1566 2914 1 SM
1566 2914 1 SM
KENDALI KUALITAS
DAN JAMINAN KUALITAS
PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU
LABORATORIUM METROLOGI RADIASI
Kesalahan Dosis, Siapa korban nya ? Beberapa kasus kecelakaan radiasi yang
Pemanfaatan suatu teknologi mempunyai berkaitan dengan pesawat radioterapi pernah
terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di
dampak positif maupun negatif. Dampak negatif
Indonesia. Kecelakaan radiasi dengan korban
akan muncul bila melakukan tindakan diluar
terbesar (tercatat 13 orang meninggal akibat
prosedur yang berlaku. Dampak negatif terburuk
radiasi, 21 orang meninggal akibat penyakitnya
adalah terjadinya kecelakaan. Beberapa kasus
dan 8 orang tidak teranalisis) terjadi di Costa Rica
kecelakaan radiasi yang terkait dengan pesawat
pada tahun 1996. Kecelakaan berawal dari
teleterapi telah terjadi di belahan dunia ini
pergantian sumber radiasi 60Co dimana pada saat
termasuk di Indonesia. Kecelakaan merupakan
dilakukan kalibrasi terjadi kesalahan dalam
kejadian tak disengaja termasuk kesalahan
operasi, kegagalan alat atau kecelakaan kecil menghitung laju dosis. Hal ini berakibat fatal
karena pasien menerima dosis jauh lebih besar
yang konsekwensinya tidak dapat diabaikan dari
segi proteksi dan keselamatan radiasi. Kecelakaan (50% sampai dengan 60%) dari dosis yang
diperkirakan [8,9,10]. Di Indonesia tercatat 3 kasus
radiasi yang berkaitan dengan peralatan
radioterapi antara lain : kecelakaan radiasi, yaitu 2 (dua) kasus berkenaan
dengan pesawat Brakiterapi dengan tanpa adanya
1. Ketidaktepatan dosis pada pasien. Dosis korban meninggal dunia dan 1 (satu) kasus
yang berlebih maupun dosis yang kurang berkenaan dengan pesawat Radioterapi LINAC
merupakan kecelakaan radiasi. Dalam buku (Linear Accelerator) dengan seorang pasien
“Technical Report Series No. 277” terbitan meninggal dunia[8]. Kasus dengan pesawat
International Atomic Energy Agency, tahun LINAC pada tahun 1998, berawal dari berkas
1987, disebutkan bahwa penyimpangan radiasi yang tidak keluar saat akan menyinari
keluaran pesawat radioterapi tidak boleh lebih pasien. Sang operator berusaha mengecek teknik
dari 5 % [6,7]. Dosis yang berlebih penyinaran dengan mengatur energy selector
menyebabkan sel-sel lain yang bukan sel tanpa memindahkan/mengamankan pasien dan
kanker akan ikut mati akibat dari penyinaran melakukan pengukuran paparan radiasinya. Saat
tersebut, sedangkan dosis yang kurang tidak itulah terjadi penyinaran tanpa kendali sehingga
akan mengakibatkan sel kanker mati sang pasien menjerit karena merasa panas yang
sebaliknya kemungkinan akan menyebabkan amat sangat. Sang pasien mengalami luka bakar
bertambahnya sel kanker. Pada kasus ini pada lengan dan dada sebelah kiri akibat
sang pasienlah yang menjadi korbannya. menerima dosis yang berlebihan dari berkas
2. Overexposure (dosis penyinaran berlebih) elektron. Kondisi pasien semakin kritis dan
pada pekerja radiasi (operator). akhirnya meninggal pada Mei 1998[8].
Kecelakaan seperti ini biasanya terjadi akibat Berdasar dari laporan IAEA dan Badan
tidak mengikuti prosedur yang telah Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) (khusus
ditetapkan. Seperti, pada saat sumber macet untuk kecelakaan di Indonesia) disimpulkan
sang operator tidak melakukan survey bahwa kecelakaan radiasi itu pada umumnya
terlebih dahulu saat akan melakukan disebabkan oleh beberapa hal antar lain :
perbaikan. • Sumber radiasi bekas tidak dikelola dengan
3. Kecelakaan Radiasi pada masyarakat semestinya sehingga lepas dari pengawasan
umum dan lingkungan. Kecelakaan jenis • Keluaran radiasi tidak dikalibrasi
ini dapat terjadi bila pengelolaan sumber sebagaimana mestinya
bekas atau limbah radioaktif tidak dilakukan • Perawatan alat tidak dilakukan dengan baik.
sesuai ketentuan yang berlaku.
• Tidak mengikuti prosedur kerja
• Tidak menggunakan alat monitor radiasi
Pengecekan harian biasanya dikaitkan Program jaminan kualitas harus menjamin bahwa
dengan waktu pemanasan pesawat dan dilakukan pesawat radioterapi bekerja sesuai dengan
setiap hari sebelum mulai penyinaran pasien oleh spesifikasinya dan pesawat aman digunakan baik
teknologist. Pengecekan secara komprehensive terhadap pasien, pekerja radiasi maupun
(termasuk kalibrasi dosis) harus dilakukan oleh lingkungannya. Beberapa parameter yang perlu
fisikawan medik dengan frekuensi lebih rendah. dilakukan uji baik secara harian, bulanan maupun
tahunan pesawat Radioterapi Co-60 dalam rangka
Guna mempertahankan tingkat kualitas dan
program jaminan kualitas tertera pada Tabel 1.
konsistensi kinerjanya, pesawat radioterapi
membutuhkan jaminan kualitas seumur hidup.