Anda di halaman 1dari 7

PENELITIAN

OBJEK PENELITIAN : UMAT KBG


TEMPAT : KBG RATU DAMAI WURADOHOR I - LINGKUNGAN SANTO
LUKAS KOTING A - STASI KOTING - PAROKI SANTO
FRANSISKUS XAVERIUS KOTING - KEUSKUPAN MAUMERE

JADWAL KEGIATAN ANALISIS SOSIAL


Hari/Tanggal Bentuk Kegiatan
25 Oktober Wawancara dan Bincang-Bincang Bersama Ketua KBG Ratu Damai
2015 Wuradohor I
27 Oktober Pertemuan I bersama Umat KBG Ratu Damai
2015
29 Oktober Pertemuan II bersama Umat KBG Ratu Damai
2015

I. LAPORAN HASIL WAWANCARA (25 Oktober 2015)


Narasumber:
Nama : Maria Veriance
Tempat Tanggal Lahir : Koting, 27 Desember 1968
Pekerjaan : Petani
Jabatan : Ketua KBG

Hasil Wawancara:
Nama KBG : Ratu Damai, Wuradohor I – Lingkungan St. Lukas, Koting A – Stasi
Koting – Paroki St. Fransiskus Xaverius, Koting – Keuskupan
Maumere.
Letak Wilayah : KBG Ratu Damai Wuradohor I merupakan KBG yang letaknya paling
selatan wilayah Paroki Koting yang berbatasan langsung dengan
Woloara Paroki St. Yosef Wairpelit.
Jumlah Rumah : 24 Buah (2 buah rumah kosong)
Jumlah KK : 27 KK
Jumlah Umat : 122 orang dengan rincian 52 orang laki-laki (42,62%) dan 70 orang
perempuan (57,38%)

TINGKATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN


1
0 bulan-TKK 8 1
SD 5 7
SMP 1 6
SMA 1 4
Kuliah 2 3
Dewasa Produktif 30 37
Lanjut Usia 5 12
52 70
Catatan: Untuk yang usia dewasa produktif mempunyai mata pencaharian yang berbeda-beda
dengan rincian sebagai berikut: Guru PNS (3 orang), Guru Honor (2 orang), Pegawai Swasta (3
orang), wiraswasta/ bisnis (2 orang), Bidan (1 orang), Tukang Bangunan (2 orang), sopir (2
orang), ojek dan buruh (11 orang), dan sisanya sebagai Petani, ibu rumah tangga serta beberapa
orang yang belum punya pekerjaan tetap (41 orang).

II. LAPORAN HASIL PERETEMUAN I


Hari/Tanggal : 27 Oktober 2015
Waktu : 19.00-selesai
Peserta : 25 orang (2 laki-laki dan 23 perempuan)
IDENTIFIKASI MASALAH:
1. Kekurangan air bersih
2. Pemindahan listrik pra bayar ke paska bayar (adanya kebingungan dari umat dan
pemaksaan)
3. Harga komoditi rendah dan tidak sebanding dengan harga sembako yang terus
meningkat.
4. Bapak-Bapak dan Kaum Muda laki-laki banyak yang tidak aktif dalam kegiatan rohani
Gereja.
5. Budaya pesta yang semakin marak (pesta suka dan pesta duka).
6. Tuntutan belis yang tinggi di kalangan masyarakat.
7. Perubahan cuaca yang membingungkan para petani untuk menggarap lahan.
8. Banyak tanaman mati karena kemarau panjang dan kekurangan air.
9. Kebakaran kebun dan hutan bambu.
10. Bunyi musik dan motor reacing yang mengganggu.
11. Penumpukan pembayaran keuangan Paroki.

PENGELOMPOKAN MASALAH:
2
NO BIDANG MASALAH JENIS MASALAH
1 EKONOMI Kekurangan air bersih
Harga komoditi rendah dan tidak sebanding dengan harga
sembako yang terus meningkat.
2 POLITIK Pemindahan listrik pra bayar ke paska bayar (adanya
kebingungan dari umat dan pemaksaan)
3 SOSIAL Bunyi musik dan motor reacing yang mengganggu.
4 BUDAYA Budaya pesta yang semakin marak (pesta suka dan pesta
duka).
Tuntutan belis yang tinggi di kalangan masyarakat.
5 AGAMA/GEREJA Bapak-Bapak dan Kaum Muda laki-laki banyak yang tidak
aktif dalam kegiatan rohani Gereja.
Penumpukan pembayaran keuangan Paroki.
6 EKOLOGI Perubahan cuaca yang membingungkan para petani untuk
menggarap lahan.
Banyak tanaman mati karena kemarau panjang dan
kekurangan air.
Kebakaran kebun dan hutan bambu.

III. LAPORAN HASIL PERTEMUAN II

Hari/Tanggal : 29 Oktober 2015


Waktu : 19.00-selesai
Peserta : 27 orang (3 laki-laki dan 24 perempuan)
Masalah Pokok : Kekurangan Air Bersih
Sebab-Sebab Kunci :
 Pembagian Air yang kurang merata ke seluruh wilayah.
 Saluran air dirusakkan oleh orang yang kurang bertanggungjawab.
 Harga Air tangki terus mengalami peningkatan.
 Petugas PDAM kurang teliti dalam mengontrol distribusi air.
 Kualitas saluran air yang mudah rusak.
 Debit air yang semakin berkurang karena perubahan musim.

POHON MASALAH:
Kekurangan Air Bersih

3
Saluran air dirusakkan oleh Debit air yang semakin
Pembagian Air yang kurang
orang yang kurang berkurang karena perubahan
merata ke seluruh wilayah.
bertanggungjawab musim

Ada orang Petugas PDAM


Petugas PDAM
yang sesuka kurang teliti Jumlah orang
kurang teliti Kualitas Banyak mata
hati membuka dalam yang
dalam saluran air air yang sudah
dan menutup membagi dan mengkonsumsi
memeriksa dan yang kurang mulai
saluran air memeriksa air semakin
memperbaiki baik mengering
tidak sesuai jadwal meningkat
saluran air
jadwal pembagian air

Egoisme diri Petugas PDAM Kekurangan Intensitas Pertumbuhan


yang tidak Dana Hujan Semakin Penduduk
bertanggung jawab Kurang
Kurang Penyalahgunaan
kesadaran diri Penebangan Banyak
Petugas PDAM Uang Proyek
Hutan Secara pendatang baru
yang pilih kasih Liar
Kurang adanya
peraturan dan Kurangnya
hukum yang Petugas PDAM Penghijauan di
tegas yang kurang trampil mata air

 Cari Dana Swadaya  Penghijauan hutan


 Sosialisasi tentang Air  Ganti petugas dan Sumbangan dan mata air. Membatasi
 Pendampingan Rohani PDAM yang
 Tinjau kembali  Menegakan UU penggunaan air
 Buat peraturan tentang terampil dan tentang penebangan secara boros.
penggunaan uang
pengrusakan air bertanggungjawab
proyek sebelumnya pohon.

IV. PENJELASAN
Masalah kekurangan air bersih merupakan sebuah masalah yang masih belum bisa diatasi
di wilayah Koting A, khususnya di KBG Ratu Damai Wuradohor I. Berdasarkan letak topografi
wilayahnya KBG ini merupakan KBG paling selatan di Paroki Koting. Wilayah ini juga
merupakan penghujung saluran air yang berasal dari dua sumber mata air yaitu Wair Puang-Nita
dan Batik Wair-Koting. Banyak kendala yang dihadapi oleh Penghuni di Ujung saluran pipa air
ini. Umat di KBG ini sering mengalami kekurangan air bersih karena tempat ini merupakan
jarak terjauh dari mata air di wilayah Paroki Koting. Perjalanan yang jauh membuat air sulit
untuk sampai di ujung saluran pipa.
Umat KBG Ratu Damai menjadi korban kelalaian dari para petugas PDAM yang
mengatur jadwal aliran air. Mereka juga sering menjadi korban akibat ulah tangan-tangan yang

4
tidak bertanggungjawab yang sering menutup kran saluran ke wilayah ini, yang merusakan
saluran air, bahkan ada yang menyumbat saluran air ke wilayah ini. Sikap ingat diri dan iri hati
masih menyelimuti para pelaku kejahatan ini. Sosok petugas PDAM yang lalai menjalankan
tugas membuka peluang bagi para pelaku kejahatan air untuk merusak saluran pipa dan mencuri
air demi kepentingan sendiri. Selain itu, debit air yang semakin berkurang membuat air tidak
sanggup mengalir sampai di ujung pipa. Melemahnya debit air ini disebabkan banyak mata air
yang sudah mengering akibat dari penebangan pohon di dekat mata air dan curah hujan yang
semakin berkurang. Jumlah debit air yang semakin melemah tidak sebanding dengan jumlah
konsumen air yang terus bertambah.
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Umat (masyarakat) tidak boleh
hanya sampai pada tahap tahu memanfaatkan air tetapi juga harus diajak untuk menjadi paham,
sadar dan berperilaku secara benar dan adil dalam mengkonsumsi air bersih. Gereja dan
Pemerintahan perlu melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk
membangkitkan kesadaran. Gereja juga perlu memberikan pendampingan rohani kepada umat.
Pemerintah harus membuat aturan dan tata tertib penggunaan air dengan sanksi yang tegas bagi
orang-orang yang melanggarnya. Perlu juga mereorganisasi petugas dan pengurus PDAM yang
lalai dan kurang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas. Yang menjadi petugas PDAM
harus bertanggung jawab dan berlaku adil. Perlu ada juga usaha dana untuk mengganti saluran
air yang rusak melalui swadaya atau sumbangan dan memberikannya kepada orang yang
bertanggung jawab untuk mengolah dana tersebut. Penghijauan di daerah mata air juga penting
agar cadangan air tidak cepat habis dan bisa terus bertahan. Usaha ini perlu secepatnya
dilakukan sebelum mata air semakin banyak mengering. Perlu juga dibuat aturan untuk tidak
menebang pohon sembarangan di areal mata air.

DAFTAR JADWAL KEGIATAN ANSOS

5
KOMUNITAS BASIS GEREJAWI (KBG) RATU DAMAI, WURADOHOR I,
LINGKUNGAN SANTO LUKAS KOTING A,
PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS KOTING.

No PARAF
HARI/TGL WAKTU BENTUK KEGIATAN
. KETUA KBG

6
7

Anda mungkin juga menyukai