Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERMASALAHAN DAN PERENCANAAN

DALAM MENANGGULANGI KRISIS AIR BERSIH


DI KECAMATAN NUSA PENIDA

Oleh :
I Gede Beny Mahayoga

Mata Kuliah Ilmu Pengelolaan Lingkungan


Program Magister Perencanaan Wilayah dan Perdesaan
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Tahun 2024
LATAR BELAKANG
• Sudah bertahun-tahun msyarakat Nusa Penida sulit mendapatkan akses air bersih, bahkan disetiap rumah
ataupun ladang warga terdapat tempat penampungan air hujan yang disebut cubang, tampungan air hujan
inilah yang digunakan masyarakat Nusa Penida untuk keperluan sehari-hari bahkan untuk air minum.
• Banyak dibangun jaringan pipa tapi belum menjangkau seluruh pemukiman penduduk dan tidak semua
jaringan pipa teraliri air.
• Banyak tersedia sumber mata air tapi hanya sedikit
yang bisa dikelola dengan baik
• Kebutuhan akan air bersih meningkat seiring dengan
melonjaknya pariwisata di Nusa Penida
• Undang – Undang No.7 tentang Sumber Daya Air
tahun 2004 mengamanatkan agar air sebagai
sumber daya harus benar-benar dimanfaatkan untuk
kemakmuran bersama
POKOK PERMASALAHAN DAN TUJUAN
Pokok Masalah
• Apa penyebab belum meratanya Masyarakat
mendapatkan akses air bersih
• Bagaimana upaya yang mungkin dilakukan untuk
memeratakan akses air bersih kepada warga
masyarakat

Tujuan
• untuk menganalisis permasalahan lingkungan
terkait ketersediaan dan distribusi air bersih yang
ada di Kecamatan Nusa Penida dan menyusun
perencanaan untuk menentukan langkah strategis
dalam memecahkan permasalahan ketersediaan
dan distribusi air bersih di Nusa Penida.
KONDISI NUSA PENIDA DAN PERMASALAHAN
KETERSEDIAAN AIR
Kondisi Nusa Penida Permasalahan Ketersediaan Air
• Nusa Penida merupakan wilayah yang kering dan • Nusa Penida memiliki sumber mata air yang
memiliki topografi perbukitan dengan batuan karst cukup, dengan proyeksi cadangan air yang
(batuan kapur berpori) yang hampir diseluruh berlimpah tetapi sulit dijangkau karena letak mata
bagian pulau dengan kelerengan antara 15% air rata-rata di pinggir tebing yang terjal
sampai 45%
• Sebagian besar warga menggunakan tampungan
• Belum ada inovasi baru atau terobosan dari
air hujan untuk memenuhi kebutahan air sehari-
pemerintah maupun sektor swasta untuk
hari
memecahkan permasalahan krisis air di Nusa
• Terdapat Sembilan mata air di Nusa Penida, dua Penida
diantaranya dikelola PDAM, satu dikelola
Pemerintah Desa Batumadeg dengan pihak swasta,
sisanya belum dikelola.
• Jumlah penduduk yang meningkat karena lonjakan
pariwisata sehingga kebutuhan akan air semakin
besar
KONDISI NUSA PENIDA DAN PERMASALAHAN
KETERSEDIAAN AIR
• Mata air Seganing yang aliran airnya terbuang ke
laut, belum bisa dimanfaatkan karena letaknya di
tebing sehingga kesulitan untuk mendorong air
keatas

• Mata air Guyangan, yang dikelola PDAM, berhasil


ditarik ke atas dan didistribusikan ke warga,
namun masih terbatas
METODE DAN PARAMETER
Instrumen yang digunakan untuk mengkaji krisis air
ini adalah dengan memanfaatkan system informasi
geografis untuk menganalisa jarak sumber air
dengan rumah penduduk dan jaringan distribusi air
yang tersedia

Metode yang digunakan adalah analisis spasial,


kajian literatur dan wawancara

Parameter yang digunakan adalah data sebaran


Mata Air, sebaran reservoir dan jaringan pipa air,
semakin dekat pemukiman dengan reservoir maka
peluang mendapatkan air semakin besar serta
jumlah kepala keluarga yang memiliki sumur bor.
Selain itu jumlah ketersediaan air juga dijadikan
sebagai parameter.
Peta sebaran sumber Mata Air
KAJIAN IPL

Kajian IPL yang digunakan adalah dengan memetakan


sumber mata air, jaringa reservoir dan jaringan pipa
distribusi.

Dan menghitung volume air yang tersedia dengan


menggunakan pendekatan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009

RUMUS
KAJIAN IPL
Untuk menghitung ketersediaan air di Nusa Penida menggunakan
pendekatan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun
2009.

• SA=10 × C × R × A

Keterangan :
• SA = Ketersediaan air (m3 per tahun)
• C = Koefisien limpasan tertimbang
• R = Rata-rata curah hujan tahun (mm per tahun)
• A = Luasan wilayah yang dinyatakan dalam satuan hektar.
• C = Rata-rata koefisien limpasan

• C= ∑(Ci×Ai)/∑𝐴𝑖

Keterangan :
• Ci = koefisien limpasan pemanfatan lahan
• Ai = luas pemanfatan lahan
KAJIAN IPL

Perhitungan kebutahan Air di Kawasan Nusa


Penida menggunakan perhitungan sebagai berikut.

•DA= N × KHLA
Keterangan :
•DA = total kebutuhan air (m3 per tahun)
•N = jumlah penduduk dan wisatawan
•KHLA = indikator Falkenmark

Perhitungan Status Daya Dukung Air


•Jika SA > DA = surplus
•Jika SA < DA = defisit
Keterangan :
•SA = pasokan air
•DA = daya dukung air
KESIMPULAN

Secara perhitungan volume Nusa Penida tidak


kekurangan air bersih, namun akses terhadap air
bersih tersebut masih sulit dijangkau dan belum bisa
didistribusikan secara merata. Hal ini disebabkan
karena kondisi topografi dari alam Nusa Penida yang
berbukit dengan batuan karst dan lokasi dari sumber –
sumber mata air yang ada sebagian besar bahkan
hampir secara keseluruhan berada di tebing – tebing
yang terjal sehingga memerlukan konstruksi dan
upaya khusus serta biaya yang tidak sedikit untuk
menyalurkan air dari sumbernya ke rumah-rumah
warga.

Warga Masyarakat sedikit menggunakan sumur bor


karena biaya mahal dan untuk warga yang berada di
dataran tinggi akan lebih sulit melakukan pengeboran
SOLUSI / REKOMENDASI
Selain dengan memanfaatkan sumber mata air Beberapa jenis proses Desalinasi :
yang ada, diperlukan juga inovasi lain salah satunya 1. Proses distilasi atau penyulingan, proses ini
dengan Desalinasi air laut. Yaitu pemisahan garam dilakukan dengan cara memanaskan air laut
dan mineral dari air laut sehingga air tersebut bisa hingga menjadi uap, uap ini akan didinginkan
dikonsumsi. dan menghasilkan titik-titik air tawar yang bisa
ditampung. Ini adalah proses yang paling
sederhana tetapi tidak efektif karena tidak bisa
menghasilkan air dalam jumlah banyak dengan
waktu yang singkat.
2. Proses Penukar Ion, proses ini menggunakan
proses kimiawi untuk memisahkan garam dari
air. Ion garam di dalam air laut akan ditukar
dengan ion lain yang berasal dari alam atau
sintetis.
3. Proses filtrasi atau reverse osmosis, adalah yang
paling banyak digunakan di dunia, proses ini
menggunakan filter semipermeable untuk
memisahkan molekul garam dari air laut.
SOLUSI / REKOMENDASI
Peta Sebaran Reservoir

• Meningkatkan produksi air dengan


metode desalinasi, membangun
pabrik desalinasi di lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau
• Membangun jaringan reservoir
yang lebih banyak.
• Mendorong pemerintah untuk
mengupayakan atau membangun
kerjasama dengan pihak swasta
untuk mengelola sumber mata air
yang belum dimanfaatkan secara
luas
SOLUSI / REKOMENDASI
Peta Sebaran Reservoir

Anda mungkin juga menyukai