Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Vol. 1, No. 1 Tahun 2018 | Hal. 9-13


e-ISSN: 2614-0039

Implementasi pendidikan Pancasila sebagai character building mahasiswa di


Universitas Sembilanbelas November Kolaka
Zulfikar Putra a,1*
a
Program Studi PPKn Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Sulawesi Tenggara
1
zulfikarputra2016@gmail.com
*
korespondensi penulis

ABSTRAK
Sekurang-kurangnya terdapat lima karakter pribadi pancasilais yang harus dimiliki, dihayati dan diimplementasikan
dalam kehidupan mahasiswa diantaranya pengejawantahan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan serta mampu
menunjukkan sikap religius, toleran, berkonstribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan beradaban berdasarkan Pancasila, berperan sebagai warga negara yang bangga, cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab terhadap negara dan bangsa, menginternalisasi semangat kemandirian,
kejuangan dan kewirausahaan.
Kata kunci: karakter, Pancasila, pendidikan Pancasila, mahasiswa

ABSTRACT
There are five personal character Pancasila must-have internalized and implemented in student life such as the embodiment of the values
of divinity in life and be able to show the religious attitude, tolerant, contribute in improving the quality of life of the society, nation,
state and civilized based on Pancasila, act as citizens the proud, love of the homeland, had nationalism and sense of responsibility of the
State and the nation, internalized the spirit of independence, effort and entrepreneurship.

Keywords: character, Pancasila, Pancasila education, student


Copyright ©2018Universitas Ahmad Dahlan, All Right Reserved

PENDAHULUAN tidak diimbangi dengan munculnya manusia


Indonesia yang berkarakter. Jika mengacu kepada
Secara umum pendidikan sekurang-kurangnya hakikat pendidikan, fungsi terpenting dari lembaga
memiliki empat fungsi yaitu transfer ilmu, pendidikan adalah membangun karakter bangsa
konservasi dan pengembangan ilmu, penguasaan yang dicerminkan dengan istilah manusia yang
life skill dan teknologi, serta membangun karakter beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Masih
(character building). Selam ini, yang paling menonjol banyak orang pintar yang tidak menunjukkan ciri-
dalam pendidikan adalah fungsi pendidikan pada ciri sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa
tiga aspek di atas. Memamng prestasi pendidikan dalam kehidupannya sehari-hari, khususunya
nasional masih kalah bersaing dengan pendidikan dalam menjalani tugasnya sebagai seorang pro-
di negara tetangga, tetapi harus diakui telah banyak fesional. Kasus-kasus penyimpangan yang terjadi
orang pintar yang lahir dari sistem pendidikan kita. misalnya korupsi, tidak dilakukan oleh orang-orang
Mereka menempati hampir semua lini kehidupan yang tidak berpendidikan, tetapi orang-orang yang
nasional. Ada yang profesional di bidang ekonomi, memiliki pendidikan yang tinggi dan ahli di bidang-
industry, pemerintah, legislative, dan sebagainya. nya. Kasus korupsi melibatkan anggota legislatif
Bahkan alumni berbagai lembaga pendidikan kepala daerah petinggi militer, ilmuan, guru besar,
terkemuka nasional banyak yang menempati posisi dosen, banker, teknokrat, pengusaha dan bahkan
strategis sebagai penentu kebijakan (decision maker) ahli agama yang rata-rata alumni pendidikan ber-
yang berhubungan dengan nasib khalayak masya- kualitas.
rakat, hajat hidup orang banyak. Jadi, dapat
dikatakan bahwa pendidikan nasional secara related Salah satu tugas penting sistem dan lembaga
telah berhasil menjalankan fungsinya sebagai pendidikan kita saat ini adalah mengembalikan
wahana transfer ilmu, pengembangan ilmu, serta pendidikan pada fungsinya sebagai wahana pem-
penguasaan life skill dan teknologi. bangunan karakter bangsa (character building).
Maka, lembaga pendidikan tidak hanya bertugas
Akan tetapi sampai saat ini, masih jelas memindahkan ilmu dan teknologi kepada generasi
terlihat kepintaran alumni lembaga pendidikan

http://journal.uad.ac.id/index.php/citizenship
Zulfikar, Implementasi pendidikan Pancasila sebagai character building mahasiswa ...

muda, tetapi juga internalisasi nilai-nilai luhur dan apabila sesuatu itu berguna, berharga (nilai
ideal bagi kehidupan antar generasi. kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral
dan etis), religius (nilai agama). Notonagoro (1975)
Jika transfer ilmu hanya menyentuh aspek
membagi nilai pendidikan Pancasila menjadi tiga
kognitif dan penguasaan kecakapan hidup dan tek-
bagian yaitu:
nologi merupakan kompetensi pada ranah kognitif
dan psikomotorik, maka internalisasi nilai-nilai a. nilai materil, yaitu segala yang berguna
luhur kehidupan yang menjadi inti dari pem- bagi jasmani/unsur fisik manusia;
bentukan karakter bangsa merupakan kompetensi b. nilai vital, yaitu segala sesuatu yang ber-
peserta didik lebih menekankan pada ranah afektif, guna bagi manusia untuk melakukan suatu
di samping kognitif dan psikomotorik. Dalam kegiatan aktifitas;
konteks pendidikan Pancasila, kompetensi pada c. nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang
ranah afeksi harus mendapat porsi paling besar, berguna bagi rohani manuisa yang dibagi
sebab jika peserta didik hanya memahami seputar menjadi:
tentang Pancasila sebagai dasar Negara Republik 1) nilai kebenaran/kenyataan adalah nilai
Indonesia, Pancasila sebagai sistem filsafat, yang bersumber pada unsur akal
Pancasila sebagai sistem etika, menjadi dasar nilai manusia
pengembangan ilmu dan itu semua hanya berhenti 2) nilai keindahan adalah nilai yang
pada pengetahuan, maka pendidikan Pancasila sulit bersumber pada unsur rasa manusia
untuk bisa berhasil dalam pembelajarannya. Target 3) nilai kebaikan atau nilai moral adalah
Pendidikan Pancasila adalah terjadinya perubahan nilai yang bersumber pada unsur
perilaku peserta didik yakni mampu menampilkan kehendak/ kemauan manusia
diri sebagai insan yang benar-benar berintegritas 4) Nilai religious adalah nilai ketuhanan
baik dalam perkataaan maupun perbuatan sehari- yang tertinggi yang sifatnya mutlak dan
hari (Kaelan, 2002). abadi.
METODE Perumusan Pancasila sebagaimana termaktub
dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945
Penelitian ini difokuskan pada aspek character dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya
building (membangun karakter) mahasiswa USN sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak
Kolaka. Adapun jenis data adalah data primer dan berubah dan tidak dapat diubah lagi. Nilai-nilai
data sekunder. Sedangkan teknik pengambilan data dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD
dilakukan dengan wawancara dan analisis doku- 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut.
men. Subjek penelitian adalah dosen MPK yang Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan
terdiri dari 7 orang dosen PPKn, 3 orang dosen nyata, penjabaran itu kemudian dinamakan nilai
Bahasa Indonesia, dan 3 orang dari dosen Agama instrumental
Islam.
Pancasila memiliki kedudukan sebagai dasar
Penelitian ini menggunakan pendekatan negara dan ideologi nasional. Diterimanya
penelitian kualitatif secara deskriptif dengan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
menerapkan teknik studi dokumentasi dan wawan- nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-
cara. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian nilai Pancasila dijadikan landasan pokok atau
ini dilakukan secara kualitatif dengan cara landasan fundamental bagi penyelenggaraan
mengkategorikan dan mengklasifikasikannya ber- negara Indonesia.
dasarkan analisis secara logis, kemudian ditafsirkan
dalam konteks keseluruhan masalah penelitian. Pembentukan character building mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN Istilah karakter dapat diartikan sebagai sistem
daya juang (daya dorong, daya gerak, dan gaya
Hakikat nilai pendidikan Pancasila hidup) yang berisikan tata nilai kebajikan dan moral
yang berpatri dalam diri manusia. Tata nilai itu
Pendidikan Pancasila adalah program
merupakan perpaduan aktualisasi potensi dari
pendidikan yang berisi nilai-nilai luhur bangsa yang
dalam diri manusia serta internalisasi nilai-nilai
memiliki tujuan untuk membentuk sikap positif
akhlak dengan moral dari luar (lingkungan) yang
manusia sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
melandasi pemikiran, sikap dan perilaku dengan
dalam Pancasila. Menilai berarti menimbang, yaitu
kata lain, karakter adalah nilai kebajikan akhlak
kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan
dan moral yang terpatri dan menjadi nilai intristik
sesuatu untuk selanjutnya mengambil sebuah
dalam diri manusia yang melandasi pemikiran,
keputusan. Keputusan nilai dapat mengatakan
sikap dan perilakunya. Dalam terminologi psiko-
“berguna atau tidak berguna, benar atau tidak
logi, karakter adalah watak, perangai, sifat dasar
benar, baik atau tidak baik, religius atau tidak
yang khas, suatu sifat atau kualitas yang tetap terus
religius”. Sesuatu itu dikatakan mempunyai nilai

10
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

menerus dan kekal sehingga bisa dijadikan ciri Pertama, dalam sistem pembelajaran mata
untuk mengidentifikasikan seseorang (Chaplin, kuliah pendidikan Pancasila, senantiasa dibangun
2008). Sedangkan Coon (Zubaedi, 2012, hal. 8) perspektif pemantapan materi yang di dalamnya
mendefinisaikan karakter sebagai suatu penilaian memuat nilai-nilai pembelajaran character building
subjektif terhadap kepribadian seseorang yang di antaranya adalah tentang nilai-nilai ketuhanan,
berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat toleransi, nasionalisme dan lain-lain. Kedua, adanya
atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. komitmen bersama bagi para dosen pengampu,
Karakter merupakan keseluruhan disposisi kodrati bahwa mata kuliah yang diampu memiliki relevansi
dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang dengan nilai-nilai character building mahasiswa.
mendefinisikan seorang individu dalam keseluruh- Terlebih dengan mata kuliah yang berhubungan
an tata perilaku psikis yang menjadikannya tipikal langsung dengan character building mahasiswa
dalam cara berpikir dan bertindak (Raka et al., seperti mata kuliah agama, pengantar nilai dan
2013). kepribadian serta pendidikan karakter. Ketiga,
Berpedoman pada Keputusan Dirjen penyelenggaraan pembelajaran mata kuliah pendi-
Pendidikan Tinggi No. 43/Dikti/Kep/2006 (Dirjen dikan Pancasila tidak lagi menggunakan kebiasaan
Pendidikan Tinggi, 2006) tentang rambu-rambu lama yang lebih terkonsentrasi dalam penyampaian
pelaksanaan kelompok matakuliah pengembangan materi kognitif dengan waktu yang terbatas, tetapi
kepribadian di perguruan tinggi, dan sebagai dikembangkan dengan format pembelajaran yang
konsekuensi dalam pengembangan karakter dan lebih terbuka dan memberi peluang bagi mahasiswa
kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi untuk dapat berinteraksi (berdiskusi/berdialog)
khususnya di Universitas Sembilanbelas November dengan dosen pengampu mata kuliah pendidikan
agar dapat menjadi wahana strategis bagi Pancasila.
peningkatan kompetensi mahasiswa dalam Kementerian Pendidikan Nasional (2009, hal.
pembelajaran, maka ada beberapa langkah yang 9–10) menyebut bahwa pendidikan karakter
menjadi kajian dalam ikhtiar perbaikan dan dikembangkan dari sumber agama, Pancasila,
pengembangan pembelajaran character building budaya dan tujuan pendidikan nasional. Dari
untuk menunjang kepribadian/potensi diri bagi keempat sumber tersebut, maka dihasilkan
setiap individu/mahasiswa. Beberapa langkah sejumlah nilai-nilai pendidikan karakter untuk
tersebut diuraikan berikut: pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai
berikut:
Tabel 1. Nilai dan deskripsi nilai karakter
No Nilai Deskrpsi nilai karakter
1 Religius Sikap memegang teguh perintah agamanya dan menjauhi larangan
agamanya seraya saling menjaga kerukunan dan kesatuan antar
umat agam satu dengan umat agama yang lainnya.
2 Jujur Sikap yang selalu berpegang teguh untuk menghindari keburukan
dengan menjaga perkataan, perasaan dan perbuatan untuk selalu
berkata yang benar dan dapat dipercaya
3 Toleransi Perilaku cenderung mengahargai perbedaan baik itu sikap dan
tindakan dalam hal mengaharagi perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku taat, tertib, teratur dan
patuh kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku sesuai dengan
tujuan tertentu.
5 Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya
6 Kreatif Upaya mencari alternative penyelesaian permasalahan dari
berbagai sudut pandang
7 Mandiri Suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain dalam kedudukan yang sama
9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan
didengar
10 Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kebangsaan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya

11
Zulfikar, Implementasi pendidikan Pancasila sebagai character building mahasiswa ...

No Nilai Deskrpsi nilai karakter


11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan,
kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa
12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
prestasi sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta
menghormati keberhasilan orang
13 Bersahabat/ Perilaku yang ditunjukkan dengan senantiasa menjaga hubungan
komunikatif baik melalui interaksi yang positif antara individu dalam suatu
kelompok dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
14 Cinta damai Perilaku yang selalu mengutamakan persatuan, kesatuan dan
perwujudan harmoni dalam lingkungan yang majemuk dan
multikultural
15 Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya
16 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
lingkungan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
17 Peduli sosial Kepekaan akan segala kesulitan yang dihadapi oleh lingkungan
dan masyarakatnya
18 Tanggung jawab Menyadari bahwa segala hal yang diperbuat oleh dirinya, bukan
hanya merupakan tugas dan kewajiban bagi dirinya sendiri namun
juga keluarga, masyarakat, lingkungan dan negara dan Tuhan
YME

Dengan demikian pembentukan nilai-nilai karakter sekuler, tetapi NKRI ingin dikembangkan sebagai
mahasiswa dapat dibentuk dengan sarana pem- negara beragama. Maksud dari bukan sebagai
belajaran, juga dalam ranah kehidupan ber- negara agama, bahwa NKRI tidak menerapkan
masyarakat, berbangsa dan bernegara (Budiningsih, hukum agama tertentu sebagai hukum positif,
2004). artinya: 1) ideologi negara tidak berasal dari
ideologi agama tertentu; 2) kepala negara tidak
Implementasi pendidikan Pancasila dalam harus berasal dari penganut agama tertentu; 3)
membentuk character building mahasiswa konstitusi negara tidak dari kitab suci agama
tertentu. Maksud dari bukan sebagai negara
Membentuk character building mahasiswa
sekuler, bahwa NKRI tidak memisahkan urusan
merupakan instrument penting dalam mewujudkan
agama dengan urusan negara artinya: 1) keputusan
visi dan misi yang ditentukan oleh pemerintah pada
negara harus didasarkan pada ajaran agama-
pembangunan nasional yang dijabarkan dalam
agama; 2) suara terbanyak dalam lembaga MPR,
RPJP 2005-2025, yaitu untuk memajukan generasi
DPR, dan lain sebagainya harus dilandaskan pada
penerus dalam menghadapai ancaman dari luar
kesesuaiannya dengan ajaran Tuhan Yang Maha
sambil melakukan upaya menjaga keutuhan NKRI
Esa. Maksud dari bukan sebagai negara agama
dari dalam. Implementasi pendidikan Pancasila
bahwa NKRI mendasarkan pengelolaan negara
dalam membentuk character building membutuhkan
pada hukum positif yang disepakai oleh bangsa
keterlibatan semua elemen masyarakat bangsa dari
(MPR, DPR dengan Pemerintah) yang warga
orang tua, dosen, tokoh masyarakat, tokoh ormas
negaranya beragam agama, sementara negara pun
dan tokoh agama.
tidak boleh mencampuri urusan aqidah agama
Untuk mewujudkan mahasiswa yang ber- apapun, tetapi negara wajib melindungi agama
karakter baik perlu juga dukungan iklim lingkungan apapun.
kampus yang baik dan lembaga-lembaga lain di luar
Kedua, sila Kemanusiaan yang adil dan
kampus untuk memperkokoh kepribadian
beradab di dalamnya terkandung nilai-nilai bahwa
mahasiswa. Nilai-nilai karakter yang dikembang-
NKRI merupakan negara berdasarkan hak asasi
kan merupakan nilai-nilai yang menjadi pembiasa-
manusia (berkemanusiaan), berdasarkan hukum
an dalam kehidupan sehari-hari.
(yang berkeadilan) dan negara berbudaya (yang
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi beradab). Maksud dari negara berdasarkan hak
bangsa yang berisi lima sila pada hakikatnya berisi asasi manusia yaitu bahwa NKRI melindungi dan
lima nilai dasar yang fundamental (Kementerian menegakkan HAM bagi warga negaranya. Maksud
Pendidikan Nasional, 2009). Pertama, Sila dari negara berbudaya yaitu bahwa NKRI ingin
Ketuhanan Yang Maha Esa di dalamnya mengembangkan: 1) cipta, yang dapat melahirkan
terkandung nilai-nilai bahwa NKRI bukan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi; 2) karsa, yang
negara agama dan bukan pula sebagai negara dapat melahirkan moral dan etika; 3) rasa, yang

12
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

dapat melahirkan seni dan estetika; dan 4) karya, berperan sebagai warga negara yang bangga, cinta
yang dapat melahirkan karya-karya monumental tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tang-
dalam arti yang seluas-luasnya. Sebagaimana gung jawab terhadap negara dan bangsa, meng-
diketahui, keempatnya itu merupakan unsur dari internalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan
budaya. kewirausahaan.
Ketiga, sila Persatuan Indonesia di dalamnya DAFTAR PUSTAKA
terkandung nilai-nilai bahwa NKRI menyatakan
diri sebagai negara yang diikat oleh persatuan dan Budiningsih, A. (2004). Pembelajaran moral: Berpijak
kesatuan. Keempat, sila Kerakyatan yang dipimpin pada karakter siswa dan budayanya. Jakarta:
oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan Rineka Cipta.
di dalamnya terkadung makna bahwa NKRI Chaplin, J. P. (2008). Kamus psikologi lengkap.
menerapkan asas kerakyatan yang landasan penera- Jakarta: RajaGrafindo Persada.
pannya berdasarkan kedaulatan rakyat. Kedalatan
rakyat berbasis demokratis dan prinsip-prinsip Dirjen Pendidikan Tinggi. (2006). Keputusan Dirjen
demokratis bersifat universal. Kelima, sila Keadilan Pendidikan Tinggi No. 43/Dikti/Kep/2006
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di dalamnya tentang Rambu-rambu pelaksanaan kelompok
terkandung makna bahwa keadilan sosial atau matakuliah pengembangan kepribadian di
pemerataan bersama bagi seluruh komponen rakyat perguruan tinggi.
Indonesia bukan keadilan bagi segolongan/ Kaelan. (2002). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:
pemerintah/penguasa. Paradigma.
KESIMPULAN Kementerian Pendidikan Nasional. (2009).
Dalam konteks Pendidikan Pancasila, Pengembangan pendidikan budaya dan karakter
character building berarti upaya optimal untuk bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan
menumbuhkan karakter-karakter utama pada diri Pengembangan Kurikulum Kementerian
peserta didik (mahasiswa) yang sejalan atau relevan Pendidikan Nasional.
dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya adalah Notonagoro. (1975). Pancasila secara ilmiah populer.
agar peserta didik benar-benar memahami makna Jakarta: Pantjuran.
karakter, menghayati alasan perlunya karakter
dimiliki, dan mengaplikasikan karakter dalam Raka, G., Mulyana, Y., Suprapti Sumarmo
interaksi, posisi, dan peran sosial yang mereka Markam, Semiawan, C. R., Hasan, S. H.,
jalankan di kampus maupun di luar kampus. Bastaman, H. D., & Nurachman, N. (2013).
Pendidikan karakter di sekolah: Dari gagasan ke
Sekurang-kurangnya terdapat lima karakter tindakan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
pribadi pancasilais yang harus dimiliki, dihayati Diambil dari
dan diimplementasikan dalam kehidupan maha- https://books.google.co.id/books?id=EwRG
siswa. Kelima karakter pribadi pancasilais itu DwAAQBAJ
adalah pengejawantahan nilai-nilai ketuhanan
dalam kehidupan serta mampu menunjukkan sikap Zubaedi. (2012). Desain pendidikan karakter: Konsepsi
religius, toleran, berkonstribusi dalam peningkatan dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan.
mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, ber- Jakarta: Kencana.
negara dan beradaban berdasarkan Pancasila,

13

Anda mungkin juga menyukai