Anda di halaman 1dari 4

4.

2 Budidaya Tanaman Jeruk Keprok Batu 55 di PT Kusuma Agrowisata


4.2.1. Pembibitan

Persiapan bibit merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh besar dalam kegiatan
budidaya. Kegiatan pembibitan tanaman jeruk keprok batu 55 di Kusuma Agrowisata tidak
dilakukan sendiri di Kusuma Agrowisata. Bibit yang digunakan didapatkan dari salah satu
rekan kerja pembibing lapang yang membuka usaha di pasar bunga, Batu. Harga dari tiap
bibit yang dibeli per polibagnya sebesar Rp 35.000,-. Pembelian bibit yang dilakukan oleh
Kusuma Agrowisata tidak berjadwal dan pembelian dilakukan saat dibutuhkan untuk
penyulaman tanaman yang mati dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.

4.2.2. Perawatan

Perawatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan
suatu budidaya. Perawatan yang baik menentukan lamanya umur tanaman budidaya dapat
bertahan. Perawatan yang dilakukan juga dapat mempengaruhi hasil produksi dari tanaman
budidaya. Perawatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan hasil produksi di Kusuma
Agrowisata, yaitu penyiraman, pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit
tanaman.

Sanitasi lahan merupakan salah satu kegiatan budidaya yang bertujuan untuk merawat
tanaman budidaya. Tanaman jeruk yang ada di Pt. Kusuma agro secara rutin dilakukan
sanitasi lahan yaitu sanitasi buah. Sanitasi buah dilakukan setelah kegiatan panen raya telah
selesai dilakukan. Tujuan diadakannya sanitasi buah adalah untuk meminimalisir kedatangan
lalat buah ataupun meminimalisir penyemaran penyakit tular tanah atau penyakit lainnya.

Penyiraman Tanaman tidak dapat menyerap unsur hara secara maksimal apabila
tanaman kekurangan air. Air bagi tanaman dapat berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut
unsur hara serta membantu proses metabolisme dari tanaman. Penyiraman juga bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan air yang diperlukan tanaman dalam proses metabolisme sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi optimum. Penyiraman pada tanaman jeruk
keprok batu 55 di PT Kusuma Agrowisata dilakukan setiap 3 hari sekali yang dimulai pukul
17.00-06.00 dengan durasi lama penyiraman selama 12 jam. Pada saat tanaman masuk
kedalam masa perompesan (membuat stress tanaman jeruk agar cepat berbunga kembali)
penyiraman dilakukan kurang lebih 2 minggu sekali sejak dilakukannya perompesan sampai
dengan kemunculan bunga. Sistem penyiramann yang digunakan di Pt. Kusuma Agrowisata
yaitu dengan menggunakan sprinkle untuk semua lahan jeruk yang ada. Tinggi sprinkle yang
digunakan yaitu 2,5 m dengan jarak antar sprinkle pada satu lahan adalah 8 m. Satu baring
sprinkle yang ada dilahan terdapat keran pembuka dan keran penutup. Satu keran pembuka
dapat menghidupkan 7-10 sprinkle. Jarak lontaran air dari sprinkle seluas 4 m. Jarak
lontaran sprinkle dipengaruhi oleh tekanan air dan tinggi sprinkle. Sistem gravitasi
digunakan untuk mengalirkan air dari tandon ke pipa sprinkle karena hanya perlu
memanfaatkan ketinggian tempat serta lebih ekonomis tanpa harus mengeluarkan biaya untuk
penggunaan mesin diesel dan bahan bakarnya. Kelemahan sistem gravitasi adalah lemparan
air tidak dapat diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga lebih boros terhadap jumlah sprinkle.

Pemangkasan cabang atau tunas air merupakan salah satu kegiatan yang wajib
dilakukan dalam budidaya tanaman jeruk. Pemangkasan atau pewiwilan ini dilakukan
bertujuan untuk memotong tunas – tunas baru yang tumbuh pada batang-batang sekunder
tanaman jeruk dan juga batang atau ranting tanaman jeruk yang telah kering. Tunas air
yang disisakan untuk setiap batangnya sebanyak 1-2 tunas air dengan posisi tunas yang tidak
terlalu ke bagian tengah batang karena akan menghambat space saat pemanenan maupun
pemangkasan ranting yang dipaling atas . Tujuan pemangkasan selain untuk pemaksimalan
transportasi fotosintat juga untuk penataan di lahan itu sendiri. Karena semakin panjang tunas
maka akan sulit untuk perawatan baik lahan maupun tanaman itu sendiri.

Pemangkasan di PT. Kusuma Agrowisata dilakukan secara terjadwal yaitu 1 tahun


sekali untuk pemangkasan besar yaitu pemangkasan batang atau ranting yang kering.
Pemangkasan kecil seperti pemangkasan tunas air dilakukan 3x dalam setahun. Pemangkasan
biasanya dilakukan sebelum bunga tanaman jeruk muncul untuk menghindari kerusakan buah
atau bakal buah akibat aktivitas pemangkasan. Sisa-sisa hasil pemangkasan dibiarkan dilahan
dan tidak diolah, kecuali batang atau ranting tanaman yang berukuran sedang ataupun besar
dimanfaatkan oleh pekerja untuk kayu bakar.

Pemupukan yang digunakan di Pt. Kusuma Agrowisata adalah pupuk knadang dan
pupuk NPK 16 atau grower. Pemumpukan dilakukan setiap 1 tahun sekali untuk
pengaplikasian pupuk kandang. Pupuk kandang yang di aplikasikan sebanyak 60 kg per
pohon jeruk. Pengaplikasian pupuk NPK diaplikasikan sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu
sebanyak 750 gram per pohon untuk 1 kali pengaplikasian. Pengaplikasian pupuk pada
tanaman jeruk juga dilakukan pada waktu yang berbeda. Pupuk kandang diaplikasikan ke
tanaman jeruk sebelum tanaman berbunga. Pupuk NPK dilakukan setelah tanaman jeruk
berbunga. Pengaplikasian pupuk dengan waktu yang berbeda ini diharapkan dapat
mendapatkan target dimana untuk 1 tahun dapat menghasilkan 136 ton untuk 1 petak lahan.

Pengendalian OPT dilakukan secara terjadwal yaitu setiap 1x seminggu.


Penyemprotan dilakukan dengan mencampur pupuk buah. Pestisida yang digunakan adalah
insektisida dan fungisida. Insektisida yang digunakan adalah insektisida dengan bahan aktif
asetamiprid, abamektin yang digunakan untuk mengendalikan hama kutu daun dan ulat
penggulung daun. Fungisida yang digunakan adalah fungisida berbahan aktif Mankozeb 80%
untuk mengendaliakn busuk daun dan busuk buah.

Tanaman jeruk yang dibudidayakan di agrokusuma dalam pengendalian hama penyakit


tanaman selain menggunakan pestisida kimia juga menggunakan perangkap feromon yang
bertujuan untuk mengendalikan hama lalat buah. Perangkap feromon yang digunakan
dipasang 1 perangkap untuk 4 tanaman jeruk. Perangkap feromon dipasang 1 kali setahun
pada saat bunga telah mulai membentuk bakal buah. Feromon atau yang biasa dikenal dengan
Methyl eugenol adalah substansi kimia yang dapat memikat lalat buah yang berkelamin
jantan yang nantinya lalat buah jantan akan masuk ke dalam perangkap yang telah
dimodifikasi. Metode pengendalian demikian dikenal sebagai teknik
pengendalian/pembasmian serangga jantan (male annihilation technique).

Keberhasilan penerapan teknik MAT ini telah banyak dilakukan salah satunya seperti
telah dilakukan di Jepang, Taiwan, Australia, Spanyol (Iwahashi and Subahar, 1996 a; 1996
b). Pengendalian dengan sistem TAM ini bertujuan untuk membasmi atau mengendalikan
lalat buah jantan dimana apabila lalat buah jantan di alam berkurang maka dapat menurunkan
populasi dari lalat buah di lahan (berpengaruh pada proses matching) (Lengkong, et. Al.,
2011). Pengendalian yang digunakan di PT. Agrokusuma selain dengan penggunaan
perangkap feromon juga menggunakan campuran belerang dan kapur untuk mengendalikan
lumut yang menempel pada batang tanaman jeruk keprok batu 55. Kapur dan belerang
dicampur menjadi satu dan dilarutkan dengan air dan kemudian di aplikasikan ke batang
tanaman jeruk dengan menggunakan saput (kuas cat tembok). Pengaplikasian kapur dan
belerang ini dilakukan setiap 3 tahun sekali.

4.2.3. Panen dan Pascapanen

Hasil panen yang ada di kusuma agrowisata tidak di jual seluruhnya ke pusat penjualan
agrowisata. Adapun proporsi yang ada dari hasil panen adalah 30% digunakan untuk industri
minuman sari buah, 20% untuk pusat perbelanja di kusuma agrowisata dan 50% lagi ke
tengkulak. Hasil panen juga ada yang digunakan untuk persedian buah ke hotel Kusuma
agrowisata. Hasil panen yang lebih banyak di jual ke tengkulak dikarenakan banyaknya
produksi atau hasil panen yang ada sehingga tidak memungkinkan buah hasil panen tersebut
terpakai di kusuma

Anda mungkin juga menyukai