PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki peranan penting dalam mengelola kondisi
Indonesia saat ini. Sejumlah kebijakan, keputusan-keputusan strategis,
perencanaan pembangunan, dan pelayanan terhadap masyarakat
ditetapkan dan dilakukan oleh PNS diberbagai bidang manapun sektor
pembangunan. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok
PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar
kompetensi dan melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan
efisien.
Untuk mendapatkan sosok PNS yang profesional, perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat). Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai
dasar profesi PNS yang tergabung dalam singkatan ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi). Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam
membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang berintegritas,
serta mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani
masyarakat.
Untuk membentuk PNS professional, dibutuhkan pembaharuan
atas pola penyelenggaraan diklat yang ada saat ini. Praktik
penyelenggaraan Diklat Prajabatan dengan pola pembelajaran yang
didominasi oleh metode ceramah, tidak menunjukkan perubahan yang
membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Oleh karena itu, diperlukan
metode yang lebih baik dalam proses internalisasi pada diri masing-
masing peserta diklat. Metode yang digunakan dalam Diklat mengacu
pada nilai dasar ANEKA yang diinternalisasikan melalui kuliah umum
1
yang lebih menarik dan mudah diterima oleh peserta. Selain itu,
dilakukan proses implementasi nilai dasar tersebut dalam bentuk
magang atau bekerja di instansi masing-masing. Dengan cara
aktualisasi pada tempat tugas, maka peserta dapat merasakan
manfaatnya secara langsung sehingga nilai-nilai dasar profesi PNS
tersebut dapat tertanam kuat dalam diri masing-masing peserta diklat.
Guna mewujudkan komitmen tersebut, maka dibutuhkan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang berkualitas di lingkungan Kementerian Agama
Provinsi Bengkulu. Hal ini menjadi dasar pikir penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS). Latsar
CPNS merujuk pada UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), bahwa pada pasal 63 ayat 3 dan 4. Secara spesifik
Latsar CPNS bertujuan untuk membentuk PNS profesional yang
berkarakter, yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap dan
perilaku disiplin PNS, nilai – nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang
tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan masyarakat.
Pelaksanaan Latsar ini bertujuan agar setiap peserta prajabatan
mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi (ANEKA) sebagai guru di MTs N 1 Seluma
Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.
Penyelenggaraan Latsar untuk calon ASN mengikuti pola baru di
mana masa kegiatan berlangsung secara on-off-on kampus. Kegiatan
on kampus yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan
berlangsung di Asrama Haji Palembang selama 18 hari on campus 1,
30 hari off campus, dan 3 hari on campus 2. Pelatihan dasar ini terbagi
dalam dua bagian yaitu:
2
b. Agenda nilai-nilai dasar PNS
c. Agenda kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
d. Agenda habituasi
2. Kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas, yang
terdiri dari:
a. Kompetensi teknis umum/administrasi
Kompetensi Teknis Substantif
Hasil belajar semua kurikulum pelatihan dasar di atas, akan
diterapkan pada agenda habituasi yang dilaksanakan melalui
serangkaian pengalaman belajar, yaitu mendapatkan pemahaman
tentang konsepsi aktualisasi dan pembelajaran aktualisasi sehingga
peserta memiliki kemampuan mensintesakan substansi mata pelatihan
ke dalam rancangan aktualisasi. Oleh karena itu, aktualisasi merupakan
bagian integral dari pelatihan dasar ini dan merupakan salah satu
upaya untuk mensinkronisasikan antara teori yang diperoleh di kelas
dengan pengalaman-pengalaman peserta di tempat tugas masing-
masing. Melalui aktualisasi diharapkan peserta dapat meningkatkan
kepekaan dan kemampuan dalam mengindentifikasi dan menganalisis
masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas calon guru di madrasah.
Pada era globalisasi saat ini, masyarakat semakin kritis terhadap
segala aspek, termasuk terhadap mutu pendidikan yang berkualitas.
Sejalan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemudahan akses oleh masyarakat khususnya peserta didik dan orang
tua peserta didik dalam mendapatkan referensi yang berkaitan dengan
ilmu yang menunjang terciptanya tujuan dari pelaksanaan kurikulum
2013 (K-13) yang telah diterapkan. Profesi guru sebagai bagian
dari aparatur sipil negara sebagai bagian yang sangat penting dalam
pendukung tujuan Pendidikan Nasional yang mulia perlu memiliki
karakter berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
3
Dari permasalahan diatas, perlu dibentuk sosok PNS yang
profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi
jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara
efektif dan efisien. Peraturan Kepala LAN No. 15 Tahun 2015 tentang
Diklat Prajabatan Golongan III menyatakan bahwa untuk membentuk
Pegawai Negeri Sipil yang profesional yang mampu melaksanakan
tugas dan perannya sebagai pelayan publik diperlukan pembentukan
karakter melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang
didasarkan pada nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil.
Guru sebagai abdi negara yang bertanggung jawab dalam dunia
pendidikan sangat perlu memperhatikan nilai-nilai dasar ASN yang
diamalkan dalam memberikan pelayanan terhadap siswa di sekolah
yang tidak hanya memberikan materi pembelajaran umum saja. Penulis
sebagai calon guru bidang studi bahasa indonesia yang ditugaskan di
unit kerja MTs N 1 Seluma.
Oleh karena itu, penulis membuat karya tulis yang berjudul
“Gerakan Literasi Sebagai Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa di
Kelas VII A MTsN 1 Seluma”.
B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan
a. Membentuk ASN yang profesional dimana karakternya dibentuk
oleh nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sehingga mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya secara profesional sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
b. Mengidentifikasi nilai-nilai dasar profesi PNS, Peran dan
Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktulisasikannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai Aparatur Sipil Negara.
c. Menemukan gagasan kreatif untuk meningkatkan minat baca
siswa kelas VII A di MTsN 1 Seluma.
4
2. Manfaat
a. Dapat membentuk ASN yang profesional dimana karakternya
dibentuk oleh nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sehingga mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa.
b. Bagi Peserta Latsar: Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS di lingkungan kerja, dan memiliki kesempatan untuk
meningkatkan minat baca siswa kelas VII A di MTsN 1 Seluma.
c. Bagi Unit Kerja: meningkatnya kemampuan dan minat baca pada
Siswa Kelas VII A di MTsN 1 Seluma.
C. Ruang Lingkup
Pelaksanaan aktualisasi dilakukan di tempat peserta Latsar
melaksanakan tugas yaitu di MTsN 1 Seluma
Tanggal : 27 September sampai dengan 26 Oktober 2019
Waktu : Kegiatan dilakukan pada saat jam kerja/disesuaikan
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Seluma merupakan
salah satu lembaga pendidikan Islam yang ada di Kabupaten
Seluma. Madrasah ini terletak di tengah masyarakat dan di tengah
pemukiman penduduk sehingga dalam pelaksanaannya tidak lepas
dari peran dan partisipasi masyarakat sekitar. MTsN 1 Seluma
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang merupakan wadah
melahirkan generasi-generasi yang berkualitas dan mempunyai daya
saing di bidang IMTAQ dan IPTEK.
NPSN 10704038
NSS
Desa/Kelurahan Tumbuan
Kabupaten/Kota Seluma
Provinsi Bengkulu
6
Berikut Struktur Organisasi Madrasah
PESERTA DIDIK
7
moral yang menggambarkan profil madrasah di masa datang yang
diwujudkan dalam Visi madrasah.
Visi MTsN 1 Seluma: “Terwujudnya siswa-siswi yang
beriman dan bertaqwa, cerdas, terampil dan berakhlak mulia
serta dapat mengamalkan ajaran agama islam dengan baik”.
Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita madrasah yang
berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi madrasah
saat ini, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
b. Misi Satuan Pendidikan
Untuk mencapai visi MTsN 1 Seluma tersebut, perlu
dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah
yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan
berdasarkan visi di atas. Misi MTsN 1 Seluma sebagai beikut:
1) Meningkatkan Imtaq dan Iptek Peserta Didik.
2) Meningkatkan 5 Budaya Kerja Kementerian Agama
(Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab,
Keteladanan).
3) Meningkatkan Sarana dan Prasarana Madrasah.
4) Meningkatkan Kegiatan Ekstrakurikuler.
5) Mengoptimalkan Potensi yang Ada dan Menjalin Kerja Sama
dengan Berbagai Pihak
6) Meningkatkan Partisipasi Orang Tua Siswa,
Pemerintah dan Masyarakat.
c. Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi secara eksplisit tidak dicantumkan
dalam statuta MTsN 1 Seluma, sehingga mengacu pada nilai
organisasi yang menaungi MTsN 1 Seluma yaitu Kementerian
Agama Republik Indonesia yang menjadi landasan seluruh satuan
kerja yang berada dibawahnya. Nilai-nilai tersebut adalah:
1) Integritas
8
Integritas diindikasikan dengan bertekad dan berkemauan untuk
berbuat yang baik dan benar, berpikiran positif, arif dan
bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi, mematuhi
peraturan perundangan yang berlaku dan menolak korupsi,
suap dan gratifikasi.
2) Profesionalitas
Profesionalitas diindikasikan dengan melakukan pekerjaan sesuai
kompetensi jabatan, disiplin dan bersungguh-sungguh dalam
bekerja, melakukan pekerjaan secara terukur, melaksanakan
dan menyelesaikan tugas tepat waktu, menerima reward dan
punishment sesuai dengan ketentuan.
3) Inovasi
Inovasi diindikasikan dengan selalu melakukan penyempurnaan dan
perbaikan berkala dan berkelanjutan, bersikap terbuka dalam
menerima ide-ide baru yang konstruktif, meningkatkan
kompetensi dan kapasitas pribadi, berani mengambil
terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah,
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
bekerja secara efekifdan efisien.
4) Tanggung jawab
Tanggung jawab diindikasikan dengan selau menyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan tepat waktu, berani mengakui
kesalahan, bersedia menerima konsekuensi, dan melakukan
langkah-langkah perbaikan, mengatasi masalah dengan
segera serta komitmen dengan tugas yang diberikan.
5) Keteladanan
Keteladanan diindikasikan dengan berakhlak terpuji, memberikan
pelayanan dengan sikap yang baik, penuh keramahan, adil,
membimbing dan memberi arahan kepada bawahan dan
teman sejawat, melakukan pekerjaan dengan baik dimulai dari
diri sendiri.
9
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik di MTs N 1 Seluma
Isu adalah masalah yang ditanggapi dan dicarikan solusi
penyelasaiannya. Isu yang diangkat perancang adalah isu yang terlihat
di satuan unit kerja dan kendala yang terjadi dalam pembelajaran yang
kemudian akan diangkat sebagai rancangan aktualisasi demi
meningkatkan minat siswa dalam membaca dalam pembelajaran
bahasa indonesia dan sebagai dasar perancang dalam melaksanakan
tugas LATSAR CPNS.
MTsN 1 Seluma adalah madrasah di bawah naungan
Kementerian Agama Republik Indonesia. MTsN 1 Seluma adalah
institusi pendidikan yang terdiri dari tiga tingkat kelas dengan 9 rombel
yaitu 3 rombel kelas VII, 3 rombel kelas VIII dan 3 rombel kelas IX.
Secara istillah Isu adalah sebuah persoalan atau masalah yang dapat
menimbulkan akibat buruk terhadap suatu organisasi atau pada level
terendah tidak bisa mendorong ke arah yang lebih baik. Sehingga
diperlukan treatment atau perlakuan khusus untuk memperbaikinya.
Terdapat beberapa isu yang perlu diperbaiki untuk membuat perubahan
dan mengarahkan organisasi ke jalur yang lebih baik lagi.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu yang ditemukan di instansi tempat penulis ditugaskan
yaitu di MTs N 1 Seluma. Sumber isu berasal dari tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), serta inisiatif peserta
sendiri berdasarkan persetujuan atasan.
Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of
Government (WoG), dan Pelayanan Publik, ditemukan beberapa isu
sebagai berikut :
1. Belum Optimalnya Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP)
Deskripsi Isu : Belum optimalnya penyusunan perangkat pembelajaran
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain Kecenderungan berpikir
bahwa RPP merupakan pemenuhan administrasi saja, guru hanya
10
terfokus pada bahan ajar yang tersedia dari madrasah. Maka
Optimalisasi penyusunan perangkat diperlukan agar Manajemen
ASN dapat tercapai.
2. Minimnya pengaplikasian media pembelajaran bahasa Indonesia
yang melibatkan siswa dalam pelaksanaanya
Deskripsi Isu : Media pembelajaran merupakan salah satu komponen
terpenting dalam kegiatan pembelajaran sebagai daya tarik dan
penjelas materi, tanpa adanya media pembelajaran siswa akan
susah dalam memahami materi sehingga Manajemen ASN dan
Pelayanan Publik tidak dapat tercapai.
3. Kurangannya pengembangan budaya literasi di sekolah
sehingga berdampak pada rendahnya minat baca siswa.
Deskripsi Isu : Gerakan literasi guna meningkatkan minat baca masyarakat
dapat menjadi alternatif solutif di tengah masifnya paparan miring
globalisasi sehingga Manajemen ASN dan Pelayanan Publik dapat
tercapai.
4. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Kurang Efesien
Deskripsi Isu : Kurang efisiennya penilaian siswa diakibatkan karena karena
kurang sesuainya soal dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) agar Pelayanan Publik dapat tercapai.
5. Kurangnya Kedisiplinan, Ketertiban, dan Kerapian Siswa
Deskripsi Isu : kedisiplinan, ketertiban, dan kerapian tidak ditingkatkan
maka proses kegiatan belajar mengajar akan terganggu. Oleh sebab
itu perlunya peningkatan kedisiplinan, ketertiban, dan kerapian siswa
agar Pelayanan Publik menjadi optimal.
6. Kurangnya keterampilan siswa dalam mempersiapkan diri untuk
belajar
Deskripsi Isi : terlihat masih kurangnya keterampilan siswa dalam
mempersiapkan diri untuk belajar. Hal itu terlihat dari buku catatan
dan latihan yang tertinggal di rumah serta tidak mempersiapkan
peralatan belajar sebelum guru masuk ke dalam kelas. Oleh sebab
11
itu perlunya peningkatan keterampilan siswa dalam mempersiapkan
diri untuk belajar agar Pelayanan Publik menjadi optimal.
7. Rendahnya keterampilan siswa dalam berbicara
Deskripsi Isi : rendahnya partisipasi siswa saat diskusi diantaranya adalah
belum berani mengemukakan pendapat secara sukarela, menunjuk
teman untuk berbicara, dan mengelak ketika diminta memberikan
pendapat sehingga Manajemen ASN dan Pelayanan Publik tidak
dapat tercapai.
C. Analisis Isu
Adapun analisis isu yang dapat penulis deskripsikan di MTsN 1
Seluma diantaranya sebagai berikut:
Dalam pemilihan isu dan penetapan isu penulis menentukan
dengan menggunakan teknik AKPK, yaitu:
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
12
Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis AKPK
Peringkat
Belum Optimalnya
Penyusunan Perangkat
Pembelajaran (RPP)
Minimnya pengaplikasian
media pembelajaran bahasa
Indonesia yang melibatkan
siswa dalam pelaksanaanya
Kurangannya
pengembangan budaya
literasi di sekolah sehingga
berdampak pada rendahnya
minat baca siswa
Kurangnya Kedisiplinan,
Ketertiban, dan Kerapian
Siswa
Kurangnya keterampilan
siswa dalam mempersiapkan
diri untuk belajar
Rendahnya keterampilan
siswa dalam berbicara
Dari analisis isu AKPK di atas maka diambil 3 isu ranking tertinggi
yaitu:
13
1. Minimnya pengaplikasian media pembelajaran bahasa Indonesia
yang melibatkan siswa dalam pelaksanaanya.
2. Kurangannya pengembangan budaya literasi di sekolah sehingga
berdampak pada rendahnya minat baca siswa.
3. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Kurang Efesien.
Setelah menentukan 3 isu utama, tahapan selanjutnya adalah
menganalisis menggunakan USG (Urgency, Seriousness, Growth) dari
alat analisis tersebut maka secara mendasar harus dipahami standar
USG sebagaimana point-point berikut:
1. Urgency: seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness: seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth: seberapa besar kemungkinan buruknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai
dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai
menunjukkan bahwa isu tersebut sangat uregent dan sangat serius
untuk ditangani. Berdasarkan isu diatas, maka tahapan penilaian
dengan alat analisis USG dapat dilihat dalam tabel berikut:
Kriteria
No Masalah Jumlah Peringkat
U S G
1 Minimnya pengaplikasian 4 4 4 13 II
media pembelajaran bahasa
Indonesia yang melibatkan
siswa dalam pelaksanaanya
2 Kurangannya pengembangan 5 5 5 15 I
budaya literasi di sekolah
sehingga berdampak pada
rendahnya minat baca siswa
14
3 Pelaksanaan Penilaian Hasil 4 3 3 10 III
Belajar Kurang Efesien
15
Atas dasar beberapa permasalahan yang telah diuraikan di atas,
permasalahan utama (core issue) yang ingin perancang tawarkan
pemecahannya adalah “Gerakan Literasi Sebagai Upaya Meningkatkan
Minat Baca Siswa Kelas VII A di MTsN 1 Seluma”.
16
Indikator etika publik: setia pada UUD 1945, memegang teguh
nilai Pancasila, tidak diskriminatif, saling menghargai, ramah, kasih
sayang, sopan santun, teladan, efektifitas, ikhlas, menyenangkan,
keindahan, toleransi, profesional dan sportifitas.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen
mutu antara lain mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan
memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara. Indikator komitmen mutu: efektif, efisien, kreatif, inovatif
dan berorientasi mutu.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan
Negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan
dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator Anti Korupsi: jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
F. Matrix Rancangan
Unit Kerja : MTsN 1 Seluma
Identifikasi Isu :
1. Belum Optimalnya Penyusunan Perangkat
Pembelajaran (RPP).
2. Minimnya pengaplikasian media
pembelajaran bahasa Indonesia yang
melibatkan siswa dalam pelaksanaanya.
17
3. Kurangannya pengembangan budaya
literasi di sekolah sehingga berdampak
pada rendahnya minat baca siswa.
4. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar
Kurang Efesien
5. Kurangnya K edisiplinan, Ketertiban, dan
Kerapian Siswa
6. Kurangnya keterampilan siswa dalam
mempersiapkan diri untuk belajar.
7. Rendahnya keterampilan siswa dalam
berbicara
Isu yang diangkat : Kurangannya pengembangan budaya
literasi di sekolah sehingga berdampak pada rendahnya minat baca siswa.
Gagasan Pemecahan Isu: Gerakan Literasi Sebagai Upaya
Meningkatan Minat Baca Siswa Kelas VII A MTs N 1
18
Berikut Matrik Rancangan Aktualisasi:
Kontribusi
Pengu
Tahapan Keterkaitan Substansi Terhadap Visi-
Kegiatan Output/Hasil Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan Misi
Organ
Organisasi
19
mengakhiri proses
pembelajaran di kelas
dengan berdoa terlebih
dahulu (religius).
Kemudian, saya akan
merangsang peserta
didik untuk dapat
bekerjasama dengan
teman sekelompoknya
untuk mengerjakan
tugas kelompok sebagai
bentuk gotong royong.
Dalam pengerjaan tugas
kelompok saya akan
melatih peserta didik
untuk tidak diskriminatif
dengan teman
sekelompoknya, saling
menghormati, serta
saling menghargai
perbedaan pendapat
yang mungkin muncul.
Etika publik
Perancang akan menggunakan
bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam
mengkoordinasikan dan
merancang RPP. Saya
akan memfasilitasi
peserta didik dalam
proses pembelajaran
20
secara sopan (baik
ucapan ataupun tingkah
laku). Kemudian saya
akan mengajar dengan
sepenuh hati dan berupaya
agar peserta didik
menyenangi materi
pembelajaran yang
akan saya sampaikan,
hal tersebut sebagai
bentuk integritas tinggi
saya sebagai guru.
Selain itu, saya akan
menjalin hubungan yang
baik dengan peserta
didik dan akan
mencermati ketertarikan
peserta didik selama
proses pembelajaran
Komitmen mutu
Evaluasi pembelajaran untuk
memaksimalkan
pembelajaran yang
telah dilaksanakan
Anti Korupsi
Saya akan memulai dan
mengakhiri
pembelajaran sesuai
jam pelajaran yang telah
ditentukan sebagai
bentuk tanggung jawab.
21
Kemudian saya akan
kerja keras untuk
membuat materi
pembelajaran yang saya
sampaikan dapat
dimengerti oleh peserta
didik. Jika diakhir
pembelajaran masih
terdapat peserta didik
yang merasa kesulitan
saya akan memberikan
pengayaan sesuai
kebutuhan peserta didik
sebagai bentuk rasa peduli
22
mengkoordinasikan
jadwal kunjungan
perpustakaan
Komitmen mutu
Evaluasi jadwal untuk
memaksimalkan jadwal
yang sudah dibuat
23
Melaksanakan kegiatan
sosialisasi tanpa
pungutan biaya
24
✔ Membuat poster poster yang poster kelas, harapan kegiatan mengu
di kelas berisi perancang akan tersebut secara organis
ajakan, konsisten, tanggung konsisten, berupa
integri
motivasi jawab dalam jujur,dan
tanggu
maupun mengembangkan minat cermat, maka
jawab
kata mutiara baca siswa mendukung
inovas
yang Nasionalisme terwujudnya visi
teramp
ditempelMenumbuhkan semangat sekolah dan dibida
atau siswa untuk belajar dan misi no 1 dan 2.
digantung di membaca
beberapa
Komitmen mutu
spot di kelas
Dengan kegiatan ini
atau di diharapkan dapat
sekolah. meningkatkan minat
siswa untuk membaca
25
siswa meningkatkan minat
sekelas / baca dan kemampuan
cita-cita membaca siswa
siswa /
karakter
mulia yang
harus
dilakukan.
26
siswa
G. Jadwal Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan
Minggu Ke-1 Minggu Ke- 2 Minggu Ke- 3
NO
Kegiatan
1. Mengembangkan
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) Berbasis
Literasi
2. Jadwal Wajib
Kunjung
Perpustakaan
3. Pemberdayaan
Mading Kelas
4. Membuat Sudut
Baca di
Beberapa
Tempat di Kelas
5. Posterisasi Kelas
6. Membuat Pohon
Literasi di Kelas
7. Memberikan
Tugas/Proyek
Untuk Membaca
di Rumah
Keterangan:
27
Kegiatan 1 Kegiatan 3
Kegiatan 5 Kegiatan 7
Kegiatan 2 Kegiatan 4
Kegiatan 6 Laporan
Tabel 2.7. Jadwal Kegiatan
28
H. Kendala dan Antisipasi
No Kendala Yang Mungkin Terjadi Strategi Mengatasi Kendala
.
1 Keterbatasan waktu dalam Memanfaatkan waktu
melakukan kegiatan aktualisai semaksimal mungkin dan
membuat skala prioritas
2 Kurangnya pemahaman peserta Memberikan layanan informasi
didik terhadap budaya literasi. dan pemahaman kepada peserta
didik.
29
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pelaksanaan habituasi dilaksanakan di MTsN 1 Seluma pada
tanggal 27 sampai dengan 26 Oktober 2019. Kegiatan ini diharapkan
mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN terhadap
tugas dan fungsi perancang sebagai guru. Nilai-nilai dasar tersebut
adalah akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi. Yang menjadi core issue kegiatan aktualisasi ini adalah
gerakan literasi sebagai upaya meningkatkan minat baca siswa kelas
VII A. Dengan meningkatkan pelayanan publik, diharapkan madrasah
akan berdedikasi di mata publik, yaitu siswa, orang tua siswa, dan
masyarakat.
B. Saran
Agar kegiatan aktualisasi ini berjalan dengan baik, diharapkan
saran dan kritikan dari pembimbing, mentor, dan penguji. Dengan
adanya saran dan kritikan diharapkan nilai-nilai profesi ASN dapat
terimplementasikan pada diri perancang dan tercapainya tujuan dari
kegiatan aktualisasi ini.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
32