Anda di halaman 1dari 7

KEPEMILIKAN

MAKALAH

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Mikro Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Purwanto, MSI

Disusun Oleh :

Abdullah Alatif

PROGAM STUDI EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HUSAIN SW

MAGELANG

2018
BAB I

PNDAHULUAN

1. Latar belakang

Dunia adalah laadang untuk hidup diakhirat, sehinggaa kaya dalam Islam bukanlah
perbuatan dosa,melainkan suatu fitrah bagi seorang insan yang hidup didunia.oleh kaarena
itu jika manusia berusaha memperoleh kekayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
keluarganya adalah mmerupakan suatu kewajiban. Selain itu mansia juga telah disedikaan
oleh Allah suber daya yang memdai bagi pemenuhan kebutuhan kebahagiaan bagi manusia
seuruhnya apabila di gunakan secara efisien. Dari kekyaan ini pula, akan muncul adanya
sikap bahwa manusia adalah ciptanNya dan kita semu adalah milikNya, seperti yang
disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 120 :

Yang artinya : kepunyaan Allah lah kerajaan lngit dan bumi an apa yang ada di dalamnya dan
dia maha kusa atas segal sesuatu.

Kepemilikan Allah swt atas segala sesuatu dilangit dan dibumi serta diantara keduanya
adalah kepemillikan mutlak, sedangkan manusia hanya sebagai pengelola atau pemegang
amanah. Walaupun demikian manusia juga diberikan kewenagan untuk memiliki harta Allah
tersebut. Islam memberian kebebasan kepada manusia untuk memiliki sumber daya,
mengelolanya dan memanfatkany untuk mencapai kesejahteran hidup. Tetapi kebebasan
tanpa batas akan berpotensi menimbulkkan kerugian bagi manusia oleh karena itu kebebasan
dalam Islam dibatasi oleh nilai-nilai ajaran Islam.

2. Rumussan msalah
a. Pengertian Kepemilikan
b. Sebab-sebab kepemilikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengerian Kepemilikan

"Kepemilikan" menurut Bahasa berasl dari kata milik, dalam Bahasa arab yaitu al-malik
yang berarti penguasaan terhadap suatu yang dimiliki (harta). Dalam bahasa Arab "milk" berarti
kepenguasaan orang terhadap sesuatu (barang atau harta) dan barang tersebut dalam
genggamannya baik secara riil maupun secara hukum. Dimensi kepenguasaan ini direfleksikan
dalam bentuk bahwa orang yang memiliki sesuatu barang berarti mempunyai kekuasaan terhadap
barang tersebut sehingga ia dapat mempergunakannya menurut kehendaknya dan tidak ada orang
lain, baik itu secara individual maupun kelembagaan, yang dapat menghalang-halanginya dari
memanfaatkan barang yang dimilikinya itu. Sedangkan menurut istilah yaitu hubungan
seseorang dengan sesuatu harta yang diakui oleh syara’,yang menjadikkannya mempunyai
kekuasaan khusus terhadap harta itu kecuali ada halangan syara’.

Konsep dasar kepemilikan dalam Islam adalah firman Allah swt ;

Milik Allah-lah segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. QS 2: 284

B. Sebab-Sebab Kepemilikan

Kepemilikan dapat dipeoleh melalui salah satu diantara beberapa sebab berikut ini

1. Penguasaan harta benda

Yakni cara pememilikan melalui penguasaan terhadap harta yang belum dikuasaim atau
dimiliki pihak lain, yang disebut sebagai harta mubah. Misalnya ikan dilaut atau disungai
rumput dijalan, kayu di hutan belantara dan lain-lain. Ikan, rumput dan kayu tersebut dapat
diambildan dimiliki seseorang dan orang lain tidak boleh mengambil, karena telah dikuasai
seseorang trsebut.

2. Melalui akad atau taransaksi

Yakni cara pemilikan melalui suatu akad transaksi yang dilakukan dengan orang atau
suatu badan hokum seperti jual beli, hibah dan wakaf. Akad merupakan sebab pemilikan
yang paling kuat dan paling luas berlaku dalam kehidupan manusia yang membutuhkan
distribusi harta kekayaan.

3. Melalui pergantian

Yakni cara pemilikan melalui pergantian, baik pergantian dari seorang kepada orang lain
(waris)maupun pergantian sesuatu dari suatu benda yang disebut tadmin atau ta’wid 9ganti
rugi)

4. Melalui perkembangbiakan

Yakni cara pemilikan yang didapat dari hasil perkembangbiakan / buah/ hasil usaha dari
harta yang dimiliki seseorang baik hasil tersebut datang secara alami seperti buah
dikebun,hewan ternak melahirkan dan lain sebagainya.

Yang dimaksud dengan sebab kepemilikan harta adalah sebab yang menjadikan
seseorang memiliki harta tersebut, yang sebelumnya tidak menjadi hak miliknya. Syara’ telah
menjelaskan masing-masing kepemilikan dan pengembaangan kepemilikan tersebut dengan
hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah masing-masing.

Dengan membaca hukum-hukum syara’ yang menentukan pemilikan seseorang atas harta
tersebut, maka akan nampak bahwa sebab-sebab kepemilikan tersebut terbatas pada lima sebab
sebagai berikut :

1. Bekerja

Mengamati salah satu bentuk kekayaan yang ada, baik adanya secara alami, semisal
jamur, ataupun ada karena di usahakan manusia, seperti roti dan mobil, maka nampak jelaslah
bahwa untuk memperolehnya membutuhkan kerja (usaha) tertentu. Kata kerja itu sanagtlah luas
wujudnya, jenisnya bermacam-macam, bentuknya pun beragam, serta hasilnya berbeda-beda,
maka Alla SWT, tidak membiarka kata “ kerja “ tersebut dalam bentuk secara umum. Dengan itu
maka telah ditetapkan oelh Allah dengan jelas makna kerja tersebut yang layak dijadikan sebab
kepemimelikan adalah sebagai berikut :

a. Menghidupkan tanah mati,

b. Menggali kandungan mati,


c. Berburu

d. Makelar ( samsarah )

e. Perseroan antara harta dan tenaga

f. Mengairi harta pertanian

g. Kontrak tenaga kerja

2. Waris

Waris juga termasuk kedalam sebab-sebab kepemilikan harta, harta diwarisi dari pada
orang yang telah mati melalui dua cara yaitu pewarisan dan wasiat. Pemilikan harta melalui
pewarisan harta bersifat milk al-tam yaitu milik penuh dan penguasaanya adalah mutlak. Waris
adalah salah satu sarana untuk membagikan kekayaan. Hanya masalahnya, membagikan warisan
tersebut bukan marupakan illat, bagi waris tersebut, akan tetapi, sarana tersebut hanya
marupakan penjelas tentang fakta waris itu sendiri.

3. Kebutuahan akan harta untuk menyambung hidup

Di antara sebab-sebab kepemilikan yang lain adalah kebutuhan akan harta untuk
menyambung hidup, juga termasuk kedalam sebab kepemilikan, sebab hidup merupakan hak
setiap orang. Sehinggan dia wajib untuk mendapatkan kehidupan ini sebagai haknya, bukan
sebagai hadiah, maupun belas kasihan. Salah satu seba yang bisa menjamin warga negara atau
manusia untuk mendapatkan kekuatan, adalah dengan bekerja. Apabila tidak mampu bekerja,
maka negara wajib untuk mengusahakan pekerjaan untuknya. Karena negara adalah
“pengembala” atas rakyat, serta bertanggung jawab atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
hidup rakyatnya.

4. Pemberian harta negara kepda rakyat

Yang juga termasuk kedalam sebab kepemilikan adalah pepmberian negara kepada
rakyatnya yang di ambil dari harta baitumal, dalam rangka memenuhi hajat hidup, atau
memamfaatkan pemilikan mereka. Mengenai memenuhi hajat hidup mereka, adalah semisal
memberi mereka harta untuk menggarab tanah mereka.
5. Harta yang diperoleh tanpa kompensasi harta dan tenaga

Yang juga termasuk dalam kategori sebab kepemilikan adalah perolehan individu,
sebagian mereka dari sebagian yang lain, atas sejumlah harta tertentu dengan tanpa kompensasi
harta tau tenag apa pun, dalam hal mencakup lima hal :

1. Hubungan pribadi, antar sebagian orang dengan sebagain yang lainnya, baik harta yang
diperoleh karena hubungan ketika masih hidup, seperti hibbah atau hadiah, ataupun sepeninggal
mereka, seperti wasiat.

2. Pemilikan harta sebagai ganti rugi ( kompensasi ) dari kemudharatan yang menimpa
seseorang, semisal diyat orang yang terbunuh dan diyat luka karena di lukai orang.

3. Mendapatkan mahar berikut hal-hal yang diperoleh melalui akad nikah.

4. Luqathah ( barang temuan ).

5. Santunan yang diberikan kepda khalifah dan orang-orang yang di samakan tugasnya, yaitu
sama—sama melakukan tugas-tugas pemerintahan.

C. Macam-Macam Kepemilikan

Dari segi obyek kepemilikan, dibagi menjadi 3 bentuk yaitu ;

a) Memilik benda
Adalah pemilikan yang disertai dengan pemilikan atas manfaat benda, sampai ada
kehendak untuk melepaskan manfaat benda melalui cara yang dibenarkan oleh syara’.
b) Memiliki manfaat
Adalah pemilikan seseorang untuk memanfaatkan suatu harta atau benda milik orang lain
dengan keharusan menjaga materi bendanya. Seperti pemilikan atas man faat membaca
buku mendiami rumah atau menggunakan segala perabotan berdasarkan ijarah
(persewaan) atau ‘ariyah (pinjaman)
c) Adalah pemilik harata benda yang berada dalam tanggung jawab orang lain karena sebab
tertentu.

Adapun dari segi sifatnya kepemilikandibagi menjadi dua bentuk yaitu :

a) Milik sempurna
Adalah pemilikan terhadap benda sekaligus manfaatnya sehingga seluruh hak yang
terkaid dengan harta berada tersebut di bawah penguasaannya.
b) Milik tidak sempurna
Maksudnya pemilikan atas salah satu unsur harta saja, misalnya materihartanya dimiliki
tetapi manfaatnya dimiliki oleh orang lain melalui cara pinjam meminjam,sewa-
menyewa, wasiat, fakaf dan ibahah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya semua yang ada dilangait dan bibumi ini adalah milik Allah dan kita
sebagai kholifah yang diutus dibumi ini kita diutus untuk menjaganya dan kita juga berhak
memilikinya sebagi upaya mencukupi kebutuhan kita, kita bias memiliki kekayaan yang ada
danagn berbagai cara yang telah ditentukan salah satunya, Menggali kandungan mati, Berburu,
Makelar (samsarah), Perseroan antara harta dan tenaga, Mengairi harta pertanian, Kontrak tenaga
kerja.

Anda mungkin juga menyukai