Laporan Akhir Kecepatan Reaksi
Laporan Akhir Kecepatan Reaksi
Disusun Oleh:
Ratu Renatabhitalya P.P
NIM : 201450006
Kelompok : I (satu)
Kelas : Logistik 1B
Asisten Lab : Annisa Safira Adelia
Isna Rahmawati Kanyoma
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat memahami faktor –faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi kimia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap
kecepatan reaksi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan
reaksi.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakannya praktikum “Laju Reaksi”
antara lain:
1
1. Dapat mengetahui faktor apa saja yang nantinya akan mempengaruhi laju
reaksi.
2. Dapat mengetahui konsentrasi dari suatu zat yang akan diuji.
3. Dapat mengetahu pengaruh dari konsentrasi dan temperatur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Semakin halus zat yang bereaksi, maka makin luas permukaannya. Dan reaksi
akan berlangsung dengan cepat. Hal tersebut diatas dapat dibuktikan pada saat
penambahan serbuk besi pada larutan HCl, akan terjadi reaksi dengan
terjadinya atau terbentuknya gelembung-gelembung gas atau udra yang
membuat larutan HCl kelihatan keruh. Sebaliknya apabila zat yang bereaksi
dalam bentuk padatan contohnya seperti lempengan Zn, maka akan
membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama daripada partkel atau zat yang
lebih halus.
2. Suhu atau Temperatur
Kenaikan temperatur berpengaruh besar pada kenaikan pergerakan
partikel, sehingga laju reaksi makin besar. Disamping itu, perubahan tempratur
juga akan mempengaruhi nilai konstanta kecepatan reaksi. Temperaturnya
makin besar, maka konstantanya juga makin besar. Jadi apabila tempraturnya
besar, maka kecepatan reaksinya kan besar pula. Umumnya kenaikan suhu
sebesar 10 ̊ C menyebabkan kenaikan laju atau kecepatan reaksi sebesar dua
sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi inidapat diterangkan dari gerak
molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak.
Karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul selau ada. Tetapi
tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi ynag dimiliki oleh molekul-
molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan ynag efektif. Energi
yang dibutuhkan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau unuk
menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan.
Energi kinetik dari molekul-molekul tidak sama, ada yang besar ada
yang kecil. Karena itu pada suhu tertentu ada molkul-molekul yang bertabrakan
secara efektif dan yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain,
ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia dan ada yang tidak menghasilkan
reaksi kimia. Menaikkan suhu berarti menambahkan energi. Energi diserap
oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar.
Akibatnya, molekul molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak
benturan yang lebih besar makin serung terjadi. Dengan demikian, bventuran
4
antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi menyebabkan
reaksi kimia juga makin tinggi dan berati bahwa laju reaksi makin tinggi.
3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi,
tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah
menurunkan energi aktivasi sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan
katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi.
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau
mengadsorbsi zat yang direaksikan. Katalis dapat dibedakan menjadi katalis
homogen dan heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sefase dengan
zat yang dikatalisis. Contohnya larutan FeCl3 pada reaksi penguraian hidrogen
peroksida (H2O2). Sedangakan reaksi atau katalis heterogen adalah katalis
katalis yang tidak sefase dengan zat yang dikatalisis. Umumnya katalis
heterogen berupa zat padat, dan reaksi berlangsung pada permukaan katalis
padat tersebut. Salah satu contoh katalis heterogen yaitu serbuk MnO pada
peruraian kalium klorat (KclO3)
2 KClO3 (s) MnO2 2 KCl (s) + 3O2 (g)
Keburukan dari katalis yaitu katalis dapat diracuni sehingga menjadi
tidak aktif. Seabgai contoh, pengubah katalistik yang dipasang pada knalpot
kendaraan bermotor dapat diracuni oleh timah hitam.
4. Konsentrasi
Salah satu faktor yamg mempengaruhi kecepatan reaksi adalah
konsentrasi. Karena laju reaksi terjadi oleh adanya tumbukan / tabrakan, maka
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi mirip dengan faktr yang
mempengaruhi tumbukan.
Konsentrasi berkaitan dengan jumlah partikel yang bereaksi. Makin
besar konsentrasi berarti makin banyak partikel sehingga makin banyak yang
bergerak dan makin banyak yang bergerak dan makin banyak yang
bertumbukan.
5. Tekanan
5
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalm wujud gas. Kecepatan
dari reaksi tersebut juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan
dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dan dengan
demikian dapat memperbesar laju reaksi.
6
aktivasi, molekul akan tetap utuh, yang mengakibatkan tidak terjadinya suatu
reaksi.
7
konsentrasinya dinaikan menjadi 4 kali lipat maka laju reaksi bertambah 16 kali
lebih besar.
8
BAB III
METODOLOGI
9
Jumlah Penambahan (mL) Konsentrasi Na2S2O3
No.
Na2S2O3 (a) Akuades a/(a+b)
1. 6 0 1
2. 5 1 5/6
3. 4 2 2/3
4. 3 3 1/2
5. 2 4 1/3
6. 1 5 1/6
4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang lain, masing – masing isikan 1
mL larutan HCl.
5. Siapkan stopwatch, dan dimulai dari tabung reaksi No. 1.
6. Ke dalam tabung reaksi No. 1 tersebut, tambahkan 1 mL larutan HCl
yang sudah disiapkan dalam tabung reaksi yang lain. Catat waktu
reaksinya (dalam detik) sambil dikocok pelan – pelan. Catatan :
Waktu reaksi dimulai saat kedua larutan dicampurkan sampai tepat
mulai terjadi kekeruhan.
7. Selanjutnya lakukan langkah kerja yang sama (langkah 6 di atas)
terhadap tabung reaksi No. 2 s/d 6.
b. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Siapkan 12 tabung reaksi :
– 6 buah tabung I di beri kode : 1; 2; 3; 4; 5 dan 6
– 6 buah tabung II di beri kode : a; b; c; d; e dan f
2. Ke dalam tabung reaksi 1 s/d 6 masing – masing masukkan 5 mL
larutan Na2S2O3.
3. Ke dalam tabung reaksi a s/d f masing – masing masukkan 1 mL
larutan HCl.
4. Ambil semua tabung reaksi dan masukkan ke dalam gelas beaker
besar yang telah terisi air dan panaskan diatas pemanas.
5. Kemudian tunggu hingga suhunya mencapai 35˚C.
10
6. Kemudian angkat tabung reaksi secara berpasangan reaksi dan segera
tuangkan larutan HCl ke dalam tabung yang berisi larutan Na2S2O3.
Catat waktu reaksinya.
7. Selanjutnya lakukan hal yang sama (langkah 4 dan 5) terhadap tabung
reaksi No.2 dan b sampai No. 6 dengan f, dengan setiap interval
kenaikan temperatur penangas air sebesar 5˚C.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
1. Pada percobaan pertama tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan
reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1. Larutan berubah menjadi keruh
setelah 13,40 detik.
2. Percobaan kedua tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi,
konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 5/6. Larutan berubah menjadi keruh setelah
12
14,98 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan percobaan sebelumnya.
3. Percobaan ketiga tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi,
konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 2/3. Larutan berubah menjadi keruh setelah
15,98 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan percobaan sebelumnya.
4. Percobaan keempat tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan
reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1/2. Larutan berubah menjadi keruh
setelah 17,52 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih
lama dibandingkan percobaan sebelumnya.
5. Percobaan kelima tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi,
konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1/3. Larutan berubah menjadi keruh setelah
23,15 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan percobaan sebelumnya.
6. Dan yang terakhir dari tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan
reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1/6. Larutan berubah menjadi keruh
setelah 46,75 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih
lama dibandingkan percobaan sebelumnya.
Pada hasil percobaan table 1 dapat dilihat bahwa semakin banyak
nilai konsentrasinya maka waktu yang dibutuhkan semakin sedikit.
Begitupun sebaliknya, jika semakin kecil nilai konsentrasinya maka waktu
yang dibutuhkan suatu larutan untuk bereaksi akan semakin lama.
7. Tabel yang kedua, yaitu pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi.
Pada percobaan pertama tabel ini, campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL
dipanaskan pada suhu 35oC. Reaksi membutuhkan waktu 11,53.
8. Percobaan kedua tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi yaitu
campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 40oC.. Reaksi
membutuhkan waktu 8,58 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu
yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya.
9. Percobaan ketiga tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi yaitu
campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 45oC.. Reaksi
13
membutuhkan waktu 2,01 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu
yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya.
10. Percobaan keempat tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi
yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 50oC..
Reaksi membutuhkan waktu 3,94. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu
yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya.
11. Percobaan kelima tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi
yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 55oC..
Reaksi membutuhkan waktu 3,00. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu
yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya.
12. Percobaan keenam tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi
yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 60oC..
Reaksi membutuhkan waktu 3,15. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu
yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya.
Pada percobaan table 2 dapat dilihat bahwa pengaruh temperatur
terhadap kecepatan reaksi, dimana semakin tinggi temperatur maka semakin
sedikit waktu yang dibutuhkan. Begitupun sebaliknya, semakin rendah
temperatur yang digunakan maka akan semakin lama atau banyak waktu
yang dibutuhkan.
14
tersebut akan berubah warna menjadi keruh pada waktu tertentu ketika
telah terjadinya reaksi
40
35
30
Kecepatan Reaksi
25
20
15
10
5
0
1\6 1\3 1\2 2\3 5\6 1
Konsentrasi Zat
6
Kecepatan Reaksi
0
35 40 45 50 55
Temperatur
15
4.1.2 Pertanyaan
1. Bagaimanakah hasil percobaan Anda, apakah sudah memenuhi teori kimia?
Jelaskan alasannya!
Jawab: Percobaan yang telah kami lakukan sudah memenuhi teori kimia
mengenai kecepatan reaksi. Pada percobaan yang kami lakukan sudah
membuktikan bahwa konsentrasi dan temperatur dapat mempengaruhi
terjadinya kecepatan reaksi.
2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat selama
melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan
tersebut?
Jawab: Kesalahan yang kami lakukan pada saat melakukan percobaan
kecepatan reaksi adalah kurangnya ketelitian dalam memerhatikan
campuran ketika mulai bereaksi sehingga terlambat atau terlalu cepat
memberhentikan stopwatch. Akibatnya, waktu yang terhitung atau tercatat
di stopwatch menjadi melebihi atau bahkan kurang dari yang seharusnya.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum kecepatan reaksi kali ini dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Semakin besar nilai konsentrasi yang dimiliki oleh suatu larutan maka waktu
yang dibutuhkan untuk larutan tersebut bereaksi akan semakin cepat.
Begitupun sebaliknya, semakin kecil nilai konsentrasi yang dimiliki oleh suatu
larutan maka waktu yang dibutuhkan untuk suatu larutan tersebut dapat
bereaksi akan semakin lama. Hal ini dikarenakan ketika jumlah partikel yang
terdapat dalam suatu larutan semakin banyak, maka peluang terjadinya
tumbukan antar partikel juga akan semakin besar karena jumlahnya yang
banyak. Saat banyak partikel yang bertumbukan maka secara otomatis laju
reaksinya juga akan lebih cepat.
2. Semakin tinggi temperatur yang digunakan untuk memanaskan larutan maka
akan membuat waktu reaksi semakin cepat. Begitupun sebaliknya, ketika suhu
dalam suatu reaksi dibuat tinggi atau ditingkatkan, maka energi minimum yang
diperlukan oleh suatu reaktan untuk terjadinya reaksi atau dikenal dengan
energi aktivas akan lebih mudah dicapai dalam suhu tinggi karena ada bantuan
suhu tersebut.
5.2 Saran
Setelah melakukan percobaan dan terdapat beberapa kesalahan yang telah
kami lakukan maka saran untuk praktikum kedepannya adalah lebih berhati-
hati dalam melakukan praktikum dan lebih teliti. Selain itu, dalam praktikum
ini juga lebih dibutuhkan kemampuan kecepatan dalam melakukan sesuatu
karena pada praktikum ini sangat mementingkan waktu yang tepat.
17
LOGISTIK MINYAK DAN GAS
18
DAFTAR PUSTAKA
Devi, P.K., 2009, kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakrta: ESIS.
Parning, 2006, Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta
Rahayu, Iman., 2009, Praktis Belajar Kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Sutresna, N., 2008, Cerdas Belajar Kimia, Grafindo. Bandung. Kimia. Tangerang:
Scientific Press
Burhan, B. 2017. Pengaruh Suhu. Kimia jurnal, 15-17.