Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Kota Batam adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau,
Indonesia. Wilayah Kota Batam terletak di Pulau Batam dan seluruh wilayahnya
dikelilingi Selat Singapura dan Selat Malaka. Batam adalah kota terbesar di
Kepulauan Riau dan kota terbesar keempat di wilayah Sumatera setelah Medan ,
Palembang dan Pekanbaru. Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.164.352 jiwa. Dengan jumlah
penduduk yang melebihi 1.000.000 jiwa maka Kota Batam dapat dikategorikan
sebagai Kota Metropolitan (batam.go.id).
Wilayah Metropolitan Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang
dan Galang yang dihubungkan oleh sebuah jembatan, yakni Jembatan Barelang.
Letak Kota Batam yang strategis berbatasan langsung dengan negara Singapura dan
Malaysia yang terdiri dari ± 400 pulau. Luas wilayah 3.990 km2 terdiri dari luas
wilayah daratan 1.380,85 km2 dan luas wilayah lautan 2.950 km2.
Secara geografis Kota Batam berbatasan dengan :
Utara : Selat Singapura
Selatan : Wilayah Kec. Senayang Kab. Lingga
Barat : Wilayah Kec. Moro Kab. Karimun
Timur : Wilayah Kec. Bintan Utara Kab. Bintan

1
Gambar 1.1 Peta Wisata Kota Batam
Sumber : batam.go.id, 2017

Dapat dilihat pada peta wisata Kota Batam yang dilampirkan pada gambar
1.1 bahwa posisi Batam yg berdekatan dengan Singapura dan Malaysia sebagai
salah satu tujuan wisata dunia dapat dikembangkan sebagai pintu masuk pariwisata
Indonesia. Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan oleh
Pemerintah RI menjadi daerah industri, perdagangan, jasa, alih kapal dan
pariwisata. Sejak terbentuknya Kotamadya Administratif Batam tanggal 24
Desember 1983, Batam terus mengalami perkembangan.
Hasil sensus penduduk, selama periode 2000-2012 laju pertumbuhan
penduduk Batam rata-rata sebesar 7,68 %. Pertumbuhan ekonomi Batam sebesar
rata-rata 7% lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional. Penduduk asli Pulau
Batam adalah Suku Melayu. (skpd.batamkota.go.id)
Pada tahun 2010, Kota Batam menggelar tahun kunjungan wisata bertajuk
Visit Batam 2010 - Experience it. Didukung oleh fasilitas hotel dan resort
berstandar internasional serta aneka kegiatan wisata yang disusun dalam kalender
kegiatan kepariwisataan Kota Batam, diharapkan dapat menjamin kenyamanan dan
kepuasan wisatawan domestik dan mancanegara saat berkunjung ke Kota Batam.
Berikut ditampilkan tempat-tempat yang merupakan tujuan wisata terbesar di
Batam :

2
Tabel 1.1 Tujuan Wisata di Kota Batam
No. Nama Tempat Kategori
1. Harris Hotel Penginapan
2. Mercure Hotel Penginapan
3. Amaris Hotel Penginapan
4. Nagoya Hill Hotel Penginapan
5. Novotel Hotel Penginapan
6. Pacific Palace Hotel Penginapan
7. Planet Holiday Hotel Penginapan
8. Swiss Bel-Hotel Penginapan
9. Turi Beach Resort Penginapan
10. Montigo Resort Penginapan
11. Nongsa Point Marina Penginapan
12. The BCC Hotel & Residance Penginapan
13. I Hotel Penginapan
14. Harmoni Suites Hotel Penginapan
15. Harmoni One Hotel Penginapan
16. Jembatan Barelang wisata bahari, alam, dan jelajah
17. Alun-alun Engku Putri wisata bahari, alam, dan jelajah
18. Eks Camp Vietnam wisata bahari, alam, dan jelajah
19. Mega Wisata Ocarina wisata bahari, alam, dan jelajah
20. Pantai Nongsa wisata bahari, alam, dan jelajah
21. Pantai Melur wisata bahari, alam, dan jelajah
22. Golden Prawn Bengkong wisata bahari, alam, dan jelajah
23. Pantai Sekilak wisata bahari, alam, dan jelajah
24. KTM Resort (Dewi Kwan Im) wisata bahari, alam, dan jelajah
25. Hutan Mata Kucing wisata bahari, alam, dan jelajah
26. Pulau Abang Besar wisata bahari, alam, dan jelajah
27. Pertokoan Nagoya Wisata Belanja
28. Pertokoan Jodoh Wisata Belanja
29. Mega Mall Batam Center Wisata Belanja
30. BCS Mall Wisata Belanja

3
31. Nagoya Hill Mall Wisata Belanja
32. Lucky Plaza Wisata Belanja
33. DC Mart Wisata Belanja
34. Kepri Mall Wisata Belanja
35. Panbil Mall Wisata Belanja
36. Top 100 Penuin Wisata Belanja
37. Top 100 Tembesi Wisata Belanja
38. Top 100 Jodoh Wisata Belanja
39. Harbour Bay Mall Wisata Belanja
40. Nagoya Citywalk Wisata Belanja
Sumber : batam.go.id, 2017

Selain itu terdapat juga pelabuhan dan bandar udara yang menjadi pintu
masuk bagi para wisatawan baik domestik maupun internasional, yaitu :
a. Pelabuhan internasional logistik yang menghubungkan Kota Batam
dengan Singapura dan Malaysia yang berlokasi di Sekupang, Batu
Ampar, dan Kabil.
b. Pelabuhan internasional penumpang yang berlokasi di Batam Centre,
Harbour Bay, Nongsa, Waterfront Marina dan Sekupang.
c. Pelabuhan domestik penumpang yang berlokasi di Harbour Bay,
Sekupang, dan Telaga Punggur.
Melalui jalur udara, Batam dapat dicapai melalui Bandar Udara Internasional
Hang Nadim yang melayani rute domestik dan internasional. Bandar Udara Hang
Nadim memiliki landasan pacu terpanjang di Indonesia dan salah satu yang
terpanjang di Asia Tenggara, yaitu 4.025 meter dan berstatus internasional
menjadikan Bandar Udara Hang Nadim Batam terbesar di Kepulauan Riau, dan
kedua terbesar di Sumatera setelah Bandar Udara Internasional Kuala Namu
Medan. Bandar udara Hang Nadim melayani rute penerbangan domestik di seluruh
bandara di Kepri (Bandara Dabo, Bandara Raja Haji Fisabilillah, dan Bandara
Ranai) juga melayani penerbangan domestik ke seluruh Indonesia seperti Aceh,
Kualanamu, Padang, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Bengkulu,

4
Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Pontianak,
Balikpapan, Makassar, Pangkalpinang, Silangit, Tanjung Pandan maupun
penerbangan internasional seperti Jeddah, Madinah, Singapura, Malaysia,
Thailand, dan lain-lain. (Batam Dalam Data, 2017)

1.1.1 Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Batam


Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 Tentang pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam menyatakan bahwa Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan kota Batam mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
desentralisasi di bidang kepariwisatan dan kebudayaan. Sesuai dengan kedudukan,
tugas dan fungsinya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Batam menetapkan visi
yaitu :
Terwujudnya Batam sebagai kawasan pengembangan budaya bangsa dan
menjadi pintu gerbang pariwisata bagian barat.
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Dinas pariwisata dan kebudayaan kota
Batam menetapkan beberapa Misi diantaranya :
1) Melestarikan nilai serta mengembangkan keragaman dan kekayaan
budaya bangsa dengan tetap menjadikan budaya Melayu sebagai payung
negeri;
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta pengelolaan sarana
dan prasarana kepariwisataan;
3) Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing, destinasi yang
unggul serta pemasaran dan promosi pariwisata yang berkelanjutan.
(skpd.batamkota.go.id)

1.1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD


Selanjutnya misi dijabarkan kedalam tujuan, tujuan adalah hal yang hendak
dicapai secara spesifik dalam waktu 5 (lima) tahun dan terukur, yang dituangkan
dalam sasaran-sasaran atau target absolute atau relative dalam bentuk
kuantitatifnya yang hendak dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun. Berikut ini
diuraikan tujuan dan sasaran rencana strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

5
Kota Batam selama tahun 2012-2016 seperti yang telah dikutip dari
skpd.batamkota.go.id, yang merupakan penjabaran dari misi yang telah ditetapkan
:
Misi 1 : Melestarikan nilai serta mengembangkan keragaman dan kekayaan
budaya bangsa dengan tetap menjadikan budaya Melayu sebagai payung negeri.
Tujuan : Meningkatkan nilai seni dan budaya melayu dan daerah lainnya yang
multi kultur dan multi etnik.
Sasaran :
1) Berkembangnya nilai-nilai seni budaya melayu dan daerah lainnya.
2) Batam menjadi kota Internasional yang multi kultur dan multi etnik.
3) Menfasilitasi acara tahunan budaya multi kultur dan multi etnik di kota
Batam yang dapat menarik minat wisatawan.
4) Memberikan ruang publik bagi kegiatan masyarakat untuk
mengaktualisasikan dirinya.
Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta pengelolaan sarana
dan prasarana kepariwisataan.
Tujuan : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dalam hal pengelolaan
sarana dan prasarana pariwisata.
Sasaran :
1) Peningkatan pengetahuan SDM tentang kepariwisataan.
2) Terwujudya pengelolaan sarana dan prasarana pariwisata yang baik.
Misi 3 : Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing, destinasi yang
unggul serta pemasaran dan promosi pariwisata yang berkelanjutan.
Tujuan : Mengembangkan zona pariwisata alam, pusat belanja dan kuliner.
Sasaran :
1) Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner
mancanegara dengan pola zoning ekslusif.
2) Mendorong berdirinya pusat retail kerajinan, fashion modern dan
tradisional, elektronik skala internasional.
3) Memfasilitasi berdirinya satu pusat batik ASEAN yang telah
dicanangkan pemerintah dalam ASEAN summit 2011.

6
1.2 Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam
nonmigas dan budaya yang menjadi sumber pendapatan penduduk dan negara yang
tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu sudah selayaknya pemerintah bersama-
sama dengan seluruh komponen bangsa turut berperan aktif dalam mengembangkan
sektor pariwisata Indonesia.
Ardi Surwiyanta dalam Naisbitt “Global Paradox” menjelaskan bahwa
pariwisata merupakan penyumbang bagi ekonomi global yang tidak ada
tandingannya di masa yang akan datang. Adapun pertimbangannya adalah:
1) Pariwisata memperkerjakan 204 juta orang diseluruh dunia atau satu dari
setiap sembilan pekerja, yaitu 10,6 % dari angkatan kerja.
2) Pariwisata adalah penyumbangan ekonomi terkemuka di dunia, yang
menghasilkan 10,2 % produk domestik bruto dunia.
3) Pariwisata adalah produsen terkemuka untuk mendapatkan pajak sebesar
$ 55 miliar.
Saat ini industri pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang
perekonomian. Bahkan seperti yang dikutip dari liputan6.com, industri pariwisata
Indonesia telah menyumbang kontribusi yang besar yang berkisar hampir setengah
dari total ekspor jasa di 2015. Sektor perdagangan jasa Indonesia relatif tertinggal
akibat kurangnya invetasi dan ketatnya regulasi. Transaksi sektor jasa berkisar 45
% dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tersebut relatif rendah
berdasarkan rata-rata negara lain di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang
mendekati 50 %.
Pada 2015, wisatawan internasional yang melakukan perjalanan mencapai
1,184 miliar orang atau tumbuh dari tahun sebelumnya 4,4% miliar. Pertumbuhan
terbesar di kawasan Eropa, yakni meningkat hingga 5% menjadi 609 juta orang dari
tahun lalu 580 juta orang. Kunjungan wisatawan internasional ke Indonesia tahun
2015 tercatat 10,405 juta pada 2015 dengan pertumbuhan di atas rata-rata dunia.

7
Gambar 1.2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Sumber : UNWTO World Tourism Barometer, 2016

Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa pertumbuhan kunjungan


wisatawan mancanegara ke Indonesia di atas pertumbuhan ASEAN dan
pertumbuhan dunia. Pertumbuhan kunjungan wisatawan mancangera ke Indonesia,
sangat didukung oleh berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian
Pariwisata melalui kerangka strategi pemasaran : melihat DOT (Destination,
Origin, Time) dan melalui BAS (Branding – Advertising – Selling) dengan berbagai
jalur media (POS = Paid Media, Owned media, Social media) (Kementrian
Pariwisata).
Strategi pemasaran yang dilakukan Kementrian Pariwisata memberikan hasil
yang memuaskan dibuktikan dengan capaian yang telah diraih branding pariwisata
Indonesia. Peringkat branding pariwisata Indonesia dengan tagline Wonderful
Indonesia, mengalahkan Malaysia dengan tagline Truly Asia dan Thailand dengan
tagline Amazing Thailand. Peringkat Wonderful Indonesia berada di urutan 47 dari
sebelumnya di urutan 140, raihan peringkat ini mengungguli Amazing Thailand di
urutan 83 dan Malaysia Truly Asia di urutan 97, serta diraihnya berbagai
penghargaan internasional untuk beberapa kategori, seperti; UNWTO Award 2015,
ASEANTA Award 2015, World Halal Destination 2015, Spirit of Getaway 2016,
dll.

8
Data statistik per Januari s.d. Desember 2015 menunjukkan capaian
pembangunan pariwisata Indonesia mampu melampaui target yang telah
ditentukan. Hal ini dibuktikan melalui kunjungan wisatawan mancanegara yang
meningkat menjadi 10,4 juta orang, dari target 2015 sebanyak 10 juta orang.
Adapun kunjungan wisatawan mancanegara tersebut berkontribusi terhadap
penerimaan devisa sebesar Rp 144 triliun. Peningkatan pencapaian devisa tersebut
justru terjadi ketika devisa dari komoditi batu bara dan migas cenderung mengalami
penurunan, seperti diproyeksikan melalui gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3 Proyeksi Penerimaan Devisa Dalam Perekonomian Indonesia


Sumber : Pusdatin Kemenpar, 2014

Sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total


perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka
ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, yang artinya dalam waktu 4 (empat) tahun
mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira
20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, pemerintah akan berfokus pada
memperbaiki infrastruktur Indonesia, akses, kesehatan, kebersihan dan juga
meningkatkan kampanye promosi online di luar negeri. Pemerintah juga merevisi
kebijakan akses visa gratis di 2015 untuk menarik lebih banyak turis asing
(Indonesia-investment.com, 1 Maret 2017).

9
Dari kontribusi pariwisata Indonesia tersebut, salah satu penyumbang devisa
pariwisata Indonesia adalah Provinsi Kepulauan Riau. Seperti yang telah dijelaskan
pada gambaran umum objek penelitian, letak Kota Batam yang strategis berbatasan
langsung dengan negara Singapura dan Malaysia yang terdiri dari ± 400 pulau yang
sangat mungkin dijadikan sebagai destinasi pariwisata unggulan dengan melihat
jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Riau. Luas wilayah 3.990 km2
terdiri dari luas wilayah daratan 1.380,85 km2 dan luas wilayah lautan 2.950 km2.
Hal ini sangat mencerminkan geliat pariwisata yang sangat menggembirakan.
Wisatawan asing yang berkunjung ke Provinsi Kepri pada tahun 2015 paling
banyak melalui Batam sebagai pintu masuk dengan menyumbang hampir 70 %
(1.638.834 orang) diikuti oleh Lagoi (Bintan), Tanjung Balai Karimun dan Tanjung
Pinang. Batam memiliki kesempatan untuk menjadikan sektor pariwisatanya
sebagai destinasi unggulan berdasarkan peraturan Kementerian Budaya dan
Pariwisata No: PM.37/UM.001/MKP/07 tentang kriteria penetapan destinasi
pariwisata unggulan, dimana Batam harus mampu dan dapat menyediakan kriteria-
kriteria penetapan destinasi unggulan sekurang-kurangnya meliputi : Ketersediaan
sumber daya dan daya tarik wisata; fasilitas pariwisata dan fasilitas umum;
aksesebilitas; kesiapan dan keterlibatan masyarakat; potensi pasar; dan posisi
strategis pariwisata dalam pembangunan daerah.
Pada era globalisasi saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
melahirkan revolusi di bidang telekomunikasi/informasi, transportasi dan
perdagangan (telecommunication, transportation and trade) atau dikenal dengan
“Triple T Revolution”. Fenomena internasional ini telah mampu merubah tatanan
hubungan dan kerjasama internasional sebagai proses menuju tatanan dunia baru
yang melanda seluruh negara di dunia. Kemajuan pesat di bidang
telekomunikasi/informasi dan transportasi ini telah mendorong peningkatan arus
wisatawan internasional negara. Hal ini dengan jelas dapat dirasakan di Indonesia
khususnya di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Secara geografis Kota Batam pada bagian utara berbatasan langsung dengan
Selat Singapura. Hal ini menjadikan Batam sebagai pintu masuk utama bagi para
wisatawan dari Singapura, mengalahkan Bali dan DKI Jakarta sebagai pintu masuk

10
terbesar pertama dan kedua di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang
penulis peroleh dari website kementerian pariwisata Indonesia. Dapat dilihat pada
gambar 1.4, berdasarkan data statistik bahwa Batam menempati posisi ketiga
sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara pada tahun 2010 – 2014, dengan total
6.179.175 dan pada posisi pertama ada Bali dengan total 15.210.478 dan kedua DKI
Jakarta dengan total 10.297.447.

Gambar 1.4 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu


Masuk
Sumber : Kemenpar.go.id, 2016

Serta pada gambar 1.5 dapat dilihat jumlah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Batam. Tercatat bahwa wisatawan terbanyak berasal dari negara
Singapura dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 906.590 wisatawan
dan pada Januari-Agustus 2016 sebanyak 552.440 wisatawan, kemudian wisatawan
dari negara Malaysia dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 196.920
wisatawan dan pada Januari-Agustus 2016 sebanyak 124.770 wisatawan, serta
wisatawan dari Korea Selatan dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 sebanyak
62.410 wisatawan dan pada Januari-Agustus 2016 sebanyak 40.630 wisatawan.

11
Angka yang dihasilkan tidak mengherankan dikarenakan posisi Batam yang
strategis berbatasan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia.

Gambar 1.5 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke


Batam Menurut Kebangsaan 2012 s.d Januari-Agustus 2016
Sumber : Kemenpar.go.id, 2017

Sesuai dengan gambar 1.5 dapat dilihat bahwa wisatawan mancanegara yang
paling banyak datang ke Batam berasal dari negara Singapura, Malaysia dan
kemudian Korea Selatan. Menurut gambar 1.6 dapat dilihat rata-rata pengeluaran
wisman per hari menurut negara tempat tinggal. Pada tahun 2014 wisatawan daari
negara Singapura menghabiskan rata-rata 158,25 USD, wisatawan Malaysia
menghabiskan rata-rata 133,84 USD dan wisatawan Korea Selatan menghabiskan
rata-rata 179,02 USD. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan dari ketiga
negara ini cukup tinggi, sehingga akan menyumbang pendapatan yang cukup besar
bagi pendapatan asli daerah (PAD).

12
Gambar 1.6 Rata-Rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara
Tempat Tinggal
Sumber : Kemenpar.go.id, 2016
Kemudian pada gambar 1.7 tertera rata-rata lama tinggal wisatawan
mancanegara menurut negara tempat tinggal. Wisatawan dari negara Singapura
menghabiskan rata-rata 4,16 hari, wisatawan dari negara Malaysia menghabiskan
rata-rata 5,30 hari dan wisatawan dari negara Korea Selatan menghabiskan rata-rata
6,35 hari.

13
Gambar 1.7 Rata-Rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat
Tinggal
Sumber : Kemenpar.go.id, 2016

Dari data yang telah disajikan dapat dilihat bahwa Kota Batam menempati
urutan ketiga sebagai pintu masuk kunjungan wisatawan mancanegara, dengan
kesimpulan bahwa jumlah wisatawan terbanyak yang berkunjung di Kota Batam
masih didominasi oleh wisatawan kebangsaan Singapura dan Malaysia, kemudian
Korea Selatan. Hal ini disebabkan karena Kota Batam yang berseberangan langsung
dengan Singapura dan Malaysia.
Tidak dapat disangkal dengan karakteristik daerah Kepulauan Riau
khususnya Kota Batam tidak hanya berbatasan langsung dengan negara tetangga

14
seperti, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja, akan tetapi juga memiliki
ciri-ciri khusus sebagai pengejawantahan posisi strategis dari kabupaten ini secara
keseluruhan yaitu, adanya kesamaan kultur masyarakat Kepulauan Riau khususnya
Kota Batam dengan masyarakat negara tetangga telah mendorong terjadinya arus
masuk wisatawan terutama dari Singapura dan Malaysia.
Pengembangan industri pariwisata Kota Batam pada hakekatnya bertujuan
untuk mengembangkan, memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata yang berupa
kekayaan dan keindahan alam, keberagaman seni dan budaya, serta situs bersejarah.
Maka dari itu, industri pariwisata Kota Batam harus menjadi prioritas utama dalam
pengembangan dan pengelolaan dengan tujuan mampu mempengaruhi wisatawan
untuk melakukan kunjungan wisata dan memberikan kontribusi bagi daerah,
tertutama sebagai sumber pendapatan daerah dan menjadi salah satu daerah tujuan
wisata (DTW) di Provinsi Kepulauan Riau.
Sesuai dengan misi nomor 4 pada RPJMD Kota Batam tahun 2016-2021,
yaitu mewujudkan penguatan sektor industri dan mendorong peningkatan peran
sektor jasa, perdagangan, pariwisata, alih kapal, maritim dan pertanian/perikanan
dalam menopang perekonomian daerah, maka dapat dilihat bahwa Pemerintah Kota
Batam berupaya meingkatkan peran dari sektor pariwisata dalam rangka
mewujudkan Kota Batam sebagai bandar dunia madani yang berdaya saing, maju,
sejahtera, dan bermanfaat.
Dengan adanya upaya mengoptimalkan peran dari sektor pariwisata, maka
akan meningkatkan sektor-sektor lainnya dikarenakan produk-produk dari sektor
lain sangat dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan sektor pariwisata. Peranan
Pemerintah sangat penting dalam upaya mengoptimalkan peran dari sektor
pariwisata terutama pada peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah untuk
kepentingan perlindungan wisatawan. Selain itu, pemerintah juga bertanggung
jawab atas pengelolaan sumber daya alam yang mendukung pariwisata seperti;
Flora dan fauna, air, tanah dan juga udara agar tidak terjadi pencemaran yang dapat
mengganggu bahkan merusak suatu ekosistem. Oleh karena itu, penerapan semua
peraturan pemerintah dan undang - undang yang berlaku mutlak dilaksanakan oleh
pemerintah.

15
Dengan menggunakan analisis SWOT maka dapat ditemukan strength,
weakness, opportunity dan threat pada industri pariwisata Kota Batam. Pada
analisis strategi pengembangan industri pariwisata Kota Batam ini, terdapat tiga
tahap analisis, yaitu tahap 1 - The Input Stage, tahap 2 - The Matching Stage, dan
tahap 3 - The Decision Stage. Pada tahap 1 - The Input Stage dilakukan perumusan
terhadap seluruh informasi dasar mengenai faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang dibutuhkan dalam merumuskan strategi. Perumusan ini dapat
menggunakan dua teknik formulasi strategi, yaitu Matriks External Factor
Evaluation (EFE) dan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).
Pada tahap 2 - The Matching Stage, dilakukan pencocokan terhadap informasi
yang diperoleh pada tahap 1 berupa faktor eksternal dan faktor internal, untuk
memperoleh sejumlah alternative strategy. Pada tahap ini penulis melakukan
analisis menggunakan Matriks SWOT, Matriks IE (Internal-Eksternal) dan Matriks
Grand Strategy. Dengan menggunakan ketiga tools ini maka akan didapatkan
sejumlah alternative strategy yang akan digunakan pada tahap 3.
Pada tahap 3 - The Decision Stage, dilakukan penetapan alternative strategy
yang diprioritaskan, dengan menggunakan metode Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM). QSPM merupakan metode untuk menentukan pilihan alternative
strategy terbaik secara objektif berdasarkan faktor kunci kesuksesan internal-
eksternal yang telah diperoleh melalui analisis pada tahapan sebelumnya.
Pemberian bobot (weight) pada tiap-tiap tahap dibantu dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP adalah suatu teori umum
tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari
perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinyu (Eko Darmanto, 2014).
Untuk memudahkan dalam melakukan penghitungan AHP ini, penulis
menggunakan bantuan perangkat lunak expert choice 11.
Berdasarkan analisis QSPM yang sudah dilakukan maka dapat ditemukan
alternative strategy yang diharapkan dapat menjadi strategi terbaik dalam
pengembangan industri pariwisata Kota Batam. Mengingat potensi yang dimiliki
Kota Batam sangat besar maka strategi yang didapat dengan menggunakan QSPM
harus dilaksanakan dan diaplikasikan oleh Pemerintah Kota Batam khususnya

16
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam dengan sebaik-baiknya, agar
industri pariwisata dan kebudayaan Kota Batam dapat berkembang dan menarik
perhatian dari wisatawan mancanegara untuk mengunjungi objek wisata yang ada
di Kota Batam, serta menarik perhatian investor asing untuk berinvestasi di industri
pariwisata Kota Batam.
Dengan semakin banyaknya wisatawan dan investor asing di Kota Batam,
maka akan menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batam. Pendapatan Asli
Daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan
otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi (Herlina, 2005). PAD
mutlak harus dilakukan Pemerintah Daerah agar daerah mampu membiayai
kebutuhannya sendiri, sehingga ketergantungan Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah Pusat dapat diminimalkan dan daerah dapat mandiri dengan sumber
daya dan infrastruktur yang dimiliki. Selain itu, dengan semakin banyaknya
wisatawan asing yang datang ke Kota Batam, maka akan semakin banyak pula
transaksi pertukaran mata uang asing (foreign exchange) dimana transaksi ini akan
menambah devisa negara (national balance payment).
Berdasarkan pada uraian di atas maka strategi pengembangan pariwisata
dilakukan dengan melihat dan menggali potensi-potensi yang dimiliki Kota Batam.
Penentuan strategi ini harus memperhatikan aspek internal dan eksternal dari
pariwisata itu sendiri yang intinya adalah demi mendapatkan beberapa alternative
strategy yang pada akhirnya akan berujung pada pemilihan strategi terbaik bagi
pengembangan industri pariwisata Kota Batam. Maka dari itu, peneliti tertarik
untuk mengambil judul “Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix
(QSPM) Sebagai Landasan Untuk Menentukan Strategi Pengembangan Pada
Industri Pariwisata Kota Batam”.

1.3 Perumusan Masalah


Potensi yang dimiliki sektor pariwisata Kota Batam, Kepulauan Riau
sangatlah besar, dilihat dari posisi yang strategis, kekayaan alam yang dimiliki, dan

17
lain-lain. Namun, potensi-potensi tersebut pada kenyataannya sulit dicapai oleh
Pemerintah Kota, dikarenakan beberapa masalah yang menghambat laju
perkembangan industri pariwisata di Kota Batam. Dikutip dari laporan akuntabilitas
kinerja kementrian pariwisata, permasalahan tersebut antara lain, yaitu : 1.
Kesiapan destinasi pariwisata yang belum merata dari aspek manajemen atraksi
(attractiveness), amenitas (amenity) maupun aksesibilitas (accessibility); 2. Strategi
Pemasaran yang belum komprehensif dan terpadu; 3. Sinergi antar mata rantai
usaha pariwisata yang belum optimal; 4. Koordinasi dan sinkronisasi pembangunan
lintas sektor dan regional yang belum efektif.

1.4 Pertanyaan Penelitian


1. Faktor lingkungan internal dominan apa yang menjadi kekuatan dan
kelemahan, pada Pariwisata Kota Batam ?
2. Faktor lingkungan eksternal dominan apa yang menjadi peluang dan
ancaman pada Pariwisata Kota Batam ?
3. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat bagi Pariwisata Kota Batam
berdasarkan analisis faktor lingkungan internal dan eksternal Kota Batam ?

1.5 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui faktor lingkungan internal dominan yang menjadi
kekuatan dan kelemahan pada Pariwisata Kota Batam.
2. Untuk mengetahui faktor lingkungan eksternal dominan yang menjadi
peluang dan ancaman pada Pariwisata Kota Batam.
3. Untuk merumuskan strategi pengembangan yang tepat bagi Pariwisata Kota
Batam.

1.6 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kerangka
pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu manajemen strategi dalam
bidang pengembangan pariwisata.

18
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan,
gambaran, atau rujukan tentang landasan untuk menentukan strategi
pengembangan pada industri pariwisata Kota Batam.
Adapun manfaat-manfaat tersebut di antaranya :
• Bagi pengusaha travel dapat dimanfaatkan sebagai acuan atau bahan
untuk kemajuan dan keberhasilan usahanya.
• Bagi wisatawan dapat dimanfaatkan sebagai gambaran dan acuan
dalam memilih objek pariwisata.
• Bagi pemerintah dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam
menentukan strategi pengembangan industri pariwisata.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini dibatas hanya pada memformulasikan strategi
pengembangan ke depan dengan tahapan awal mengalisis lingkungan internal dan
eksternal perusahaan.
1. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini dibagi menjadi dua faktor,
yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan.
2. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Pemerintah Kota Batam, Batam,
Kepulauan Riau, yang beralamat di Jl. Engku Putri, Kota Batam. Sedangkan
objek penelitian adalah faktor internal dan faktor eksternal Pariwisata Kota
Batam.
3. Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari 9 Desember 2016 hingga 30 Mei 2017.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab dimana setiap bab saling
berkaitan dan tersusun secara berurutan seperti berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN

19
Bab ini terdiri dari tinjauan objek penelitian yang akan menjelaskan secara
singkat lingkup objek yang akan diteliti, kemudian latar belakang
permasalahan yang diangkat sesuai dengan alasan yang mendasari peneliti
untuk melakukan penelitian, lalu diikuti dengan perumusan, pernyataan, dan
tujuan penelitian ini serta sistematika penulisan yang menjabarkan urutan
dari penulisan penelitian ini.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari teori-teori serta pembahasan dari hasil penelitian sejenis
sebelumnya yang mendukung dan dapat dijadikan landasan oleh peneliti
dalam melakukan penelitian.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang karakteristik penelitian, objek penelitian,
operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
4. BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan data penelitian serta hasil yang diperoleh dari
penelitian kemudian disajikan dalam pembahasan yang menyeluruh sesuai
dengan tujuan penelitian.
5. BAB V KESIMPULAN
Bab ini menyajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan di
bab sebelumya yang disesuaikan dengan tujuan awal penelitian serta
dilengkap dengan saran yang disesuaikan dengan kekurangan yang masih
ada dalam proses dan hasil dari penelitian.

20

Anda mungkin juga menyukai