuh’ (Efesus 5:23)
Berdasarkan Efesus 5:23, Seorang suami punya tanggung jawab :
a. Melindungi keluarga.
b. Menyediakan keperluan keluarga, sehingga berperan sebagai penyalur berkat bagi
keluarganya.
c. Memberi keputusan dengan memberi rasa aman. Dalam hal ini seorang suami harus
memiliki sikap lembut dan tegas.

Penutup.
Tanggung jawab seorang pria atau suami tidak berhenti pada pencarian nafkah/ mencukupi kebutuhan
keluarga saja, melainkan ada tanggung jawab lain. Keempat tanggung jawab itu harus berjalan
seimbang. Dengan demikian keberadaan keluarga akan mengalami keluarga yang diberkati oleh
Tuhan. Akan tercapainya keluarga yang bahagia, sejahtera, damai dan aman. Kuncinya ada pada
seorang pria sebagai kepala keluarga. Ketercapaian keluarga yang demikian akan berimbas juga
kepada ketercapaian gereja yang hidup dan menggairahkan, yang akhirnya akan bermuara ke
masyarakat, bangsa , dan negara. Dari keluargalah kekristenan menjadi garam dan terang bagi
masyarakat sekitar. Sehingga gereja punya nilai yang positif karena secara tidak langsung menjadi
suri tauladan baggi orang di sekitar. Amin.

Anda mungkin juga menyukai