Anda di halaman 1dari 50

KEBIJAKAN, SINERGITAS PROGRAM JABAR JUARA DAN

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP


DI JAWA BARAT

• H. Dudu Nurzaman, S.Pd,. M.Pd


• KETUA DPW HPAI KOTA BANJAR
Latar Belakang
Tantangan Yang Di Hadapi
Dalam Pengelolaan LH

Perubahan Gaya Perkembangan overindustrialisasi


Hidup Teknologi
Dampaknya
1. Pencemaran udara, air dan tanah,
2. Penyusutan Sumber Daya Alam (SDA),
deforestasi, penipisan lapisan ozon, hujan
asam,
3. Pemanasan global dan perubahan
iklim,naiknya permukaan air laut,
4. Timbulnya berbagai penyakit, banjir,
kekeringan, dan
5. Kejadian lainnya yang dapat merusak
kelestarian lingkungan dan mengancam
kehidupan manusia.
Serbuan
Sampah Plastik
Sekitar 17.6 milyar ton/tahun
sampah plastik masuk ke laut
atau kira-kira sekitar berat 500
pesawat jumbo jet.
Luas gugusan sampah plastik
di lautan global telah mencapai
luasan 3x negara Perancis.
SEDOTAN PLASTIK
 Terbuat dari
prophylene, hancur
500-1000 tahun
 Sedotan plastik
memiliki nilai daur
ulang yang rendah
 Sampah sedotan
plastik yang terbuang
akan menjadi
mikroplastik
Sumber: Indikator Malang News (2016)
TANPA PERUBAHAN PERILAKU, PADA
TAHUN 2050 AKAN LEBIH BANYAK
PLASTIK DARIPADA SATWA LAUT
Pola Pengelolaan Sampah

 Pola pengelolaan sampah di


berbagai daerah di Indonesia
umumnya masih bergantung
pada penimbunan sampah di
TPA yaitu sebesar 69% dari
seluruh total timbulan sampah.
 Pemanfaatan & daur ulang
sampah masih kecil hanya 7,5 %
 Pengolahan sampah lainnya
antara lain dibakar (insinerator)
dan dikubur masing sebesar 5%
dan 10%
 Sampah yang belum terkelola
sebesar 8,5 %
VAMPIRE ENERGI
YAITU ENERGI YANG
DIKONSUMSI PERALATAN
ELEKTRONIK PADA STAND
BY MODE
Bayangkan...

Jika satu Jabodetabek lupa


mencabut charger 1 hari saja,
energi yang terbuang adalah
96 ribu kWh.
Jumlah energi tersebut dapat
menghasilkan listrik untuk
PERUBAHAN
PERILAKU

PERILAKU
PEDULI DAN
RAMAH
LINGKUNGAN
HIDUP
APA PENYEBABNYA?

PERILAKU MANUSIA
Tingkat Perilaku PENDIDIKAN
Masyarakat LINGKUNGAN
Kondisi (tn) HIDUP
ENGINEERING

EDUCATION

ENFORCEMENT

1. JALUR FORMAL
2. JALUR INFORMAL
3. JALUR NON
FORMAL
INDEX PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN
(Survey Tahun 2012, 12 provinsi)
INDEX PERILAKU KETIDAKPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP
(Survey TH 2018, 34 provinsi)
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
JALUR FORMAL

GERAKAN PBLHS
(Program Adiwiyata)
 Pendidikan Lingkungan Hidup
diimplementasikan pada Jalur Formal, Informal
dan Non formal

 Adiwiyata merupakan program Pendidikan


Lingkungan Hidup pada Jalur Formal jenjang
pendidikan dasar dan menengah
PERKEMBANGAN KONSEP
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

• Global: The Belgrade Charter 1975, Yugoslavia


• Regional: ASEAN Environmental Education Action Plan 2000-2005
• Deklarasi Lingkungan Hidup KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992
• Nasional:
• 1975 : Program pengajaran PLH/IKIP Jakarta
►uji coba di 15 SD tahun 1977-78
• 1979: Pusat Studi Lingkungan
PERKEMBANGAN KONSEP
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

• 1984 : PLH secara integratif masuk dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah
• 1989 : Pelatihan Lingkungan Hidup bagi guru SD, SMP, SMA dan Sekolah
Kejuruan
• 1996 : terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL) antara LSM-LSM yang
berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikan lingkungan. Hingga tahun
2001 tercatat 76 anggota JPL yang bergerak dalam pengembangan dan
pelaksanaan pendidikan lingkungan.
• 2001 : dirintis Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) di Jawa Barat
PERKEMBANGAN KONSEP
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
• 2006 : KLH bekerjasama dengan Depdiknas mengembangkan program PLH
melalui program Adiwiyata di 10 sekolah model di Pulau Jawa untuk SD, SMP,
SMA dan SMK.
• 2007- skrg : dikeluarkannya Peraturan Gubernur no 25 tahun 2007 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan
Hidup.
• 2007- skrg : Program Adiwiyata untuk SD, SMP, SMA dan SMK diperluas di
seluruh Indonesia
• 2012-2013: Pusat Kurikulum dan Perbukuan melalui program Analytical
Capacity Development Partnership (ACDP) dalam Formulation of a National
Action Plan for Environmental Education melibatkan 4 kementerian:
Kemendikbud, KLH, Kemenhut, dan Kemenag
PERKEMBANGAN KONSEP
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

• 2013 : Keluarnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 05 tahun 2013


tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
• 2019 : Keluarnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.52/ MenLHK/ Setjen/Kum.1/9/2019 ttg Gerakan Peduli & Berbudaya LH di
Sekolah
• 2019 : Keluarnya Peraturan Menteri ingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.53/ MenLHK/ Setjen/ Kum.1/9/2019 ttg Penghargaan Adiwiyata.
PERKEMBANGAN SBL DI JAWA BARAT
Konsep
dasar 2007PERGUB Jabar
2001
pengemban Sosialisasi2004 No. 25 Thn.
gan SDM SBL (pd 2007 ttg
siswa, Pedoman
aspek aparat,
pengelolaan Pelaksanaan
penilaian Muatan Lokal
LH SBL Sosialisasi
utk tk 2008
Wacana
(stakeholder Ecoschool2005 Pendidikan Buku
LH
SMA/K ) Pengkayaan
Ecoschool (pd siswa
2002
lingkungan) SMP,SMA, PLH SD,
(bahan SMK, SMP, SMA 2009-
kampanye outbound SBL/Adiwiy skrg
&Sosialisasi SMP, SMA/K. Penilaian ata tetap
SBL (pd penilaian 2006
sosialisasi) SBL, berlangsung
siswa SMP, SBL utk
setiap
SMA/K, SMP, SMA/K,workshop
ecopontren ) SBL Tk.
tahunnya
2003 Guru,
Prov. Jabar
Kepsek &
&
aparatur
Pembuatan
diknas)
Pedoman
26

27

28

29

30
31
32
33
34

35


37

38
PEMBELAJARAN PLH DALAM KEGIATAN PEMBIASAAN

39















81 84

62

37
31
27
15 13
11 10
4

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
16

12
11

8
7
5
4
3 3 3
2

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
VISI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT 2018-2023
"TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN
KOLABORASI" (nilai religius, nilai bahagia, nilai adil, nilai kolaboratif dan nilai
inovatif), yang dijabarkan ke dalam lima misi pembangunan dan sembilan program
unggulan, yaitu:
• Misi pertama, membentuk manusia pancasila yang bertaqwa; melalui
peningkatan peran masjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban, dengan
sasaran misi yaitu pesantren juara, masjid juara, dan ulama juara;
• Misi kedua, melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan
produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif; dengan sasaran
misi yaitu kesehatan juara, perempuan juara, olahraga juara, budaya juara,
SEKOLAH JUARA, guru juara, ibu juara, millenial juara, perguruan tinggi juara, dan
SMK juara;
• Misi ketiga, mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis
lingkungan dan tata ruang yang bekelanjutan melalui peningkatan konektivitas
wilayah dan penataan daerah; dengan sasaran misi yaitu transportasi juara, logistik
juara, gerbang desa juara, kota juara, pantura juara, pansela juara, dan energi juara;
• Misi keempat, meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang
sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan
pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan; dengan sasaran misi yaitu nelayan
juara, pariwisata juara, LINGKUNGAN JUARA, KELOLA SAMPAH JUARA, tanggap
bencana juara, ekonomi kreatif juara, buruh juara, industri juara, pasar juara, petani
juara, umat juara, umkm juara, dan wirausaha juara; serta
• Misi kelima, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif dan
kepemimpinan yang kolaboratif antara pemerintahan pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota; dengan sasaran misi yaitu birokrasi juara, APBD juara, ASN juara,
dan BUMD juara.


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai