Jurnal-Pemanfaatan SRG SBG SCM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Riset Bisnis Vol 2 (2) (April 2019) hal: 143-152

e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863


e-jurnal : http://jrb.univpancasila.ac.id

PEMANFAATAN RESI GUDANG SEBAGAI OPSI


OPTIMALISASI SUPPLY CHAIN SEBAGAI
ALTERNATIF SOLUSI HARGA PANEN ANJLOK PADA
KELOMPOK TANI
Handy Nur Cahya

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro

handy.nur@dsn.dinus.ac.id

Diterima 12 Maret 2019, Disetujui 29 Maret 2019

Abstrak

Petani merupakan salah satu penggerak roda perekonomian bangsa Indonesia. Sejak dahulu negeri
agraris Indonesia tidak pernah lepas dari pertanian padi. Namun, kesejahteraan petani belum sepenuhnya
baik. Panen raya yang semestinya membawa suka cita dan keuntungan, ternyata tidak selalu mutlak
mengenai keuntungan. Panen raya kerap disertai masalah seperti harga jual gabah yang anjlok dikarenakan
suplai yang melimpah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana petani melalui
kelompok tani dapat mengoptimalkan alur supply chain untuk mengatasi masalah klasik berupa harga
jual rendah saat panen raya. Penelitian ini dilakukan secara descriptive research, dengan melakukan
observasi pada kelompok tani Tirta Jaya Demak, memappingkan alur supply chain yang ada, dan
menemukan solusi optimalisasi pada alur supply chain kelompok tani Tirta Jaya Demak. Hasil penelitian
menunjukkan adanya ketidakoptimalan channel distribusi hasil pertanian, dan sistem resi gudang
merupakan alternatif yang tepat, dan dapat diaplikasikan sebagai salah satu channel distribusi alternatif
untuk mengatasi harga jual gabah yang anjlok pada saat panen raya.

Kata Kunci : sistem resi gudang, pertanian, rantai pasokan

Abstract

TSince long ago this agricultural country, Indonesia has never been separated from rice farming.
However, the welfare of farmers has not been fully good. The harvest season that should bring joy and
profit, not always absolute about the full benefits. Harvest season are often accompanied by problems
such as drop of selling price due to abundant supply. The purpose of this study is to diclose that farmer
groups can optimize the supply chain flow to overcome the drop of selling price. This research was
conducted in descriptive research, by conducting direct observations on Tirta Jaya farmer groups in
Demak, then mapping the existing supply chain flow, and finally finding optimization solutions in the
flow. The results of this study indicate there is an unoptimal distribution channel for agricultural
products, and the warehouse receipt system is the right alternative, and can be applied as one of the
new distribution channels to overcome the drop of selling price during the harvest.

Keywords: warehouse receipt system, agriculture, supply chain.

.
144 Jurnal Riset Bisnis Vol 2 (2) (April 2019) : 143-152

PENDAHULUAN satu upaya untuk mereduksi biaya operasional


pertanian adalah melalui optimalisasi channel
Petani merupakan salah satu penggerak roda distribusi, baik optimalisasi dari sisi supplier, aliran
perekonomian bangsa Indonesia. Sejak dahulu negeri material dalam proses produksi, sampai dengan
agraris Indonesia tidak pernah lepas dari kegiatan
distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang
pertanian. Salah satu kegiatan pertanian yang sangat
optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan
akrab kita temui adalah pertanian padi, yang
komoditas hasilnya adalah berupa gabah, yang konsep Supply Chain Management (SCM)
kemudian diolah menjadi beras, makanan pokok sehingga bisa dioptimalkan sisi sisi tertentu yang
masyarakat Indonesia. dianggap kurang optimal.
Berbicara mengenai pertanian, tentunya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
akan berujung dengan panen raya. Panen raya memetakan alur supply chain pertanian padi yang
seharusnya berhubungan dengan suka cita dan ada pada kelompok tani Tirta Jaya Demak, dan
sesuatu yang melimpah. Namun, panen raya yang kemudian menemukan bagian dari alur supply chain
terjadi tidak selalu berbicara mengenai keuntungan mana yang belum optimal. Selanjutnya, memberikan
seutuhnya. Panen raya kerap memicu masalah opsi bagi kelompok tani untuk dapat mengoptimalkan
tersendiri bagi petani, seperti harga jual yang rendah alur supply chain yang ada. Sehingga, alur supply
dikarenakan melimpahnya hasil panen padi chain kegiatan pertanian mereka menjadi lebih
(BlitarKab, 2013). Sesuai dengan hukum penawaran optimal, dan para petani memperoleh keuntungan dari
dan permintaan, harga komoditas gabah akan anjlok optimalisasi supply chain ini. Dikarenakan waktu
ketika stok terlampau banyak di pasar. Harga yang penelitian yang terbatas, maka optimalisasi alur
anjlok inilah yang kerap dikeluhkan masyarakat petani, supply chain penelitian ini difokuskan hanya pada
seperti yang terjadi di kelompok tani Tirta Jaya faktor yang berkaitan dengan penyebab harga
Demak ini. Keuntungan mereka justru tergerus komoditas gabah yang anjlok pada waktu panen raya.
karena panen raya yang terjadi. Akibatnya, terjadi
kesulitan dana untuk mempersiapkan siklus pertanian KAJIAN TEORI
mendatang (Ashari, 2013).
Secara logika, jika harga jual rendah, seharusnya Menurut Heizer & Render (2015), Supply Chain
petani memiliki opsi untuk melakukan penundaan Management (SCM) merupakan suatu koordinasi
penjualan, tapi dikerenakan keperluan uang untuk dan perpindahan barang dari mulai pemasok,
perusahaan manufaktur/jasa, perusahaan distributor,
melakukan mempersiapkan siklus pertanian
perusahaan pengecer, retailer, hingga sampai ke
selanjutnya, maka mau tidak mau petani harus
konsumen akhir. Mempelajari SCM bertujuan untuk
melakukan penjualan produk pertaniannya pada dapat memetakan bagian bagian yang terlibat dalam
waktu harga anjlok. Hal demikian membuat sebuah alur supply chain sebuah bisnis, dan dapat
keuntungan petani tergerus dan menipis, sehingga menganalisa, bagian mana yang bisa dioptimalkan
hal inilah yang diindikasi menjadi penyebab untuk menghasilkan sebuah alur supply chain yang
kesejahteraan petani yang sulit meningkat. efisien.
Widyarto (2012), menyatakan bahwa salah

Gambar 1: Konsep Supply Chain Management


Sumber: Heizer dan Render (2015)

Lebih lanjut, mempelajari SCM bagi pelaku usaha keunggulan kompetitif dan memberikan manfaat
merupakan hal penting, karena dapat bermanfaat sebesar besarnya bagi semua pihak yang terlibat
untuk mengkoordinasi kegiatan dalam sebuah alur dalam rangkaian supply chain utuh (Briones, 2016).
supply chain sebagai upaya memaksimalkan
Handy NC, Pemanfaatan Resi Gudang Sebagai Opsi 145

Terdapat dua macam supply chain menurut tersertifikasi oleh Badan Pengawas; (2) Derivatif resi
Webster (2009), yaitu internal supply chain dan gudang hanya dapat diterbitkan oleh lembaga
external supply chain. Internal supply chain keuangan bank, non bank, dan pedagang berjangka
merupakan alur supply chain yang berkaitan yang telah mendapat persetujuan dari Badan
dengan perpindahan barang dalam suatu Pengawas; (3) Resi gudang yang diterbitkan dapat
perusahaan saja. Sedangkan external supply berupa resi gudang atas nama dan resi gudang atas
chain merupakan alur supply chain yang perintah; (4) Di dalam resi gudang sekurangnya
melibatkan dua atau lebih perusahaan yang saling harus memuat judul resi gudang, nama dan alamat
terkait dalam satu alur supply chain utuh yang pemilik barang, lokasi gudang penyimpanan barang,
sama. dan tanggal penerbitan, nomor penerbitan, waktu jatuh
Adapun alur supply chain tersaji pada tempo, deskripsi barang, biaya penyimpanan, dan
Gambar 1, Mengenai Konsep Supply Chain stampel serta tanda tangan pengelola gudang; (5)
Management: Resi gudang dan derivatif resi gudang dapat
Secara umum sistem rantai pasokan meliputi diperdagangkan baik di bursa maupun diluar bursa;
supplier, produsen, distributor, retailer, dan (6) Pengalihan resi gudang dapat terjadi karena,
konsumen akhir. Terlihat sederhana, tapi didalam pewarisan, hibah, jual beli, dan atau sebab sebab lain
sebuah alur supply chain sejatinya adalah suatu yang dibenarkan.
jaringan yang cukup rumit. Sebagai produsen Terdapat syarat yang harus dipenuhi jika akan
misalnya, harus memilih supplier dengan banyak melakukan penyimpanan produk di dalam gudang
pertimbangan. SRG, yaitu komoditas produk harus memiliki daya
Menentukan supplier dengan harga jual yang simpan paling sedikit 3 bulan, produk harus memenuhi
paling kompetitif, memilih supplier yang dapat standar mutu tertentu, dan ada kuota minimal yang
mensuplay kebutuhan produksi perusahaan secara harus disiapkan agar bisa disimpan di gudang SRG.
berkesinambungan, memilih supplier dengan Berdasarkan Permendag No. 26/M- DAG/PER/
kualitas barang terbaik, merupakan beberapa hal 6/2007, barang barang komoditas yang dapat
yang cukup kompleks untuk dilakukan. Begitu pula disimpan di gudang SRG berupa komoditas gabah,
bagian lain dari alur supply chain, mereka   beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, dan rumput
memiliki tingkat kompleksitas masing masing laut.
didalam aktivitas mereka. Undang Undang no 9 tahun 2006 menjelaskan
Berdasarkan UU No. 9 tahun 2006 mengenai bahwa regulator SRG utama berada di tangan
Sistem Resi Gudang, resi gudang merupakan surat Kementrian Perdagangan.Kemudian, SRG
berharga atau dokumen bukti kepemilikan atas barang dilaksanakan oleh beberapa lembaga, yaitu Badan
yang disimpan di Gudang yang diterbitkan oleh Pengawas, Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian
Pengelola Gudang dibawah kementerian Kesesuaian, dan Pusat Registrasi. Badan Pengawas
Perdagangan. Sistem resi gudang ini berkaitan bertugas melakukan seluruh pengawasan SRG dari
dengan serangkaian kegiatan berupa menerbitkan, hulu ke hilir, apakah sudah sesuai dengan aturan yang
mengalihkan, menjaminkan, dan penyelesaian ada atau belum. Pengelola Gudang bertugas dan
transaksi resi gudang. bertanggung jawab untuk mengelola gudang dan
Sistem resi gudang (SRG) sepenuhnya memastikan keamanan barang komoditas yang
dikelola oleh kementrian perdagangan beserta disimpan di gudang SRG.
kementrian pertanian sebagai penggunanya. Gudang Lembaga Penilai Kesesuaian bertugas
SRG ini kemudian beroperasi dibawah Badan untuk memastikan kesesuaian barang yang ada
Pengawas yang berada setingkat dibawah dengan keterangan yang tercantum di dokumen resi
Kementrian Perdagangan. Bukti kepemilikan resi gudang. Sedangkan Pusat Registrasi merupakan
SRG adalah dapat dialihkan, dijadikan syarat jaminan
utang, ataupun dapat digunakan sebagai dokumen
penyerahan barang. Dalam hal Resi Gudang sebagai
dokumen kepemilikan, resi SRG dapat dijadikan
jaminan utang kepada bank terkait tanpa perlu adanya
agunan lainnya.
Secara umum Resi Gudang memiliki karakteristik
sebagai berikut menurut UU No. 9 tahun 2006: (1) Gambar 2: Alur Penerbitan Resi Gudang
Hanya dapat diterbitkan oleh lembaga yang terlah Sumber: Bappebti (2011)
146 Jurnal Riset Bisnis Vol 2 (2) (April 2019) : 143-152

Adapun penerbitan resi gudang diatur dalam terjadi.


peraturan Bappebti tahun 2011, tersaji dalam Gambar
2. Alur Penerbitan Resi Gudang. Alur penerbitan resi HASIL DAN PEMBAHASAN
gudang diawali dengan pemilik komoditas barang
mendatangi gudang SRG. Kemudian pemilik Petani padi, profesi di bidang pertanian yang
komoditas barang melakukan registrasi dengan merupakan profesi legendaris dari sejak jaman dahulu
disertai proses uji mutu dan asuransi di Pusat seharusnya telah memperoleh posisi mapan dalam
Registrasi gudang SRG. Setelah lolos pada tahap uji kancah bisnis di Indonesia jika melihat
mutu, baru dokumen resi gudang dapat diterbitkan keberlangsungan mereka yang sudah ada beribu
beserta nilai komodi yang tercantum dalam resi ribu tahun lamanya. Namun, gayung tidak selalu
gudang yang diterbitkan. Selanjutnya resi gudang bersambut, kehidupan petani di masa kini sebagian
tersebut dapat digunakan sebagai agunan ke bank, besar masih dibawah garis layak. Meskipun sebagian
untuk kegiatan jual beli di pasar lelang, dan atau diantaranya memang telah ada yang berkecukupan
disimpan sebagai sebuah bukti tanda kepemilikan dan mampu mengembangkan bisnis pertaniannya.
barang (Bappebti, 2011). Seperti yang ditemukan di Kelompok Tani Tirta
Jumlah gudang SRG sendiri per Desember 2018, Jaya Demak, dalam kelompok tani ini ditemukan
terdapat 130 Gudang SRG yang telah beroperasi petani yang memang sudah berkecukupan, karena
secara nasional. Dari jumlah tersebut sebanyak 80 memang mereka dibesarkan dari keluarga berpunya.
Gudang SRG merupakan gudang yang dibangun oleh Tapi, sebagian besar lainnya tidak memiliki
pemerintah, dan 50 gudang merupakan gudang milik kesempatan yang sama, dikarenakan mereka berasal
swasta/bumn/koperasi yang telah memperoleh ijin dari keluarga biasa. Hasil observasi menunjukkan
operasional sebagai gudang SRG dari Bapebti (SRG bahwa permasalahan kesejahteraan pertanian yang
Kemendag, 2018). ada di Kelompok Tani Tirta Jaya Demak ini ada dua
Pada wilayah operasional kawasan Demak macam kategori utama. Dua kategori tersebut adalah
sendiri, terdapat dua gudang SRG, yaitu Gudang SRG kategori internal petani dan kategori eksternal
Margomulyo, dan Gudang SRG Dempet. Gudang (Anugerah, 2015). Penyebab pertama dalam kategori
SRG Margomulyo beralamat di Jalan Raya Demak internal petani, dimana sistem pertanian yang
– Jepara KM 10 Desa Mulyorejo Kecamatan dilakukan masih konvensional. Dalam artian, petani
Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. melakukan kegiatan pertanian dengan cara yang
Kapasitas gudang SRG Mulyorejo sendiri adalah 1500 masih sama dengan cara bertani puluhan tahun lalu.
tondan gudang ini dibangun atas lahan seluas 700 Tidak ada pembaharuan teknologi yang signifikan
m2. Gudang SRG Mulyorejo dapat ditujukan untuk dalam pertanian ini (Rahmawati, 2015). Hal ini
menampung komoditas jenis gabah, beras dan jagung. dilakukan oleh hampir seluruh anggota kelompok tani
Tirta Jaya Demak dan menyebabkan pertanian yang
METODE ada hasilnya cenderung selalu stagnan, tidak ada
peningkatan yang signifikan terjadi didalamnya.
Penelitian ini merupan descriptive research. Data Mari bandingkan dengan pertanian di Inggris
diperoleh dengan cara dengan melakukan observasi misalnya, berdasarkan CNBC dan CBSNEWS
langsung pada kelompok tani Tirta Jaya Demak, (2017) negeri 4 musim ini sudah menggunakan
berdiskusi, dan mengobservasi guna memappingkan teknologi canggih dalam pertaniannya. Inggris bisa
alur supply chain yang ada. Selanjutnya, dari alur melakukan kegiatan pertanian di bawah tanah, yang
supply chain yang telah diobservasi, peneliti benar benar bisa dikontrol kapan akan bertani dan
menentukan letak ketidakoptimalan supply chain kapan akan panen, sehingga siklus panen bisa dijaga.
berdasarkan prinsip-prinsip supply chain Akibatnya bisa menciptakan keseimbangan
management. permintaan & penawaran produk hasil turunan padi
Tahap berikutnya adalah memberikan opsi bagi di masyarakat yang berimplikasi pada harga
kelompok tani untuk dapat mengoptimalkan alur komoditas pertanian padi menjadi stabil.
supply chain yang ada. Sehingga, alur supply chain Sejalan dengan Onumah (2010),
kegiatan pertanian kelompok tani menjadi lebih keengganan generasi penerus (anak) dalam
optimal. Output akhir yang diharapkan adalah melanjutkan pertanian juga merupakan salah satu
anggota kelompok tani memperoleh keuntungan dari penyebab tidak berkembangnya pertanian di
optimalisasi alur supply chain dalam kaitan dengan kelompok tani Tirta Jaya Demak. Anak anak masa
anjloknya harga komoditas padi ketika panen raya kini lebih memilih bersekolah, kuliah, dan kemudian
Handy NC, Pemanfaatan Resi Gudang Sebagai Opsi 147

bekerja di tempat lain yang mereka anggap sebagai akan anjlok.


tempat kerja yang bonafide (Masini, 2012). Para Pada kondisi harga anjlok sewaktu panen raya,
orang tua pun juga mendukung dan mendorong anak seharusnya petani menunda penjualan produk hasil
mereka untuk keputusan tersebut dengan alasan pertanian agar tidak rugi, dan menjual ketika harga
masa depan yang lebih baik. Praktis, para petani yang di pasar sudah membaik (Pellegrino, 2018). Tapi,
notabene telah berusia tua ini kemudian melakukan kebutuhan akan uang untuk meneruskan bercocok
praktek kegiatan pertanian dengan cara bertani yang tanam di siklus tanam selanjutnya memaksa petani
masih seperti puluhan tahun yang lalu, seperti pada untuk menjual hasil panen mereka pada waktu panen
awal mereka belajar bertani. raya.
Selanjutnya, faktor eksternal dari petani yang Ketiadaan pilihan lain mengakibatkan para
mempengaruhi kesejahteraan petani padi adalah petani selalu tidak dapat memperoleh keuntungan
faktor panen raya. Sejalan dengan hukum permintaan maksimal. Imbasnya, kesejahteraan petani tentunya
dan penawaran, ketika barang terbatas jumlahnya, sulit meningkat karena setiap panen raya, yang terjadi
harga barang akan naik, dan ketika ketersediaan adalah harga komoditas gabah dan beras anjlok dan
barang melimpah, dengan jumlah konsumen yang ada keuntungan yang diperoleh pada saat panen raya
adalah tetap, maka harga akan turun (Miranda- menjadi sangat terbatas (Abdullah, 2017).
Ackerman, 2018). Hal serupa terjadi pula didalam Adapun alur supply chain yang dilakukan petani
pertanian di Kelompok Tani Demak ini, ketika panen di kelompok tani Tirta Jaya Demak secara umum
raya berlangsung, harga komoditas gabah dan beras tergambar dalam ilustrasi gambar 3 berikut:

Gambar 3: Alur Supply Chain petani kelompok tani Tirta Jaya Demak
Sumber: Data Primer yang diolah (2018)

Pemerintah negara Republik Indonesia melihat (Lembar Penjelasan UU No. 9 tahun 2006). Hal ini
hal ini sebagai suatu kondisi yang sangat perlu sesuai dengan kondisi petani di kelompok tani Tirta
ditangani segera. Pada tahun 2006. Pemerintah Jaya Demak ini, kebanyakan mereka adalah dari
Indonesia melalui Kementerian Perdagangan melakukan pinjaman dana. Ketika harga komoditas
mengeluarkan UU No. 9 tahun 2006 mengenai gabah / beras di pasaran sudah membaik, petani dapat
Sistem Resi Gudang. Sistem resi gudang ini melakukan penjualan produk pertanian mereka yang
merupakan salah satu solusi dari pemerintah yang mereka simpan di gudang SRG kemudian, tentunya
prihatin terhadap dunia pertanian Indonesia. Sistem dengan harga yang lebih layak.
resi gudang memfasilitasi terwujudnya kemudahan Walau demikian, Sistem Resi gudang ini tidak
tindak lanjut dalam distribusi produk hasil pertanian, mudah untuk dilaksanakan. Banyak kendala -
sebagai salah satu alternatif jalur perolehan akses kendala teknis yang menyebabkan kurang
modal dan penundaan penjualan barang komoditas bergaungnya Sistem Resi Gudang di masyarakat.
hasil pertanian (Coulter, 2002). Kendala teknis seperti kurangnya sosialisasi yang
Sistem resi gudang diinisiasi sebagai salah mendalam bagi, minimnya pendampingan dari instansi
satu solusi sistem pembiayaan perdagangan untuk terkait dalam pelaksanaan di lapangan, serta kurang
menjamin kelancaran usaha petani, yang merupakan aktifnya sosialisasi dari Bank terkait kepada petani
bagian dari Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), merupakan faktor - faktor yang membuat SRG
yang pada umumnya bermasalah dengan pembiayaan kurang dimanfaatkan keberadaannya (Ashari,
usaha karena ketebatasan akses dan jaminan kredit 2011).
148 Jurnal Riset Bisnis Vol 2 (2) (April 2019) : 143-152

Satriyo (2014), dalam penelitiannya mengenai menginisiasi bagaimana mengoptimalkan supply


Pelaksanaan Pembinaan Sistem Resi Gudang di chain komoditas pertanian bagi anggota
Kabupaten Blitar menemukan fakta bahwa masih kelompoknya. Hal ini dikarena adanya terkait tanpa
terkendalanya pelaksanaan sistem resi gudang di adanya pendamping yang mengarahkan dan
kabupaten Blitar. Hal ini diantaranya disebabkan menemani. Hal demikian juga sama seperti yang
oleh kelembagaankelompok tani yang masih lemah. terjadi pada kelompok tani Tirta Jaya. Kelompok Tani
Dalam artian sistem kelembagaan di kolompok tadi mengalami kesulitan dalam akses ke resi gudang
Blitar yang diobserbasi belum baik secara karena kurangnya pendampingan aktif dari berbagai
menjalankan fungsi lembaga, maupun berkoordinasi pihak. Akibatnya sistem resi gudang juga belum
dengan berbagai pihak terkait. Kelembagaan dioptimalkan keberadaannya oleh petani Tirta Jaya
masihberupa sekedar ada lembaga dan belum Demak. Implikasinya adalah kesejahteraan
mengoptimalkan fungsi/peran lembaga kelompok masyarakat petani yang masih rendah walau telah
tanitersebut. Lembaga kelompok tani belum tersedia sistem resi gudang di Demak.

Gambar 4: Alur Penerbitan Resi Gudang


Sumber: UU No 9 Tahun 2006 (2006)

keterbatasan pendidikan dari anggota maupun berpendidikan kurang, kesulitan dalam memberanikan
pengurus kelompok tani tersebut. diri untuk mendatangi lembaga-lembaga
Penyebab lain adalah karena terbatasnya perkantoran Fachruddin (2017), dalam penelitiannya
sosialisasi mengenai sistem resi gudang oleh intansi mengenai Evaluasi Prasyarat keberhasilan sistem
terkait, baik Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Resi Gudang di Kabupaten Bantul menemukan fakta
maupun Dinas Perindustrian. Dinas terkait hanya bahwa terjadinya penurunan kinerja SRG dari kurun
dilakukan sekali atau dua kali saja sosialisasi kepada waktu 2011-2016 dikarenakan kurang cukupnya
masyarakat kelompok tani. Jumlah tersebut sinergi dari stakeholder terkait pada SRG
ditengarai sangat kurang dalam membuat anggota kabupaten Bantul. Dinas Perdagangan saja yang
kelompok tani menjadi paham betul mengenai sistem dilaporkan telah berperan aktif melakukan sosialisasi
resi gudang. kepada masyarakat petani. Namun, sosialisi ini tidak
Selanjutnya, bagian penting yang masih berdampak signifikan karena keterbatasan jumlah
kurang pada implementasi sistem resi gudang staf yang dapat melakukan sosialisasi sekaligus
Kabupaten Blitar adalah, lemahnya pendampingan pendampingan kepada kelompok tani. Terjadinya
petani untuk mengakses segala proses pengurusan panen raya dan pelaksanaan sistem resi gudang yang
resi gudang. Masyarakat petani yang kebanyakan kurang baik mengakibatkan harga komoditas gabah
berada di usia dewasa hingga lanjut, dan mereka dan beras menjadi anjlok. Petani terpaksa menjual
Handy NC, Pemanfaatan Resi Gudang Sebagai Opsi 149

produk pertanian mereka ke pasar dengan harga yang sepi peminat. Seperti yang terjadi di gudang SRG
cukup rendah. Hal demikian dilakukan karena Bantul dan gudang SRG Blitar. Masalahnya sama,
kebutuhan akses dana bagi petani untuk kurang sosialisasi dan minimnya pendampingan di
mempersiapkan siklus tanam selanjutnya. Sama level kelompok tani. Akibatnya menjadi kurang
halnya dengan yang terjadi pada kelompok tani Tirta berhasilnya sistem resi gudang di wilayah tersebut.
Jaya, kebutuhan akses akan modal untuk Maka, sosialisasi dan pendampingan menjadi faktor
mempersiapkan siklus pertanian selanjutnya penting yang harus ada di gudang SRG Demak. Bagi
membuat petani terpaksa menjual hasil panen pada kelompok tani Tirta Jaya sendiri, mengetahui
masa panen raya dengan harga yang rendah. pentingnya pendampingan dan sosialisai gudang SRG
Dalam penelitian (Fachruddin, 2017) juga Demak bermanfaat untuk dapat sukses terlepas dari
ditemukan bahwa masih sangat perlu adanya belenggu harga anjlok panen raya. Sehingga, aktif
sosialisasi, edukasi, dan juga pendampingan yang lebih mencari informasi dan mengajukan pendampingan
intensif kepada kelompok tani yang ada di Kabupaten sangat dianjurkan agar dapat sukses memanfaatkan
Bantul agar gudang SRG Kabupaten Bantul dapat gudang SRG Demak.
dioptimalkan keberadaannya. Edukasi dan Dari beberapa contoh gudang SRG yang telah
pendampingan dapat dikolaborasikan antara semua dibahas, memang menunjukkan belum optimalnya
pihak terkait, baik dari Dinas Perdagangan, Dinas pelaksanaan sistem resi gudang. Namun demikian,
Pertanian, Dinas Perindustrian, dan Bank terkait. berbeda dengan gudang SRG yang berada di wilayah
Pengelola kelompok tani itu sendiri diharapkan dapat Cianjur. Khasanah (2016), dalam penelitiannya
lebih proaktif agar kesejahteraan anggota kelompok mengenai Efektifitas Implementasi Sistem Resi
tani dapat meningkat dengan memanfaatkan SRG Gudang Komoditi Gabah di Kabupaten Cianjur
yang ada di kabupaten Bantul. Maka berdasarkan menemukan bahwa implementasi SRG di Kabupaten
temuan penelitian SRG Bantul, untuk dapat Cianjur sudah berjalan efektif. Pada penelitian ini
meningkatkan harga jual produk hasil pertanian di ditemukan bahwa adanya kerjasama, komunikasi, dan
kelompok tani Tirta Jaya dengan sistem resi gudang, koordinasi yang supportif antar instansi yang ada,
harus pula ada pendampingan dari seluruh pihak yaitu Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan
stakeholder resi gudang Demak. Baik yang aktif Dinas Pertanian yang saling bekerja sama dengan
melakukan inisiatif pendampingan adalah para baik. Pendampingan di level koperasi/kelompok tani
pengelola gudang SRG, ataupun dari pihak kelompok pun dilaksanakan dengan baik. Bahkan Bank terkait
tani yang lebih aktif meminta pendampingan kepada turut berpartisipasi aktif melakukan sosialisasi kepada
stakeholder gudang SRG Demak. kelompok tani dengan menerjunkan stafnya untuk
Liliyah (2016), menerangkan bahwa memang di melakukan jemput bola. Dengan adanya sinergi
Indonesia secara umum implementasi sistem resi tersebut terbukti SRG di kabupaten Cianjur dapat
gudang belum berjalan dengan optimal. Hal ini berjalan dengan lancar dan efektif.
berbeda dengan yang terjadi di Bulgaria. Di Bulgaria Kendala yang ditemui pada SRG kabupaten
kesuksesan pelaksanaan SRG ditengarai karena Cianjur adalah keterbatasan kapasitas SRG yang ada
pemerintah yang mewajibkan secara mutlak bahwa dan kurangnya pengalaman/pelatihan terhadap
semua petani wajin melakukan penyimpanan hasil pengelola SRG. Kurangnya kapasitas gudang SRG
pertanian mereka ke gudang SRG. Berbeda dengan berakibat pada ketidakmampuan pengelola dalam
di Indonesia, sifat implementasi SRG masih berupa menerima pasokan hasil pertanian. Hal demikian
sukarela, yang tidak bersifat mengikat (wajib). karena memang kapasitas gudang yang sudah tidak
Sifat yang tidak mengikat ini, ditambah dengan memadahi akibat antusias warga petani
sosialisasi dan pendampingan di level kelompok tani memanfaatkan gudang SRG yang ada. Akibatnya
yang masih kurang, membuat sistem resi gudang di petani yang memerlukan SRG tidak dapat dilayani
Indonesia belum berjalan sesuai harapan. dan terpaksa menjual produknya di pasar secara
Kebanyakan SRG yang ada di indonesia cenderung langsung dengan harga yang sedang anjlok.
 

150 Jurnal Riset Bisnis Vol 2 (2) (April 2019) : 143-152

Tabel 1. Perkembangan Penerbitan dan Nilai RG serta Nilai Pembiayaan

Kurangnya pengalaman manajemen pergudangan kendala kendala dan faktor yang membuat
pada staff gudang diindikasikan terlalu lama proses keberhasilan implementasi SRG, menunjukan adanya
manajemen digudang SRG di gudang di Cianjur. Hal kesamaan kondisi petani dan ketersediaan gudang
demikian perlu penanganan khusus berupa training SRG, kesamaan kondisi petani adalah memiliki
mengenai manajemen gudang SRG agar proses komoditas andalan pertanian berupa gabah dan
kelompok tani yang ada masih berupa kelembagaan
administrasi dan pemanfaatan gudang bisa berjalan
sederhana yang sangat perlu pendampingan.
optimal.
Kesamaan ketersediaan gudang juga terpenuhi,
Keberhasilan/ efektifitas penggunaan gudang bahkan di Demak tersedia dua gudang SRG, yakni
SRG di kabupaten Cianjur ini merupakan salah Gudang SRG Mulyorejo dan Gudang SRG Dempet.
satu contoh nyata sinergi bersama yang dilaksanakan Sehingga, berdasarkan kesamaan kondisi
semua stakeholder dalam mensukseskan program kelompok tani di Blitar, Bantul, dan Cianjur yang
SRG untuk kesejahteraan bersama. Hal ini sejalan mengalami harga anjlok pada saat panen raya, maka
dengan data dari Bappebti, Kementrian perdagangan ketika pemafaatan gudang SRG diimplementasikan
(2014) mengenai Perkembangan Penerbitan dan Nilai di kelompok Tani Tirta Jaya Demak, seharusnya
Resi Gudang serta Nilai Pembiayaan, yang dapat membantu petani untuk meningkatkan
menunjukkan peningkatan kinerja dari tahun kesejahteraan dengan memperoleh harga jual yang
ketahun mulai dari tahun 2008-2014, seperti yang lebih baik. Peluang ini dikuatkan dengan komoditas
tersaji pada Tabel 1 mengenai Perkembangan gabah hasil kelompok tani Tirta Jaya Demak, yang
Penerbitan dan nilai RG serta nilai Pembiayaan. sesuai dengan komoditas pioner dalam
Dari berbagai penilitian mengenai pelaksanaan pemanfaatan gudang SRG secara nasional seperti
resi sistem gudang yang telah dibahas, termasuk tersaji dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2: Nilai Resi Gudang Berdasarkan Jenis Komoditas Utama

Sumber: Bappebti, Kementerian Perdagangan (2014)

tanpa harus menjual gabah/beras pada waktu panen raya. Melainkan bisa disimpan sementara di gudang
raya dengan harga jual yang anjlok. Ketika SRG untuk memperoleh bukti resi gudang. Dengan
pemanfaatan gudang SRG dilakukan oleh bukti resi penyimpanan tersebut, petani bisa
kelompok Tani Tirta Jaya Demak, diharapkan value mengajukan pinjaman dana ke bank tanpa perlu
gabah dapat meningkat. Value disini adalah harga agunan dalam bentuk lain. Ataupun resi gudang
gabah nilainya tidak harus dijual rendah ketika panen tersebut bisa untuk diperjual belikan.
Handy NC, Pemanfaatan Resi Gudang Sebagai Opsi 151

Pada tabel 2 terihat bahwa gabah menjadi sebagai alternatif channel distribusi penyimpanan
komoditas tertinggi volume penggunaan/ produk hasil pertanian. Harapannya agar petani tidak
pemanfaatan terhadap gudang SRG, sehingga hal ini mengalami penjualan di harga pasar yang sedang
menunjukkan kinerja gudang SRG dapat diandalkan anjlok jika menjual ke tengkulak, maupun pasar.
oleh petani untuk membantu petani memperoleh selanjutnya tanpa harus menjual hasil panen pada
dana. Adanya gudang SRG dalam alur supply chain waktu panen raya. Yang berarti, masalah utama
petani di kelompok tani Tirta Jaya Demak, membuat berupa harga jual gabah/beras yang anjlok ketika
komposisi channel distribusi produk pertanian panen raya terjadi dapat terakomodasi solusinya.
menjadi bertambah variasinya. Tambahan chan- Kemudian, pada saat harga gabah / beras di pasar
nel distribusi ini membuat petani sudah membaik petani dapat menjual gabah dengan
tidak harus menjual produk pertanian mereka ke harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan menjual
channel distribusi yang telah ada, yaitu tengkulak, ke pasar ketika panen raya. Secara ringkas opsi dan
pasar, dan warung yang ada disekitar mereka. kegunaan gudang SRG akan dapat terlihat di
Melainkan petani dapat menggunakan gudang SRG Gambar 5.

Petani Channel distribusi


saat ini
- Tengkulak
- Melakukan - Pasar
kegiatan - warung (diselep Konsumen
pertanian terlebih dahulu) Akhir
Supplier - Gudang SRG
- Benih
- Pupuk/mess  
 
Gambar 5. Alur Supply Chain petani kelompok tani Tirta Jaya Demak (termodifikasi)
Sumber: Data Primer yang diolah(2018)

SIMPULAN SARAN keleluasaan bagi petani untuk memperoleh dana


guna mempersiapkan siklus tanam selanjutnya
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, tanpa harus menjual hasil panen pada waktu panen
terlihat bahwa sistem resi gudang merupakan cara raya. Yang berarti, masalah utama berupa harga jual
ampuh yang diformulasikan oleh pemerintah untuk gabah/beras yang anjlok ketika panen raya terjadi
membantu petani serta merupakan upaya dapat terakomodasi solusinya.
peningkatan ketahanan pangan nasional. Melihat
adanya faktor kesamaan yaitu kondisi petani, dan DAFTAR PUSTAKA
ketersediaan gudang SRG, maka kelompok tani Tirta
Anugerah, Iwan Setiaji.; Erwidodo; Erma Suryani.
Jaya Demak dapat pula memanfaatkan sistem resi
2015. Sistem Resi Gudang Dalam Perspektif
gudang sebagai alternatif channel distribusi produk Kelembagaan Pengelola Dan Pengguna Di
hasil pertanian. Untuk memastikan pelaksanaan Kabupaten Subang: Studi Kasus KSU Annisa.
sistem resi gudang berhasil pada kelompok tani Tirta Bogor: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jaya Demak ini, maka seluruh stakeholder, yakni Ashari; Ening Ariningsih; Yana Supriyatna; Cut Rabiatul
Adawiyah; Sri Suharyono. 2013. Kajian Efektivitas
Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, dan Dinas Sistem Resi Gudang Dalam Stabilisasi Pendapatan
Perindustrian, serta Bank terkait sebaiknya turut Petani. Jakarta: pusat sosial ekonomi dan kebijakan
berpartisipasi aktif, terutama pendampingan secara pertanian badan penelitian dan pengembangan
langsung kepada kelompok tani. pertanian
Dengan adanya opsi penggunaan gudang SRG Bappebti. 2011. Sistem Resi Gudang Sebagai Instrumen
Pembiayaan. Makalah disampaikan pada Workshop
dalam alur supply chain petani di kelompok tani Tirta Penguatan Kelembagaan Sistem Resi Gudang dalam
Jaya Demak, membuat komposisi channel distribusi Mendukung Pembiayaan Sektor Pertanian, Best
produk bertambah. Tambahan gudang SRG sebagai Western Mangga Dua Hotel & Residence. Jakarta:
salah satu channel distribusi memberikan Menko Perekonomian.
152 Jurnal Riset Bisnis Vol 2 (2) (April 2019) : 143-152

Bappebti. 2014. Laporan Rekapitulasi Resi Gudang Khasanah, Ukhwatul. 2016. Efektivitas Implementasi
Tahun. Jakarta: Kementerian Perdagangan. Sistem Resi Gudang Komoditi Gabah (Studi pada
Bappebti. 2017. Panduan Pelaksanaan Sistem Resi Koperasi Niaga Mukti) di Kabupaten Cianjur.
Gudang. Jakarta: Badan Pengawas Perdagangan Yogyakarta: Thesis S2 Manajemen Agribisnis
Berjangka Komoditi. Universitas Gadjah Mada.
Bappebti. 2018. Data Alamat Gudang Srg Yang Dibangun Liliyah, Arie. 2016. Sistem Resi Gudang, Berkaca
Oleh Pemerintah Dan Sudah Mendapatkan dariKesuksesanBulgaria.
Persetujuan BappebtiSebagai Gudang SRG. https://swa.co.id/ swa/trends/sistem-resi- gudang-
Jakarta: Kementerian Perdagangan. berkacadari- kesuksesan- bulgaria. Diakses 18
BlitarKab. 2013. Resi Gudang, Tingkatkan Desember 2018.
KesejahteraanPetani. http://www.blitarkab. go.id/ Onumah, G and Coulter, J. (2002). The Role Warehouse
2013/04/24/resi-gudang-tingkatkan- kesejahteraan- Receipt Systems in Enhanced Commodity Marketing
petani/. Diakses 12/12/2018. and Rural Livelihoods in Africa. Food Policy 27
Briones, Roehlano. Tolin, Lovely Ann. 2016. (2002) 319-337
Warehouse Receipts As A System For Improving The Onumah, G. (2010). Implementing Warehouse Receipt
Efficiency Of Rice And Corn Marketing In The System in Africa Potential and challenges. The
Philippines. Philipines: Econstor. African Journal of Agricultural and Resource
CBS News. 2017. The Future of Farming. https:// Economics, 1(1) 1-18.
www.cbsnews.com/news/the- future-of-farming-may- Permendag No 26. 2007. Barang Yang Dapat Disimpan
be-below-the- soil/. Diakses 28 Desember 2018. Di Gudang dalam Penyelenggaraan Sistem Resi
Gudang. Jakarta: Sekretariat Jenderal Departemen
CNBC News. 2017. Underground Farming in Perdagangan Biro Hukum.
London. https://www.cnbc.com/2018/08/ Satriyo, Angrito Bimo. 2014. Pelaksanaan Pembinaan
30/in-london-theres-an-underground- farm-growing- Sistem Resi Gudang Di Kabupaten Blitar (Studi Di
salad-without-soil.html. Diakses 29 Desember 2018. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas
Erwidodo, Erma Suryani, Iwan Setiajie Anugerah. Pertanian dan Bank Pembangunan Daerah Jawa
2014. Analisis Kinerja Dan Kendala Penyebarluasan Timur di Kabupaten Blitar). Malang: Fakultas
Sistem Resi Gudang Di Indonesia. Jakarta: Pusat Hukum Universitas Brawijaya.
Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Badan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementerian Tahun 2006. 2006. Sistem Resi Gudang. Jakarta: Kementeri
Pertanian. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Fachruddin, Achmad dan Lestari Ayu. 2017. Webster, Scott. 2009. Principles of Supply Chain
Evaluasi Prasyarat Keberhasilan Sistem Resi Gudang Management 2nd Edition. Charlestown: Dynamic
di Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Journal of Ideas.
Agribusiness and Rural Development Research, Widyarto, Agus. 2012. Peran Supply Chain Management
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Dalam Sistem Produksi Dan Operasi Perusahaan.
Yogyakarta Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Heizer Jay dan Barry Render. 2015. Manajemen Operasi: Muhammadiyah Surakarta.
Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan,
edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai