Anda di halaman 1dari 2

SA.

Proses Pembentukan Nagari

4 Tahapan Pembentukan Nagari di Minangkabau

Nagari adalah sebuah kesatuan masyarakat dalam system hukum adat. Nagari memiliki
daerah batas batas tertentu. Namun dalam proses terbentuknya, nagari ini harus melewati tahap
tahap. Proses tersebut dimulai dari pembentukan kelompok kecil hingga menjadi sebuah
komunitas yang mendiami sebuah daerah.

1.Taratak

Asal kata taratak adalah tatak. Makna kata ini adalah perkampungan yang awalnya
didiami untuk dijadikan sebagai tempat tinggal kelompok yang masih bertali darah. Awalnya
taratak kehidupan belum begitu teratur karena baru di tatak ( dibuat).

2.Dusun

Kelompok beberapa taraktak akan membuat sebuah dusun. Walaupun masih terdiri dari
khasnya hubungan tali darah. Namun dalam dusun ini telah ada beberapa aturan tentang
berkeluarga dan bergaul.

3.Koto

Koto adalah tingkatan yang lebih tinggi dari dusun. Dalam koto ini terdiri dari beberapa
dusun. Aturan yang digunakan lebih luas dari sekedar dusun. Dalam koto ini juga telah ada
ketentuan dalam system bersawah dan berladang.

4.Nagari

Nagari adalah kumpulan koto yang berserikat dan bermufakat membentuk  nagari dengan
kesatuan masyarakat hukum adat. Namun untuk membentuk nagari ini harus memenuhi syarat
dan ketentuan secara adat yaitu.

B.Syarat Berdirimya Nagari

Pada masa dahulu berdirinya sebuah nagari apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
:

1. Babalai (mempunyai balairung adat)


2. Bamusajik (mempunyai mesjid)
3. Balabuah (mempunyai jalan raya)
4. Batapian (mempunyai tempat mandi umum)

Jadi dari syarat nagari yang dikemukakan di atas terlihat sebuah nagari itu hendaklah
menunjukan masyarakat yang beragama, beradat, mempunyai prinsip musyawarah
berperekonomian yang baik. Dengan syarat-syarat nagari ini hendaknya diwujudkan masyarakat
yang aman dan sentosa, lahir dan batin. Dalam adat dikatakan “bumi sanang padi manjadi, padi
masak jaguang maupiah, taranak bakambang biak, nagari aman santoso”, (bumi senang padi
menjadi, padi masak jagung mengupih, ternak berkembang biak, negeri aman sentosa).

Bila diuraikan lagi persyaratan nagari di atas dapat dikemukakan, mesjid adalah simbol dari
agama. Mesjid tempat melakukan ibadah dan juga mesjid tempat bermusyawarah mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan agama. Secara tidak langsung dengan adanya mesjid juga
menunjukan, bahwa masyarakatnya adalah pemeluk agama islam.

Balai adat sebagai perlambang, bahwa musyawarah merupakan landasan untuk menghadapi dan
memecahkan sesuatu permasalahan yang terdapat dalam nagari. Labuah adalah sebagai sarana
perhubungan dan ekonomi masyarakat, sedangkan tapian tempat mandi merupakan lambang
bahwa masyarakat nagari hendaklah menjaga kebersihan dan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai