Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN PERTIMBANGAN TEKNIS

RENOVASI JEMBATAN PENYEBRANGAN ORANG (JPO)


JL. PAHLAWAN KOTA MADIUN

I. JEMBATAN PENYEBRANGAN ORAN (JPO)


Jembatan penyeberangan orang (JPO) merupakan media penyeberangan yang
diperlukan manusia dalam melewati jalur lalu lintas. JPO sangat dibutuhkan, hal ini
dipicu oleh kecelakaan yang menimpa para penyeberang. Walupun sudah adanya
fasilitas zebracross namun dikarnakan alur penyeberangan tidak terpisah dengan alur
pengendara kendaraan secara fisik sehingga ada kemungkinan terjadinya kecelakaan.
JPO adalah jembatan penyeberangan yang bersilangan dengan jalan raya
ataupun kereta api, yang letaknya berapa diatas jalan tersebut yang diperuntukan
hanya untuk pejalan kaki yang menyeberang pada jalan raya atau jalur kereta tersebut.
JPO berfungsi untuk memberikan fasilitas menyebrang bagi pejalan kaki agar
tidak mengganggu aktifitas kendaraan dalam berkendara. Selain itu, JPO berfungsi
menghindarkan konflik antara penyebrang jalan dengan pengguna kendaraan. JPO di
Jl. Pahlawan Kota Madiun saat ini kurang dimanfaatkan keberadaannya, hal ini dapat
dilihat dari keluhan pengguna dan minimnya penyebrang yang memanfaatkan serta
kurangnya perawatan terhadap JPO sehingga sebagian konstruksi ada yang berkarat,
hal itu dapat membahayakan keselamatan pengguna penyebrangan. Maka dari itu
diperlukan rancangan ulang agar penyebrang jalan merasa nyaman dalam
menggunakan JPO.

II. KETENTUAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PENYEBRANGAN ORANG


Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum
(1995) dalam “Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan untuk Pejalan Kaki di
Perkotaan”, pembangunan jembatan penyeberangan dibuat apabila memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
1. Bila zebracross dan pelican cross mengganggu lalu lintas yang ada.
2. Pada ruas jalan terjadinya frekuensi kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki
tinggi.
3. Pada ruas jalan yang memiliki arus pejalan kaki yang tinggi serta arus kendaraan
yang memiliki kecepatan tinggi.
Perencanaan teknis jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan
harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan faktor –
faktor berikut :
1. Jembatan Penyeberangan untuk pejalan kaki yang dibangun melintas di atas jalan
raya atau jalur kereta :
a. Pelaksanaanya cepat dan mudah.
b. Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
c. Memenuhi kriteria keselamatan dan kenyamanan pemakai jembatan serta
keamanan bagi pemakai jalan yang melintas dibawahnya.
d. Pemeliharaan cepat dan mudah serta tidak perlu dilakukan secara intensif.
2. Memenuhi tuntutan estetika dan keserasian dengan lingkungan dan sekitarnya.
Ketentuan jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalan raya :
1. Tangga dan kepala jembatan diletakkan di luar jalur trotoar.
2. Pilar tengah diletakkan di median.
Ketentuan lebar badan jembatan :
1. Lebar minimum jalur pejalan kaki dan tangga adalah 2,00 m.
2. Pada kedua sisi jalur pejalan kaki dan tangga dipasang sandaran yang mempunyai
ukuran sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Pada jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalan, bagian bawah sisi luar
sandaran dapat dipasang elemen yang berfungsi untuk tanaman hias yang bentuk
dan dimensinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perencanaan sandaran jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Tinggi minimum sandaran jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki adalah 1,35
m terhitung mulai dari permukaan lantai sampai tepi atas sandaran.
2. Setiap batang sandaran diperhitungkan dapat memikul gaya vertical dan horizontal
yang bekerja secara bersamaan sebesar 0,75 kN/m.
3. Tipe sandaran dapat dipilih sebagai berikut :
a. Tiang sandaran dari pipa logam dengan 3 batang sandaran dari pipa logam.
b. Tiang sandaran dari pipa logam dengan dua batang sandaran dari pipa logam.
c. Tiang sandaran dari aluminium alloy yang menumpu di atas beton dengan dua
batang sandaran dari pipa logam.
4. Pada jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalan raya dengan lalu lintas
kecepatan tinggi, struktur sandaran berfungsi sebagai dinding pengaman yang
dilapisi kawat kasa 12x12 mm dengan tinggi minimum 3m.
5. Bila panjang jembatan lebih dari 40m, dipasang pelindung terhadap panas matahari
dan hujan

III. PERTIMBANGAN TEKNIS JPO JL. PAHLAWAN KOTA MADIUN


Berdasarkan hal diatas dan pemeriksaan kami setelah mengamati secara detail
konstruksi JPO Jl. Pahlawan Kota Madiun, maka kami dapat menyimpulkan :
1. Pada dasarnya konstruksi JPO masih layak meskipun ada yang berkarat, hal itu
disebabkan kurangnya perawatan terhadap jembatan tersebut.

“Dokumentasi Pengecekan JPO Jl. Pahlawan”

2. Kami akan merenovasi JPO tersebut agar lebih kuat dan safety dari segi
konstruksinya serta lebih bagus lagi dari segi bangunannya sehingga nyaman dan
aman untuk digunakan penyebrang jalan, agar supaya memudahkan mobilitas para
pejalan kaki untuk berbelanja maupun akitfitas lainnya, karna letak JPO Jl.
Pahlawan terletak di tengah Kota Madiun yang menghubungkan dengan pusat –
pusat perbelanjaan, Hotel, Tempat makan, sehingga akan membangkitkan
perekonomian Kota Madiun karna banyaknya minat masyarakat Kota Madiun yang
datang ke tempat tersebut dengan adanya JPO Jl. Pahlawan.

IV. PENUTUP
Demikian Kajian Pertimbangan Teknis ini kami sampaikan, semoga bisa menjadi
pertimbangan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Jogjakarta, Desember 2019


PT. Jogja Inovasi Teknologi

AGUS SULTONI, SE

Anda mungkin juga menyukai