Makalah Dasar-Dasar Farmasi RS Kel 7
Makalah Dasar-Dasar Farmasi RS Kel 7
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Apt. Andi Ahriansyah, M.Farm,
PROGRAM S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “REKONSILASI OBAT DAN
PELAYANAN INFORMASI OBAT” tepat waktu.
Makalah “REKONSILASI OBAT DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT”
disusun guna memenuhi tugas Pak Apt. Andi Ahriansyah, M.Farm, pada Mata kuliah
Dasar-dasar rumah sakit di Sekolah Tinggi Teknologi Industri Farmasi. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak Apt.Andi Ahriansyah, M.Farm, selaku Dosen mata kuliah Dasar-dasar rumah
sakit. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada
pasien dapat menimbulkan kesalahan dalam pengobatan (medication error).
Medication error dapat terjadi di berbagai tahap pelayanan kesehatan, salah satunya
ketika pasien baru masuk rumah sakit, perpindahan kamar atau rujukan dari rumah
sakit lain. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan dalam komunikasi atau tidak
adanya informasi penting terkait obat atau hal lainnya tentang pasien. Salah satu upaya
untuk meminimalkan medication error tersebut yaitu dengan dilakukannya rekonsiliasi
obat oleh tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit. (http://hisfarsidiy.org/rekonsiliasi-
obat-di-rumah-sakit/)
1
2
Pelayanan minimal yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat diukur
dengan menggunakan standar pelayanan minimal rumah sakit. Standar pelayanan
minimal rumah sakit berisi ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar yang wajib
disediakan suatu daerah untuk diterima setiap warga secara minimal (Depkes RI,
2008). Jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang wajib disediakan meliputi: Pelayanan
gawat darurat,, Pelayanan rawat jalan, Pelayanan rawat inap, Pelayanan bedah,,
Pelayanan persalinan dan perinatology, Pelayanan intensif, Pelayanan radiologi,
Pelayanan laboratorium patologi klinik.
Pelayanan farmasi di rumah sakit dijalankan oleh suatu unit di rumah sakit yang
disebut dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (1). Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS)
adalah suatu unit di rumah sakit yang merupakan fasilitas penyelenggara kefarmasian
di bawah pimpinan seorang apoteker dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk
mengadakan, menyediakan dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan
kesehatan di rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang lengkap dan
pelayanan farmasi klinik yang sifatnya berorientasi kepada kepentingan penderita (2).
B. Tujuan
1. Mengetahui Pelayanan Kefarmasian untuk Rekonsilasi Obat
2. Mengetahui Pelayanan Kefarmasian untuk Pelayanan Informasi Obat (PIO)
C. Manfaat
1. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami Rekonsilasi Obat
2. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami Pelayanan Informasi Obat (PIO)
D. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Rekonsiliasi Obat?
2. Bagaiman Alur Pelaksaan Rekonsiliasi Obat?
3. Apa definisi dari Pelayanan Informasi Obat?
4. Bagaiman Alur Pelaksaan Pelaynan Informasi Obat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rumah Sakit
4
5
C. Rekonsiliasi Obat
4. Komunikasi
Melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi yang terjadi. Apoteker bertanggung jawab terhadap
informasi obat yang diberikan. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit)
Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan secara ilmiah
dan terdokumentasi mencangkup farmakologi, toksikologi, dan penggunaan terapi
obat. Cakupan informasi obat antara lain nama kimia, struktur dan sifat-sifat,
identifikasi, indikasi diagnosi atau indikasi terapi, ketersediaan hayati, toksisitas,
mekanisme kerja, waktu mulai bekerja dan durasi kerja, dosis dan jadwal pemberian,
dosis yang direkomendasikan, konsumsi, absorbsi, metabolisme, detoksifikasi,
ekskresi, efek samping, reaksi merugikan, kontraindikasi, interaksi obat, harga,
keuntungan, tanda, gejala, dan data penggunaan obat. Pelayanan informasi obat
didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat
yang akurat dan terkini, oleh tenaga kefarmasian kepada pasien, masyarakat,
profesional kesehatan yang lain, dan pihak-pihak yang memerlukan (Kurniawan dan
Chabib, 2010: 2). Sedangkan pemberian informasi obat adalah salah satu tahap pada
pelayanan resep untuk menghindari masalah yang berkaitan dengan terapi obat.
Pemberian informasi obat memiliki peran yang penting dalam rangka memperbaiki
kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan yang bermutu bagi pasien (Athiyah,
2014).
13
apoteker pada jam kerja dan tidak ada pelayanan informasi obat diluar jam
kerja.
Berdasarkan Permenkes No. 58 tahun 2014 Bab IV mengenai sumber daya
kefarmasian, diperlukan satu orang aopteker untuk kegiatan pelayanan
kefarmasian pada pelayanan informasi obat.
b. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat
Selain memberikan informasi dan edukasi pada pasien, kegiatan lain dari
pelayanan informasi obat yang dilakukan adalah menjawab pertanyaan yang
diterima dari pasien. Pertanyaan dan jawaban bisa diterima secara langsung
(tatap muka) dan tidak langsung (melalui media komunikasi). Jenis
pertanyaan umumnya berhubungan dengan penyakit atau keadaan dari
pasien.
c. Sumber Informasi Obat yang Digunakan
Sumber informasi yang digunakan untuk melakukan pelayanan informasi
obat adalah pustaka primer dan pustaka tersier, misalnya:
1. Sumber informasi primer, seperti jurnal penelitian.
2. Sumber informasi tersier, seperti Medscape, ISO, MIMS, Farmakope
Indonesia, dan lain-lain.
d. Dokumentasi yang Dilakukan
Dokumentasi dalam pelayanan informasi obat mengacu pada Permenkes No.
58 tahun 2014. Dokumentasi yang dimaksudkan dalam standar memuat:
tanggal waktu pertanyaan dimasukkan, tanggal dan waktu jawaban yang
diberikan, metode penyampaian jawaban, pertanyaan yang diajukan, orang
yang meminta jawaban, orang yang menjawab, kontak personal untuk
informasi tambahan, lama penelusuran informasi, referensi atau sumber
informasi obat yang digunakan. Pendokumentasian dilakukan untuk
membantu menelusuri kembali data informasi yang dibutuhkan dalam waktu
yang relative lebih singkat.
e. Sarana dan Prasarana yang Disediakan
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dirumah sakit harus didukung
sarana dan peralatan yang memenuhi ketentuan dan perundang-undangan
18
A. Kesimpulan
Rekonsiliasi obat dilakukan oleh petugas farmasi dan termasuk kedalam
bidang farmasi klinik dengan bekerja sama dengan dokter dan perawat. Rekonsiliasi
dilakukan jika pasien membawa obat dari pelayanan kesehatan sebelumnya, obat yang
diminum dalam jangka waktu tertentu dan obat yang dibawa dari rumah semua proses
rekonsiliasi obat didokumentasikan dalam lembar atau formuler rekonsiliasi obat.
Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak biasa dan terkini
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan
pelayanan informasi obat adala untuk menunjang ketersediaan dan penggunaan obat
yang rasional, berorientasi pada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain; menyediakan
dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain;
menyediakan informasi untuk membuat kebijakan kebijakan yang berhubungan
dengan obat terutama bagi PFT/KFT (Panitia/Komite Farmasi dan Terapi).
B. Saran
Dari makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya,
memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi para pembaca dalam
mengetahui dan memahami tentang “Rekonsiliasi Obat dan Pelayanan Informasi
Obat”.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.ums.ac.id/51259/3/3.%20BAB%20I.pdf
(diakses 26/01/21 10.22)
2. http://repository.helvetia.ac.id/681/2/BAB%20I%20-
%20BAB%20III.pdf(diakses
(26/01/21 18.59)
3. http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/780/3/6.%20BAB%20II%20revisi.pdf
(26/01/21 19.59)
4. http://hisfarsidiy.org/rekonsiliasi-obat-di-rumah-sakit/
20